Cari Blog Ini
Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Senam Hamil
Faktor-faktor yang mempengaruhi Partus Lama
a. His tidak efisien (adekuat)
Keadaan umum penderita biasanya baik, dan rasa nyeri tidak seberapa. Selama ketuban masih utuh umumnya tidak banyak bahaya, baik bagi ibu maupun bagi janin, kecuali jika persalinan berlangsung terlalu lama; dalam hal terakhir ini morbiditas ibu dan mortalitas janin naik. Keadaan ini dinamakan inersia uteri primer atau hypotonic uterine contraction (Wiknjosastro, 2005). Timbulnya his adalah indikasi mulainya persalinan, apabila his yang timbul sifatnya lemah, pendek, dan jarang maka akan mempengaruhi turunnya kepala dan pembukaan serviks atau yang sering disebut dengan inkoordinasi kontraksi otot rahim, dimana keadaan inkoordinasi kontraksi otot rahim ini dapat menyebabkan sulitnya kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan atau pengusiran janin dari dalam rahim, pada akhirnya ibu akan mengalami partus lama karena tidak adanya kemajuan dalam persalinan.
b. Faktor janin (mal presentasi, malposisi, janin besar)
Bayi yang besar merupakan faktor partus lama yang sangat berkaitan dengan terjadinya malposisi dan malpresentasi, janin yang dalam keadaan malpresentasi dan malposisi kemungkinan besar akan menyebabkan partus lama atau partus macet. Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain verteks. Sedangkan malposisi merupakan posisi kepala janin relatif terhadap pelvis depan oksiput sebagai titik referensi. Pada kejadian mal presentasi kerja uterus kontraksinya cenderung lelah dan tidak teratur.
Letak janin dalam uterus terjadi pada proses adaptasi janin terhadap ruangan didalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang 32 minggu, jumlah air ketuban relatif banyak sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa, dengan demikian janin dapat menempati diri dalam presentasi kepala. Faktor-faktor lain yang memegang peranan dalam terjadinya mal posisi di antaranya adalah multiparitas, hamil kembar, hidramnion, placenta previa dan panggul sempit, juga dapat disebabkan oleh kelainan uterus dan kelainan letak uterus (Wiknjosastro, 2002 ).
c. Faktor jalan lahir (pinggul sempit, kelainan serviks, vagina, tumor)
Penyebab partus lama sebagian besar adalah karena panggul ibu yang terlalu sempit, atau gangguan penyakit pada tulang sehingga kepala bayi sulit untuk berdilatasi sewaktu persalinan. Faktor genetik, fisiologis, dan ingkungan termasuk gizi mempengaruhi perawakan seorang ibu. Perbaikan gizi dan kondisi kehidupan juga penting karena dapat membantu mencegah terhambatnya pertumbuhan. Selain itu servik yang terlalu kaku juga dapat berdampak pada lambannya kemajuan persalinan, karena akibat servik yang kaku akan menghambat proses penipisan portio yang nantinya akan berdampak pada lamanya pembukaan. Adanya tumor juga sangat berpengaruh terhadap proses lamanya persalinan. Jika terjadi tumor di organ reproduksi khususnya pada jalan lahir tentunya akan menghalangi proses lahirnya bayi yang kemungkinan besar akan mengakibatkan partus lama.
d. Disproporsi fetovelvik
Disproporsi fetopelfik adalah ketidak mampuan janin untuk melewati panggul. Disproporsi dapat absolut atau relati£ Absolut apabila janin sama sekali tidak akan dengan selamat melewati jalan lahir. Disproporsi relatif terjadi apabila faktor-faktor lain ikut berpengaruh. Panggul yang sedikit sempit dapat diatasi dengan kontraksi uterus yang efisien, keionggaran jaringan lanak, letak, presentasi dan kedudukan janin yang menguntungkan, dan kemampuan kepala janin untuk mengadakan moulage. Sebaliknya kontraksi yang jelek, jaringan lunak yang kaku, kedudukan abnormal, dan ketidak mampuan kepala untuk mengadakan moulage sebagaimana mestinya, semuanya dapat menyebabkan persalinan menjadi lama, bahkan kemungkinan besar persalinan vaginal tidak mungkin.
e. Kerja uterus yang tidak efisien
Kemajuan persalinan yang lambat sering kali disebabkan oieh kontraksi uterus yang tidak efisien. Jika tidak terdapat kontraksi yang efektif, penurunan bagian presentasi janin akan berlangsung lambat. Praktik prestriksi makanan dan cairan pada ibu bersalin dapat memberikan efek yang buruk pada kontraksi karena otot memerlukan suplai energi yang adekuat untuk berkontraksi secara efektif. Ambulasi dapat meningkatkan aktivitas uterus yang lebih efektif.
f. Usia
Usia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994) adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan). Berdasarkan pengertian di atas usia ibu dalam penelitian ini adalah lama seorang ibu hidup sampai melahirkan. Jika dilihat dari sisi biologis manusia 20 - 35 merupakan tahun terbaik wanita untuk hamil karena selain di usia ini kematangan organ reproduksi dan hormon telah bekerja dengan baik juga belum ada penyakit-penyakit degenerative seperti hipertensi, diabetes, serta daya tahan tubuh masih kuat. Tidak semua ibu dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun dipastikan mengalami partus lama, akan tetapi pada sebagian wanita dengan usia yang masih muda organ reproduksinya masih belum begitu sempurna dan fungsi hormon-hormon yang berhubungan dengan persalinan juga belum sempurna pula. Ditambah dengan keadaan psikologis, emosional dan pengalaman yang belum pernah dialami sebelumnya dan mempengaruhi kontraksi uterus menjadi tidak aktif, yang nantinya akan mempengaruhi lamanya persalinan. Sedangkan pada ibu dengan usia lebih dari 35 tahun diketahui kerja organ-organ reproduksinya sudah mulai lemah, dan tenaga ibu pun sudah mulai berkurang, hal ini akan membuat ibu kesulitan untuk mengejan yang pada akhirnya apabila ibu terus menerus kehilangan tenaga karena mengejan akan terjadi partus lama (Amuriddin, 2009).
g. Paritas
Menurut Wiknjosastro salah satu penyebab kelainan his yang dapat menyebabkan partus lama terutama ditemukan pada primigravida khususnya primigravida tua, sedangkan pada multipara ibu banyak ditemukan kelainan yang bersifat inersia uteri. Salah satu penyebab terjadinya partus lama menurut Moechtar (1998) adalah kelainan his, his yang tidak normal baik kekuatan maupun sifatnya ridak menghambat persalinan. Kelainan his dipengaruhinya oleh herediter, emosi, dan ketakutan menghadapi persalinan yang sering dijumpai pada primagravida. Dikatakan bahwa terdapat kecenderungan kesehatan ibu yang berparitas rendah lebih baik dari yang berperitas tinggi.
h. Ketuban pecah dini ketika serviks masih tertutup, keras dan belum mendatar.
Pecahnya ketuban dengan adanya serviks yang matang dan kontraksi yang kuat tidak pernah memperpanjang persalinan. Akan tetapi, apabila kantong ketuban pada saat serviks masih panjang, keras dan menutup, maka sebelum dimulainya proses persalinan sering terdapat periode laten yang lama. Hal ini dipengaruhi dimana ketika terjadi kesempitan pintu atas panggul (PAP) yang akhirnya berpengaruh terhadap persalinan yaitu pembukaan serviks lamban dan seringkali tidak lengkap. Kerja uterus yang tidak efisien mencakup ketidak mampuan serviks untuk membuka secara lancar dan cepat, disamping kontraksi rahim yang tidak efisien pada akhirnya akan terjadi partus lama.
i. Analgesik dan anastesis yang berlebihan dalam fase leten
Kadang-kadang besar gaya yang dihasilkan oleh kontraksi otot abdomen sangat menurun sehingga pelahiran pervaginan spontan tidak terjadi. Sedasi berat atau analgesia epidural yang berlebihan cenderung mengurangi refleks keinginan untuk mengejan terlebih mengingat saat fase laten keadaan portio masih tebal dengan pembukaan kurang dari 4cm. Hai ini akan menyebabkan portio bertambah lama untuk menipis sehingga pembukaan menjadi semakin lamban. Analgesia epigural menurunkan kadar oksitosin alamiah dan merelaksasikan otot dasar pelvis yang normalnya keras. Bentuk penghilangan nyeri ini berhubungan dengan penurunan kontraksi dan peningkatan penggunaan oksitosin intravena (IV). Epidural meningkatkan insiden malrotasi, persalinan lama dan intervensi yang bersangkutan.
j. Wanita yang dependen, cemas dan ketakutan
Wanita yang dependen, cemas dan ketakutan merupakan calon persalinan lama. Tipe wanita lainnya adalah wanita yang maskulin, masochistik yang kelihatannya menikmati rasa nyeri yang dialaminya.
k. Respons stres
Stres psikologis memitiki efek fisik yang kuat pada persalinan. Hormon stres, seperti adrenalin, berinteraksi dengan reseptor-beta di dalam otot uterus dan menghambat kontraksi, memperlambat persalinan. Ini merupakan respons involunter ketika ibu merasa terancam atau tidak aman, persalinannya berhenti baginya untuk mencari tempat yang dirasakannya aman.
l. Pembatasan mobilitas dan postur semi-rekumben
Percobaan cochrane review (Gupta dan Nikodem, 2002) mengemukakan bahwa imobilitas atau posisi terlentang memiliki beberapa efek sampling yaitu sebagai berikut :
1) Penurunan kadar sirkulasi oksitosin alamiah
2) Berefek buruk terhadap kontraksi dan juga kemajuan persalinan mengakibatkan rata-rata persalinan lama.
3) Peningkatan penggunaan oksitosin untuk augmentasi
4) Posisi terlentang dapat berakibat kala dua persalinan memanjang
5) Ibu merasakan kontraksi lebih menyakitkan pada kala dua bila berbaring terlentang.
m. Puasa ketat
Beberapa klinisi merekomendasikan puasa dalam persalinan karena kekhawatiran mereka mengenai bahaya aspirasi lambung. Aspirasi lambung adalah masalah yang berhubungan dengan tekhnik anastesi buruk saat diberikan anastesi umum dan bukan karena adanya makanan dalam lambung. Puasa ketat pada persalinan dapat mengakibatkan persalinan lama, diagnosis distosia, dan sederet interfensi yang berkulminasi pada kelahiran sesar (Leveno, 2009)
Faktor faktor Penghambat Ibu Dalam Pemberian ASI Eksklusif
Kata Kunci : Faktor- Faktor Penghambat ASI Eksklusif
Obama Mengaku Terkena Imbas Politik UU Kesehatan
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Dalam wawancara perdananya setelah kekalahan Partai Demokrat di pemilu legislatif, Presiden AS Barack Obama mengakui ia mendapat pukulan politik yang lebih besar dari yang ia perkirakan karena meloloskan Undang-undang Kesehatan di Kongres.
"Ada alasan mengapa sistem perlindungan kesehatan kita tidak pernah berubah selama beberapa dasawarsa. Mengapa setiap presiden selalu berbicara mengenai hal itu namun tidak pernah berhasil. Persoalan tersebut memang sulit, suatu sistem yang besar dan sangat rumit," kata Obama dalam wawacara di acara '60 Minutes' di CBN.
"Saya memutuskan untuk maju terus dan terbukti bahwa hal tersebut meminta ongkos politik yang lebih besar dibanding yang diperkirakan. Ongkos tersebut mungkin sedikit lebih besar dari yang diperkirakan, secara politik." Presiden berbicara pasca pemilu legislatif pada Selasa pekan lalu yang memperlihatkan partai Republik mengambil alih kendali di parlemen (DPR) dan hampir menyapu mayoritas Demokrat di Senat (DPD).
"Saya kira Republik mampu mengubah filosofi pemerintahan saya menjadi sesuatu yang klasik, tradisional, dan liberal. Dan hal tersebut bukanlah hal yang diinginkan rakyat Amerika," kata Obama dalam wawancara yang direkam sebelum ia berangkat ke India untuk kunjungan 10 hari.
Presiden pada Maret menandatangani UU bersejarah yang memberikan akses perlindungan kesehatan kepada hampir seluruh rakyat Amerika dan merealisasikan mimpi dari para pemimpin AS generasi ke generasi. Dana talangan sebesar 940 miliar dolar AS itu akan memperluas cakupan bagi 32 juta warga Amerika yang saat ini tidak memiliki asuransi kesehatan, memastikan 95 persen warga AS di bawah usia 65 tahun dapat memiliki asuransi tersebut.
Namun Republik mengambil alih cerita dan menggambarkan Obama membahayakan "Pemerintahan besar" dengan menalangi urusan perlindungan kesehatan, dan berulang kali menanyakan mengapa Obama tidak fokus menangani pengangguran di AS yang melonjak drastis.
Obama menolak untuk mengakui bahwa ia bersikap naif, namun menerima bahwa ia sebenarnya dapat melakukan lebih banyak untuk meyakinkan publik Amerika tentang manfaat argumennya dengan mengatakan, "kita tahu bahwa hal itu mungkin bukan suatu tindakan politik yang hebat."
"Saya pikir ada waktunya ketika kita mengatakan 'mari selesaikan hal ini segera' dari pada harus khawatir mengenai bagaimana kita dapat melakukannya. Dan saya pikir hal itu adalah masalah. Saya membayar harga politik untuk hal tersebut." Republik bertekad untuk membatalkan UU yang disahkan Obama sebelumnya, meski secara realita hal itu tidak mungkin karena presiden masih memiliki kekuasaan untuk memveto rencana pembatalan itu.
Republik mungkin akan lebih berhasil di pengadilan karena beberapa hakim di bebarapa negara bagian telah mengatakan mereka akan mempertimbangkan keberatan terkait posisi konstitusional UU tersebut yang memerintahkan agar semua warga Amerika memiliki asuransi atau bila tidak mereka harus membayar denda.
"Saat Anda berkampanye, saya pikir Anda bebas untuk mengatakan apapun tanpa harus berpikir 'Bagaimana cara saya untuk mengimplementasikan hal ini'," kata Obama dalam acara itu. Seakan ingin mengonfirmasi hal tersebut, ia kemudian berbicara lebih lunak terkait kerja sama dengan perusahaan asuransi dibanding saat ia menyatakan perusahaan-perusahaan asuransi itu sebagai musuh nomor satu ketika masa kampanye.
"Saat berbicara mengenai perlindungan kesehatan, kita harus juga berkonsultasi dengan industri asuransi, memastikan mereka tahu bagaimana aturan kerjanya," katanya.
Sumber: ant/AFP
http://www.republika.co.id/
ABU VULKANIK, Makin Halus Makin Berbahaya
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), paparan abu vulkanik sangat membahayakan warga yang menghirupnya. Ancaman paling umum adalah gangguan pernapasan.
Berdasar paparan WHO saat terjadi letusan Gunung Eyjafjallajökull di Islandia lalu, abu vulkanik gunung berapi umumnya terdiri dari partikel fragmen batuan halus, mineral, dan kaca dengan karakter keras, kasar, korosif dan tidak larut dalam air.
Partikel abu sangat kecil sehingga mudah tertiup angin hingga ribuan kilometer. Yang paling berpotensi merusak tubuh adalah partikel abu terkecil yang mencapai kurang dari 1/100 milimeter. Ini berbahaya karena mudah menembus masker kain dan masuk ke paru-paru.
Seseorang dengan bronkhitis, emfisema dan asma disarankan mengurangi aktivitas di luar ruang karena paparan abu vulkanik bisa memperparah gangguan kesehatan.
WHO mengatakan, konsentrasi abu vulkanik setiap gunung berapi berbeda, tergantung kondisi alam seperti suhu udara dan angin. "Saran kami adalah mendengarkan insruksi kesehatan pejabat setempat," kata Dr Maria Neira, Direktur Department Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan WHO.
"Jika mengalami iritasi atau sakit di tenggorokan dan paru-paru, pilek, atau mata gatal, sebaiknya segera kembali rumah dan membatasi kegiatan di luar ruang," Neira menambahkan.
Selain partikel berbahaya, abu vulkanik juga berpotensi mengandung gas belerang dioksida dalam kadar rendah. Itulah mengapa ketika mulai mencium aroma belerang, sangat disarankan segera menjauh dari kawasan tersebut. (int)
http://metronews.fajar.co.id/
Abu Vulkanik Bahayakan Kesehatan
YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Abu vulkanik yang tersebar luas akibat letusan Gunung Merapi berpotensi membahayakan kesehatan. Tingginya konsentrat abu vulkanik bisa memicu berbagai penyakit pernapasan hingga kanker. Masyarakat diimbau untuk terus menggunakan masker selama udara masih mengandung abu vulkanik.
Menurut dokter dari RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, Bambang Sigit, beberapa korban yang dirawat inap akibat debu vulkanik adalah mereka yang menghirup debu sangat pekat. "Mereka umumnya tinggal di permukiman yang dekat dengan puncak Gunung Merapi. Jika konsentratnya tinggi bisa timbulkan radang paru-paru yang mematikan," ujar Bambang, Senin (8/11/2010).
Abu vulkanik juga bisa memicu munculnya penyakit pernapasan kambuhan, seperti asma atau sesak napas. Warga di wilayah Kota Yogyakarta hanya mengeluhkan beberapa penyakit pernapasan ringan akibat debu vulkanik seperti batuk. Beberapa gas berbahaya yang terkandung dalam abu vulkanik, antara lain, sulfur dioksida dan karbon monoksida.
Partikel lain yang terkandung di abu vulkanik adalah silika. Silika yang merupakan komponen penyusun kaca ini bisa bersifat karsigonik dan bisa menimbulkan penyakit kanker. "Ini berdasarkan hasil studi di bidang industri. Hingga kini belum ada penelitian dampak jangka panjang abu vulkanik terhadap kesehatan," tambahnya.
Untuk menghindari beragam penyakit, warga diimbau menggunakan masker berjenis N 95 yang berbahan kain dan lebih rapat. "Masker bedah berwarna kehijauan yang saat ini banyak digunakan masyarakat bisa menjadi pilihan dengan harga lebih murah. Masker harus digunakan ketika abu vulkanik bertebaran di udara," kata Bambang.
Menurut Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Tonny Agus Wijaya, partikel abu vulkanik dari letusan Gunung Merapi cenderung tersebar merata karena tertiup angin. Partikel ini bisa menutupi sinar matahari sehingga berdampak pada perubahan cuaca.
Sumber: Kompas.com
Sikap dan Tindakan Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta
Analisa Senam Hamil Pada Ibu Hamil di Kelas Ibu di Posyandu
Arsip
-
▼
2010
(2630)
-
▼
November
(84)
-
▼
Nov 09
(8)
- Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Sen...
- Faktor-faktor yang mempengaruhi Partus Lama
- Faktor faktor Penghambat Ibu Dalam Pemberian ASI E...
- Obama Mengaku Terkena Imbas Politik UU Kesehatan
- ABU VULKANIK, Makin Halus Makin Berbahaya
- Abu Vulkanik Bahayakan Kesehatan
- Sikap dan Tindakan Bidan Terhadap Penanganan Reten...
- Analisa Senam Hamil Pada Ibu Hamil di Kelas Ibu di...
-
▼
Nov 09
(8)
-
▼
November
(84)