Cari Blog Ini

Lybrel: Safest option to control pregnancy

ybrel is the first FDA approved birth control pill. Women globally have been opting for this birth control pill, as it is the safest option for them.

Lybrel birth control pill can also be regarded as a continuous pill, as it can be consumed 365 days. What attracts women more towards this pill is that it also suppresses the menstrual cycle.

The way Lybrel works is very simple. It delivers low dose of hormones to our body every day. Like many other birth control pills, it suppresses pregnancy through the process of ovulation suppression. While we take Lybrel, the lining of the uterus does not undergo the changes needed for menstruation and, therefore one does not have regular menstrual cycle.

While undertaking the course of Lybrel, in place of a menstrual period, the women get what is called a "pill period." Most of the traditional cyclic birth control pills have been providing hormones for 21 out of 28 days. Thus, this prevents ovulation and minimizes the build-up of your uterine lining.

While starting the course of Lybrel, one can feel unscheduled bleeding or spotting. However, the number of days, for which one gets these spotting decreases in case of majority of women. The benefit of having no regular menstrual cycle is more beneficial than the unwanted bleeding and spotting.

But one should remember that Lybrel birth control pills should be taken under the supervision of your personal doctor. Women who have blood clots; breast, uterine, or liver cancers; a history of heart attack, stroke, or breast cancer and those who are pregnant should avoid taking these pills.

The sides effects associate with Lybrel are comparatively less and limit to menstrual cramps, headaches and nausea.

Along with controlling pregnancy, the Lybrel pregnancy control pills have another benefit. They also cure problem of acne.

Thus Lybrel is a safer option for those who want to avoid unwanted pregnancy. It has really acted as a blessing for working women. You can also buy these birth control pills online. There are many online stores which can be trusted. Order one now, and see the difference.
Baca Selengkapnya - Lybrel: Safest option to control pregnancy

Beberapa Lobus pada Otak

Pada otak besar ditemukan beberapa lobus yaitu :

1. Lobus Frontalis
Lobus frontalis adalah bagian dri serebrum yang terletak di depan sulkus sentralis, bagian belakangnya dibatasi oleh Sulkus Sentralis Rolandi. Bagian lateralnya terbagi dalam Girus Frontalis Superior, Girus Frontalis Media dan Girus Frontalis Inferior.
Bagian basal lobus frontalisnya terdapat Girus Orbitalis sebelah lateral dan Girus Rektus sebelah medial.
  • Area 4 adalah area motorik primer sebagian besar Girus Prasentalis dan bagian anterior Lobus Paransentralis.
  • Area 6 adalah bagian sirkut traktus piramidalis (area premotorik) yang mengatur gerakan motoriRata Penuh dan premotorik
  • Area 8 gerakan mata dan perubahan pupil
  • Area 9, 10, 11, 12 adalah area asosiasi frontalis
2. Lobus Parietalis
Lobus Parietalis terdapat di depan sulkus sertalis dan dibelakangi oleh Karaco Oksipitalis.
  • Area 3.1 dan 2 adalah area sensorik primer (area post sentral) yang meliputi girus sentralis dan meluas ke arah anterior sampai menyerupai dasar sulkus sentralis.
  • Area 5.7 adalah area asosiasi sensorik yang meliputi sebagian permukaan medial hemisfer serebri. Permukaan bagian atas dan lateral terdiri dari girus parietal posterios. Girus Parietal Superior, Girus Supramarginalis, Girus Orgularis, dan bagian medial Lobus Parasentralis.
Pusat bicara, kemampuanberbicara/ bahasahanya terdapat pada manusia dan mempunyai pusat pada Temporalis dan Lobus Parietalis, maka akan timbul gangguan kemampuan untuk dapat bicara spontan.

3. Lobus Temporalis
Lobus Temporalis terdaat di bawah lateral dari Fisura Serebralis dan di depan Lobus Oksipitalis.
  • Area 41 adalah karteks auditorik yang meliputi Girus Temporalis Superior yang meluas sampai permukaan lateral Girus Temporalis.
  • Area 42 adalah area asosiasi auditorik, karteks area sedikit meluas sampai pada permukaan Girus Temporalis Superior
  • Area 38, 40, 20, 21, 22 adalah area asosiasi
Permukaan lateral dibagi manjadi Girus Temporalis Superior Media dan Girus Temporalis Inferior pada bagian basal terdapat Girus Fusiformis

4. Lobus Oksipitalis
Lobus Aksipitalis yang mengisi bagian belakang dari serebrum.
  • Area 17 adalah korteks visual primer, permukaan medial lobus Oksipitalis sepanjang bibir superior dan inferior sulkus kalkanius.
  • Area 18, 19 adalah asosiasi visual, letaknya sejajar dengan area 17 yang meluas sampai permukaan lateral Lobus Oksipitalis.
  • Bagian ateral terdiri dri girus Oksipitalis lateralisbagian medial Girus Lingualis. Pada bagian basal diantara kurneus dan Girus Lingualis terdapat Fisura Kalkarina.
Baca Selengkapnya - Beberapa Lobus pada Otak

Atrium Septum Defek

A. Pengertian
Atrium Septum Defect (ASD) atau Defect Septum Atrium (DSA) adalah kelainan anatomik jantung akibat terjadinya kesalahan pada jumlah absorbsi dan proliferasi jaringan pada tahap perkembangan pemisahan rongga atrium menjadi atrium kanan dan atrium kiri.
Atrium Septum Defect adalah adanya suatu lubang abnormal antara artrium kanan dan atrium kiri.

B. Etiologi
Pengaruh genetik :
Transmisi genetik dominan misalnya sering ditemukan pada Atrium Septum Defect.

Lingkungan :
a. Terpapar virus penyebab penyakit
b. Minum obat-obatan
c. Infeksi intra uterine setelah usaha pengguguran kandungan

C. Manifestasi Klinis
Sebagian besar asimtomatik, terutama pada bayi dan anak kecil. Sangat jarang ditemukan gagal jantung pada Atrium Septum Defect. Bila pirau cukup besar, pasien mengalami sesak nafas, sering mengalami infeksi paru dan berat badan akan sedikit berkurang. Jantung umumnya normal atau hanya sedikit membesar dengan Pulsasi Ventrikel kanan teraba. Komponen aorta dan pulmonal bunyi jantung II terbelah lebar (wide split) yang tidak berubah saat inspirasi maupun ekspirasi (fixed split). Pada defek sedang sampai besar, bunyi jantung I mengeras dan terdapat bising ejeksi sistolik. Selain itu terdapat bising diastolik di daerah trikuspid akibat aliran darah yang berlebihan melalui katup trikuspid pada fase pengisian cepat ventrikel kanan.

D. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto Thorax AP
2. Elektrokardiogram
3. Pemeriksaaan Ekokardiografi

E. Penatalaksanaan
Tindakan Bedah :
Defek fosa ovalis : hipertensi pulmonsl sebagai komplikasi timbulnya lambat. Walaupun demikian, operasi dianjurkan di bawah umur 10 tahun. Pada keadaan yang terlalu lama menderita beban volume, walaupun setelah operasi kemungkinan ventrikel kanan masih tetap menunjukkan dilatasi. Hal ini karena complience otot jantung sudah kurang.
Penutupan spontan Atrium Septum Defect sangat kecil kemungkinannya sehingga operasi sangat berarti. Defek fosa ovalis tanpa komplikasi dapat ditutup dengan cara hipotermia.
Defek fosa ovalis atau defek atrioventrikular dengan komplikasi ditutup dengan bantuan mesin jantung-paru. Resiko operasi golongan ini agak lebih besar daripada defek fosa avalis tanpa komplikasi, namun lebih kecil daripada 10%.
Baca Selengkapnya - Atrium Septum Defek

Falsafah Kebidanan

Dalam menjalankan perannya bidan memiliki keyakinan yang dijadikan panduan dalam memberikan asuhan. Keyakinan tersebut meliputi :
  1. Keyakinan tentang kehamilan dan Persalinan. Hamil dan bersalin merupakan suatu proses alamiah dan bukan penyakit.
  2. Keyakinan tentang perempuan. Setiap perempuan adalah pribadi yang unik mempunyai hak, kebutuhan, keinginan masing-masing. Oleh sebab itu perempuan harus berpartisipasi aktif dalam setiap asuhan yang diterimanya.
  3. Keyakinan fungsi Profesi dan manfaatnya. Fungsi utama profesi bidan adalah mengupayakan kesejahteraan ibu dan bayinya, proses fisiologis harus dihargai, didukung dan dipertahankan. Bila timbul penyulit, dapat menggunakan teknologi tepat guna dan rujukan yang efektif, untuk memastikan kesejahteraan perempuan dan janin/bayinya.
  4. Keyakinan tentang pemberdayaan perempuan dan membuat keputusan. Perempuan harus diberdayakan untuk mengambil keputusan tentang kesehatan diri dan keluarganya metalui komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) dan konseling. Pengambitan keputusan merupakan tanggung jawab bersama antara perempuan, keluarga dan pemberi asuhan.
  5. Keyakinan tentang tujuan Asuhan. Tujuan utama asuhan kebidanan untuk menyelamatkan ibu dan bayi (mengurangi kesakitan dan kematian). Asuhan kebidanan berfokus pada : pencegahan, promosi kesehatan yang bersifat holistik, diberikan dengan cara yang kreatif dan fteksibel, suportif, peduti; bimbingan, monitor dan pendidikan berpusat pada perempuan; asuhan berkesinambungan, sesuai keinginan dan tidak otoriter serta menghormati pilihan perempuan.
  6. Keyakinan tentang kolaborasi dan kemitraan. Praktik kebidanan dilakukan dengan menempatkan perempuan sebagai partner dengan pemahaman holistik terhadap perempuan, sebagai salah satu kesatuan fisik, psikis, emosional,sosial, budaya, spiritual serta pengataman reproduksinya. Bidan memiliki otonomi penuh dalam praktiknya yang berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.
  7. Sebagai Profesi bidan mempunyai pandangan hidup Pancasila, seorang bidan menganut filosofi yang mempunyai keyakinan didalam dirinya bahwa semua manusia adalah mahluk bio-psiko¬sosio-kultural dan spiritual yang unik merupakan satu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dan tidak ada individu yang sama.
  8. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan dan perbedaan kebudayaan. Setiap individu berhak menentukan nasib sendiri dan mendapatkan informasi yang cukup dan untuk berperan disegala aspek pemeliharaan kesehatan.
  9. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu maka setiap wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak mendapatkan pelayanan yang berkualitas.
  10. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga, yang membutuhkan persiapan sampai anak menginjak masa-masa remaja.
  11. Keluarga-keluarga yang berada di suatu wilayah/daerah membentuk masyarakat kumpulan dan masyarakat Indonesia terhimpun didalam satu kesatuan bangsa Indonesia. Manusia terbentuk karena adanya interaksi antara manusia dan budaya dalam lingkungan yang bersifat dinamis mempunyai tujuan dan nilai-nilai yang terorganisir.
Baca Selengkapnya - Falsafah Kebidanan

Konsep Dasar Desa Siaga

Pengertian dan Ciri-ciri Desa Siaga
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan secara mandiri dalam rangka mewujudkan Desa Sehat.

Pengertian desa ini dapat berarti Kelurahan atau nagari atau istilah-istilah lain bagi satuan administrasi pemerintahan setingkat desa.
Sehubungan dengan pengertian, maka ciri-ciri desa siaga adalah:
  • Memiliki pemimpin dan atau tokoh masyarakat yang peduli kepada kesehatan
  • Memiliki organisasi kemasyarakatan yang peduli kepada kesehatan masyarakat desa
  • Memiliki berbagai Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)
  • Memiliki Polkesdes yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan dasar
  • Memiliki sistem survielans (penyakit, gizi, kesling dan PHBS) yang berbasis masyarakat
  • Memiliki sistem pelayanan kegawatdaruratan (safe community) yang berfungsi dengan baik.
  • Memiliki sistem pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat (mandiri dalam pembiayaan kesehatan seperti adanya Tabulin, Dasolin, Dana Sehat, dana Sosial, Keagamaan dan lain-lain)
  • Masyarakatnya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Tujuan Desa Siaga
Tujuan Umum
Terwujudnya masyarakat desa yang sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayah desanya.

Tujuan khusus:
  1. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya kesehatan
  2. Meningkatnya kemampuan masyarakat desa untuk menolong dirinya dibidang kesehatan
  3. Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap resiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana, wabah penyakit, kegawatdaruratan dsb)
  4. Meningkatnya dukungan dan peran aktif para stakeholders dalam mewujudkan kesehatan masyarakat desa.
  5. Meningkatnya masyarakat desa yang melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.
Sasaran Desa Siaga
Untuk mempermudah strategi intervensi, sasaran dibedakan menjadi tiga kelompok, yang dalam pendekatannya harus dilakukan secara simultan. Ketiga kelompok sasaran tersebut adalah:

Sasaran Primer
Sasaran primer adalah semua individu desa yang diharapkan mampu melaksanakan hidup sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayah desanya. Sasaran primer tersebut terutama adalah seluruh kepala keluarga.

Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder adalah individu atau kelompok yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku sasaran primer atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan tersebut.
Sasaran sekunder adalah : tokoh masyarakat, termasuk tokoh agama, tokoh perempuan dan pemuda, kader desa serta petugas kesehatan.

Sasaran Tersier
Sasaran tersier adalah individu, kelompok, dan institusi yang diharapkan memberikan dukungan kebijakan, peraturan perundang-undangan, dana, tenaga, sarana dan lain-lain.
Sasaran tersier di desa adalah: kepala desa, camat, para pejabat, donatur terkait, swasta, para donatur dan stakeholders lainnya.
Baca Selengkapnya - Konsep Dasar Desa Siaga

Poliklinik Kesehatan Desa

Pengertian
Poliklinik Kesehatan Desa (Polkesdes) adalah suatu wujud dari upaya kesehatan bersumber masyarakat (UKBM) yang dibentuk oleh dan untuk masyarakat atas dasar musyawarah dalam rangka :
  • Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masyarakat desa
  • Meningkatnya kewasadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain.
  • Meningkatnya kemampuan masyarakat desa untuk menolong diri sendiri dalam bidang kesehatan
  • Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh masyarakat desa dan tenaga kesehatan
  • Meningkatnya dukungan dan peran aktif berbagai pihak yang bertanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat desa (stakeholders)
Polkesdes memang bertujuan untuk meningkatkan keterjangkaun pelayanan kesehatan oleh masyarakat desa. Oleh karena itu, desa-desa yang didahulukan untuk memiliki Polkesdes adalah:
  • Desa yang tidak memiliki puskesmas/Rumah Sakit
  • Desa yang tidak memiliki puskesmas pembantu (Pustu)
  • Desa yang bukan ibukota kecamatan
  • Desa yang bukan dalam wilayah ibukota kabupaten
Tugas dan Kegiatan Polkesdes
Polkesdes memiliki tugas sebagai pusat pengembangan desa siaga dan sekaligus sebagai sarana pelayanan kesehatan dasar ditingkat desa. Sebagai pusat pengembangan desa siaga, Polkesdes merupakan koordinator bagi UKBM-UKBM yang ada di Desa Siaga.

Pelayanan yang disediakan oleh Polkesdes adalah pelayanan kesehatan dasar, yang meliputi upaya-upaya promotif, preventif, rehabilitatif (perlindungan, pencegahan, pemeliharaan kesehatan) dan kuratif (pengobatan). Pelayanan kuratif dan beberapa pelayanan preventif tertentu dilaksanakan oleh tenaga kesehatan.

Pelayanan kesehatan tersebut secara lebih terinci adalah sebagai berikut:
Upaya Promotif
- Pelatihan kader
- Penyuluhan kesehatan dan gizi
- Perlombaan dibidang kesehatan

Upaya preventif
- Survielans bebasis masyarakat (penyakit, gizi, lingkungan dan perilaku)
- Kesiapsiagaan menghadapi kegawatdaruratan kesehatandan bencana
- Pemeriksaan berkala termasuk pemeriksaan ibu hamil dan balita
- Penjaringan kesehatan
- Imunisasi
- Penyehatan lingkungan
- Pembrantasan nyamuk, jentik dan sarngnya

Upaya Kuratif dan Rehabilitatif
- Pengobatan
- Pertolongan persalinan
- Rujukan kasus ke Puskesmas

Kegiatan tersebut diatas seyogyanya dilaksanakan secara rutin setiap hari dengan melibatkan banyak pihak. Tugas dan tangung jawab masing-masing pihak dalam melaksanakan Polkesdes tersebut adalah sebagai berikut:

Kader Kesehatan
  • Melakukan surveilans atau pengamatan penyakit, gizi, kesehatan lingkungan dan perilaku masyarakat
  • Memberikan pelayanan kesehatan sesuai kewenangannya, misalnya memberikan vitamin A, memberikan tablet zat besi (Fe) dan oralit
  • Melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan dan gizi.
  • Mengukur tinggi dan berat badan bayi, balita dan ibu hamil.
  • Melakukan pencatatan di buku catatan pelayanan
  • Mengadakan pemutakhiran data sasaran
  • Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh-tokoh masyarakat, dan menghadiri pertemuan rutin kelompok masyarakat atau organisasi keagamaan.
Petugas Puskesmas
Petugas kesehatan Puskesmas wajib hadir di Polkesdes minimal 1 kali dalam sebulan. Peran petugas Puskesmas antara lain sebagai berikut:
  • Memberikan bimbingan dan pembinaan kader dalam penyelenggaraan Polkesdes
  • Menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kehadiran wajib petugas puskesmas, pelayanan kesehatan oleh petugas Puskesmas minimal diselenggarakan satu kali sebulan. Namun untuk Polkesdes yang baru dibentuk, fasilitasi petugas Puskesmas diharapkan dapat dilakukan sesuai kebutuhan (pada hari-hari di8mana petugas kesehatan tidak hadir, pelayanan Polkesdes diselenggarakan oleh kader kesehatan sesuai dengan kewenangannya)
  • Menyelengarakan pelatihan atau penyegaran bagi kader kesehatan
  • Menganalisis hasil kegiatan Polkesdes, serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan kebutuhan
  • Menerima konsultasi/rujukan berbagai kasus kesehatan yang tidak dapat ditanggulangi oleh pelaksana Polkesdes
  • Membantu pengadaan alat kesehatan dan obat-obatan yang dibutuhkan Polkesdes
Sarana Polkesdes
Kegiatan Polkesdes yang dilaksanakan di dalam gedung, sebaiknya dilakukan dalam ruangan tersendiri. Tempat penyelenggaraan sebaiknya dilengkapi dengan:
  • Ruang pendaftaran
  • Ruang tunggu
  • Ruang pemeriksaan
  • Ruang Petugas
  • Ruang Konsultasi (gizi, sanitasi, dan lain-lain)
  • Ruang Obat
  • Kamar mandi dan WC
Pengadaan gedung Polkesdes dapat dilaksanakan dengan alternatif berikut:
  • Memanfaatkan gedung Polindes yang ada (ditingkatkan menjadi Polkesdes)
  • Memanfaatkan gedung lain yang sudah ada
  • Membangun gedung Polkesdes dengan fasilitasi dari pemerintahan
  • Membangun gedung Polkeses dengan swadaya masyarakat
  • Membangun gedung Polkesdes dengan bantuan donatur/sponsor/swasta
Selain ruangan/gedung, Polkesdes juga perlu dilengkapi dengan :
Peralatan
Peralatan Medis
Disesuaikan dengan jenis pelayanan yang disediakan
Peralatan Nonmedis
Sarana pencatatan dan lain-lain sesuai kebutuhan

Obat-obatan
Jenis dan jumlah obat-obatan yang perlu disediakan di Polkesdes sesuai dengan petunjuk Kepala Puskesmas setempat

Tenaga Polkesdes
Pada dasarnya, Polkesdes dioperasikan oleh tenaga dari masyarakat desa, yaitu yang berupa kader-kader PKK dan posyandu, serta tenaga-tenaga sukarela lainnya (misalnya dari LSM) dengan bimbingan teknis dari tenaga kesehatan yang ada di desa tersebut atau Puskesmas setempat dan sektor terkait. Jumlah minimal kader untuk setiap Polkesdes adalah 5 (lima) orang. Jumlah ini dapat bertambah sesuai dengan kegiatan yang dikembangkan.

Untuk hal-hal teknis tertentu, pelayanan Polkesdes harus dilakukan oleh tenaga-tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan ini terdiri atas bidan plus (Bidan yang sudah ditambah ketrampilan dan kewenangannya) tenaga gizi dan sanitarian. Tidak tertutup kemungkinan, petugas-petugas dari sektor terkait juga membantu (misal PLKB).
Baca Selengkapnya - Poliklinik Kesehatan Desa

Standar Praktek Kebidanan (SPK)

Standar I : Metode Asuhan
Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode manajemen kebidanan dengan langkah: pengumpulan data dan analisis data, penentuan diagnosa perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi.
Difinisi Operasional:
  1. Ada format manajemen kebidanan yang sudah terdaftar pada catatan medis.
  2. Format manajemen kebidanan terdiri dari: format pengumpulan data, rencana format pengawasan resume dan tindak lanjut catatan kegiatan dan evaluasi.
Standar II: Pengkajian
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Data yang diperoleh dicatat dan dianalisis.
Difinisi Operasional:
1) Ada format pengumpulan data
2) Pengumpulan data dilakukan secara sistimatis, terfokus, yang meliputi data:
  • Demografi identitas klien.
  • Riwayat penyakit terdahulu.
  • Riwayat kesehatan reproduksi.
  • Keadaan kesehatan saat ini termasuk kesehatan reproduksi.
  • Analisis data.
3) Data dikumpulkan dari:
  • Klien/pasien, keluarga dan sumber lain.
  • Tenaga kesehatan.
  • Individu dalam lingkungan terdekat.
4) Data diperoleh dengan cara:
  • Wawancara
  • Observasi.
  • Pemeriksaan fisik.
  • Pemeriksaan penunjang.
Standar III : Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan dirumuskan berdasarkan analisis data yang telah dikumpulan.
Difinisi Operasional
  1. Diagnosa kebidanan dibuat sesuai dengan kesenjangan yang dihadapi oleh klien atau suatu keadaan psikologis yang ada pada tindakan kebidanan sesuai dengan wewenang bidan dan kebutuhan klien.
  2. Diagnosa kebidanan dirumuskan dengan padat, jelas sistimatis mengarah pada asuhan kebidanan yang diperlukan oleh klien.
Standar IV : Rencana Asuhan
Rencana asuhan kebidanan dibuat berdasarkan diagnosa kebidanan.
Difinisi Operasional
1) Ada format rencana asuhan kebidanan
2) Format rencana asuhan kebidanan terdiri dari diagnosa, rencana tindakan dan evaluasi.

Standar V: Tindakan
Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana dan perkembangan keadaan klien: tindakan kebidanan dilanjutkan dengan evaluasi keadaan klien.
Difinisi Operasional
  1. Ada format tindakan kebidanan dan evaluasi.
  2. Format tindakan kebidanan terdiri dari tindakan dan evaluasi.
  3. Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan perkembangan klien.
  4. Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap dan wewenang bidan atau tugas kolaborasi.
  5. Tindakan kebidanan dilaksanakan dengan menerapkan kode etik kebidanan etika kebidanan serta mempeiti.•nbangkan hak klien aman dan nyaman.
  6. Seluruh tindakan kebidanan dicatat pada format yang telah tersedia.
Standar VI: Partisipasi Klien
Tindakan kebidanan dilaksanakan bersama-sama/partisipasi klien dan keluarga dalam rangka peningkatan pemeliharaan dan pemulihan kesehatan.
Difinisi Operasional
1) Klien/keluarga mendapatkan informasi tentang:
  • Status kesehatan saat ini
  • Rencana tindakan yang akan dilaksanakan.
  • Peranan klien/keluarga dalam tindakan kebidanan.
  • Peranan petugas kesehatandalam tindakan kebidanan.
  • Sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan.
2) Klien dan keluarga bersama-sama dengan petugas melaksanakan tindal kegiatan.

Standar VII: Pengawasan
Monitor/pengawasan terhadap klien dilaksanakan secara terus menerus den, tujuan untuk mengetahui perkembangan klien.
Difinisi Operasional
  1. Adanya format pengawasan klien.
  2. Pengawasan dilaksanakan secara terus menerus sistimatis un¬mengetahui keadaan perkembangan klien.
  3. Pengawasan yang dilaksanakan selalu dicatat pada catatan yang telah disediakan.
Standar VIII: Evaluasi
Evaluasi asuhan kebidanan dilaksanakan terus menerus seiring dengan tindak kebidanan yang dilaksanakan dan evaluasi dari rencana yang telah dirumuskan.
Difinisi Operasional
  • Evaluasi dilaksanakan setelah dilaksanakan tindakan kebidanan. Men sesuai dengan standar ukuran yang telah ditetapkan.
  • Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur rencana yang telah dirumuskan
  • Hasil evaluasi dicatat pada format yang telah disediakan.
Standar IX: Dokumentasi
Asuhan kebidanan didokumentasfican sesuai dengan standar dokumentasi asuh. kebidanan yang diberikan.
Difinisi Operasional:
  1. Dokumentasi dilaksanakan untuk disetiap langkah manajemen kebidanan.
  2. Dokumentasi dilaksanakan secara jujur sistimatis jelas dan ada yang bertanggung jawab.
  3. Dokumentasi merupakan bukti legal dari pelaksanaan asuhan kebidanan.
Baca Selengkapnya - Standar Praktek Kebidanan (SPK)

Landasan Dasar Praktek Kebidanan

Pengertian
1. Bidan
Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun internasional dengan sejumlah praktisi di seluruh dunia. Pengertian bidan dan bidang prakteknya secara internasional telah diakui oleh International Confederation of Midwives (ICM) tahun 1972 dan International Federation of International Gynaecologist and Obstetritian (FIGO) tahun 1973, WHO dan badan lainnya. Pada tahun 1990 pada Pertemuan Dewan di Kobe, ICM menyempurnakan definisi tersebut yang kemudian disahkan oleh FIGO (1991) dan WHO (1992).

Secara lengkap pengertian bidan adalah:
Bdian adalah seseorang yang telah menyelesaikan Program Pendidikan Bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di negeri itu. Dia harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan dan masa pasca persalinan (post partum period), memimpim persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak. Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya. Dia mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tersebut, tetapi juga termasuk keluarga dan komunitasnya. Pekerjaan itu termasuk pendidikan antenatal, dan persiapan untuk menjadi orang tua, dan meluas ke daerah tertentu dari ginekologik, keluarga berencana dan asuhan anak. Bidan dapat berpraktek di rumah sakit, klinik, unit kesehatan, rumah perawatan atau tempat-tempat pelayanan lainnya.

Dari pernyataan di atas terlihat bahwa bidan mempunyai tugas penting dalam memberikan bimbingan, asuhan dan penyuluhan kepada ibu hamil, persalinan, nifas dan menolong persalinan dengan tanggung jawabnya sendiri serta memberikan asuhan pada bayi baru lahir.

Dalam melaksanakan praktek bidan harus mampu memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan, terhadap warita yang sedang hamil, melahirkan dan post partum, maupun massa interval, melaksanakan pertolongan persalinan atas tanggung jawabnya sendiri dan memberikan asuhan pada bayi baru lahir, bayi dan anak balita dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia/generasi penerus yang berkualitas. Asuhan tersebut termasuk tindakan pemeliharaan, pencegahan deteksi serta intervensi dan rujukan pada keadaan resiko tinggi termasuk kegawatan para ibu dan anak.

2. Kebidanan/Midwifery
Merupakan ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu (multi disiplin) Yang terkait dengan pelayanan kebidanan, meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu sosial, ilmu perilaku, ilmu budaya, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu manajemen untuk dapat memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, masa hamil, ibu bersalin, post partum, bayi baru lahir. Pelayanan tersebut meliputi pendeteksian keadaan abnormal pada ibu dan anak, melaksanakan konseling dan pendidikan kesehatan terhadap individu keluarga dan masyarakat.

3. Pelayanan Kebidanan (Midwifery Services)
Adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktek profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat.

4. Praktek Kebidanan
Adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan pelayanan/asuhan kebidanan kepada klien dengan pendekatan manajemen kebidanan.

5. Manajemen Kebidanan
Adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan; pelaksanaan dan evaluasi

6. Asuhan Kebidanan
Adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana.

Falsafah Kebidanan
Sebagai bangsa Indonesia yang mempunyai pandangan hidup Pancasila, seorang bidan menganut filosofi yang mempunyai keyakinan di dalam dirinya bahwa semua manusia adalah mahluk bio psiko sosio kultural dan spiritual yang unik merupakan satu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dan tidak ada individu yang sama.
  1. Manusia terdiri dari pria dan wanita yang kemudian kedua jenis individu itu berpasangan menikah membentuk keluarga dan mempunyai anak. Keluarga adalah suami, istri disertai anak dad suami istri tersebut dan juga individu Yang mempunyai hubungan kekeluargaan yang tinggal di bawah satu atap.
  2. Keluarga-keluarga yang berada- di suatu wilayah/daerah membentuk masyarakat. Kumpulan dari masyarakat Indonesia terhimpun di Main satu kesatuan bangsa Indonesia. Masyarakat terbentuk karena adanya interaksi antara manusia dan budaya dalam lingkungan yang bebas dan dinamis mempunyai tujuan dan nilai-nilai yang terorganisir.
  3. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan manusia dan perbedaan budaya. Setiap individu berhak untuk menentukan nasib sendiri, mendapat informasi yang cukup dan untuk berperan di segala aspek pemeliharaan kesehatannya.
  4. Persalinan adalah satu proses yang alami, peristiwa normal, namun apabila tidak dikelola dengan tepat, dapat berubah menjadi abnormal.
  5. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu maka setiap wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak mendapatkan pelayanan yang berkualitas.
  6. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga, yang membutuhkan persiapan mulai anak menginjak masa remaja.
  7. Kesehatan ibu periode reproduksi dipengarnhi oleh perilaku ibu, lingkungan dan pelayanan kesehatan.
Paradigma Kebidanan
Kebidanan dalam bekerja memberikan pelayanan keprofesiannya berpegang pada Paradigma, berupa Pandangan terhadap manusia/wanita, lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan/kebidanan dan keturunan.
1. Wanita
Wanita/manusia adalah mahluk bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual yang utuh dan unik, mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai dengan tingkat perkembangannya. Wanita/ibu adalah penerus generasi keluarga dan bangsa sehingga keberadaan wanita yang sehat jasmani dan rohani serta sosial sangat diperlukan. Wanita/ibu adalah Pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Kualitas manusia sangat ditentukan oleh keberadaan/kondisi dari wanita/ibu dalam keluarga. Para wanita di masyarakat adalah penggerak dan pelopor dari peningkatan kesejahteraan keluarga.

2. Lingkungan
Lingkungan adalah semua yang ada di lingkungan dan terlibat dalam interaksi individu pada waktu melaksanakan aktifitasnya. Lingkungan tersebut meliputi lingkung fisik, lingkungan psiko sosial, lingkungan biologis dan lingkungan budaya. Lingkungan psiko sosial meliputi keluarga, kelompok, komuniti dan masyarakat.
Keluarga mencakup sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus-menerus terjadi interaksi satu sama lain secara perorangan maupun secara bersama-sama. keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana berada.

3. Perilaku
Perilaku merupakan hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan sikap dan tindakan. Perilaku manusia bersifat holistik (menyeluruh).
Perilaku ibu selama kehamilan akan mempengaruhi kehamilan, perilaku ibu dalam mencari penolong persalinan akan mempengaruhi kesejahteraan ibu dan janin yang dilahirkan. Demikian pula perilaku ibu pada masa nifas akan mempengaruhi kesehatan ibu dan bayinya.

4. Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kasehatan keluarga, dalam rangka tercapai keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Pelayanan kebidanan merupaikan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai kewenangan yang diberikannya dengan maksud meningkatkan kesehatan dan anak dalam rangka tercapainya keluarga kecil, bahagia dari sejahtera.

Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan masyarakat, y meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan.

Layanan kebidanan dapat dibedakan menjadi:
  • Layanan kebidanan Primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan.
  • Layanan kebidanan Kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan
  • Layanan kebidanan Rujukan adalah layanan yang diakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan rujukan yang dibawa oleh bidan ke tempat/fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horisontal maupun vertikal atau ke profesi kesehatan lainnya. Layanan kebidanan yang tepat akan meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya.
5. Keturunan
Kualitas manusia, diantaranya ditentukan oleh keturunan. Manusia yang sehat dilahirkan oleh ibu yang sehat. Hal ini menyangkut penyiapan wanita sebelum perkawinan, masa kehamilan, masa kelahiran dan masa nifas.

Tinjauan Keilmuan
Salah satu ciri profesi mandiri adalah adanya suatu landasan pengetahuan teoritis (Body of Knowledge) yang jelas dan adanya institusi pendidikan. Kebidanan sebagai profesi memerlukan pengetahuan teoritis yang jelas dan spesifik serta dapat memenuhi karakteristik keilmuan yang berdimensi dan bersifat ilmiah.

Dari segi keilmuan, kebidanan yang mandiri perlu dirunuskan dengan berpedoman kepada filsafat ilmu, sehingga dapat memenuhi ciri atau karakteristik dan spesifikasi pengetahuan yang berdimensi dan bersifat ilmiah. Beberapa pokok karakteristik, dan spesifikasi ilmu kebidanan meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Obyek Materi IImu Kebidanan
Obyek materi ilmu kebidanan adalah wanita dalam masa reproduksi terutama pada masa pra konsepsi, masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas/masa menyusui dan bayi baru lahir.

2. Obyek Formal Ilmu Kebidanan
Obyek forma ilmu kebidanan adalah upaya keamanan dan kesejahteraan ibu dan janinnya pada pra konsepsi masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas/ masa menyusui, sehingga tercapai kondisi yang sejahtera pada ibu dan janinnya dan selanjutnya ibu tersebut tercapai kondisi yang sejahtera pada ibu dan janinnya dan selanjutnya ibu tersebut dapat memelihara bayinya secara optimal.

Untuk dapat tercapainya keamanan dankesejahteraan bagi ibu dengan janinnya dapat dikembangkan prinsip dari kebidanan dalam pemberian asuhannya. Pelayanan bidan di Indonesia berdasarkan konsep yang menjelaskan proses asuhan kebidanan sebagai berikut:
  1. Tindakan kebidanan yang tepat dan aman, yaitu semua tindakan yang diberikan oleh bidan untuk ibu/wanita, bayi dan keluarga terhadap hal¬-hal yang dapat merugikan kesehatannya.
  2. Memberi kepuasan klien adalah tindakan yang dilakukan sesuai dengan keadaan permasalahannya dan hasil yang dicapai dari tindakan tersebut.
  3. Menghargai derajat manusia dan haknya untuk dapat mengambil keputusan sendiri, yaitu: tindakan yang dilakukan menunjukkan sikap bahwa bidan dihargai ibu/wanita sebagai individu yang mandiri dan mengambil keputusan yang berkaitan dengan kesehatan dirinya yang diberikan.
  4. Menghargai perbedaan sosial budaya seseorang yaitu tindakan yang menunjukkan pengertian bahwa tiap individu dan keadaan kesehatan dapat dipengaruhi oleh adat kebiasaan dan perilaku keluarga atau lingkungan.
  5. Kontak keluarga adalah tindakan/asuhan yang diberikan dengan mengikuti sertakan keluarga sebagai komponen penting dalam kehamilan, persalinan dan nifas serta meningkatkan secara optimal kesehatan keluarga sesuai keinginan ibu maupun keluarga.
  6. Peningkatan kesehatan adalah tindakan yang mendukung perilaku dapat meningkatkan kesehatan ibu/wanita sepanjang siklus kehidupan terutama berkaitan dengan proses kehamilan, persalinan dan nifas yang normal.
  7. Mengikutsertakan masyarakat dalam hal ini kelompok ibu-ibu. Dengan menggerakkan peran serta masyarakat adalah upaya menyadarkan masyarakat, agar masyarakat dapat mengerti dalam memecahkan masalah kesehatannya sendiri terutama yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas dalam mencapai kesehatan reproduksi akan tercapainya NKKBS.
Dengan demikian kajian ilmu kebidanan dapat dikembangkan berdasarkan konsep dasar tersebut diatas. Yaitu tubuh mengetahuan teoritis yang khas, bedimensi dan bersifat ilmiah.

Penerapan ilmu kebidanan di dalam pelayanan kebidanan menggunakan pendekatan ilmiah yang dikenal dengan manajemen kebidanan yang didasarkan pada landasan kerangka konseptual (Epistimologi dan pertimbangan etis yang menjadi rujukan ilmu dan pengembangan teknologi kebidanan.
Baca Selengkapnya - Landasan Dasar Praktek Kebidanan

Perubahan Fisiologis Menopause

A. Fisik
a. Ketidak teraturan Siklus Haid
Di usia pertengahan, ovarium yang menua berhenti merespon terhadap FSH dan LH, meskipun sekresi dari ini meningkat. Akibatnya lebih sedikit tolikel terbentuk dan lebih sedikit melepaskan telur, keluaran estrogen dan progesteron dari ovarium menurun, lapisan rahim berhenti menebal dan perdarahan menstruasi berganti pula dan pada akhirnya berhenti, rahim dan ovarium mulai mengerut (Hardjana. 2000). Menurut Jones (1997), wanita yang mendekati masa menopause mempunyai tiga pola haid yaitu :
(1) Haid tetap teratur dan kemudian tiba-tiba berhenti.
(2) Haid menjadi jarang, intervalnya menjadi lebih panjang sampai akhirnya berhenti.
(3) Haid menjadi tidak teratur. Haid kadang-kadang banyak, kadang¬kadang sedikit dan jarak waktu antara setiap periode haid tidak dapat diramalkan dengan baik. Wanita yang mempunyai pola haid seperti ini sebaiknya memeriksakan ke dokter. Dokter mungkin menganjurkan kuret untuk memastikan rahim normal agar perawatan bisa diberikan. Pada banyak wanita berhentinya menstruasi merupakan satu-satunya tanda menopause (Hardjana, 2000).

b. Rasa panas (Hot flash)
Perubahan sistem jantung dan pembuluh darah terjadi karena adanya perubahan metabolisme, menurunnya estrogen dan menurunnya pengeluaran hormon paratiroid. Hubungan emosi dengan sistem ini menimbulkan jantung mudah berdebar. Meningkatnya hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone), LH (Luteinizing Hormone) dan rendahnya estrogen dapat menimbulkan perubahan pembuluh darah. Melebarnya pembuluh darah pada wajah, leher dan tengkuk menimbulkan rasa panas yang disebut hot flash (Manuaba, 1999).

d. Kekeringan liang senggama (vagina)
Perubahan yang terjadi pada alat genitalia meliputi liang senggama terasa kering, lapisan sel liang senggama menipis yang menyebabkan mudah terjadi infeksi (infeksi kandung kencing, infeksi liang senggama). Daerah sensitif makin sulit untuk dirangsang. Saat hubungan seksual dapat terjadi nyeri (dispareunia), sulit mencapai orgasme. Lemahnya penyangga alat kelamin bagian dalam menyebabkan terasa kurang enak sekitar liang senggama, liang senggama terasa turun (menonjol) dalam bentuk tonjolan dinding bagian belakang (retrokel), dan mulut rahim terbuka. Kepuasan berkemih dan buang air besar semakin berkurang, seolah-olah masih terdapat sisa (Manuaba, 1999). Jika seorang wanita mengalami panas yang sangat parah sehingga menekannya, tersedia pengobatan. Biasanya, tablet hormon estrogen diberikan. Estrogen juga akan menyembuhkan wanita yang menderita vagina kering menyakitkan. Dalam kasus ini, biasanya dokter meresepkan krim vagina mengandung estrogen (Jones, 1997).

d. Perubahan Kulit
Seorang wanita pada masa menopause akan mengalami perubahan kulit. Lemak dibawah kulit berkurang sehingga kulit menjadi kendor. Kulit mudah terbakar sinar matahari menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam. Pada kulit timbul bintik hitam. Otot bawah kulit muka mengendor sehingga jatuh dan lembek. Kelenjar kulit kurang berfungsi, sehingga kulit menjadi kering dan keriput (Manuaba, 1999).
Langkah untuk menghambat proses penuaan kulit :
  • Jangan terlalu gemuk, sehingga hilangnya lemak bawah kulit tidak terlalu kentara.
  • Hindari sebanyak mungkin sinar matahari, karena ultraviolet dapat merusak kulit dan menimbulkan kanker kulit.
  • Kelancaran peredaran darah kulit dengan mengurangi kulit keriput melalui aktivitas fisik dan melakukan pengurutan (massage) diri sendiri atau ke salon kecantikan.
  • Memberikan pelembab kulit, sehingga kulit tampak terpelihara (Manuaba, 1999).
e. Pengeroposan Tulang (osteoporosis)
Perubahan pada tulang terjadi oleh karena kombinasi rendahnya hormon estrogen dan hormon paratiroid. Tulang mengalami diklasifikasi (pengapuran) artinya kalium menurun sehingga tulang keropos dan mudah terjadi patah tulang. Patah tulang terutama terjadi pada persendian paha (Manuaba,1999). Untuk mencegah terjadinya osteoporosis selain minum hormon estrogen dan progesteron selama 5 - 10 tahun pertama setelah menopause. Langkah berikut dapat membantu mengurangi terjadinya osteoporosis :
  1. Meningkatkan pemasukan kalsium ke dalam makanan atau tablet kalsium yang diminum setiap sore, untuk menghasilkan pemasukan total sekitar 1,5 gram kalsium setiap hari.
  2. Berhenti merokok.
  3. Latihan olah raga teratur, memilih bentuk olah raga yang disukai. Jalan cepat selama 1 jam 3 kali seminggu sama efektif dengan program olah raga yang lebih kompleks (Jones, 1997)
f. Sembelit (obstipasi)
Menurunnya estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja usus menjadi lambat. Kemampuan mengabsorpsi sari makanan makin berkurang. Kerja usus halus dan usus besar yang lambat menimbulkan gangguan buang air besar berupa sembelit (obstipasi) (Manuaba, 1999).

g. Perubahan Saluran Kencing
Perubahan yang terjadi pada alat genitalia meliputi liang senggama terasa kering, lapisan sel liang senggama menipis yang menyebabkan mudah terjadi infeksi (infeksi kandung kencing, infeksi liang senggama). Daerah sensitif makin sulit untuk dirangsang. Saat hubungan seksual dapat terjadi nyeri (dispareunia), sulit mencapai orgasme. Lemahnya penyangga alat kelamin bagian dalam menyebabkan terasa kurang enak sekitar liang senggama, liang senggama terasa turun (menonjol) dalam bentuk tonjolan dinding bagian belakang (retrokel), dan mulut rahim terbuka. Kepuasan berkemih dan buang air besar semakin berkurang, seolah-olah masih terdapat sisa (Manuaba, 1999). Wanita yang telah melampaui masa menopause dapat memilih tablet estrogen untuk membantu mengurangi gangguan perkencingan (Jones, 1997).
Pada Vesica Urinaria (kandung kencing) tampak aktivitas kendali spincter dan detrusor hilang, sehingga sering kencing tanpa sadar (Goggle. Com, 2006).

h. Perubahan Payudara
Pada perubahan fisik seorang wanita mengalami perubahan kulit. Lemak bawah kulit berkurang sehingga kulit menjadi kendor (Manuaba, 1999). Diserapnya lemak subcutan, atrofi jaringan parenkim, lobulus menciut, stroma jaringan ikat fibrosa menebal. Puting susu mengecil kurang erektil, pigmentasi berkurang, sehingga payudara menjadi datar dan mengendor.

B. Psikis / Psikologi
a. Citra diri
Perubahan pada temperamen dan perilaku pada orang tua dapat diterima sebagai tak terelakkan. Tetapi sejauh mana sungguh-sungguh karena pemburukan neurologis dan mental, kerap sulit untuk dinilai karena perubahan-perubahan juga dapat disebabkan oleh situasi sosial, psikologis dan fisik wanita (Hardjana, 2000). Beberapa wanita menemukan perubahan gelombang hormon dan kebutuhan untuk menyesuaikan dengan perubahan membuat menopause menjadi masa-masa yang sulit. Sangat sulit bagi dokter untuk memutuskan apakah gejala depresi, keletihan dan insomnia disebabkan gangguan emosional yang dalam, karena wanita tersebut melihat sekelilingnya dan tidak seperti apa yang dia lihat. Anak-anaknya tumbuh, dan atau meninggalkan rumah keluarga. harapan masa muda dan keinginannya lenyap kedalam kehidupan rutin. Suaminya kelihatan menemukan minat baru, meninggalkannya sendirian. Teman-temannya pun mengalami masalah yang serupa dan terus mengeluh seperti dirinya. Dia melihat perubahan ini, seperti kehilangan sesuatu. Yang dibayangkannya tentang kehidupan dan dia harus menyesuaikan dengan gejala asing dari menopause yang asing baginya (Jones. 1997).

b. Penyakit Depresi
Penyakit ini merupakan penyakit mental tetapi menurunnya saraf organik berperan atas munculnya. Ciri-cirinya adalah perasaan sedih yang akut, tak mampu, kecemasan, acuh tak acuh, rasa bersalah dan takut. Penyakit itu dapat dipicu oleh faktor-faktor internal (seperti depresi endogen) atau oleh peristiwa-peristiwa eksternal seperti mengetahui penyakit yang tak dapat disembuhkan (depresi reaktif) (Hardjana, 2000). Banyaknya rasa depresi pada usia menjelang tua ini memang berkaitan dengan kepahitan dan kepedihan hati, karena wanita yang bersangkutan merasa kehilangan "dunia remaja" indah yang sudah lampau (Kartono Kartini, 1992).

c. Pikun
Pikun biasanya mulai diketahui antara usia 70 dan 80 tahun, dan mempengaruhi ingatan dan dapat berkembang sampai titik dimana penderita lupa dengan orang dan bahkan dengan namanya sendiri. Sifat lupa itu menyebabkan tak mampu mengurus dan mengatur orang dan diri semakin membutuhkan perhatian bersamaan berjalannya waktu. Kehilangan orientasi pada waktu dan tempat dapat terjadi. Emosi menumpul dan semakin berkurangnya perhatian pada orang lain. Biasanya tidak ada pengertian pada penderita mengenai fakta bahwa ia sakit, yang merupakan sebab mengapa kadang-kadang menolak bantuan (Hardjana, 2000).

d. Bingung Akut
Ini merupakan gangguan yang paling umum pada orang tua. Gangguan ini merupakan gangguan otak yang disebabkan oleh penyakit fisik ditempat lain pada tubuh yang juga dikenal sebagai "syndrom otak akut". Lingkungan asing dan faktor-faktor psikologi lain juga dapat ikut berperan. Gejala-gejalanya adalah bingung, delirium, dan kehilangan orientasi pada waktu dan tempat. Persepsi tumpul dan penderita merasa takut, kerap bereaksi dengan keras terhadap situasi yang salah paham. Percakapan terkadang melantur. Akibatnya tergantung kepada keadaan mental yang ada sebelumnya dan sebab awal penyakit, tetapi sembuh sama sekali jarang (Hardjana, 2000).
Baca Selengkapnya - Perubahan Fisiologis Menopause

Pengetahuan

Pengertian Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003),”Pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu". Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan "what", misalnya: apa dan sebagainya (Notoatmodjo, 2002).
Berdasarkan pengertian diatas dapat dikatakan bahwa pengetahuan adalah wawasan yang diperoleh seseorang setelah mengikuti dan melalui suatu proses dengan cara mengkaji suatu objek dan menganalisa, dimana proses tersebut tidak hanya mencakup proses belajar mengajar dalam situasi formal tetapi dapat terjadi dalam situasi non formal seperti lingkungan keluarga, kelompok dan masyarakat.

Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan antara lain:
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu apa yang telah dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan sebagainya.

2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut dengan benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi ini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks situasi yang lain.

4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu kemampuan struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintesis (syntesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formula-formula yang ada.

6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini didasarkan suatu kriteria yang ditentukan berdasarkan indikator yang diteliti. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2003).
Baca Selengkapnya - Pengetahuan

Arsip

0-Asuhan Kebidanan (Dokumen Word-doc) 0-KTI Full Keperawatan (Dokumen Word-doc) Anak Anatomi dan Fisiologi aneh lucu unik menarik Antenatal Care (ANC) Artikel Bahasa Inggris Asuhan Kebidanan Asuhan Keperawatan Komunitas Asuransi Kesehatan Berita Hiburan Berita Terkini Kesehatan Berita Tips Twitter Celeb contoh Daftar Pustaka Contoh KTI Contoh KTI Kebidanan Farmakologi (Farmasi) Gadar-kegawatdaruratan Gizi Handphone Hirschsprung Hukum Kesehatan Humor Segar (Selingan) Imunisasi Info Lowongan Kerja Kesehatan Intranatal Care (INC) Jiwa-Psikiatri kamus medis kesehatan online Kebidanan Fisiologis Kebidanan Patologis Keluarga Berencana (KB) Keperawatan Gerontology Kesehatan Anak (UMUM) Kesehatan Bayi (untuk UMUM) Kesehatan Haji Kesehatan Ibu Hamil (untuk UMUM) Kesehatan Ibu Menyusui (untuk UMUM) Kesehatan Pria (untuk UMUM) Kesehatan Remaja Kesehatan Reproduksi (Kespro) Kesehatan Wanita (untuk UMUM) Koleksi Skripsi Umum Konsep Dasar KTI D-3 Kebidanan KTI Skripsi Keperawatan kumpulan askep Laboratorium Lain-lain Makalah Keperawatan Kebidanan Managemen Kesehatan Mikrobiologi Motivasi Diri Napza dan zat Adiktif Neonatus dan Bayi News Penyakit Menular potensi KLB Penyakit Menular Seksual (PMS) Postnatal Care (PNC) Protap-SOP Psikologi-Psikiater (UMUM) Reformasi Kesehatan Sanitasi (Penyehatan Lingkungan) Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Sistem Endokrin Sistem Immunologi Sistem Indera Sistem Integumen Sistem Kardiovaskuler Sistem Muskuloskeletal Sistem Neurologis Sistem Pencernaan Sistem Perkemihan Sistem Pernafasan Surveilans Penyakit Teknologi Tips dan Tricks Seks Tips Facebook Tips Karya Tulis Ilmiah (KTI) Tips Kecantikan Tips Kesehatan Umum Tokoh Kesehatan Tutorial Blogging Youtuber