Cari Blog Ini

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Senam Hamil

Selama kehamilan upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan ibu memerlukan perhatian ekstra. Hal-hal yang memerlukan perhatian itu antara lain nutrisi, persiapan laktasi, pemeriksaan kehamilan yang teratur, peningkatan kebersihan diri dan lingkungan, kehidupan sexual, istirahat dan tidur, menghentikan kebiasaan yang merugikan kesehatan dan berpengaruh terhadap janin (seperti merokok) melaksanakan pergerakan dan senam hamil. Senam hamil adalah program kebugaran yang diperuntukkan bagi ibu hamil. Latihan-latihan pada senam hamil dirancang khusus untuk menyehatkan dan membugarkan ibu hamil, mengurangi keluhan yang timbul selama kehamilan, serta mempersiapkan fisik dan psikis ibu dalam menghadapi persalinan. Dari hasil hasil pra survey dengan melakukan wawancara terhadap 10 ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pekalongan didapatkan bahwa mereka mengatakan belum memahami tujuan, manfaat, tata cara dan persyaratan yang harus diperhatikan dalam melakukan senam hamil.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tujuan, manfaat, persyaratan, dan tata cara senam hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pekalongan Lampung Timur Tahun 2006.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif, subjek penelitiannya yaitu Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pekalongan. Sedangkan objek penelitiannya adalah gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil. Total populasi pada penelitian ini yaitu 771 ibu hamil, sedangkan sampel yang diambil adalah 42 responden. Alat pengambilan data yang digunakan adalah lembar kuesioner yang terdiri dari 4 sub pertanyaan, yaitu tujuan, manfaat, tata cara dan persyaratan yang harus diperhatikan dalam melakukan senam hamil.
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pekalongan Lampung Timur tahun 2006 tentang tujuan senam hamil termasuk dalam kategori baik (52,38%), manfaat senam hamil kategori cukup (45,24%) syarat melakukan senam hamil kategori cukup (57,14%), tata cara senam hamil kategori cukup (64,29%). Kesimpulan secara umum dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pekalongan Lampung Timur tahun 2006 dalam kategori cukup (64,29%).

Kata Kunci : Pengetahuan, Senam hamil

Baca Selengkapnya - Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Senam Hamil

Faktor-faktor yang mempengaruhi Partus Lama

Sebab-sebab terjadinya partus lama adalah multi kompleks dan tentu saja bergantung pengawasan selagi hamil, pertolongan persaiinan yang baik dan penatalaksanaannya (Mochtar, 1998). Faktor terjadinya partus lama di bagi menjadi dua yaitu faktor penyebab dan faktor resiko, faktor penyebab: his, mal presentasi dan mal posisi, janin besar, panggul sempit, kelainan serviks dan vagina, disproporsi fetovelvik, dan ketuban pecah dini, dan faktor resiko: analgesik dan anastesis berlebihan, paritas, usia, wanita dependen, respons stres, pembatasan mobilitas, dan puasa ketat (Oxorn, 1996).

a. His tidak efisien (adekuat)
Keadaan umum penderita biasanya baik, dan rasa nyeri tidak seberapa. Selama ketuban masih utuh umumnya tidak banyak bahaya, baik bagi ibu maupun bagi janin, kecuali jika persalinan berlangsung terlalu lama; dalam hal terakhir ini morbiditas ibu dan mortalitas janin naik. Keadaan ini dinamakan inersia uteri primer atau hypotonic uterine contraction (Wiknjosastro, 2005). Timbulnya his adalah indikasi mulainya persalinan, apabila his yang timbul sifatnya lemah, pendek, dan jarang maka akan mempengaruhi turunnya kepala dan pembukaan serviks atau yang sering disebut dengan inkoordinasi kontraksi otot rahim, dimana keadaan inkoordinasi kontraksi otot rahim ini dapat menyebabkan sulitnya kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan atau pengusiran janin dari dalam rahim, pada akhirnya ibu akan mengalami partus lama karena tidak adanya kemajuan dalam persalinan.

b. Faktor janin (mal presentasi, malposisi, janin besar)
Bayi yang besar merupakan faktor partus lama yang sangat berkaitan dengan terjadinya malposisi dan malpresentasi, janin yang dalam keadaan malpresentasi dan malposisi kemungkinan besar akan menyebabkan partus lama atau partus macet. Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain verteks. Sedangkan malposisi merupakan posisi kepala janin relatif terhadap pelvis depan oksiput sebagai titik referensi. Pada kejadian mal presentasi kerja uterus kontraksinya cenderung lelah dan tidak teratur.
Letak janin dalam uterus terjadi pada proses adaptasi janin terhadap ruangan didalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang 32 minggu, jumlah air ketuban relatif banyak sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa, dengan demikian janin dapat menempati diri dalam presentasi kepala. Faktor-faktor lain yang memegang peranan dalam terjadinya mal posisi di antaranya adalah multiparitas, hamil kembar, hidramnion, placenta previa dan panggul sempit, juga dapat disebabkan oleh kelainan uterus dan kelainan letak uterus (Wiknjosastro, 2002 ).

c. Faktor jalan lahir (pinggul sempit, kelainan serviks, vagina, tumor)
Penyebab partus lama sebagian besar adalah karena panggul ibu yang terlalu sempit, atau gangguan penyakit pada tulang sehingga kepala bayi sulit untuk berdilatasi sewaktu persalinan. Faktor genetik, fisiologis, dan ingkungan termasuk gizi mempengaruhi perawakan seorang ibu. Perbaikan gizi dan kondisi kehidupan juga penting karena dapat membantu mencegah terhambatnya pertumbuhan. Selain itu servik yang terlalu kaku juga dapat berdampak pada lambannya kemajuan persalinan, karena akibat servik yang kaku akan menghambat proses penipisan portio yang nantinya akan berdampak pada lamanya pembukaan. Adanya tumor juga sangat berpengaruh terhadap proses lamanya persalinan. Jika terjadi tumor di organ reproduksi khususnya pada jalan lahir tentunya akan menghalangi proses lahirnya bayi yang kemungkinan besar akan mengakibatkan partus lama.

d. Disproporsi fetovelvik
Disproporsi fetopelfik adalah ketidak mampuan janin untuk melewati panggul. Disproporsi dapat absolut atau relati£ Absolut apabila janin sama sekali tidak akan dengan selamat melewati jalan lahir. Disproporsi relatif terjadi apabila faktor-faktor lain ikut berpengaruh. Panggul yang sedikit sempit dapat diatasi dengan kontraksi uterus yang efisien, keionggaran jaringan lanak, letak, presentasi dan kedudukan janin yang menguntungkan, dan kemampuan kepala janin untuk mengadakan moulage. Sebaliknya kontraksi yang jelek, jaringan lunak yang kaku, kedudukan abnormal, dan ketidak mampuan kepala untuk mengadakan moulage sebagaimana mestinya, semuanya dapat menyebabkan persalinan menjadi lama, bahkan kemungkinan besar persalinan vaginal tidak mungkin.

e. Kerja uterus yang tidak efisien
Kemajuan persalinan yang lambat sering kali disebabkan oieh kontraksi uterus yang tidak efisien. Jika tidak terdapat kontraksi yang efektif, penurunan bagian presentasi janin akan berlangsung lambat. Praktik prestriksi makanan dan cairan pada ibu bersalin dapat memberikan efek yang buruk pada kontraksi karena otot memerlukan suplai energi yang adekuat untuk berkontraksi secara efektif. Ambulasi dapat meningkatkan aktivitas uterus yang lebih efektif.

f. Usia
Usia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994) adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan). Berdasarkan pengertian di atas usia ibu dalam penelitian ini adalah lama seorang ibu hidup sampai melahirkan. Jika dilihat dari sisi biologis manusia 20 - 35 merupakan tahun terbaik wanita untuk hamil karena selain di usia ini kematangan organ reproduksi dan hormon telah bekerja dengan baik juga belum ada penyakit-penyakit degenerative seperti hipertensi, diabetes, serta daya tahan tubuh masih kuat. Tidak semua ibu dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun dipastikan mengalami partus lama, akan tetapi pada sebagian wanita dengan usia yang masih muda organ reproduksinya masih belum begitu sempurna dan fungsi hormon-hormon yang berhubungan dengan persalinan juga belum sempurna pula. Ditambah dengan keadaan psikologis, emosional dan pengalaman yang belum pernah dialami sebelumnya dan mempengaruhi kontraksi uterus menjadi tidak aktif, yang nantinya akan mempengaruhi lamanya persalinan. Sedangkan pada ibu dengan usia lebih dari 35 tahun diketahui kerja organ-organ reproduksinya sudah mulai lemah, dan tenaga ibu pun sudah mulai berkurang, hal ini akan membuat ibu kesulitan untuk mengejan yang pada akhirnya apabila ibu terus menerus kehilangan tenaga karena mengejan akan terjadi partus lama (Amuriddin, 2009).

g. Paritas
Menurut Wiknjosastro salah satu penyebab kelainan his yang dapat menyebabkan partus lama terutama ditemukan pada primigravida khususnya primigravida tua, sedangkan pada multipara ibu banyak ditemukan kelainan yang bersifat inersia uteri. Salah satu penyebab terjadinya partus lama menurut Moechtar (1998) adalah kelainan his, his yang tidak normal baik kekuatan maupun sifatnya ridak menghambat persalinan. Kelainan his dipengaruhinya oleh herediter, emosi, dan ketakutan menghadapi persalinan yang sering dijumpai pada primagravida. Dikatakan bahwa terdapat kecenderungan kesehatan ibu yang berparitas rendah lebih baik dari yang berperitas tinggi.

h. Ketuban pecah dini ketika serviks masih tertutup, keras dan belum mendatar.
Pecahnya ketuban dengan adanya serviks yang matang dan kontraksi yang kuat tidak pernah memperpanjang persalinan. Akan tetapi, apabila kantong ketuban pada saat serviks masih panjang, keras dan menutup, maka sebelum dimulainya proses persalinan sering terdapat periode laten yang lama. Hal ini dipengaruhi dimana ketika terjadi kesempitan pintu atas panggul (PAP) yang akhirnya berpengaruh terhadap persalinan yaitu pembukaan serviks lamban dan seringkali tidak lengkap. Kerja uterus yang tidak efisien mencakup ketidak mampuan serviks untuk membuka secara lancar dan cepat, disamping kontraksi rahim yang tidak efisien pada akhirnya akan terjadi partus lama.

i. Analgesik dan anastesis yang berlebihan dalam fase leten
Kadang-kadang besar gaya yang dihasilkan oleh kontraksi otot abdomen sangat menurun sehingga pelahiran pervaginan spontan tidak terjadi. Sedasi berat atau analgesia epidural yang berlebihan cenderung mengurangi refleks keinginan untuk mengejan terlebih mengingat saat fase laten keadaan portio masih tebal dengan pembukaan kurang dari 4cm. Hai ini akan menyebabkan portio bertambah lama untuk menipis sehingga pembukaan menjadi semakin lamban. Analgesia epigural menurunkan kadar oksitosin alamiah dan merelaksasikan otot dasar pelvis yang normalnya keras. Bentuk penghilangan nyeri ini berhubungan dengan penurunan kontraksi dan peningkatan penggunaan oksitosin intravena (IV). Epidural meningkatkan insiden malrotasi, persalinan lama dan intervensi yang bersangkutan.

j. Wanita yang dependen, cemas dan ketakutan
Wanita yang dependen, cemas dan ketakutan merupakan calon persalinan lama. Tipe wanita lainnya adalah wanita yang maskulin, masochistik yang kelihatannya menikmati rasa nyeri yang dialaminya.

k. Respons stres
Stres psikologis memitiki efek fisik yang kuat pada persalinan. Hormon stres, seperti adrenalin, berinteraksi dengan reseptor-beta di dalam otot uterus dan menghambat kontraksi, memperlambat persalinan. Ini merupakan respons involunter ketika ibu merasa terancam atau tidak aman, persalinannya berhenti baginya untuk mencari tempat yang dirasakannya aman.

l. Pembatasan mobilitas dan postur semi-rekumben
Percobaan cochrane review (Gupta dan Nikodem, 2002) mengemukakan bahwa imobilitas atau posisi terlentang memiliki beberapa efek sampling yaitu sebagai berikut :
1) Penurunan kadar sirkulasi oksitosin alamiah
2) Berefek buruk terhadap kontraksi dan juga kemajuan persalinan mengakibatkan rata-rata persalinan lama.
3) Peningkatan penggunaan oksitosin untuk augmentasi
4) Posisi terlentang dapat berakibat kala dua persalinan memanjang
5) Ibu merasakan kontraksi lebih menyakitkan pada kala dua bila berbaring terlentang.

m. Puasa ketat
Beberapa klinisi merekomendasikan puasa dalam persalinan karena kekhawatiran mereka mengenai bahaya aspirasi lambung. Aspirasi lambung adalah masalah yang berhubungan dengan tekhnik anastesi buruk saat diberikan anastesi umum dan bukan karena adanya makanan dalam lambung. Puasa ketat pada persalinan dapat mengakibatkan persalinan lama, diagnosis distosia, dan sederet interfensi yang berkulminasi pada kelahiran sesar (Leveno, 2009)
Baca Selengkapnya - Faktor-faktor yang mempengaruhi Partus Lama

Faktor faktor Penghambat Ibu Dalam Pemberian ASI Eksklusif

ASI eksklusif merupakan nutrisi yang terbaik bagi bayi dan terpenting untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal. Pemberian ASI eksklusif akan membantu pertumbuhan yang adekuat dalam 6 bulan pertama untuk mencapai status gizi yang baik. Adapun beberapa faktor yang menjadi penghambat pemberian ASI eksklusif adalah faktor kesehatan bayi, faktor kesehatan ibu, faktor pengetahuan ibu, faktor pekerjaan, faktor estetika, faktor petugas kesehatan, faktor iklan dan faktor budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penghambat Ibu Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di Kelurahan Tanjung Selamat Kecamatan Medan Tuntungan. Penelitian ini menggunakan desain statistik deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu-ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Kelurahan Tanjung Selamat Kecamatan Medan Tuntungan yaitu sebanyak 30 orang selama tahun 2008, pengambilan sampel menggunakan tehnik total sampling yaitu seluruh ibu-ibu yang tinggal di Kelurahan Tanjung Selamat Kecamatan Medan Tuntungan yang memiliki bayi usia 0 – 6 bulan. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2009 dengan wawancara terstruktur menggunakan kuesioner yang terdiri dari 2 bagian yaitu data demografi dan faktor-faktor penghambat ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Data yang telah terkumpul diolah dengan menggunakan statistik deskriptif dan untuk menentukan faktor yang paling dominan yang menjadi penghambat pemberian ASI eksklusif dengan metode regresi berganda melalui program komputerisasi. Hasil analisa menunjukkan bahwa faktor-faktor penghambat ibu dalam pemberian ASI eksklusif yang paling dominan adalah faktor iklan dengan nilai koefisien (B) sebesar 3,090, faktor budaya sebesar 2,675, dan faktor pengetahuan sebesar 2, 176.

Kata Kunci : Faktor- Faktor Penghambat ASI Eksklusif
Baca Selengkapnya - Faktor faktor Penghambat Ibu Dalam Pemberian ASI Eksklusif

Obama Mengaku Terkena Imbas Politik UU Kesehatan

 Obama Mengaku Terkena Imbas Politik UU Kesehatan
Presiden AS Barack Obama

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Dalam wawancara perdananya setelah kekalahan Partai Demokrat di pemilu legislatif, Presiden AS Barack Obama mengakui ia mendapat pukulan politik yang lebih besar dari yang ia perkirakan karena meloloskan Undang-undang Kesehatan di Kongres.

"Ada alasan mengapa sistem perlindungan kesehatan kita tidak pernah berubah selama beberapa dasawarsa. Mengapa setiap presiden selalu berbicara mengenai hal itu namun tidak pernah berhasil. Persoalan tersebut memang sulit, suatu sistem yang besar dan sangat rumit," kata Obama dalam wawacara di acara '60 Minutes' di CBN.

"Saya memutuskan untuk maju terus dan terbukti bahwa hal tersebut meminta ongkos politik yang lebih besar dibanding yang diperkirakan. Ongkos tersebut mungkin sedikit lebih besar dari yang diperkirakan, secara politik." Presiden berbicara pasca pemilu legislatif pada Selasa pekan lalu yang memperlihatkan partai Republik mengambil alih kendali di parlemen (DPR) dan hampir menyapu mayoritas Demokrat di Senat (DPD).

"Saya kira Republik mampu mengubah filosofi pemerintahan saya menjadi sesuatu yang klasik, tradisional, dan liberal. Dan hal tersebut bukanlah hal yang diinginkan rakyat Amerika," kata Obama dalam wawancara yang direkam sebelum ia berangkat ke India untuk kunjungan 10 hari.

Presiden pada Maret menandatangani UU bersejarah yang memberikan akses perlindungan kesehatan kepada hampir seluruh rakyat Amerika dan merealisasikan mimpi dari para pemimpin AS generasi ke generasi. Dana talangan sebesar 940 miliar dolar AS itu akan memperluas cakupan bagi 32 juta warga Amerika yang saat ini tidak memiliki asuransi kesehatan, memastikan 95 persen warga AS di bawah usia 65 tahun dapat memiliki asuransi tersebut.

Namun Republik mengambil alih cerita dan menggambarkan Obama membahayakan "Pemerintahan besar" dengan menalangi urusan perlindungan kesehatan, dan berulang kali menanyakan mengapa Obama tidak fokus menangani pengangguran di AS yang melonjak drastis.

Obama menolak untuk mengakui bahwa ia bersikap naif, namun menerima bahwa ia sebenarnya dapat melakukan lebih banyak untuk meyakinkan publik Amerika tentang manfaat argumennya dengan mengatakan, "kita tahu bahwa hal itu mungkin bukan suatu tindakan politik yang hebat."

"Saya pikir ada waktunya ketika kita mengatakan 'mari selesaikan hal ini segera' dari pada harus khawatir mengenai bagaimana kita dapat melakukannya. Dan saya pikir hal itu adalah masalah. Saya membayar harga politik untuk hal tersebut." Republik bertekad untuk membatalkan UU yang disahkan Obama sebelumnya, meski secara realita hal itu tidak mungkin karena presiden masih memiliki kekuasaan untuk memveto rencana pembatalan itu.

Republik mungkin akan lebih berhasil di pengadilan karena beberapa hakim di bebarapa negara bagian telah mengatakan mereka akan mempertimbangkan keberatan terkait posisi konstitusional UU tersebut yang memerintahkan agar semua warga Amerika memiliki asuransi atau bila tidak mereka harus membayar denda.

"Saat Anda berkampanye, saya pikir Anda bebas untuk mengatakan apapun tanpa harus berpikir 'Bagaimana cara saya untuk mengimplementasikan hal ini'," kata Obama dalam acara itu. Seakan ingin mengonfirmasi hal tersebut, ia kemudian berbicara lebih lunak terkait kerja sama dengan perusahaan asuransi dibanding saat ia menyatakan perusahaan-perusahaan asuransi itu sebagai musuh nomor satu ketika masa kampanye.

"Saat berbicara mengenai perlindungan kesehatan, kita harus juga berkonsultasi dengan industri asuransi, memastikan mereka tahu bagaimana aturan kerjanya," katanya.

Red: Djibril Muhammad
Sumber: ant/AFP

http://www.republika.co.id/
Baca Selengkapnya - Obama Mengaku Terkena Imbas Politik UU Kesehatan

ABU VULKANIK, Makin Halus Makin Berbahaya


ABU vulkanik akibat letusan Gunung Merapi yang menghujani kawasan Yogyakarta dan sekitarnya semakin menebal. Ini jelas menjadi ancaman serius bagi warga yang bermukim di sana.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), paparan abu vulkanik sangat membahayakan warga yang menghirupnya. Ancaman paling umum adalah gangguan pernapasan.

Berdasar paparan WHO saat terjadi letusan Gunung Eyjafjallajökull di Islandia lalu, abu vulkanik gunung berapi umumnya terdiri dari partikel fragmen batuan halus, mineral, dan kaca dengan karakter keras, kasar, korosif dan tidak larut dalam air.

Partikel abu sangat kecil sehingga mudah tertiup angin hingga ribuan kilometer. Yang paling berpotensi merusak tubuh adalah partikel abu terkecil yang mencapai kurang dari 1/100 milimeter. Ini berbahaya karena mudah menembus masker kain dan masuk ke paru-paru.

Seseorang dengan bronkhitis, emfisema dan asma disarankan mengurangi aktivitas di luar ruang karena paparan abu vulkanik bisa memperparah gangguan kesehatan.

WHO mengatakan, konsentrasi abu vulkanik setiap gunung berapi berbeda, tergantung kondisi alam seperti suhu udara dan angin. "Saran kami adalah mendengarkan insruksi kesehatan pejabat setempat," kata Dr Maria Neira, Direktur Department Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan WHO.

"Jika mengalami iritasi atau sakit di tenggorokan dan paru-paru, pilek, atau mata gatal, sebaiknya segera kembali rumah dan membatasi kegiatan di luar ruang," Neira menambahkan.

Selain partikel berbahaya, abu vulkanik juga berpotensi mengandung gas belerang dioksida dalam kadar rendah. Itulah mengapa ketika mulai mencium aroma belerang, sangat disarankan segera menjauh dari kawasan tersebut. (int)

http://metronews.fajar.co.id/
Baca Selengkapnya - ABU VULKANIK, Makin Halus Makin Berbahaya

Abu Vulkanik Bahayakan Kesehatan

Laporan wartawan KOMPAS Mawar Kusuma Wulan
Senin, 8 November 2010 | 20:42 WIB
AFP/CLARA PRIMA
Ilustrasi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Abu vulkanik yang tersebar luas akibat letusan Gunung Merapi berpotensi membahayakan kesehatan. Tingginya konsentrat abu vulkanik bisa memicu berbagai penyakit pernapasan hingga kanker. Masyarakat diimbau untuk terus menggunakan masker selama udara masih mengandung abu vulkanik.

Menurut dokter dari RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, Bambang Sigit, beberapa korban yang dirawat inap akibat debu vulkanik adalah mereka yang menghirup debu sangat pekat. "Mereka umumnya tinggal di permukiman yang dekat dengan puncak Gunung Merapi. Jika konsentratnya tinggi bisa timbulkan radang paru-paru yang mematikan," ujar Bambang, Senin (8/11/2010).

Abu vulkanik juga bisa memicu munculnya penyakit pernapasan kambuhan, seperti asma atau sesak napas. Warga di wilayah Kota Yogyakarta hanya mengeluhkan beberapa penyakit pernapasan ringan akibat debu vulkanik seperti batuk. Beberapa gas berbahaya yang terkandung dalam abu vulkanik, antara lain, sulfur dioksida dan karbon monoksida.

Partikel lain yang terkandung di abu vulkanik adalah silika. Silika yang merupakan komponen penyusun kaca ini bisa bersifat karsigonik dan bisa menimbulkan penyakit kanker. "Ini berdasarkan hasil studi di bidang industri. Hingga kini belum ada penelitian dampak jangka panjang abu vulkanik terhadap kesehatan," tambahnya.

Untuk menghindari beragam penyakit, warga diimbau menggunakan masker berjenis N 95 yang berbahan kain dan lebih rapat. "Masker bedah berwarna kehijauan yang saat ini banyak digunakan masyarakat bisa menjadi pilihan dengan harga lebih murah. Masker harus digunakan ketika abu vulkanik bertebaran di udara," kata Bambang.

Menurut Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Tonny Agus Wijaya, partikel abu vulkanik dari letusan Gunung Merapi cenderung tersebar merata karena tertiup angin. Partikel ini bisa menutupi sinar matahari sehingga berdampak pada perubahan cuaca.

Sumber: Kompas.com

Baca Selengkapnya - Abu Vulkanik Bahayakan Kesehatan

Sikap dan Tindakan Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta

Retensio plasenta merupakan salah satu penyebab perdarahan yang sering terjadi pada kala tiga persalinan. Menurut WHO 25% kematian maternal disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan, dari angka tersebut 16-17% disebabkan oleh retensio plasenta. Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI). Apabila plasenta belum lahir melebihi waktu tiga puluh menit setelah bayi lahir, maka bidan dapat memberikan pertolongan kegawatdaruratan kebidanan dan penanganan perdarahan sesuai dengan indikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sikap dan tindakan bidan terhadap penanganan retensio plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 2010. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, besar sampel sebanyak 30 orang dengan metode pengambilan sampel total sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai Mei 2010. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner untuk penelitian sikap dan lembar observasi untuk penelitian tindakan, serta dilengkapi dengan data demografi responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki sikap positif terhadap penanganan retensio plasenta yakni sebanyak 28 orang (93,3%) sedangkan untuk tindakan, mayoritas responden memiliki tindakan cukup terhadap penanganan retensio plasenta yakni sebanyak 16 orang (15,3%). Dari hasil penelitian ini diharapkan ada peneliti lanjutan tentang retensio plasenta dengan menggunakan desain penelitian eksperimen, sehingga hasil penelitian yang diperoleh benar-benar objektif.

Kata Kunci : Sikap, tindakan, bidan, penanganan retensio plasenta

DAFTAR ISI :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sikap
B. Tindakan
C. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Sikap dan Tindakan
D. Retensio Plasenta
1. Definisi
2. Etiologi
3. Mekanisme Pelepasan Plasenta
4. Diagnosis
5. Proses Penatalaksanaan Aktif Kala III
6. Prosedur Manual Plasenta

BAB III KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
B. Definisi Operasional

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
2. Sampel
C. Lokasi dan Waktu
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
D. Pertimbangan Etika Penelitan
E. Instrumen Penelitian
1. Kuesioner Penelitian
2. Lembar observasi
3. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
F. Prosedur Pengumpulan Data
G. Analisis Data

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
2. Sikap Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta
3. Tindakan Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta
B. Pembahasan
1. Sikap Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta
2. Tindakan Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta
C. Keterbatasan Penelitian

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran.

Baca Selengkapnya - Sikap dan Tindakan Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta

Analisa Senam Hamil Pada Ibu Hamil di Kelas Ibu di Posyandu

Mengajarkan senam membantu pemulihan fisik mendorong istirahat, dan relaksasi rutinitas fisik kemudian dibuat pada masa antenatal untuk meningkatkan kesehatan fisik dan membantu mencegah masalah. Dalam program penekanan diberikan pada wanita hamil yang belajar rileks dan nafas dalam selama kontraksi. Thomas dan Grantly Dick Read menawarkan program persalinan dan menjadi orang tua mencakup pendidikan relaksasi dan pernapasan, sama halnya dengan bentuk pendidikan lain, telah ada gerakan dari pengajar didaktik authoritarian menjadi pendekatan terpimpin nyeri punggung bawah lazim terjadi pada kehamilan dengan insiden yang dilaporkan bervariasi kira-kira 50% di Inggris (Mantk 1994) sampai mendekati 70% di Australia (Bullock Sasyton 1988) Manhe melaporkan bahwa 16% wanita-wanita yang diteliti mengeluh nyeri punggung yang hebat dan 36%. Dalam kajian Ostgaard et al, tahun 1991 melaporkan nyeri punggung yang signifikan faktor predispasis meliputi penambahan berat badan. Nyeri punggung terdahulu pada kehamilan merupakan predikrar nyeri punggung pada kehamilan berikutnya (McEvoy et al 2001).
Materi persiapan senam untuk menjadi orang tua umumnya dibatasi hanya untuk senam abdanmen dan senam dasar panggul dan banyak ibu meminta bimbingan lanjutan dan senam dasar panggul dan banyak ibu meminta bimbingan lanjutan untuk mendapatkan senam yang bermanfaat, telah tercatat bahwa hampir 45% dari ibu –ibu usia subur mengikuti senam (Sady dan Carpter 1989), 42% dari 1.000 wanita yang melakukan senam yang di survai melanjutkan aktivitas selama mereka hamil. Ibu-ibu yang senam tidak teratur sering menjadi lebih sadar tentang kesehatan ketika hamil dan memutuskan untuk mengikuti program senam untuk memperbaiki kesehatan dan kebugaran (Hammer Etal, 2000)
Sesungguhnya senam bukanlah hal yang aneh dan luar biasa wanita-wanita di negara maju amat menyukai senam dan dalam latihan fisik baik selagi hamil maupun diluar kehamilan untuk menjaga fisik dan mentalnya. Di Indonesia hal ini baru disadari dari kelompok masyarakat kota-kota besar moderen dan maju, demikian pula halnya dengan latihan senam hamil. Latihan senam hamil yang diberikan di rumah sakit dan di rumah dengan waktu –waktu senggang secara teratur, bila tidak ada keadaan yang sangat patologis akan dapat menuntun wanita hamil ke arah persalinan yang fisiologis, perasaan takut, ketegangan jiwa dan fisik dapat menyebabkan otot dan persendian kaku sehingga berjalan tidak wajar, untuk mengatasi hal tersebut di atas agar memperoleh ketenangan dan relaksasi yang sempurna menghadapi peristiwa persalinan diperlukan 3 hal yaitu : kepercayaan pada diri sendiri, kepercayaan pada penolong dan latihan senam hamil (Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH. 1998)
Baca Selengkapnya - Analisa Senam Hamil Pada Ibu Hamil di Kelas Ibu di Posyandu

Arsip

0-Asuhan Kebidanan (Dokumen Word-doc) 0-KTI Full Keperawatan (Dokumen Word-doc) Anak Anatomi dan Fisiologi aneh lucu unik menarik Antenatal Care (ANC) Artikel Bahasa Inggris Asuhan Kebidanan Asuhan Keperawatan Komunitas Asuransi Kesehatan Berita Hiburan Berita Terkini Kesehatan Berita Tips Twitter Celeb contoh Daftar Pustaka Contoh KTI Contoh KTI Kebidanan Farmakologi (Farmasi) Gadar-kegawatdaruratan Gizi Handphone Hirschsprung Hukum Kesehatan Humor Segar (Selingan) Imunisasi Info Lowongan Kerja Kesehatan Intranatal Care (INC) Jiwa-Psikiatri kamus medis kesehatan online Kebidanan Fisiologis Kebidanan Patologis Keluarga Berencana (KB) Keperawatan Gerontology Kesehatan Anak (UMUM) Kesehatan Bayi (untuk UMUM) Kesehatan Haji Kesehatan Ibu Hamil (untuk UMUM) Kesehatan Ibu Menyusui (untuk UMUM) Kesehatan Pria (untuk UMUM) Kesehatan Remaja Kesehatan Reproduksi (Kespro) Kesehatan Wanita (untuk UMUM) Koleksi Skripsi Umum Konsep Dasar KTI D-3 Kebidanan KTI Skripsi Keperawatan kumpulan askep Laboratorium Lain-lain Makalah Keperawatan Kebidanan Managemen Kesehatan Mikrobiologi Motivasi Diri Napza dan zat Adiktif Neonatus dan Bayi News Penyakit Menular potensi KLB Penyakit Menular Seksual (PMS) Postnatal Care (PNC) Protap-SOP Psikologi-Psikiater (UMUM) Reformasi Kesehatan Sanitasi (Penyehatan Lingkungan) Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Sistem Endokrin Sistem Immunologi Sistem Indera Sistem Integumen Sistem Kardiovaskuler Sistem Muskuloskeletal Sistem Neurologis Sistem Pencernaan Sistem Perkemihan Sistem Pernafasan Surveilans Penyakit Teknologi Tips dan Tricks Seks Tips Facebook Tips Karya Tulis Ilmiah (KTI) Tips Kecantikan Tips Kesehatan Umum Tokoh Kesehatan Tutorial Blogging Youtuber