Cari Blog Ini

Karakteristik Pasangan Usia Subur yang tidak Mengikuti KB

Keluarga Berencana merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. Saat ini baru 66% pasangan usia subur (PUS) di Indonesia yang mengikuti program keluarga berencana (KB). Pemerintah telah menetapkan tiga skenario untuk menekan pertambahan jumlah penduduk hingga 2015. Pertama, jika peserta KB meningkat 1% setiap tahun, penduduk Indonesia hanya akan menjadi 237,8 juta jiwa. Kedua, bila peserta KB tetap konstan 60%, penduduk Indonesia akan bertambah menjadi 255,5 juta jiwa. Ketiga, jika peserta KB menurun menjadi 0,5% per tahun, jumlah penduduk Indonesia akan menjadi 264,4 juta jiwa (http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Karakteristik Pasangan Usia Subur yang tidak Mengikuti Program Keluarga Berencana di Desa Sukoharjo Kecamatan Sekampung Lampung Timur tahun 2008. Subjek dalam penelitian ini adalah semua Pasangan Usia Subur yang tidak Mengikuti Program Keluarga Berencana di Desa Sukoharjo, sedangkan objek penelitiannya adalah Karakteristik Pasangan Usia Subur yang tidak Mengikuti Program Keluarga Berencana.
Populasi yang diteliti adalah 884 pasangan usia subur yang tidak mengikuti KB dan yang dijadikan sampel penelitian sebanyak 10% atau sebanyak 88 pasangan usia subur yang diambil secara acak (random sampling).
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu menggambarkan tentang karakterisitik yang tidak mengikuti KB di di Desa Sukoharjo Kecamatan Sekampung Kab. Lampung Timur. Pengumpulan data dilakukan dengan format pengumpulan data menggunakan instrumen pengumpulan data berupa checklist.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteritik umur pasangan usia subur yang tidak mengikuti KB di Desa Sukoharjo yang terbanyak berumur < 20 tahun dengan jumlah 45 responden (51,4%), karakteristik tingkat pendidikan yang terbesar adalah tingkat pendidikan rendah dengan jumlah 63 responden (71,6%), karakteristik tingkat ekonomi yang terbesar adalah tingkat ekonomi rendah dengan jumlah 72 responden (81,8%), dan karakteristik paritas yang terbesar adalah primipara dengan jumlah 79 responden (89,7%).
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari PUS yang tidak mengikuti KB di Desa Sukoharjo Kecamatan Sekampung Kab. Lampung Timur adalah berumur < 20 tahun, dengan tingkat pendidikan dan ekonomi rendah, dan sebagian besar adalah ibu primigravida.

Kata kunci : Pasangan Usia Subur, Keluarga Berencana.

DAFTAR ISI
BAB I .PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Ruang Lingkup Penelitian
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Pasangan Usia Subur
2. Keluarga Berencana
3. Sasaran Program Keluarga Berencana
4. Pelayanan Keluarga Berencana Terpadu
5. Kontrasepsi
6. Jenis Kontra Sepsi
B. Variabel Karakteristik
C. Kerangka Konsep
D. Definisi Operasional


BAB III.METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
B. Populasi dan Sampel
C. Waktu dan Tempat Penelitian
D. Variabel Penelitian
E. Instrumen dan Cara Pengumpulan Data
F. Analisa Data

BAB IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Profil Desa Sukoharjo Kecamatan Sekampung Kab. Lampung Tengah
2. Karakteristik Pasangan Usia Subur yang Tidak Mengikuti KB
B. Pembahasan

BAB V.KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Baca Selengkapnya - Karakteristik Pasangan Usia Subur yang tidak Mengikuti KB

Pengetahuan Remaja Putri Masa Pubertas Tentang Seks Sekunder

Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang sering disebut sebagai masa pubertas yaitu masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Pada tahap ini remaja akan mengalami suatu perubahan fisik, emosional dan sosial sebagai ciri dalam masa pubertas. Dilihat dari segi penduduk 73,4% sebagian penduduk di dunia adalah remaja. Indonesia menempati urutan nomor 5 di dunia dalam hal jumlah penduduk, dengan remaja sebagai bagian dari penduduk yang ada. Propinsi Lampung pada tahun 2000 dihuni oleh 6,654 juta jiwa dengan jumlah remaja usia 10-15 tahun sebanyak 652.322 jiwa.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan remaja putri masa pubertas tentang seks sekunder di SMP Bina Bhakti Banjar Kerta Rahayu Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah.
Subjek dari penelitian ini adalah Remaja putri siswi di SMP Bina Bhakti Banjar Kerta Rahayu Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah, sedangkan objek penelitian yang diambil adalah Pengetahuan remaja putri masa pubertas tentang seks sekunder.
Populasi yang diteliti remaja putri (umur 12-15 tahun) di SMP Bina Bhakti Banjar Kerta Rahayu Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah sebanyak 89 orang dan keseluruhan populasi tersebut diambil sebagai sampel penelitian (penelitian populasi).
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu untuk menggambarkan pengetahuan masa pubertas remaja putri tentang seks sekunder di SMP Bina Bhakti Banjar Kerta Rahayu Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuisioner, dimana hasil jawaban kuisioner kemudian diolah menggunakan tabel distribusi frekuensi.
Hasil penelitian yang diperoleh yaitu ada 50 responden yang berpengetahuan baik (56,18%), 26 responden yang berpengetahuan cukup (29,21), 11 responden yang berpengetahuan kurang (12,36%) dan yang berpengetahuan tidak baik ada 2 responden (2,25%).

Kata kunci : Pengetahuan seks sekunder, remaja putri masa pubertas.

DAFTAR ISI
BAB I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Ruang Lingkup Penelitian
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Pengetahuan
2. Remaja
3. Pubertas
B. Kerangka Konsep
C. Definisi Operasional

BAB III.METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
B. Populasi dan Sampel
C. Waktu dan Tempat Penelitian
D. Instrumen Penelitian
E. Variabel Penelitian
F. Analisa Data

BAB IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Lokasi Penelitian
1. Lokasi SMP Bina Bhakti Bajar Kerta Rahayu
2. Sejarah Berdirinya SMP Bina Bhakti Bajar Kerta Rahayu
3. Ketenagaan SMP Bina Bhakti Bajar Kerta Rahayu
4. Pelaksanaan Penelitian
B. Hasil Penelitian
C. Pembahasan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran

Baca Selengkapnya - Pengetahuan Remaja Putri Masa Pubertas Tentang Seks Sekunder

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Pemberian Makanan Pendamping ASI Pada Bayi 6 – 24 Bulan

Makanan pendamping ASI adalah makanan tambahan yang diberikan pada bayi setelah berusia 6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan. Makanan pendamping ASI bukan untuk mengganti ASI, melainkan hanya untuk melengkapi ASI. Dalam hal ini makanan pendamping ASI berbeda dengan makanan sapihan karena makanan sapihan diberikan ketika bayi tidak lagi mengkonsumsi ASI.
Tujuan pemberian makanan pendamping ASI adalah untuk menambah energi dan zat-zat besi yang diperlukan bayi karena ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi secara terus-menerus.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang pemberian makanan pendamping ASI pada bayi 6 – 24 bulan di BPS Nur Asiyah Sekampung Lampung Timur Tahun 2008.
Jenis penelitian yang digunakan dalam Karya Tulis ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang pemberian makanan pendamping ASI pada bayi 6 – 24 bulan di BPS Nur Aisyah Sekampung Lampung Timur Tahun 2008. populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui yang mempunyai balita usia 6 – 24 bulan di BPS Nur Aisyah Sekampung yang berjumlah 108 ibu, dengan jumlah sampel 26 ibu dan pengumpulan data dilakukan dengan alat bantu kuesioner berupa pertanyaan bentuk multiple choice.
Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden di BPS Nur Aisyah Sekampung Lampung Timur Tahun 2008 berpengetahuan kurang yaitu yang berjumlah 76 orang (70,37%).
Kesimpulan dan penelitian ini bahwa pengetahuan ibu yang mempunyai bayi 6 – 24 bulan tentang pemberian makanan pendamping ASI bagi bayi yang terbanyak adalah dalam kategori kurang yaitu 76 orang (70,37%).

Kata Kunci : Pengetahuan, makanan pendamping ASI

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Ruang Lingkup
D. Tujuan Penelitian
E. Metode Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
B. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
C. Bayi
D. Kerangka Konsep
E. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
2. Sampel
C. Waktu dan Tempat Penelitian
D. Variabel Penelitian
E. Instrumen dan Cara Pengumpulan Data
F. Analisa Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil BPS Nur Aisyah Sekampung Lampung Timur
B. Hasil Penelitian
1. Lokasi BPS Nur Aisyah Sekampung Lampung Timur
2. Sejarah Singkat
3. Sarana dan Prasarana BPS Nur Aisyah Sekampung Lampung Timur
4. Ketenagaan BPS Nur Aisyah Sekampung Lampung Timur
5. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
C. Pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran

Baca Selengkapnya - Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Pemberian Makanan Pendamping ASI Pada Bayi 6 – 24 Bulan

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Menarche

Indonesia menempati urutan nomor 4 di dunia dalam hal jumlah penduduk, dengan remaja sebagai bagian dari penduduk yang ada. Propinsi Lampung pada tahun 2006 dihuni oleh 222.051.298 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 110.873.335 jiwa dan penduduk perempuan 111.177.963 jiwa (Hasil Sensus BPS Lampung, 2006).
Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang sering disebut sebagai masa pubertas yaitu masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Pada tahap ini remaja akan mengalami suatu perubahan fisik, emosional dan sosial sebagai ciri dalam masa pubertas. Dan dari berbagai ciri pubertas tersebut, menarche merupakan perbedaan yang mendasar antara pubertas pria dan pubertas wanita. Menarche adalah saat haid/menstruasi yang datang pertama kali yang sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi pada seorang remaja putri yang sedang menginjak dewasa dan sebagai tanda bahwa ia sudah mampu hamil.
Usia remaja putri saat mengalami menarche bervariasi lebar, yaitu antara usia 10-16 tahun, tetapi rata-rata pada usia 12,5 tahun. Statistik menunjukkan bahwa usia menarche dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umum
(Sarwono, 2005).
Peristiwa ini menguntungkan pertumbuhan dan perkembangan tanda seks skunder wanita itu. Tanda seks skunder pada wanita meliputi pertumbuhan rambut dengan patrun/pola tertentu pada ketiak, rambut monfeneris (rambut kemaluan), pertumbuhan dan perkembangan buah dada, pertumbuhan distribusi jaringan lemakterutama pada pinggang wanita. Dari sudut perasaan kewanitaan sudah memperhatikan jasmani serta kecantikan, mulai ingin dipuja dan mulai memuja seseorang karena jatuh cinta. Masa pancaroba ini yang memerlukan perhatian orang tua karena sejak masa menstruasi pertama berarti ada kemungkinan menjadi hamil bila berhubungan dengan lawan jenisnya. (Manuaba,1998)
Sebab itu, sosialisasi program kesehatan reproduksi dikalangan remaja harus lebih pada menanamkan kesadaran akan arti pentingnya kesehatan reproduksi. Mengingat masih banyak keluarga atau orang tua yang tidak memberi cukup ruang bagi anak-anaknya untuk bertanya tentang kespro. Juga agar remaja memiliki pemahaman tentang kesehatan reproduksi dari sisi medis tentunya.
Baca Selengkapnya - Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Menarche

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Alat Kontrasepsi KB Suntik

Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat mutu hidup, produktifitas tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada bayi dan anak-anak, menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya perkembangan mental adalah akibat langsung atau tidak langsung dari masalah gizi kurang.
Angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara. Karenanya, hal itu menjadi kegiatan prioritas Departemen Kesehatan pada periode 2005-2009. prioritas ini adalah pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin; penanggulangan penyakit menular, gizi buruk, dan krisis kesehatan akibat bencana; serta peningkatan pelayanan kesehatan didaerah terpencil, tertinggal dan daerah perbatasan serta pulau-pulau terluar (Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2002-2003).
Pada tahun 2000 Indonesia menempati urutan kelima di dunia dalam hal jumlah penduduk (Mochtar, 1998). Pada tahun 2003 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan sebesar 211.000.598 jiwa dengan tingkat kepadatan 113 jiwa per km2 dan angka pertumbuhan penduduk sebesar 1,59% (jumlah penduduk tahun 2002 dilaporkan sebesar 211.000.598 jiwa) (Depkes RI, 2003)


Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak masih bayi, salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa depan. Akhir-akhir ini sering dibicarakan tentang peningkatan penggunaan ASI. Dukungan politis dari pemerintah terhadap peningkatan penggunaan ASI telah memadai, hal ini terbukti dengan telah dicanangkannya Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (GNPP-ASI) oleh Bapak Presiden pada hari Ibu tanggal 22 Desember 1990 yang betemakan "Dengan Asi, kaum ibu mempelopori peningkatan kualitas manusia Indonsia". Dalam pidatonya presiden menyatakan juga bahwa ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi berusia empat bulan. Pemberian ASI tanpa pemberiaan makanan lain ini disebut dengan menyusui secara ekslusif. Selanjutnya bayi perlu mendapatkan makanan pendamping ASI kemudian pemberian ASI di teruskan sampai anak berusia dua tahun. (GNPP-ASI oleh Bapak Presiden tanggal 22 Desember 1990)
Hasil penelitian yang dilakukan di Biro Konsultasi Anak di Rumah Sakit Sedangkan dari hasil perhitungan data susenas tahun 2004 persentase bayi yang mendapat ASI ekslusif usia 0-6 bulan di Provinsi Lampung sebesar 74,4% (Profil Kesehatan Provinsi Lampung, 2005)
Salah satu kebijakan dalam menanggulangi masalah kependudukan di Indonesia adalah dengan memberikan pengetahuandan pengetahuan tentang kependudukan dan Keluarga Berencana (KB) secara bertahap agar sikap penerimaan keluarga beras akan dapat diubah lalu dihayati menjadi sikap keluarga kecil menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) (Mochtar, 1998).
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa manfaat KB bagi keluarga sangat besar terutama bagi ibu. Selain itu, KB dan kontrasepsi juga menjamin bahwa bayi akan mendapat nutrisi yang cukup untuk waktu tertentu dengan cara mencegah kehamilan yang terlampau dini setelah melahirkan. Hal ini sangat penting karena ASI merupakan sumber nutrisi dan imunisasi yang paling baik untuk bayi yang sedang tumbuh berkembang dan laktasi juga dapat menunda ferilitas post partum (Hartanto, 2003)
Baca Selengkapnya - Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Alat Kontrasepsi KB Suntik

Gambaran Kejadian Diare Pada Balita

Diare merupakan buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya dengan tinja yang berbentuk cairan setengah cair dapat disertai frekuensi defekasi yang lebih meningkat. Saat ini diare di Indonesia masih menjadi penyebab kematian yang utama yaitu nomor 2 pada balita.
Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya gambaran kejadian diare di Puskesmas Yosomulyo Metro Pusat.
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang anaknya menderita diare. Objek dalam penelitian ini adalah balita yang menderita diare.
Populasi yang diteliti adalah 91 balita dan juga merupakan jumlah sampel yang diteliti.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu menggambarkan kejadian diare pada balita. Pegumpulan data dilakukan dengan Format MTBS. Data dikumpulkan dan diolah dengan tabel distribusi frekuensi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa balita diketahui balita yang menderita diare tanpa dehidrasi terdapat 60 balita (65,9%), balita yang menderita diare dengan dehidrasi ringan terdapat 13 balita (14,3%), balita yang menderita diare dengan dehidrasi sedang terdapat 18 balita (19,8%), sedangkan tidak terdapat balita yang menderita diare dengan dehidrasi berat, sedangkan untuk balita yang menderita diare disertai dengan gejala terdapat 41 balita (45,1%), dan yang tidak disertai gejala terdapat 50 balita (54,9%).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada kelompok balita yang menderita diare dengan tanpa dehidrasi dan tanpa gejala menunjukan persentase paling tinggi.

Kata kunci : Kejadian diare, balita
Baca Selengkapnya - Gambaran Kejadian Diare Pada Balita

Pengetahuan Siswa tentang Bahaya Merokok

Kebiasaan merokok di negara maju ada kecenderungan menurun sekitar 1,1% pertahun. Negara berkembang kebiasaan merokok ada kecenderungan meningkat 2,1% pertahun. Penelitian di jakarta menunjukkan bahwa 64,8% pria dan 9,8% wanita dengan usia di atas 13 tahun adalah perokok. Bahkan pada kelompok remaja 49% pelajar pria dan 8,8% pelajar wanita sudah merokok. (http//www.republikonline.com, 2003). Merokok dapat mengganggu kesehatan tubuh karena dapat menimbulkan penyakit seperti kardiovaskuler dan kanker, baik kanker paru-paru, esofagus, laring, dan rongga mulut yang disebabkan oleh komponen dan zat-zat yang berbahaya dalam rokok seperti karbon monoksida, tar dan nikotin. (http//www.depkes.ri.com, 2004).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan siswa kelas II mengenai bahaya rokok di SMA Negeri 2 Metro.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II di SMA Negeri 2 Metro. Objek penelitiannya adalah pengetahuan siswa kelas II mengenai bahaya rokok. Populasinya adalah 208 siswa kelas II di SMA Negeri 2 Metro. Besarnya sampel adalah 52 siswa yaitu 25% dari jumlah populasi. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan teknik random sampling
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu mengambarkan pengetahuan siswa kelas II di SMA Negeri 2 Metro mengenai bahaya rokok. Pengumpulan datanya dilakukan dengan teknik angket dan menggunakan instrumen pengumpulan data berupa kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis univariat.
Hasil penelitian ini adalah : 1) Pengetahuan siswa kelas II mengenai pengertian rokok termasuk dalam kategori baik, yaitu 77,3%. 2) Pengetahuan siswa kelas II mengenai kandungan zat-zat yang berbahaya dalam rokok termasuk dalam kategori baik, yaitu 79,6%. 3) Pengetahuan siswa kelas II mengenai bahaya rokok terhadap kesehatan termasuk dalam kategori cukup, yaitu 62,2%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan siswa kelas II mengenai bahaya rokok secara keseluruhan termasuk dalam kategori cukup, yaitu 73%, hal ini disebabkan karena sudah banyak informasi baik dari televisi, majalah, koran, tabloit, kebiasaan orang dan pengalaman yang dapat diperoleh siswa, sehingga hal ini dapat menjadi bekal yang baik bagi mereka dalam menjaga kesehatan.

Kata Kunci : Pengetahuan siswa, Bahaya Rokok

DAFTAR ISI:
BAB I .PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Ruang Lingkup
E. Manfaat Penelitian

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA
A. Variabel Penelitian
1. Rokok
2. Pengetahuan
B. Kerangka Konsep
C. Definisi Operasional

BAB III.METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
B. Lokasi Penelitian
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
2. Sampel
D. Variabel penelitian
E. Pengukuran Variabel Penelitian
F. Analisa Data

BAB IV.HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMA
B. Hasil Penelitian
C. Pembahasan

BAB V.KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran

Baca Selengkapnya - Pengetahuan Siswa tentang Bahaya Merokok

Pengetahuan Ibu tentang Biang Keringat pada Bayi 0-1 Tahun di BPS

Prelevansi penyakit kulit di Indonesia cukup tinggi baik oleh bakteri, virus atau jamur. Selain itu bergantung pada lingkungan dan kondisi setiap individu. Salah satu penyakit kulit pada bayi adalah miliaria (biang keringat). Biang keringat dapat dijumpai pada bayi cukup bulan maupun premature, pada minggu-minggu pertama pasca kelahiran. Kemungkinan disebabkan oleh sel-sel pada bayi yang belum sempurna sehingga terjadi sumbatan pada kelenjar kulit yang mengakibatkan retensi keringat. Biang keringat terjadi pada sekitar 40% bayi baru lahir. Menetap beberapa minggu dan menghilang tanpa pengobatan.
Penanggulangan biang keringat cukup dengan mandi memakai sabun, mengatur agar suhu lingkungan cukup sejuk, sirkulasi (ventilasi) yang baik serta memakai pakaian yang tipis dan menyerap keringat. Pemakaian bedak tabur dapat juga membantu, namun bila inflamasinya hebat, pemakaian cream hidrokortison 1% dapat mengatasinya.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang biang keringat pada bayi 0-1 tahun di BPS Sri Wahyuningsih Punggur Lampung Tengah tahun 2008.
Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif, subjek penelitian yaitu semua ibu yang memiliki bayi 0-1 tahun di BPS Sri Wahyuningsih. Sedangkan objek penelitiannya adalah pengetahuan ibu tentang biang keringat. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 80 responden. Alat pengolahan data yang digunakan adalah lembar kuisioner yang berisi pertanyaan tentang pengetahuan ibu mengenai biang keringat.
Hasil penelitian menunjukkan adalah pengetahuan ibu tentang biang keringat pada bayi 0-1 tahun di BPS Sri Wahyuningsih Punggur Lampung Tengah berturut-turut yaitu ibu yang berpengetahuan baik 47 responden (58,75%), cukup 22 responden (27,50%), kurang 11 responden (13,75%).

Kata kunci : Pengetahuan biang keringat, ibu bayi 0-1 tahun.

DAFTAR ISI:
BAB I .PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Ruang Lingkup Penelitian
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Biang Keringat
2. Pengetahuan
B. Kerangka Konsep
C. Definisi Operasional

BAB III.METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
B. Populasi dan Sampel
C. Variabel penelitian
D. Instrumen Penelitian
E. Analisa Data
BAB IV.HASIL PENELITIAN
A. Profil
1. Sejarah Singkat BPS Sri Wahyuningsih
2. Pelayanan Kesehatan
3. Ketenagaan
4. Sarana dan Prasarana
B. Hasil Penelitian
C. Pembahasan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran

Baca Selengkapnya - Pengetahuan Ibu tentang Biang Keringat pada Bayi 0-1 Tahun di BPS

Mengatasi Mata Lelah di Depan Komputer

1. Jaga jarak pandang dari monitor.
Berada terlalu dekat dengan monitor memang sedikit membahayakan bagi mata kita. Seharusnya kita menjaga jarak pandang ke monitor kita dengan baik. Jarak yang disarankan adalah sekitar 20-40 inchi (50-100cm) dari mata. Jika kita masih kesulitan membaca padahal monitor sudah berada pada jarak 20 inchi, cobalah untuk memperbesar font kita hingga kita merasa nyaman.

2. Singkirkan CRT, Beralih ke LCD
Monitor tabung (CRT) memang memberi efek yang lebih buruk dibanding LCD, selain energi yang dibutuhkan juga lebih besar. Cobalah mengganti monitor CRT kita dengan LCD. Namun harga monitor LCD memang lebih mahal dibanding CRT. Bagi kita yang masih menyeyangi monitor CRT, ada baiknya kita membeli filter anti-radiasi. ini adalah solusi untuk mengurangi rasa nyeri mata akibat duduk berlama-lama di depan monitor, namun dengan harga yang murah.

3. Atur monitor setting
Beberapa monitor yang ada sekarang banyak menyediakan pre-set display mode, untuk memudahkan pengguna mengganti setting layar mereka. Pre-set setting tersebut memberi level brightnes yang berbeda, untuk menyesuaikan kondisi penggunaan monitor. Adakalanya manfaatkan hal tersebut. Misal settingan seperti, ‘text’ atau ‘internet’ akan terasa lebih sejuk di mata, saat kita gunakan untuk mengetik ataupun browsing. Setingan ‘game’ atau ‘movie’ akan terlihat lebih terang saat digunakan.

4. Gunakan kacamata anti radiasi
Walau hal ini membutuhkan biaya yang relatif lebih mahal, namun ada baiknya saat memiliki cukup uang kita membeli kacamata anti-radiasi. Selain bisa dibawa kemanapun kita bekerja, kacamata ini tak hanya berguna saat kita bekerja di depan monitor, namuna juga melindungi mata dari cahaya lampu mobil, radiasi TV, dan sebagainya. Faktanya lapisan anti-radiasi pada kacamata tersebut, sangat berguna bagi mata kita. Karena lapisan tersebut secara otomatis mengurangi efek nyeri di mata akibat radiasi cahaya berlebih.

5. Mengistirahatkan mata sejenak, secara berkala
Cara termudah menghindari mata lelah akibat radiasi monitor adalah mengistirahatkannya secara berkala. Cobalah untuk mengistirahatkan mata sekitar 5 menit tiap jamnya. Kita dapat menggunakan waktu 5 menit tersebut untuk berjalan-jalan, melihat pemandangan, mencuci muka dan sebagainya. Yang penting menjauh dari monitor.
Baca Selengkapnya - Mengatasi Mata Lelah di Depan Komputer

Tiga Langkah Perawatan Payudara

Perawatan payudara dianjurkan mulai dilakukan setelah kehamilan berusia 5-6 bulan. Sebab, jika sejak awal kehamilan kita sudah melakukan perangsangan puting, misalnya, bukan hasil baik yang diperoleh, “tapi malah bisa menimbulkan kontraksi rahim . Adapun perawatan yang dilakukan ialah:

1. Pemijatan
Hal ini bisa dilakukan kala mandi. Sebelumnya siapkan di waskom air hangat dan air dingin, minyak kelapa yang bersih (paling baik jika bikinan sendiri) atau baby oil, handuk, dan kapas. Bersihkan payudara memakai air, lalu massage memakai minyak. Pemijatan dilakukan dengan memakai kedua tangan, sekeliling payudara diurut memutar searah jarum jam dan kemudian berbalik arah/berlawanan jarum jam. Setelah itu lakukan pengurutan dari bawah menuju puting, namun putingnya sendiri tak perlu di-massage karena tak berkelenjar tapi hanya merupakan saluran air susu belaka. Usai massage, ketuk-ketuklah payudara memakai ujung jari atau ujung ruas jari. Gunanya agar sirkulasi darah bekerja lebih baik. Selanjutnya puting dibersihkan dengan menggunakan kapas dan minyak. Minyak ini berguna melenturkan dan melembabkan puting agar saat menyusui kelak puting sudah tak gampang lecet. Terakhir, bersihkan payudara dan puting memakai air hangat dan dingin. Tujuannya untuk memperlancar sirkulasi darah. Setelah itu keringkan pakai handuk.

2. Senam Teratur
Sebaiknya payudara juga dirawat dengan melakukan senam. Gunanya untuk memperkuat otot pektoralis di dada, sehingga memadatkan payudara dan merangsang produksi ASI agar lebih baik. Senamnya sangat mudah, kok, Bu. Bisa dilakukan sebelum atau sesudah mandi. Ada dua macam senam yang bisa dilakukan para ibu, yaitu:
  • Posisi berdiri, tangan kanan memegang bagian lengan bawah kiri dekat siku, sebaliknya tangan kiri memegang lengan bawah kanan (seperti orang bersidekap). Kemudian tekan kuat-kuat ke arah dada dengan cara mempererat pegangan, sehingga terasa tarikannya pada otot-otot di dasar payudara. Selanjutnya lemaskan kembali. Lakukan berulang-ulang hingga 30 kali.
  • Pegang bahu dengan kedua ujung tangan, kemudian siku diputar ke depan sehingga lengan bagian dalam mengurut (massage) payudara ke arah atas. Diteruskan gerakan tangan ke atas ke belakang dan kembali pada posisi semula. Lakukan latihan ini 20 kali putaran.
3. Memakai Bra Yang Pas
Untuk mengatasi rasa tak enak pada saat payudara membesar, pakailah bra yang pas dan bisa memegang. Jangan pakai yang terlalu ketat atau longgar, tapi harus benar-benar pas sesuai ukuran payudara saat itu dan dapat menopang perkembangan payudara. Jika terlalu sempit akan menghambat perkembangan kelenjar payudara, sedangkan kalau terlalu longgar akan tampak jatuh dan sakit dipakainya. Jika payudara sangat besar, ada baiknya untuk memilih yang memakai penyangga kawat. Karena bra yang tak menopang dengan baik pada payudara besar cenderung akan turun dan membentuk lipatan di bagian bawah payudara. Sementara jika si ibu tak menjaga kebersihan dan kekeringan di bawah lipatan tersebut, maka jamur biasanya akan tumbuh. Jangan lupa, tubuh ibu hamil cenderung berkeringat. Untuk itu, pilihlah bra dari bahan katun atau campuran katun sehingga nyaman dipakai dan mudah menyerap keringat. Tali pengikatnya agar dipilih yang lebar sehingga dapat menyangga payudara dengan baik. Bila jamur sudah terlanjur hadir, segera bawa ke dokter. Sebab, jika jamur naik hingga ke seluruh payudara bisa menjadi masalah pada saat menyusui nanti.
Baca Selengkapnya - Tiga Langkah Perawatan Payudara

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hubungan Seks Pasca Nifas

Melahirkan bayi adalah proses alamiah yang dialami para wanita, namun masih banyak pria yang sulit menghadapi bahwa tubuh wanita tidak bisa berubah begitu saja secara dramatis pasca melahirkan bayi mereka. Banyak dari para pria yang berfikiran, begitu bayi mereka lahir, segalanya akan kembali normal, dalam artian tubuh sang istri akan kembali normal seperti sediakala. Begitu juga dalam hal seks, padahal pada tahap tersebut sang istri belum siap untuk melakukan hubungan seks secara normal melaui vagina. Akibatnya, gairah menurun dan enggan untuk berhubungan seksual.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapat untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan seks pasca nifas di Desa Gotong Royong Terbanggi Subing Kecamatan Gunung Sugih Kebupaten Lampung Tengah pada tahun 2010, dengan subjek penelitian adalah ibu pasca nifas dan objek penelitian adalah hubungan seks pasca nifas.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan populasi ibu pasca nifas di Desa Gotong Royong Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah pada bulan Januari – Juni 2010 berjumlah 53 orang dan sampel diambil dengan metode accidental sampling, sehingga jumlah sampel diambil dari ibu pasca nifas 40 hari sampai 4 bulan yang ada pada bulan Juni sejumlah 30 orang ibu. Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode angket dan alat ukur berupa lembar cecklist.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil bahwa bahwa sebagian besar responden telah melakukan hubungan seks (53,33%), dimana waktu memulai hubungan seks sebagian besar pada waktu 4-8 minggu (53,33%%). Berdasarkan hasil analisis menggunakan chi-square diperoleh nilai untuk luka jahitan perineum X2 hitung : 19,1 > X2 tabel: 3,481, untuk kondisi fisik X2 hitung : 37,53 > X2 tabel: 3,481, dan untuk kondisi psikososial nilai X2hitung : 23,005 > X2 tabel: 3,481 sehingga ada hubungan antara luka jahitan, kondisi fisik dan kondisi psikososial dengan hubungan seks pasca nifas
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah Sebagian besar ibu pasca nifas memulai hubungan seks pada waktu 4-8 minggu dan terdapat pengaruh yang bermakna antara luka jahitan perineum, kondisi fisik dan kondisi psikososial dengan hubungan seks pasca nifas.

Kata Kunci : Faktor-faktor, Hubungan Seks, Pasca Nifas

DAFTAR ISI >>>>>>
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Ruang Lingkup Penelitian
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Masa Nifas/Post Partum
2. Ibu Pasca Nifas
3. Pengertian Seksual
4. Seksual Pasca Nifas
5. TujuanHubungan Seks
6. Kapan Hubungan Seks dilakuan
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hubungan Seks pas Nifas

B. Kerangka Konsep
C. Definisi Operasional
D. Hipotesis

BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Racangan Penelitian
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
2. Sampel
C. Lokasi Penelitian
D. Variabel Penelitian
E. Instrumen dan Cara Pengumpulan Data
F. Pengumpulan Data Data
G. Analisa Data


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
2. Hasil Penelitian
2. Pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Baca Selengkapnya - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hubungan Seks Pasca Nifas

Tips mengetahui seseorang tertarik pada kita atau tidak

Berikut ini ada beberapa tanda yang bisa Anda pakai untuk mengukur apakah seseorang tertarik kepada Anda atau tidak.

Tertarik pada percakapan
Kalau Anda mau tahu apakah lelaki menyukai Anda atau tidak, perhatikan tanda ini. Dia tertarik berbicara dengan Anda. Apakah lelaki itu cukup lama menikmati percakapan dengan Anda? Atau justru dia berusaha segera menyudahi percakapan? Jika dia tertarik kepada Anda, dia akan sangat tertarik untuk berbicara dengan Anda. Tertarik mendengar suara Anda. Tertarik mendengar cerita Anda. Tertarik bertemu muka dengan Anda. Tertarik menghubungi Anda melalui telepon, e-mail atau surat. Perhatikan atau sadari waktu yang dia habiskan untuk berkomunikasi dengan Anda. Lama atau sebentar? Jika tidak ada tanda-tanda ini, Anda sudah tahu apa yang harus Anda lakukan.

Menghargai Anda
Cara lain untuk tahu apakah Anda disukai atau tidak adalah sikapnya terhadap hobi atau apa pun yang suka Anda lakukan. Apakah dia menghargai hal-hal yang menarik bagi Anda seperti hobi atau kesukaan Anda? Apakah dia menghargai cara berpikir, sikap, dan karakter Anda. Jika dia tidak bisa berbuat seperti itu, dia tidak tertarik kepada Anda. Dia tidak tertarik untuk melanjutkan hubungan dengan Anda ke jenjang yang lebih serius. Jika dia memberikan kritik karena semua hal itu, Anda harus segera mengambil keputusan.

Mengistimewakan Anda
Laki-laki, kalau sudah benar-benar tertarik kepada seorang perempuan, akan keluar dari kebiasaan mereka. Ada kecenderungan untuk melakukan apa pun yang tak pernah mereka lakukan. Mereka akan mengistimewakan perempuan, misalnya, membukakan pintu mobil, membukakan pintu, menarik kursi ketika makan malam, dan hal-hal lain yang membuat perempuan merasa diisitimewakan. Amatilah sedikit clue ini untuk mengetahui sejauh mana ketertarikan meraka kepada Anda. Lain laki-laki, lain juga dengan perempuan. Ketika perempuan tertarik kepada laki-laki, dia akan menatap lelaki tersebut dengan mata berbinar dan mendengarkan dengan baik apa yang ia bicarakan. Atau juga sering memainkan rambutnya, merapikannya, memperhatikan bajunya, memperhatikan make up-nya, karena ingin selalu tampil sempurna di mata lelaki.

Habiskan waktu lebih lama
Tanda lain yang bisa Anda gunakan untuk mengukur apakah Anda disukai atau tidak adalah kemauan orang untuk menghabiskan waktu dengan dan bersama Anda. Ingat, waktu merupakan hal yang berharga bagi orang yang sedang jatuh cinta. Jika memang dia menyukai Anda, dia akan berusaha menghabiskan waktu lebih lama bersama Anda. Dia tak ingin cepat-cepat pergi. Dia tak ingin melakukan hal lain selain ingin bersama Anda. Dia akan memperlakukan Anda dengan sangat baik dan membuat Anda benar-benar merasa nyaman. Itulah mengapa orang yang sedang jatuh cinta merasa waktu berjalan begitu cepat. Tapi kalau baru beberapa menit dan dia sudah ingin pergi, dia tak terlalu suka kepada Anda.

Menggoda Anda
Salah satu tanda yang bisa Anda pakai adalah godaannya. Kalau dia punya rasa terhadap Anda, dia akan mengganggu konsentrasi Anda dengan godaan atau ejekan sederhana. Dia akan berusaha menarik sedikit perhatian Anda dengan kalimat-kalimat yang lucu (bahkan terdengar sedikit dipaksakan). Kalau sudah begitu, yakinlah bahwa dia menyimpan rasa yang lain terhadap Anda.
Baca Selengkapnya - Tips mengetahui seseorang tertarik pada kita atau tidak

Hernia pada bayi

Hernia berasal dari kata dalam bahasa latin yang secara harfiah berarti robekan. Dalam dunia medis, hernia diartikan sebagai pemburutan suatu alat atau terjadinya bagian alat atau organ tubuh yang keluar dari tempat yang semestinya. Terdapat dua jenis hernia yang paling umum menyerang bayi. Pertama hernia inguinal yang terjadi di daerah genital (kelamin) dan yang kedua hernia umbilikal alias hernia pusar yang terjadi di daerah pusar.

Hernia inguinal terutama terjadi di kalangan bayi laki-laki. Suatu ketika mungkin saja Anda mendapati gumpalan yang berukuran sebesar ibu jari si sekitar kantung buah pelir bayi. Didapati gumpalan itu selama beberapa minggu atau beberapa bulan lamanya. Setelah itu, biasanya gumpalan itu hilang namun kemudian kerap muncul ketika bayi sedang aktif atau menangis. Jika mendapati hal tersebut pada bayi Anda, segera bawa bayi ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan. Kalau kemudian diketahui bahwa ia memang benar mengidap hernia, pembedahan kecil perlu dilakukan.

Hernia inguinal sendiri sangat jarang terjadi pada bayi perempuan. Namun demikian, pada kasus tertentu, bayi perempuan dapat saja menderita hernia ini. Gumpalan terjadi di sekitar bibir vagina luar.
Dalam pada itu, sekitar 20 persen bayi yang dilahirkan (terutama bayi perempuan) mengidap hernia umbilikal. Secara umum, hernia jenis ini tidak menimbulkan rasa sakit dan membahayakan. Anda dapat melihat bengkakan di sekitar pusar bayi pada saat bayi menangis atau menegang.

Jenis hernia ini biasanya akan hilang dengan sendirinya ketika usia bayi mencapai 12 hingga 18 bulan. Namun, bila bengkakan tersebut tidak juga sirna, sebaiknya segera bawa bayi ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan.
Baca Selengkapnya - Hernia pada bayi

Artritis Reumatoid (Poli-artritis Reumatoid)

Definisi
Artritis reumatoid adalah penyakit inflamasi non-bakterial yang bersifat sistemik, progresif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi serta simetris.
Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak diketahui penyebabnya dikarekteristikan dengan reaksi inflamasi dalam membrane sinovial yang mengarah pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut.( Susan Martin Tucker.1998 )
Artritis Reumatoid (AR) adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai mengenai membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan dengan nyeri persendian, kaku sendi, penurunan mobilitas, dan keletihan (Diane C. Baughman. 2000)
Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh (Arif Mansjour. 2001)
Insidens
Artritis reumatoid merupakan inflamasi kronik yang paling sering ditemukan pada sendi, insidensnya sekitar 3% dari penduduk menderita kelainan ini dan terutama ditemukan pada umur 20-30 tahun, lebih sering pada wanita daripada pria dengan perbandingan 3:1. Penyakit ini menyerang sendi-sendi kecil pada tangan, pergelangan kaki dan sendi-sendi besar pada lutut, panggul serta pergelangan tangan.
Etiologi
Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui. Ada beberapa teori yang dikemukakan mengenai penyebab artritis reumatoid, yaitu :
1. Infeksi streptokokus hemolitikus dan streptokokus non-hemolitikus
2. Endokrin
3. Autoimun
4. Metabolik
5. Faktor genetik serta faktor pemicu lainnya.
Pada saat ini, artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin disebabkan oleh karena virus dan organisme mikoplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi penderita.
Kelainan pada sinovial
Kelainan artritis reumatoid dimulai pada sinovial berupa sinovitis. Pada tahap awal terjadi hiperemi dan pembengkakan pada sel-sel yang meliputi sinovia disertai dengan infiltrasi limfosit dan sel-sel plasma. Selanjutnya terjadi pembentukan vilus yang berkembangan ke arah ruang sendi dan terjadi nekrosis dan kerusakan dalam ruang sendi. Apda pemeriksaan mikroskopik di temukan daerah nekrosis fibrinoid yang diliputi oleh jaringan fibroblas membentuk garis radial ke arah bagian yang nekrosis.
Kelainan Pada Tendo
Pada tendo terjadi tenosinovitis disertai dengan invasi kolagen yang dapat menyebabkan ruptur tendo secara parsial atau total.
Kelainan Pada Tulang
Kelainan yang terjadi pada daerah artikuler dibagi dalam tiga stadium, yaitu :
  1. Stadium I (stadium sinovitis) - Pada tahap awal terjadi kongesti vaskuler, proliferasi sinovial disertai infiltrasi lapisan sub-sinovial oleh sel-sel polimorf limfosit dan sel plasma. Selanjutnya terjadi penebalan struktur kapsul sendi disertai pembentukan vili pada sinovium dan evusi dan evusi pada sendi/pembungkus tendo.
  2. Stadium II (stadium destruksi) - Pada stadium ini inflamasi berlanjut menjadi kronik serta terjadi destruksi sendi dan tendo. Kerusakan pada tulang rawan sendi disebabkan oleh enzim proteolitik dan oleh jaringan vaskuler pda lipatan sinovia serta oleh jaringan granulasi yang terbentuk pada permukaan sendi (panus). Erosi tulang terjadi pada bagian tepi akibat invasi jaringan granulasi dan akibat resorpsi osteoklas. Pada tendo terjadi tenosinovitis disertai invasi kolagen yang dapat menyebabkan ruptur tendo baik parial maupun total.
  3. Stadium III (stadium deformitas) - Pada stadium ini kombinasi antara destruksi sendi, ketegangan selaput sendi dan ruptur tendo akan menyebabkan instabilitas dan deformitas sendi. Kelainan yang mungkin ditemukan pada stadium ini adalah ankilosis jaringan yang selanjutnya dapat menjadi ankilosis tulang. Inflamasi yang terjadi mungkin sudah berkurang dan kelainan yang timbul terutama oleh karena gangguan mekanik dan fungsional pada sendi.
Baca Selengkapnya - Artritis Reumatoid (Poli-artritis Reumatoid)

Bronchus

Ujung tenggorokkan bercabang dua disebut bronchus, yaitu bronchus kiri dan bronchus kanan. Struktur bronchus kanan lebih pendek dibandingkan bronchus sebelah kiri. kedua bronchus masing-masing masuk kedalam paru-paru. Didalam paru-paru bonchus bercabang menjadi bronchiolus yang menuju setiap lobus (belahan) paru-paru. bronchus sebelah kanan bercabang menjadi 3 bronchiolus, sedangkan sebelah kiri bercabang menjadi 2 bronchiolus. Cabang bronchiolus yang paling kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru yang disebut alveolus. Dinding alveolus mengandung banyak kapiler darah. melalui kapiler darah oksigen yang berada dalam alveolus berdifusi masuk ke dalam darah.

1.Pengeritan Bronchus
Bronchus adalah kaliber jalan udara pada sistem pernapasan yang membawa udara ke paru-paru. Tidak terdapat pertukaran udara yang terjadi pada bagian paru-paru ini. Bronkitis merupakan peradangan pada bronkus. Terdapat dua tipe utama: akut dan kronik. Bronkitis akut biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.

2.Susunan Bronchus
Trachea bercabang menjadi dua disebut bronchus primarius. Tiap bronchus primarius bercabang-cabang sesuai dengan jumlah lobi. Bronchus masuk ke dalam pulmo melalui hilus, cabang-cabang bronchus primarius yang masuk kedalam lobulus disebut bronchiolus. Dibandingkan dengan bronchus maka bronciolus lebih kecil (diameter kurang dari 1 mm ) epitheliumnya sudah tidak pseudokomplek melainkan collumner bersilia, sudah tidak mempunyai cartilago. Bronchiolus akan bercabang-cabang terus membentuk cabang lebih kecil. Cabang lebih kecil. Cabang terkecil yang masih termasuk dalam bagian konduksi disebut bronchiolus terminalis. Didalam tiap lobulus ditemukan 50-80 bronchiolus terminalis (manusia), bronchiolus terminalis melanjutkan diri sebagai 1-2 atau lebih bronchiolus respiratorius, ini bercabang lagi menjadi 2-11 duktus alveolaris yang dindingnya dibatasi oleh bangunan berupa rumah labah yaitu mulut lebar, saccus alveolaris yang merupakan bagian terujung. Sebelum bronchi masuk kedalam pulmo strukturnya mirip dengan trachea, tapi setelah masuk kedalam pulmo maka cincin kartilago diganti dengan lempeng kartilago yang bentuknya tidak teratur yang secara sempurna membatasi bronchi. Disamping itu ditemukan juga lapisan otot polos yang sempurna, lempeng-lempeng kartilago menghilang setelah diameternya mencapai 1 mm. Bronchus ditutup oleh ep pseudokomplek basilia, lamina proprianya dibentuk oleh banyak serabut elastis dengan sedikit serabut kolagen dan retikuler. Pada pemotongan melintang bronchus permukaannya kelihatan bergelombang karena kontraksi otot polos yang terdapat pda dinding. Gambaran ini akan hilang apabila pulmo teregang.

Dibawah mukosa terdapat otot polos yang tidak pernah membenuk cincin yang sempurna seperti halnya pada intestanum atau vasa darah, tetapi membentuk berkas yang terputus-putus dan makin kecil maka ruang antara makin lebar. Diantara serabut-serabut otot polos banyak terdapat serbaut-serabut elastis. Jala-jala vasa yang padat banyak menembus jaringan fibroelastis tersebut.
Lapisan yang terluar berupa jaringan ikat padat yang banyak serbaut elastis. Bagian ini menyelubungi lempeng-lempeng kartilago dan melanjutkan diri ke jaringan ikat sekitarnya dan jaringan ikat vasa yang berjalan bersamanya. Sampai ditempat dimana ditemukan lempeng kartilago ditemukan dibawah lapisan muskulus. Terutama pada tempat-tempat percabangan bronchi terdapat jaringan lymphatik yang bersifat diffusa kadang-kadang dengan nodulus lymphaticus terdapat secara tak teratur pada mukosa dan jaringan fibrosa disekitar kartilago.Makin kecil ukuran bronchi atau bronchioli maka lapisan dinding makin tipis, tetapi lapisan otot polosnya masih tetap ditemukan sebagai komponen yang menjolok, bahkan masih tetap ditemukan pada dinding yang membatasi ductus alveolaris.

3.Jenis Penyakit Yang Menyerang Bronchus
a. Asthma Bronkhiale
Asthma Bronkhiale adalah suatu penyakit yang ditandai oleh adanya hiper reaktivitas saluran napas terutama trakhea dan bronkhus terhadap suatu rangsangan.
Penyakit ini dapat menyerang pada berbagai usia, terutama pada usia anak dan lansia.
Waktu serangan kebanyakan terjadi pada malam hari dan pagi hari.
Tanda dan gejalanya adalah adanya inflamasi kronik saluran napas yang disebabkan oleh adanya peningkatan respon yang berlebihan atau hiperresponsive dari jalan napas terhadap allergen ,yang sering berhubungan dengan adanya obstruksi jalan napas yang luas dan sering kali bersifat reversible dengan atau tanpa pengobatan. Obstruksi tersebut terjadi karena adanya spasme otot-otot bronchus, adanya inflamasi kelenjar mukosa, serta adanya produksi mucus yang berlebihan.

b.Tuberkulosis
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang sebagian besar disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara pernafasan ke dalam paru. Kemudian kuman tersebut menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, melalui saluran nafas (bronchus) atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya. TB dapat terjadi pada semua kelompok umur, baik di paru maupun di luar paru.
Gejala penyakit tuberkulosis adalah : batuk lebih dari 3 minggu, demam, berkeringat pada malam hari tanpa kegiatan, berat badan menurun.

c.Infeksi Saluran Nafas Akut (ISPA)
ISPA adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh masuknya kuman mikroorganisme (bakteri dan virus) kedalam organ saluran pernafasan yang berlangsung selama 14 hari. Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru.Yang termasuk secara garis besar gejala dari ISPA adalah badan panas & pegal- pegal (myalgia), beringus (rhinorrhea), batuk, sakit kepala, sakit pada tengorokan.Terjadinya ISPA adalah karena masuknya virus, bakteri dan jamur. Kebanyakan adalah virus. Yang biasanya akan di ikuti dengan bakteri.

d. Rhinitis
Rhinitis dapat di sebabkan oleh bakteri ataupun virus, tapi lebih banyak rhinitis dikarenakan adanya suatu alergin yang kemudian dapat di ikuti dengan bakteri atau virus. Rhinitis allergy atau pilek alergi adalah gejala alergi yang terjadi pada bagian hidung.Umumnya timbul penyakit ini di musim penghujan karena cuaca dingin. Diagnosa penyakit ini: hidung pilek/beringus, badan panas atau merasa tidak enak badan disertai pusing kepala. Penyebab pilek alergi/rhinitis allergy ini ada bermacam-macam, antara lain: karena tubuh tidak kuat di udara dingin, debu di lingkungan sekitar (rumah), polusi udara dan serbuk sari bunga.Jika sudah mengalami rhinitis allergy atau pilek alergi, janganlah dibiarkan berlarut-larut sehingga semakin parah. Hal ini dapat beresiko munculnya penyakit lanjutan seperti ISPA (infeksi saluran pernafasan atas), Tonsilitis, Faringitis, Brinchitis bahkan Pnemonia (radang paru-paru)

e.Faringitis
Dalam bahasa Latin; pharyngitis, adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau faring. Kadang juga disebut sebagai radang tenggorok. nfeksi saluran napas atas akut seperti faringitis dan common cold (influensa) merupakan infeksi rongga mulut yang paling sering dijumpai. Faringitis ada yang akut dan kronis, Faringitis akut, radang tenggorok yang masih baru, dengan gejala nyeri tenggorok dan kadang disertai demam dan batuk. Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang mengganjal di tenggorok. Faringitis karena bakteri biasanya dengan demam mendadak tinggi, sakit menelan, terdapat detritus pada farings, dan pembesaran kelenjar getah bening sekitarnya.

4.Ciri-ciri bagian Bronchus
a.Bronchus kanan: lebih pendek, besar & memiliki lumen yg besar, terdiri dari lobus atas, tengah & bawah.
b.Bronchus kiri: terdiri dari lobus atas & bawah.

5.Fungsi Bronchus
Fungsi:
a.Menyalurkan udara menuju paru-paru
b.Mensuplai segmen bronchopulmoner.
Setiap segmen bronchus memiliki >50 terminal bronchiolus. Setiap bronchiolus membentuk >2 ductus alveolus. Dinding bronchus mengandung carttilago & otot-otot polos.
Baca Selengkapnya - Bronchus

Arsip

0-Asuhan Kebidanan (Dokumen Word-doc) 0-KTI Full Keperawatan (Dokumen Word-doc) Anak Anatomi dan Fisiologi aneh lucu unik menarik Antenatal Care (ANC) Artikel Bahasa Inggris Asuhan Kebidanan Asuhan Keperawatan Komunitas Asuransi Kesehatan Berita Hiburan Berita Terkini Kesehatan Berita Tips Twitter Celeb contoh Daftar Pustaka Contoh KTI Contoh KTI Kebidanan Farmakologi (Farmasi) Gadar-kegawatdaruratan Gizi Handphone Hirschsprung Hukum Kesehatan Humor Segar (Selingan) Imunisasi Info Lowongan Kerja Kesehatan Intranatal Care (INC) Jiwa-Psikiatri kamus medis kesehatan online Kebidanan Fisiologis Kebidanan Patologis Keluarga Berencana (KB) Keperawatan Gerontology Kesehatan Anak (UMUM) Kesehatan Bayi (untuk UMUM) Kesehatan Haji Kesehatan Ibu Hamil (untuk UMUM) Kesehatan Ibu Menyusui (untuk UMUM) Kesehatan Pria (untuk UMUM) Kesehatan Remaja Kesehatan Reproduksi (Kespro) Kesehatan Wanita (untuk UMUM) Koleksi Skripsi Umum Konsep Dasar KTI D-3 Kebidanan KTI Skripsi Keperawatan kumpulan askep Laboratorium Lain-lain Makalah Keperawatan Kebidanan Managemen Kesehatan Mikrobiologi Motivasi Diri Napza dan zat Adiktif Neonatus dan Bayi News Penyakit Menular potensi KLB Penyakit Menular Seksual (PMS) Postnatal Care (PNC) Protap-SOP Psikologi-Psikiater (UMUM) Reformasi Kesehatan Sanitasi (Penyehatan Lingkungan) Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Sistem Endokrin Sistem Immunologi Sistem Indera Sistem Integumen Sistem Kardiovaskuler Sistem Muskuloskeletal Sistem Neurologis Sistem Pencernaan Sistem Perkemihan Sistem Pernafasan Surveilans Penyakit Teknologi Tips dan Tricks Seks Tips Facebook Tips Karya Tulis Ilmiah (KTI) Tips Kecantikan Tips Kesehatan Umum Tokoh Kesehatan Tutorial Blogging Youtuber