Cari Blog Ini

Tips Agar Hamil

Beberapa pasangan mudah hamil namun bagi yang lain membutuhkan usaha lebih. Berikut ini yang anda perlu tahu dan kapan untuk mencari bantuan.

Pengetahuan Dasar Hamil
Setiap bulan, hormon dari kelenjar pituitary merangsang ovarium untuk melepaskan telur atau berovulasi. Hal ini sering terjadi sekitar hari ke-14 dari siklus menstruasi meskipun waktu yang tepat dapat bervariasi pada wanita dari bulan ke bulan.

Sekali telur dilepaskan, sel telur tersebut berjalan dalam tuba falopi. Jika anda ingin hamil, sekarang saatnya. Sel telur tersebut sekitar 24 jam untuk bersatu dengan sperma.

Sel-sel sperma dapat bertahan dalam saluran reproduksi selama 2-3 hari sehingga baik untuk melakukan hubungan seksual selama hari-hari berikut sampai ovulasi.

Jika sel telur dibuahi, sel telur berjalan sampai ke rahim 2 sampai 4 hari kemudian. Kemudian akan menempel dalam jalan rahim. Jika anda hamil, periode menstruasi anda akan berhenti saat tubuh anda mulai untuk mendukung embrio.

Namun, jika telur tidak dibuahi, sel-sel telur akan hancur dan anda akan mendapatkan periode menstruasi.

Kapan masa subur anda?

Mempelajari mengenai ovulasi dan menentukan kapan terjadinya ovulasi adalah hal yang sangat berbeda. Bagi kebanyakan wanita, bagaikan menembak target yang bergerak.

Pasang mata pada kalender
Gunakan organizer anda atau kalender biasa untuk menandakan mulainya periode mestruasi anda setiap bulan. Juga tulis jumlah hari setiap periode.
Jika anda memiliki siklus 28 hari maka ovulasi dimulai sekitar 14 hari setelah hari periode terakhir anda di mulai.

Namun, jika siklus anda tidak normal, jumlah hari dalam siklus paling pendek anda dikalikan 18. Ketika periode anda selanjutnya dimulai, hitung ke depan sebanyak hari tersebut. Ini merupakan kemungkinan yang masuk akal untuk masa subur anda.

Keuntungan menggunakan perhitungan kalender dapat dengan mudah dilakukan di atas kertas dan cara ini gratis. Tetapi, kerugiannya banyak faktor yang dapat mempengaruhi waktu ovulasi yang tepat termasuk sakit, stres, dan olahraga. Perhitungan hari sering tidak akurat terutama bagi wanita yang memiliki siklus yang tidak normal.

Perhatikan perubahan pada lendir leher rahim.
Sesaat sebelum ovulasi, anda akan melihat adanya peningkatan cairan sekresi vagina yang tidak berwarna dan licin jika anda memeriksanya. Cairan sekresi ini menyerupai putih telur mentah. Setelah ovulasi, cairan akan menjadi keruh dan lengket atau menghilang seluruhnya.

Keuntungan cara ini adalah perubahan sekresi wanita sering merupakan tanda yang akurat akan kesuburan yang akan datang. Hanya dibutuhkan pengamatan sederhana, terutama di dalam vagina. Kerugiannya menilai tekstur atau rupa sekresi vagina dapat bersifat subjektif.

Amati suhu tubuh dasar (basal body temperatur) anda
Ini adalah suhu tubuh saat anda beristirahat. Ovulasi dapat menyebabkan kenaikan suhu bertahap atau bahkan lonjakan tiba-tiba, biasanya berkisar 0,5 dan 1,6 derajat Fahrenheit (tidak sampai 1 derajat celsius).

Anda akan sangat subur selama 2 sampai 3 hari sebelum suhu tubuh naik. Anda dapat mengasumsikan bahwa ovulasi telah terjadi ketika suhu tubuh naik sedikit yang bertahan selama 3 hari atau lebih.

Gunakan termometer untuk mengukur suhu tubuh basal anda. Ukurlah suhu tubuh anda setiap pagi sebelum beranjak dari tempat tidur. Catat suhu tubuh anda dan buatlah polanya.

Keuntungannya cara ini mudah karena hanya menggunakan termometerdan sering bermanfaat untuk menentukan kapan anda ovulasi dan menilainya jika waktunya konsisten dari bulan ke bulan berikutnya.

Cobalah strip deteksi ovulasi
Strip untuk mendeteksi ovulasi yang dijual bebas dapat digunakan untuk memeriksa urin anda akan keberadaan hormon sebelum ovulasi. Untuk hasil yang akurat ikuti petunjuk pada label.

Strip deteksi ovulasi dapat mendeteksi waktu ovulasi. Bahakn dapat juga menyediakan tanda sebelum ovulasi terjadi. Strip deteksi ovulasi membutuhkan ketepatan waktu dan hubungan seksual yang tepat.

Maksimalkan kesuburan anda

Lakukanlah tips berikut untuk memaksimalkan kesuburan anda:
• Lakukan hubungan seksual secara rutin.
• Lakukan hubungan seksual sekali sehari saat mendekati waktu ovulasi.
• Pilihlah gaya hidup sehat
• Rencanakan masa sebelum menggunakan kontrasepsi (preconception)
• Minum vitamin.
Tapi jangan lakukan hal berikut:
• Merokok.
• Minum alkohol.
• Minum obat tanpa persetujuan dokter anda.

Kapan mencari pertolongan?

Dengan melakukan hubungan seksual sering dan tanpa proteksi, sebagian besar pasangan yang sehat dapat hamil dalam 6 bulan. Sekitar 90% pasangan yang sehat dapat hamil dalam 1 tahun. Lainnya membutuhkan pertolongan medis.

Jika anda berusia awal 30 atau lebih muda dan pasangan anda dalam keadaan sehat cobalah untuk berkonsultasi dengan dokter. Anda perlu berkonsultasi lebih cepat jika berusia 35 tahun atau lebih, periode anda lebih dari 35 hari atau anda atau pasangan anda diketahui atau dicurigai mengalami masalah kesuburan.

Ketidaksuburan dialami oleh pria dan wanita tapi pengobatannya tersedia. Berdasarkan masalah yang diderita, ginekolog anda, dokter keluarga anda dapat membantu. Dalam beberapa kasus, spesialis kesuburan dapat memberikan harapan terbaik.

dikutip dari www.mayoclinic.com

Baca Selengkapnya - Tips Agar Hamil

PERUBAHAN PERILAKU PADA IBU HAMIL

Setiap ibu yang mengalami kehamilan pasti ada perubahan perilaku pada si ibu ini semua di perngaruhi oleh perubahan hormonal.
Saat memutuskan untuk hamil suami dan istri harus benar-benar siap dengan segala perubahan yang akan terjadi nanti pada si ibu baik perubahan fisik dan perilaku, agar suami maupun istri siap menghadapinya. Jangan sampai perubahan ini membuat pasangan jadi tidak harmonis.

CENDERUNG MALAS
Para suami perlu memahami bahwa kemalasan ini bukan timbul begitu saja, melainkan
pengaruh perubahan hormonal yang sedang dialami istrinya. “Jadi tidak ada salahnya
bila suami menggantikan peran istri untuk beberapa waktu. Misalnya dengan
menggantikannya membereskan tempat tidur, membuat kopi sendiri.

LEBIH SENSITIF
Biasanya, wanita yang hamil juga berubah jadi lebih sensitif. Sedikit-sedikit
tersinggung lalu marah. apa pun perilaku ibu hamil yang dianggap kurang
menyenangngkan, hadapi saja dengan santai. Ingatlah bahwa dampak perubahan psikis ini
nantinya bakal hilang. Bukan apa-apa, bila suami membalas kembali dengan kemarahan,
bisa-bisa istri semakin tertekan sehingga mempengaruhi pertumbuhan janinnya.

MINTA PERHATIAN LEBIH
Perilaku lain yang kerap “mengganggu” adalah istri tiba-tiba lebih manja dan selalu
ingin diperhatikan. Meskipun baru pulang kerja dan sangat letih, usahakan untuk
menanyakan keadaannya saat itu. Perhatian yang diberikan suami, walau sedikit, bisa
memicu tumbuhnya rasa aman yang baik untuk pertumbuhan janin. Demikian pula ketika
istri merasakan pegal-pegal dan linu pada tubuhnya. Istri sering meminta suami untuk
mengusap tubuhnya. Sebaiknya lakukan sambil memberikan perhatian dengan mengatakan
bahwa hal ini memang sering dialami wanita yang sedang hamil dan diperlukan kesabaran
untuk menghadapinya.

GAMPANG CEMBURU
Tak jarang, sifat cemburu istri terhadap suami pun muncul tanpa alasan. Pulang telat
sedikit saja, istri akan menanyakan hal macam-macam. Mungkin, selain perubahan
hormonal, istri pun mulai tidak percaya diri dengan penampilan fisiknya. Ia takut bila
suaminya pergi dengan wanita lain. Untuk menenangkannya, suami perlu menjelaskan
dengan bijaksana bahwa keterlambatannya dikarenakan hal-hal yang memang sangat penting
dan bukan karena perselingkuhan. Bila perlu, ceritakan dengan terperinci aktivitas.

AKIBAT HORMON PROGESTERON
Perubahan perilaku pada ibu hamil merupakan hal wajar karena produksi
hormon progesteronnya sedang tinggi. Hal inilah yang mempengaruhi banyak hal, termasuk
psikis ibu. Perubahan hormon yang terjadi pada ibu hamil sebenarnya sama persis
dengan perubahan hormon pada wanita yang sedang mengalami siklus haid,
perubahan hormon yang terjadi tidak selamanya akan mempengaruhi psikis ibu
hamil. Ada juga yang perilakunya tidak berubah. Hal ini, disebabkan
kerentanan psikis setiap orang yang berbeda-beda. Nah, daya tahan psikis dipengaruhi
oleh kepribadian, pola asuh sewaktu kecil, atau kemauan ibu untuk belajar menyesuaikan
diri dengan perubahan tersebut.
Biasanya ibu yang menerima
atau bahkan sangat mengharapkan kehamilan akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan
berbagai perubahan. Secara fisik dan psikis, mereka lebih siap.
Berbeda dari ibu yang tidak siap, umpamanya karena kehamilannya tidak diinginkan,
umumnya merasakan hal-hal yang lebih berat. Begitu pula dengan ibu yang sangat
memperhatikan estetika tubuh. Dia akan merasa terganggu dengan perubahan fisik yang
terjadi selama kehamilan. Seringkali ibu sangat gusar dengan perutnya yang semakin
gendut, pinggul lebih besar, payudara membesar, rambut menjadi kusam, dan sebagainya.
Tentu hal ini akan semakin membuat psikis ibu menjadi tidak stabil.
Perubahan psikis umumnya lebih terasa di trimester pertama kehamilan. Kala itu pula,
ibu masih harus menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan hormon yang terjadi. Lalu
berangsur hilang di trimester kedua dan ketiga karena ibu sudah bisa menyesuaikan
dirinya.

WASPADAI PERUBAHAN BERLEBIHAN
Perubahan perilaku pada ibu hamil, jika kadarnya masih normal, tidak akan mengganggu
proses tumbuh kembang janin. Namun, ada batasan yang mesti
diwaspadai, yakni saat perilaku ibu sudah “keterlaluan”. Kriteria keterlaluan memang
terkesan rancu, tapi yang pasti waspadai jika ibu terlihat dilanda kecemasan berlebih
atau stres sehingga perilakunya bisa “membahayakan” janin. Misalnya, kemalasan ibu
sampai membuatnya masa bodoh dengan kehamilannya. Atau kemarahan yang terjadi sudah
sering berubah menjadi amukan.
kondisi psikis yang terganggu akan berdampak buruk pada aktivitas
fisiologis dalam diri ibu. Umpamanya, suasana hati yang kelam dan emosi yang
meledak-ledak dapat mempengaruhi detak jantung, tekanan darah, produksi adrenalin,
aktivitas kelenjar keringat dan sekresi asam lambung. Di samping itu, dapat pula
memunculkan gejala fisik seperti letih, lesu, gelisah, pening, dan mual. Semua dampak
ini akhirnya akan merugikan pertumbuhan janin karena si kecil sudah dapat merasakan
dan menunjukkan reaksi terhadap stimulasi yang berasal dari luar dirinya. Apalagi masa
trimester pertama merupakan masa kritis menyangkut pembentukan organ tubuh janin.
Oleh karena itu, walaupun sifat pemalas, pemarah, sensitif, dan manja wajar muncul di
masa hamil, Banyak hal yang bisa
dilakukan. Jika perubahan ini ditanggapi secara positif, baik ibu maupun janin akan
lebih sehat kondisinya. Inilah hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi
kemungkinan munculnya dampak psikis yang negative.

1. Menyimak Informasi Seputar kehamilan
Berbagai informasi mengenai kehamilan bisa didapat dari buku, majalah, koran, tabloid,
atau situs kehamilan di internet. Dengan mengetahui akar masalah yang terjadi maka ibu
bisa lebih tenang menghadapi kehamilan. Ibu pun jadi tahu mana yang boleh dan mana
yang tidak boleh dilakukan. Sebaliknya, jika tidak berusaha mencari tahu terhadap
perubahan pada dirinya, tak mustahil akan timbul berbagai perasaan yang mungkin saja
sangat mengganggu kondisi psikis.

2. Kontrol Teratur
Kontrol bisa dilakukan pada dokter kandungan atau bidan. Saat konsultasi, ibu bisa
menanyakan tentang perubahan psikis yang dialami. Biasanya, bila ibu perlu penanganan
lebih serius, dokter atau bidan akan menganjurkan ibu untuk menemui psikolog atau
psikiater yang dapat membantu kestabilan emosi.

3. Perhatian Suami
Perhatian yang diberikan oleh suami bisa membangun kestabilan emosi ibu. Misalnya, ibu
bisa saja meminta suami untuk menemaninya berkonsultasi ke dokter atau bidan agar
merasa lebih nyaman karena ada perhatian dari pasangan.

4. Jalin Komunikasi
Jangan pernah menutupi perubahan psikis yang terjadi, tetapi komunikasikanlah hal itu
kepada suami. Dengan begitu diharapkan suami bisa berempati dan mampu memberi dukungan
psikologis yang dibutuhkan. Dukungan dari lingkungan, terutama suami, sangat
berpengaruh terhadap kestabilan emosi ibu hamil. Sebaliknya, perasaan ibu hamil yang
dipendam sendiri tidak akan membawa perubahan. Suami tetap tidak acuh dan masalah ibu
jadi berkepanjangan.

5. Beraktivitas
Sangat dianjurkan agar ibu mencari aktivitas apa pun yang dapat meredakan gejolak
perubahan psikis. Bisa dengan menjahit, melukis, bermain musik, atau apa pun. Umumnya,
ibu yang aktif di luar rumah bisa mengatasi berbagai perubahan psikisnya tersebut
dengan lebih baik.

6. Perhatikan Kesehatan
Tubuh yang sehat akan lebih kuat menghadapi berbagai perubahan, termasuk perubahan
psikis. Kondisi ini bisa terwujud dengan berolahraga ringan dan memperhatikan asupan
gizi. Hindari mengonsumsi makanan yang dapat membahayakan janin, seperti makanan yang
mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi
kehamilan.

7. Relaksasi
Bila ingin mendapatkan perasaan yang lebih relaks, ibu bisa mengatasinya dengan
mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian sambil mengatur napas, senam
yoga, dan bentuk relaksasi lainnya.


Baca Selengkapnya - PERUBAHAN PERILAKU PADA IBU HAMIL

Resiko Hamil pada Usia Tua

DUA faktor utama perlu diberi perhatian, usia anda dan jarak kelahiran anda. Usia anda memasuki 40 tahun dikaitkan dengan peningkatan risiko berikut (berbanding kehamilan anda terdahulu):

- Risiko penyakit berkaitan usia seperti kencing manis dan darah tinggi.

- Risiko berkaitan kehamilan seperti uri bawah (plasenta previa), uri lekang (plasenta abruptio) dan anemia (kekurangan darah).

- Risiko berkaitan janin seperti sindrom down serta sindrom ketidaknormalan kromosom lain

Selain itu, anda juga mungkin lebih mudah berasa letih sejak kehamilan. Anda mungkin memerlukan lebih banyak rehat. Tahap pemakanan lazimnya tidak berkaitan dengan usia.

Jarak kelahiran yang jauh membolehkan tubuh anda kembali pulih selepas kelahiran terdahulu dan mengurangkan kejadian anemia. Namun, jarak kelahiran jauh mungkin menyebabkan anda berasa seolah-olah sama seperti kehamilan anak pertama, malah anda mungkin berasa ia seperti pengalaman pertama hamil.

Teruskanlah pengambilan pil asid folik sebanyak lima miligram setiap malam. Pengambilan pil vitamin pula seeloknya jenis yang khusus untuk wanita hamil.

Saya harap anda memulakan antenatal bagi pemeriksaan tekanan darah, berat badan, ujian air kencing, ultrabunyi mengesahkan tarikh dan usia kandungan, bilangan janin (wanita berusia lebih berisiko mendapat kehamilan kembar), pengukuran nuchal translucency janin dan menjalani ujian saringan darah (paras hemoglobin, hepatitis, VDRL dan HIV).

Berbincanglah lebih lanjut dengan doktor anda mengenai masalah di atas. Doktor anda mungkin menawarkan ujian darah saringan risiko sindrom down atau terus kepada ujian kepastian melalui ujian chorionic villous sampling atau CVS bagi mengetahui DNA janin. Ujian saringan darah bagi penyakit kencing manis juga mungkin turut dilakukan.

sumber:http://wmelayu.blogspot.com/

Baca Selengkapnya - Resiko Hamil pada Usia Tua

Senam Hamil

disadur dari http://creasoft.wordpress.com

Senam hamil adalah suatu bentuk latihan guna memperkuat dan mempertahankan elastisitas dinding perut, ligament-ligament, otot-otot dasar panggul yang berhubungan dengan proses persalinan (FK. Unpad, 1998).

Tujuan Senam Hamil

Mochtar (1998) membatasi tujuan senam hamil menjadi tujuan secara umum dan khusus, tujuan tersebut dijabarkan sebagai berikut :

Tujuan umum senam hamil adalah melalui latihan senam hamil yang teratur dapat dijaga kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam mekanisme persalinan, mempertinggi kesehatan fisik dan psikis serta kepercayaan pada diri sendiri dan penolong dalam menghadapi persalinan dan membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis.

Tujuan khusus senam hamil adalah memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, otot-otot dasar panggul, ligamen dan jaringan serta fasia yang berperan dalam mekanisme persalinan, melenturkan persendian-persendian yang berhubungan dengan proses persalinan, membentuk sikap tubuh yang prima sehingga dapat membantu mengatasi keluhan-keluhan, letak janin dan mengurangi sesak napas, menguasai teknik-teknik pernapasan dalam persalinan dan dapat mengatur diri pada ketenangan.

Manfaat Senam Hamil

Esisenberg (1996) membagi senam hamil menjadi empat tahap dimana setiap tahapnya mempunyai manfaat tersendiri bagi ibu hamil. Tahap dan manfaat senam hamil yaitu:

Senam Aerobik

Merupakan aktifitas senam berirama, berulang dan cukup melelahkan, dan gerakan yang disarankan untuk ibu hamil adalah jalan-jalan. Manfaat dari senam aerobik ini adalah meningkatkan kebutuhan oksigen dalam otot, merangsang paru-paru dan jantung juga kegiatan otot dan sendi, secara umum menghasilkan perubahan pada keseluruhan tubuh terutama kemampuan untuk memproses dan menggunakan oksigen, meningkatkan peredaran darah, meningkatkan kebugaran dan kekuatan otot, meredakan sakit punggung dan sembelit, memperlancar persalinan, membakar kalori (membuat ibu dapat lebih banyak makan makanan sehat), mengurangi keletiham dan menjadikan bentuk tubuh yang baik setelah persalinan.

Kalestenik

Latihan berupa gerakan-gerakan senam ringan berirama yang dapat membugarkan dan mengembangkan otot-otot serta dapat memperbaiki bentuk postur tubuh. Manfaatnya adalah meredakan sakit punggung dan meningkatkan kesiapan fisik dan mental terutama mempersiapkan tubuh dalam menghadapi persalinan.

Relaksasi

Merupakan latihan pernapasan dan pemusatan perhatian. Latihan ini bisa dikombinasikan dengan katihan kalistenik. Manfaatnya adalah menenangkan pikiran dan tubuh, membantu ibu menyimpan energi untuk ibu agar siap menghadapi persalinan.

Kebugaran Panggul (biasa disebut kegel)

Manfaat dari latihan ini adalah menguatkan otot-otot vagina dan sekitarnya (perinial) sebagai kesiapan untuk persalinan, mempersiapkan diri baik fisik maupun mental.

Dalam perkembangannya, senam hamil banyak menimbulkan kontroversi. Hal ini disebabkan dalam kalangan masyarakat dahulu (dan mungkin masih, ada sampai sekarang) yang terjebak mitos bahwa seorang ibu hamil tidak boleh bekerja, tidak boleh banyak bepergian, tidak boleh makan ikan dan masih banyak “tidak boleh” yang lain .

Hal ini tentunya akan sangat merugikan mengingat besarnya manfaat senam hamil jika diterapkan pada semua ibu hamil agar kehamilan dan persalinannya dapat berjalan secara fisiologis. Untuk menciptakan kondisi tersebut sangat dibutuhkan peningkatan pengetahuan ibu hamil. Dengan meningkatnya pengetahuan ibu hamil maka ibu akan semakin merasakan pentingnya senam hamil bagi kesehatan diri dan janinnya. Munculnya kesadaran ini akan memberikan dampak pada ibu untuk dapat melaksanakan secara teratur.

Baca Selengkapnya - Senam Hamil

Perdarahan pada Kehamilan Muda

Perdarahan pada kehamilan muda adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 22 minggu.

Penanganan umum perdarahan pada kehamilan muda :
- Lakukan penilaian secara cepat mengenaii keadaan umum pasien, termasuk
tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah, pernapasan, dan suhu).
- Periksa tanda-tanda syok (pucat, berkerringat banyak, pingsan, tekanan sistolik
kurang 90 mmHg, nadi lebih 112 kali per menit).
- Jika dicurigai terjadi syok, segera mullai penanganan syok. Jika tidak terlihat tanda-
tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut saat penolong melakukan
evaluasi mengenai kondisi wanita karena kondisinya dapat memburuk dengan
cepat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk memulai penanganan syok dengan
segera.
- Jika pasien dalam keadaan syok, pikirkaan kemungkinan kehamilan ektopik
terganggu.
- Pasang infus dengan jarum infus besar ((16 G atau lebih), berikan larutan garam
fisiologik atau ringer laktat dengan tetesan cepat (500 cc dalam 2 jam pertama).

Diagnosis perdarahan pada kehamilan muda :
1. Pikirkan kemungkinan kehamilan ektopik pada wanita dengan anemia, penyakit
radang panggul (pelvic inflammatory disease- PID), gejala abortus atau keluhan
nyeri yang tidak biasa.
Catatan : Jika dicurigai adanya kehamilan ektopik, lakukan pemeriksaan
bimanual secara hati-hati karena kehamilan ektopik awal bisa sampai mudah
pecah.
2. Pikirkan kemungkinan abortus pada wanita usia reproduktif yang mengalami
terlambat haid (lebih 1 bulan sejak haid terakhir) dan mempunyai 1 atau lebih
tanda berikut : perdarahan, kaku perut, pengeluaran sebagian produk konsepsi,
serviks yang berdilatasi atau uterus yang lebih kecil dari seharusnya.
3. Jika abortus merupakan kemungkinan diagnosis, kenali dan segera tangani
komplikasi yang ada.

1. Diagnosis abortus imminens :
- Bercak perdarahan hingga perdarahan sedang. Perdarahan ringan
membutuhkan waktu lebih 5 menit untuk membasahi pembalut atau kain
bersih.
- Serviks tertutup.
- Uterus sesuai dengan usia kehamilan.
- Gejala / tanda : kram perut bawah dan uterus lunak.
2. Diagnosis kehamilan ektopik terganggu :
- Bercak perdarahan hingga perdarahan sedang.
- Serviks tertutup.
- Uterus sedikit membesar dari usia kehamilan normal
- Gejala / tanda : limbung atau pingsan, nyeri perut bawah, nyeri goyang porsio,
massa adneksa, dan cairan bebas intra abdomen.
3. Diagnosis abortus komplit :
- Bercak perdarahan hingga perdarahan sedang.
- Serviks tertutup atau terbuka.
- Uterus lebih kecil dari usia kehamilan normal
- Gejala / tanda : sedikit atau tanpa nyeri perut bawah, dan riwayat ekspulsi hasil
konsepsi.
4. Diagnosis abortus insipiens :
- Perdarahan sedang hingga masif (banyak). Perdarahan berat membutuhkan
waktu kurang 5 menit untuk membasahi pembalut atau kain bersih.
- Serviks terbuka.
- Uterus sesuai usia kehamilan.
- Gejala / tanda : kram / nyeri perut bawah, dan belum terjadi ekspulsi hasil
konsepsi.
5. Diagnosis abortus inkomplit :
- Perdarahan sedang hingga masif (banyak).
- Serviks terbuka.
- Uterus sesuai usia kehamilan.
- Gejala / tanda : kram / nyeri perut bawah, dan ekspulsi sebagian hasil konsepsi.
6. Diagnosis abortus mola :
- Perdarahan sedang hingga masif (banyak).
- Serviks terbuka.
- Uterus lunak dan lebih besar dari usia kehamilan
- Gejala / tanda : mual / muntah, kram perut bawah, sindrom mirip pre
eklampsia, tidak ada janin, dan keluar jaringan seperti anggur.

Tanda dan gejala abortus antara lain nyeri abdomen bawah, nyeri lepas, uterus terasa lemas, perdarahan berlanjut, lemah, lesu, demam, sekret vagina berbau, sekret & pus dari serviks, dan nyeri goyang serviks. Komplikasinya adalah infeksi / sepsis. Penanganannya adalah mulai memberikan antibiotik sesegera mungkin sebelum melakukan aspirasi vakum manual. Antibiotiknya berupa ampisilin 2 gr IV tiap 6 jam ditambah gentamisin 5 mg/kgbb IV tiap 24 jam ditambah metronidazol 500 mg IV tiap 8 jam sampai ibu bebas demam 48 jam.

Tanda dan gejala lainnya adalah nyeri / kaku pada abdomen, nyeri lepas, distensi abdomen, abdomen terasa tegang & keras, nyeri bahu, mual-muntah, dan demam. Komplikasinya adalah perlukaan uterus, vagina atau usus. Penanganannya yaitu lakukan laparotomi untuk memperbaiki perlukaan dan lakukan aspirasi vakum manual secara berurutan. Mintalah bantuan lebih lanjut jika dibutuhkan.

Jenis-Jenis Abortus
___________________

Jenis-jenis abortus :
1. Abortus spontan
2. Abortus yang disengaja
3. Abortus tidak aman
4. Abortus septik

Abortus spontan adalah penghentian kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas (usia kehamilan 22 minggu). Tahapan abortus spontan meliputi :
1. Abortus imminens (kehamilan dapat berlanjut).
2. Abortus insipiens (kehamilan tidak akan berlanjut dan akan berkembang menjadi
abortus inkomplit atau abortus komplit).
3. Abortus inkomplit (sebagian hasil konsepsi telah dikeluarkan).
4. Abortus komplit (seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan).

Abortus yang disengaja adalah suatu proses dihentikannya kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas.

Abortus tidak aman adalah suatu prosedur yang dilakukan oleh orang yang tidak berpengalaman atau dalam lingkungan yang tidak memenuhi standar medis minimal atau keduanya.

Abortus septik adalah abortus yang mengalami komplikasi berupa infeksi-sepsis dapat berasal dari infeksi jika organisme penyebab naik dari saluran kemih bawah setelah abortus spontan atau abortus tidak aman. Sepsis cenderung akan terjadi jika terdapat sisa hasil konsepsi atau terjadi penundaan dalam pengeluaran hasil konsepsi. Sepsis merupakan komplikasi yang sering terjadi pada abortus tidak aman dengan menggunakan peralatan.

Penanganan
____________

Jika dicurigai suatu abortus tidak aman terjadi, periksalah adanya tanda-tanda infeksi atau adanya perlukaan uterus, vagina dan usus, lakukan irigasi vagina untuk mengeluarkan tumbuh-tumbuhan, obat-obat lokal atau bahan lainnya.

Penanganan abortus imminens :
1. Tidak perlu pengobatan khusus atau tirah baring total.
2. Jangan melakukan aktifitas fisik berlebihan atau hubungan seksual.
3. Jika perdarahan :
- Berhenti : lakukan asuhan antenatal seperti biasa, lakukan penilaian jika
perdarahan terjadi lagi.
- Terus berlangsung : nilai kondisi janin (uji kehamilan atau USG). Lakukan
konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain. Perdarahan berlanjut,
khususnya jika ditemukan uterus yang lebih besar dari yang diharapkan,
mungkin menunjukkan kehamilan ganda atau mola.
4. Tidak perlu terapi hormonal (estrogen atau progestin) atau tokolitik (misalnya
salbutamol atau indometasin) karena obat-obat ini tidak dapat mencegah
abortus.

Penanganan abortus insipiens :
1. Jika usia kehamilan kurang 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan aspirasi
vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat, segera lakukan :
- Berikan ergometrin 0,2 mg intramuskuler (dapat diulang setelah 15 menit bila
perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang sesudah 4 jam bila
perlu).
- Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.
2. Jika usia kehamilan lebih 16 minggu :
- Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi lalu evaluasi sisa-sisa hasil konsepsi.
- Jika perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan intravena
(garam fisiologik atau larutan ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes per
menit untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi.
3. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.

Penanganan abortus inkomplit :
1. Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang 16 minggu,
evaluasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk
mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan
berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler atau misoprostol 400 mcg per
oral.
2. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang 16
minggu, evaluasi sisa hasil konsepsi dengan :
- Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih. Evakuasi
dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual
tidak tersedia.
- Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg
intramuskuler (diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg
per oral (dapat diulang setelah 4 jam bila perlu).
3. Jika kehamilan lebih 16 minggu :
- Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik
atau ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes per menit sampai terjadi
ekspulsi hasil konsepsi.
- Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai
terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg).
- Evaluasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
4. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.

Penanganan abortus komplit :
1. Tidak perlu evaluasi lagi.
2. Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak.
3. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
4. Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus 600 mg per hari
selama 2 minggu. Jika anemia berat berikan transfusi darah.
5. Konseling asuhan pasca keguguran dan pemantauan lanjut.

Pemantauan Pasca Abortus
__________________________

Insidens abortus spontan kurang lebih 15% (1 dari 7 kehamilan) dari seluruh kehamilan.

Syarat-syarat memulai metode kontrasepsi dalam waktu 7 hari pada kehamilan yang tidak diinginkan :
1. Tidak terdapat komplikasi berat yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.
2. Ibu menerima konseling dan bantuan secukupnya dalam memilih metode
kontrasepsi yang paling sesuai.

Metode kontrasepsi pasca abortus :
1. Kondom
- Waktu aplikasinya segera.
- Efektivitasnya tergantung dari tingkat kedisiplinan klien.
- Dapat mencegah penyakit menular seksual.
2. Pil kontrasepsi
- Waktu aplikasinya segera.
- Cukup efektif tetapi perlu ketaatan klien untuk minum pil secara teratur.
3. Suntikan
- Waktu aplikasinya segera.
- Konseling untuk pilihan hormon tunggal atau kombinasi.
4. Implan
- Waktu aplikasinya segera.
- Jika pasangan tersebut mempunyai 1 anak atau lebih dan ingin kontrasepsi
jangka panjang.
5. Alat kontrasepsi dalam rahim
- Waktu aplikasinya segera dan setelah kondisi pasien pulih kembali.
- Tunda insersi jika hemoglobin kurang 7 gr/dl (anemia) atau jika dicurigai
adanya infeksi.
6. Tubektomi
- Waktu aplikasinya segera.
- Untuk pasangan yang ingin menghentikan fertilitas.
- Jika dicurigai adanya infeksi, tunda prosedur sampai keadaan jelas. Jika
hemoglobin kurang 7 gram/dl, tunda sampai anemia telah diperbaiki.
- Sediakan metode alternatif (seperti kondom).

Beberapa wanita mungkin membutuhkan :
1. Jika klien pernah diimunisasi, berikan booster tetanus toksoid 0,5 ml atau jika
dinding vagina atau kanalis servikalis tampak luka terkontaminasi.
2. Jika riwayat imunisasi tidak jelas, berikan serum anti tetanus 1500 unit
intramuskuler diikuti dengan tetanus toksoid 0,5 ml setelah 4 minggu.
3. Penatalaksanaan untuk penyakit menular seksual.
4. Penapisan kanker serviks.

Kehamilan Ektopik Terganggu
___________________________

Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi di luar rongga uterus. Tuba Fallopii merupakan tempat tersering terjadinya implantasi kehamilan ektopik (lebih 90%).

Tanda dan gejala kehamilan ektopik sangatlah bervariasi tergantung dari pecah tidaknya kehamilan tersebut. Alat penting yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kehamilan ektopik yang pecah adalah tes kehamilan dari serum yang dikombinasi dengan pemeriksaan USG. Jika diperoleh haril darah yang tidak membeku segera mulai penanganan.

Tanda dan gejala kehamilan ektopik :
1. Gejala kehamilan awal berupa flek atau perdarahan ireguler, mual, pembesaran
payudara, perubahan warna pada vagina & serviks, perlunakan serviks,
pembesaran uterus, frekuensi buang air kecil meningkat.
2. Nyeri pada abdomen dan pelvis.

Tanda dan gejala kehamilan ektopik terganggu :
1. Kolaps dan kelelahan.
2. Denyut nadi cepat dan lemah (110 kali per menit atau lebih).
3. Hipotensi.
4. Hipovolemia.
5. Abdomen akut dan nyeri pelvis.
6. Distensi abdomen. Distensi abdomen dengan shifting dullness merupakan
petunjuk adanya darah bebas.
7. Nyeri lepas.
8. Pucat.

Diagnosis banding kehamilan ektopik yang tersering adalah abortus imminens. Diagnosa banding lainnya adalah penyakit radang panggul akut & kronik, kista ovarium (terpuntir atau ruptur) dan appendisitis akut. USG dapat membedakan antara kehamilan ektopik, abortus imminens dan kista ovarium terpuntir.

Penanganan awal kehamilan ektopik :
1. Segera lakukan uji silang darah dan laparatomi. Jangan menunggu darah
sebelum melakukan pembedahan.
2. Jika tidak ada fasilitas, segera rujuk ke fasilitas lebih lengkap dan lakukan
penilaian awal.
3. Pada laparatomi, eksplorasi kedua ovarium dan tuba Fallopii :
- Kerusakan tuba yang berat : lakukan salpingektomi (hasil konsepsi dan tuba
keduanya dikeluarkan). Ini merupakan terapi pilihan pada sebagian besar
kasus.
- Kerusakan tuba yang kecil : lakukan salpingostomi (hasil konsepsi dikeluarkan
dan tuba dipertahankan). Ini dilakukan dengan mempertimbangkan
konservasi kesuburan karena resiko kehamilan ektopik berikutnya cukup tinggi.

Jika terjadi perdarahan banyak dapat dilakukan autotransfusi apabila darah intraabdominal masih segar dan tidak terinfeksi atau terkontaminasi (pada akhir kehamilan, darah dapat terkontaminasi dengan air ketuban dan lain-lain sehingga sebaiknya tidak digunakan untuk autotransfusi). Darah dapat dikumpulkan sebelum pembedahan atau setelah abdomen dibuka :
1. Sewaktu ibu berbaring di atas meja operasi sebelum operasi dan abdomen
tampak tegang akibat terkumpulnya darah, saat itu memungkinkan untuk
memasukkan jarum melalui dinding abdomen dan darah dikumpulkan diset
donor.
2. Cara lain, bukalah abdomen :
- Ambil darah ke dalam suatu tempat dan saringlah darah dengan menggunakan
kasa untuk memisahkan bekuan darah.
- Bersihkan bagian atas dari kantong darah dengan cairan antiseptik dan bukalah
dengan pisau steril.
- Tuangkan darah wanita tersebut ke dalam kantong dan masukkan kembali
melalui set penyaring dengan cara biasa.
- Jika tidak tersedia kantong donor dengan antikoagulan, tambahkan sodium
sitrat 10 ml untuk setiap 90 ml darah.

Penanganan selanjutnya :
1. Sebelum membolehkan ibu pulang, lakukan konseling dan nasehat mengenai
prognosis kesuburannya. Mengingat meningkatnya resiko kehamilan ektopik
selanjutnya, konseling metode kontrasepsi dan penyediaan metode kontrasepsi,
jika diinginkan, merupakan hal yang penting.
2. Perbaiki anemia dengan sulfas ferrous 600 mg/hr per oral selama 2 minggu.
3. Jadwalkan kunjungan berikutnya untuk pemantauan dalam waktu 4 minggu.

Mola Hidatidosa
_______________

Kehamilan mola merupakan proliferasi abnormal dari vili khorialis.

Penanganan awal kehamilan mola :
Jika diagnosa kehamilan mola telah ditegakkan, lakukan evaluasi uterus :
- Jika dibutuhkan dilatasi serviks, gunakkan blok paraservikal.
- Pengosongan dengan aspirasi vakum manuaal lebih aman daripada kuretase
tajam. Resiko perforasi dengan menggunakan kuret tajam cukup tinggi.
- Jika sumber vakum adalah tabung manual,, siapkan peralatan aspirasi vakum
manual minimal 3 set agar dapat digunakan secara bergantian hingga
pengosongan kavum uteri selesai. Isi uterus cukup banyak tetapi penting untuk
cepat dikosongkan.

Penanganan selanjutnya kehamilan mola :
- Pasien dianjurkan untuk menggunakan konntrasepsi hormonal (apabila masih ingin
anak) atau tubektomi apabila ingin menghentikan fertilitas.
- Lakukan pemantauan setiap 8 minggu selaama minimal 1 tahun pasca evakuasi
dengan menggunakan tes kehamilan dengan urin karena adanya resiko
timbulnya penyakit trofoblas yang menetap atau khoriokarsinoma. Jika tes
kehamilan dengan urin tidak negatif setelah 8 minggu atau menjadi positif
kembali dalam 2 tahun pertama, rujuk ke pusat kesehatan tersier untuk
pemantauan dan penanganan lebih lanjut.

Update : 6 Maret 2006

Sumber :

  1. http://www.geocities.com/klinikobgin/kelainan-kehamilan/perdarahan-kehamilan-muda.htm
  2. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal. Editor : Abdul Bari Saifuddin, Gulardi Hanifa Wiknjosastro, Biran Affandi, Djoko Waspodo. Ed. I, Cet. 5, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2003.
Baca Selengkapnya - Perdarahan pada Kehamilan Muda

Hormon HCG dan Uji Kehamilan

Dua garis pada alat uji kehamilan, t= entunya membuat pasangan yang sudah menanti-nantikan hadirnya sang buah = cinta kontan melonjak gembira. Sebuah metoda tes = kehamilan yang mudah, murah dan praktis. Test pack yang bisa dibeli di hampir setiap apotek ini di= dalamnya memiliki zat yang bereaksi dengan hormon kehamilan, human Chorionic Gonadotropin (hCG), dan berubah warna jika hCG ini terdeteksi dalam air seni.

Hormon Kehamilan

Kira-kira sepuluh hari setelah sel telur dibuahi sel sperma di salura= n Tuba fallopii, telur yang telah dibuahi itu bergerak menuju r= ahim dan melekat pada dindingnya. Sejak saat itulah plasenta mulai berke= mbang dan memproduksi hCG yang dapat ditemukan dalam darah serta air sen= i. Keberadaan hormon protein ini sudah dapat dideteksi dalam darah sejak= hari pertama keterlambatan haid, yang kira-kira merupakah hari keenam s= ejak pelekatan janin pada dinding rahim. Kadar hormon ini terus bertamba= h hingga minggu ke 14-16 kehamilan, terhit= ung sejak hari terakhir menstruasi. Sebagian besar ibu hamil mengalami p= enambahan kadar hormon hCG sebanyak dua kali lipat setiap 3 hari. Pening= katan kadar hormon ini biasanya ditandai dengan mual dan pusing yang ser= ing dirasakan para ibu hamil. Setelah itu kadarnya menurun terus secara = perlahan, dan hampir mencapai kadar normal beberapa saat setelah persali= nan. Tetapi adakalanya kadar hormon ini masih di atas normal sampai 4 mi= nggu setelah persalinan atau keguguran.

Perkiraan Kadar hCG dalam Darah kehamilan trimester kedua
Perempuan yang tidak hamil dan laki-laki Kurang dari 5 IU/l (international units per liter)
Ibu hamil: 24-28 hari setelah haid terakhir 5=E2=80=93100 IU/L
4-5 minggu (1 bulan) setelah haid terakhir 50=E2=80=93500 IU/L
5-6 minggu setelah haid terakhir 100=E2=80=9310.000 IU/L
14-16 minggu (4 bulan) setelah haid terakhir 12.000=E2=80=93270.000 IU/L
3.000-50.000 IU/L
kehamilan trimester ketiga 1.000-50.000 IU/L
Perempuan pasca menopause Kurang dari 10 IU/l

Kadar hCG yang lebih tinggi pada ibu hamil biasa ditemui pada kehamilan kembar dan kasus hamil anggur (mola= ). Sementara pada perempuan yang tidak hamil dan juga laki-laki, ka= dar hCG di atas normal bisa mengindikasikan adanya tumor pada alat repro= duksi. Tak hanya itu, kadar hCG yang terlalu rendah pada ibu hamil pun p= atut diwaspadai, karena dapat berarti kehamilan terjadi di luar rahim (ektopik) atau kematian janin yang = biasa disebut aborsi spontan.

Uji Kehamilan

Alat uji kehamilan untuk dipakai di rum= ah (home pregnancy test, HPT) yan= g biasa dikenal dengan test pack = merupakan alat praktis yang cukup akurat untuk mendeteksi kehamilan pada tahap awal. Cara penggunaannya relatif mu= dah, yaitu mencelupkan ujung alat ke dalam air seni yang ditampung atau = menyentuhkan pada aliran air seni ketika buang air kecil. Biasanya dianj= urkan penggunaan air seni pertama setelah bangun pagi, karena konsentras= i hormon hCG yang tinggi pada saat itu.

Alat uji kehamilan semacam ini biasanya= memiliki dua buah =E2=80=9Cjendela=E2=80=9D atau garis. Garis yang pert= ama mengisyaratkan bahwa tes dilakukan dengan benar, yang biasa disebut = dengan garis kontrol. Garis kontrol akan tampak bila test packmendapatkan cukup air seni untuk diuji. Sem= entara garis kedua menunjukkan hasil tes, yang merupakan bagian alat yan= g memiliki =E2=80=9Cantibodi=E2=80=9D yang bereaksi dengan hCG dan dapat= berubah warna bila hormon ini terdeteksi. Setipis apapun garis ini, kem= unculannya tetap menunjukkan adanya kehamilan.

Sebagian besar merk test pack = yang beredar di pasaran sudah dapat mendeteksi hCG dengan kadar 25 IU/L-= 50 IU/L, sehingga cukup akurat untuk menentukan ada atau tidaknya kehamilan pada hari pertama keterlambatan menstr= uasi (sekitar 28 hari setelah menstruasi terakhir).

Uji kehamilan yang lebih akurat tentuny= a adalah tes kuantitatif hormon hCG dalam darah. Biasanya yang diukur ad= alah jumlah subunit beta hormon hCG (=C3=9F-hCG).

Literatur:

  • Conceiving Concepts
  • Fertility Plus
  • WebMD
Baca Selengkapnya - Hormon HCG dan Uji Kehamilan

Ibu Hamil dengan Resiko Tinggi

Apakah yang dimaksud Ibu hamil dengan risiko tinggi ?

Yaitu Ibu Hamil yang mengalami risiko atau bahaya yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun persalinan, bila dibandingkan dengan Ibu Hamil yang normal.

Siapakah yang termasuk Ibu Hamil dengan Risiko Tinggi ?

- Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm.

- Bentuk panggul ibu yang tidak normal.

- Badan Ibu kurus pucat.

- Umur Ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

- Jumlah anak lebih dari 4 orang.

- Jarak kelahiran anak kurang dari 2 tahun.

- Adanya kesulitan pada kehamilan atau persalinan yang lalu.

- Sering terjadi keguguran sebelumnya.

- Kepala pusing hebat.

- Kaki bengkak.

- Perdarahan pada waktu hamil.

- Keluar air ketuban pada waktu hamil.

- Batuk-batuk lama.

Bahaya apa saja yang dapat ditimbulkan akibat Ibu hamil dengan risiko tinggi ?

- Bayi lahir belum cukup bulan.

- Bayi lahir dengan berat kahir rendah (BBLR).

- Keguguran (abortus).

- Persalinan tidak lancar / macet.

- Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan.

- Janin mati dalam kandungan.

- Ibu hamil / bersalin meninggal dunia.

- Keracunan kehamilan/kejang-kejang.

Apakah kehamilan risiko tinggi dapat dicegah ?

Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikinya.

Bagaimana pencegahan kehamilan risiko tinggi dapat dilakukan ?

- Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit, paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan.

- Dengan mendapatkan imunisasi TT 2X.

- Bila ditemukan kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering dan lebih intensif.

- Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna.

Apa yang dapat dilakukan seorang Ibu untuk menghindari bahaya kehamilan risiko tinggi ?

- Dengan mengenal tanda-tanda kehamilan risiko tinggi.

- Segera ke Posyandu, Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat bila ditemukan tanda-tanda kehamilan risiko tinggi.

Baca Selengkapnya - Ibu Hamil dengan Resiko Tinggi

Kehamilan


RUMUS TAKSIRAN PERSALINAN ( HUKUM NAEGLER )

Rumus : HPHT = tanggal + 7, bulan –3 dan tahun tambah 1 bila bulan dikurang 3 hasilnya positif atau nol untuk siklus 28 hari.

Sedangkan untuk siklus 35 hari : tanggal + 14, seterusnya sama.

Contoh : HPHT 11-05-2001, taksirannya ( 11+7, 05-3, 2001+1 )

= 18 – 02 – 2002 (siklus 28 hari)

RUMUS TAKSIRAN BERAT BADAN JANIN PADA SAAT KALA 1

Rumus : tinggi fundus ( cm ) – N x 155

N = 13 bila kepala belum melewati PAP

N = 12 bila kepala berada diatas spina isciadika

N = 11 bila kepala berada dibawah spina isciadika

RUMUS PERHITUNGAN OVULASI PADA WANITA

Menstruasi…………14 hari………..menstruasi berikutnya ( siklus 28 hari )

Menstruasi…………21 hari………..menstruasi berikutnya ( siklus 35 hari )

RUMUS MENGHITUNG UMUR KEHAMILAN

( Mc DONALD)

Tinggi fundus ( cm ) = / bulan

3, 5

Contoh : tinggi fundus 24 cm maka umur kehamilan

=24 / 3,5 = 6,8 bulan = 27 minggu

RUMUS MENGHITUNG DENYUT JANTUNG JANIN

Hitung selama 5 detik selang 5 detik hitung lagi 5 detik selang 5 detik lalu hitung lagi 5 detik. Hasilnya teratur bila angka ke 1 dan 3 sama.

Baca Selengkapnya - Kehamilan

KETUBAN PECAH DINI


Ada teori yang menghitung berapa jam sebelum in partu, misalnya 2 atau 4 atau 6 jam sebelum in partu.
Ada juga yang menyatakan dalam ukuran pembukaan serviks pada kala I, misalnya ketuban yang pecah sebelum pembukaan serviks 3 cm atau 5 cm, dan sebagainya.

Prinsipnya adalah ketuban yang pecah “sebelum waktunya”.

Masalahnya : Kapan selaput ketuban pecah (spontan) pada persalinan normal ?

Normal selaput ketuban pecah pada akhir kala I atau awal kala II persalinan. Bisa juga belum pecah sampai saat mengedan, sehingga kadang perlu dipecahkan (amniotomi).

KETUBAN PECAH DINI BERHUBUNGAN ERAT DENGAN
PERSALINAN PRETERM DAN INFEKSI INTRAPARTUM

Patofisiologi

Banyak teori, mulai dari defek kromosom, kelainan kolagen, sampai infeksi.
Pada sebagian besar kasus ternyata berhubungan dengan infeksi (sampai 65%).
High virulence : bacteroides. Low virulence : lactobacillus.

Kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion, fibroblas, jaringan retikuler korion dan trofoblas.
Sintesis maupun degradasi jaringan kolagen dikontrol oleh sistem aktifitas dan inhibisi interleukin-1 (IL-1) dan prostaglandin.
Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan aktifitas IL-1 dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimerisasi kolagen pada selaput korion / amnion, menyebabkan selaput ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan.

Faktor risiko / predisposisi ketuban pecah dini / persalinan preterm

1. kehamilan multipel : kembar dua (50%), kembar tiga (90%)
2. riwayat persalinan preterm sebelumnya : risiko 2 – 4x
3. tindakan sanggama : TIDAK berpengaruh kepada risiko, KECUALI jika higiene buruk, predisposisi terhadap infeksi
4. perdarahan pervaginam : trimester pertama (risiko 2x), trimester kedua/ketiga (20x)
5. bakteriuria : risiko 2x (prevalensi 7%)
6. pH vagina di atas 4.5 : risiko 32% (vs. 16%)
7. servix tipis / kurang dari 39 mm : risiko 25% (vs. 7%)
8. flora vagina abnormal : risiko 2-3x
9. fibronectin > 50 ng/ml : risiko 83% (vs. 19%)
10. kadar CRH (corticotropin releasing hormone) maternal tinggi misalnya pada stress psikologis, dsb, dapat menjadi stimulasi persalinan preterm

Strategi pada perawatan antenatal

- deteksi faktor risiko
- deteksi infeksi secara dini
- USG : biometri dan funelisasi
Trimester pertama : deteksi faktor risiko, aktifitas seksual, pH vagina, USG, pemeriksaan Gram, darah rutin, urine.
Trimester kedua dan ketiga : hati-hati bila ada keluhan nyeri abdomen, punggung, kram di daerah pelvis seperti sedang haid, perdarahan per vaginam, lendir merah muda, discharge vagina, poliuria, diare, rasa menekan di pelvis.

Jika ketuban pecah : jangan sering periksa dalam !! Awasi tanda-tanda komplikasi.

Komplikasi ketuban pecah dini

1. infeksi intra partum (korioamnionitis) ascendens dari vagina ke intrauterin.
2. persalinan preterm, jika terjadi pada usia kehamilan preterm.
3. prolaps tali pusat, bisa sampai gawat janin dan kematian janin akibat hipoksia (sering terjadi pada presentasi bokong atau letak lintang).
4. oligohidramnion, bahkan sering partus kering (dry labor) karena air ketuban habis.

Keadaan / faktor-faktor yang dihubungkan dengan partus preterm

1. iatrogenik : hygiene kurang (terutama), tindakan traumatik
2. maternal : penyakit sistemik, patologi organ reproduksi atau pelvis, pre-eklampsia, trauma, konsumsi alkohol atau obat2 terlarang, infeksi intraamnion subklinik, korioamnionitis klinik, inkompetensia serviks, servisitis/vaginitis akut, KETUBAN PECAH pada usia kehamilan preterm.
3. fetal : malformasi janin, kehamilan multipel, hidrops fetalis, pertumbuhan janin terhambat, gawat janin, kematian janin.
4. cairan amnion : oligohidramnion dengan selaput ketuban utuh, ketuban pecah pada preterm, infeksi intraamnion, korioamnionitis klinik.
5. placenta : solutio placenta, placenta praevia (kehamilan 35 minggu atau lebih), sinus maginalis, chorioangioma, vasa praevia.
6. uterus : malformasi uterus, overdistensi akut, mioma besar, desiduositis, aktifitas uterus idiopatik.

Persalinan preterm (partus prematurus) : persalinan yang terjadi pada usia kehamilan antara 20-37 minggu.
Tanda : kontraksi dengan interval kurang dari 5-8’, disertai dengan perubahan serviks progresif, dilatasi serviks nyata 2 cm atau lebih, serta penipisan serviks berlanjut sampai lebih dari 80%.
Insidens rata-rata di rumahsakit2 besar di Indonesia : 13.3% (10-15%)

(persalinan preterm – ada kuliahnya sendiri)

INFEKSI INTRAPARTUM

Infeksi intrapartum adalah infeksi yang terjadi dalam masa persalinan / in partu.

Disebut juga korioamnionitis, karena infeksi ini melibatkan selaput janin.

Pada ketuban pecah 6 jam, risiko infeksi meningkat 1 kali. Ketuban pecah 24 jam, risiko infeksi meningkat sampai 2 kali lipat.

Protokol : paling lama 2 x 24 jam setelah ketuban pecah, harus sudah partus.

Patofisiologi

1. ascending infection, pecahnya ketuban menyebabkan ada hubungan langsung antara ruang intraamnion dengan dunia luar.
2. infeksi intraamnion bisa terjadi langsung pada ruang amnion, atau dengan penjalaran infeksi melalui dinding uterus, selaput janin, kemudian ke ruang intraamnion.
3. mungkin juga jika ibu mengalami infeksi sistemik, infeksi intrauterin menjalar melalui plasenta (sirkulasi fetomaternal).
4. tindakan iatrogenik traumatik atau higiene buruk, misalnya pemeriksaan dalam yang terlalu sering, dan sebagainya, predisposisi infeksi.

Kuman yang sering ditemukan : Streptococcus, Staphylococcus (gram positif), E.coli (gram negatif), Bacteroides, Peptococcus (anaerob).

Diagnosis infeksi intrapartum

1. febris di atas 38oC (kepustakaan lain 37.8oC)
2. ibu takikardia (>100 denyut per menit)
3. fetal takikardia (>160 denyut per menit)
4. nyeri abdomen, nyeri tekan uterus
5. cairan amnion berwarna keruh atau hijau dan berbau
6. leukositosis pada pemeriksaan darah tepi (>15000-20000/mm3)
7. pemeriksaan penunjang lain : leukosit esterase (+) (hasil degradasi leukosit, normal negatif), pemeriksaan Gram, kultur darah.

Komplikasi infeksi intrapartum

1. komplikasi ibu : endometritis, penurunan aktifitas miometrium (distonia, atonia), sepsis CEPAT (karena daerah uterus dan intramnion memiliki vaskularisasi sangat banyak), dapat terjadi syok septik sampai kematian ibu.
2. komplikasi janin : asfiksia janin, sepsis perinatal sampai kematian janin.

Prinsip penatalaksanaan

1. pada ketuban pecah, terminasi kehamilan, batas waktu 2 x 24 jam
2. jika ada tanda infeksi intrapartum, terminasi kehamilan / persalinan batas waktu 2 jam.
3. JANGAN TERLALU SERING PERIKSA DALAM
4. bila perlu, induksi persalinan
5. observasi dan optimalisasi keadaan ibu : oksigen !!
6. antibiotika spektrum luas : gentamicin iv 2 x 80 mg, ampicillin iv 4 x 1 mg, amoxicillin iv 3 x 1 mg, penicillin iv 3 x 1.2 juta IU, metronidazol drip.
7. uterotonika : methergin 3 x 1 ampul drip
8. pemberian kortikosteroid : kontroversi. Di satu pihak dapat memperburuk keadaan ibu karena menurunkan imunitas, di lain pihak dapat menstimulasi pematangan paru janin (surfaktan). Di RSCM diberikan, bersama dengan antibiotika spektrum luas. Hasil cukup baik.
Baca Selengkapnya - KETUBAN PECAH DINI

Nutrisi dan Suplemen Saat Hamil

Saat hamil, Anda harus memenuhi kebutuhan nutrisi untuk dua orang. Jadi ini bukan saat yang tepat untuk menghindari kalori karena ketakutan Anda untuk menjadi gemuk.

Ibu hamil membutuhkan sekitar 300 kalori ekstra per hari, khususnya di bulan-bulan terakhir kehamilan saat janin bertumbuhan dengan cepat. Jika anda sangat kurus atau malah hamil kembar, Anda membutuhkan kalori lebih banyak lagi. Namun jika Anda kelebihan berat badan, dokter mungkin akan membatasi jumlah makanan yang Anda konsumsi.

Makan sehat selalu penting, khususnya saat Anda hamil. Karena makanan sehat yang Anda konsumsi penting artinya untuk pertumbuhan bayi dan perkembangannya. Nutrisi yang dibutuhkan untuk menjaga pola makan seimbang melibatkan menu ‘empat sehat lima sempurna’ yang legendaris itu.

Nah apakah dengan makan sehat saja sudah cukup? Ternyata tidak demikian. Anda membutuhkan lebih banyak nutrisi esensial (khususnya kalsium, besi dan asam folat) saat hamil dibandingkan saat tidak hamil. Dokter biasanya akan memberikan vitamin untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi, yang tidak didapat atau jumlahnya kurang dari makanan yang Anda makan sehari-hari.

Suplemen apa yang biasanya diberikan dokter untuk ibu hamil?

1. Kalsium

Sebagian besar wanita di atas usia 19 tahun atau lebih, termasuk yang hamil, seringkali tak cukup mendapat 1.000 mg kalsium per hari seperti yang drekomendasikan. Karena saat bertumbuh di perut janin membutuhkan kalsium yang tinggi, maka konsumsi kalsium perlu ditingkatkan untuk mencegah kehilangan kalsium dari tulang. Jadi saat hamil penting untuk mengonsumsi ekstra kalsium agar tulang tetap kuat. Jika bayi kekurangan kalsium, dia akan menyerap dari kalsium ibu. Akibatnya Anda akan mudah mengalami keropos tulang atau gigi rapuh jika hamil namun kekurangan kalsium. Sumber makanan yang kaya kalsium antara lain susu, keju dan yogurt, produk yang diperkaya kalsium seperti jus jeruk, susu kedelai dan sereal, sayuran hijau seperti bayam, kale dan brokoli, tofu, kacang yang dikeringkan dan almond.

2. Besi

Ibu hamil membutuhkan 27 hingga 30 mg besi per hari. Kenapa? Karena besi dibutuhkan untuk membuat hemoglobin, komponen pembawa oksigen dari sel darah merah. Sel darah merah diedarkan ke seluruh tubuh dengan membawa oksigen ke semua sel. Tanpa zat besi yang cukup, tubuh tidak dapat membuat sel-sel darah merah dan jaringan tubuh serta organ tidak akan mendapat oksigen yang dibutuhkan untuk berfungsi dengan baik. Jadi ibu hamil harus cukup mendapat besi pada makanan sehari-hari, untuknya dan untk janinnya.

Meskipun nutrsi dapat ditemukan di berbagai jenis makanan, besi dari sumber daging (hewani) dapat lebih mudah diserap oleh tubuh dibandingkan besi yang ditemukan di tumbuh-tumbuhan.Contoh makanan yang kaya zat besi misalnya daging merah, unggas, salmon, telur, tofu, buah yang dikeringkan, sayuran berwarna hijau, sereal yang difortifikasi besi serta asam folat.

The U.S. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan wanita pada usia produktif, khususnya yang merencanakan kehamilan, mendapatkan 400 mikrogram (0,4 mg) suplemen asam folat setiap harinya. Sumbernya bisa berasal dari multivitamin atau suplemen asam folat, selain yang didapat dari makanan.

Jadi, kenapa asam folat begitu penting? Sejumlah studi menunjukkan bahwa mengonsumsi suplemen asam folat satu bulan sebelum dan selama tiga bulan pertama kehamilan akan menurunkan risiko cacat otak pada bayi mencapai 70 persen.

Nah, sudah cukupkah folat dan besi dalam menu harian Anda?

sumber : metroriau.coma

Baca Selengkapnya - Nutrisi dan Suplemen Saat Hamil

HUBUNGAN PERILAKU MAKAN DENGAN KEJADIAN APENDISITIS PADA PASIEN APENDIKS DI RUANG BEDAH RSUD xxx

KTI KEPERAWATAN

HUBUNGAN PERILAKU MAKAN DENGAN KEJADIAN APENDISITIS

PADA PASIEN APENDIKS DI RUANG BEDAH RSUD.....




BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia demi kebutuhannya sangat ditentukan oleh berlangsungnya atau bergeraknya proses-proses dalam tubuhnya, seperti berlangsungnya proses peredaran darah/sirkulasi darah, denyut jantung, pernafasan, pencernaan, proses-proses fisiologis lainnya, selanjutnya bergerak melakukan berbagai kegiatan pekerjaan fisik, untuk itu semua diperlukan energi (Kartasapoetra & Marsetyo, 2005).

Seperti diketahui bahwa tubuh manusia memiliki kebutuhan esensial terhadap nutrisi, walaupun tubuh dapat bertahan tanpa makanan lebih lama daripada tanpa cairan. Seperti kebutuhan fisiologis lainnya, kebutuhan nutrisi mungkin tidak terpenuhi pada manusia dengan berbagai usia. Proses metabolik tubuh mengontrol pencernaan, penyimpanan zat makanan, dan mengeluarkan produk sampah. Mencerna dan menyimpan zat makanan adalah hal yang penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh (Potter & Perry, 2005).

Pada umumnya perilaku makan yang sering menjadi masalah adalah kebiasaan makan yang kurang higienis, di warung, sekitar pinggiran jalan, bahkan di tempat-tempat mewah sekalipun yang menawarkan makanan cepat saji atau kebiasaan makan fast food. Makanan jajanan yang dijual oleh pedagang kaki lima atau street food menurut FAO didefisinikan sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut. Jajanan kaki lima dapat mejawab tantangan masyarakat terhadap makanan yang murah, mudah, menarik dan bervariasi. (http://www.persi.or.id, 2006).

Tiap tahunnya baik di negara maju maupun negara berkembang terjadi peningkatan kasus yang berhubungan dengan pencernaan maupun pola makan serta kebiasaan makan-makanan di sembarang tempat yang berdampak pada terjadinya penyumbatan makanan pada usus karena terbentuknya benda padat (massa) di ujung umbai cacing sehingga menyebabkan aliran keluar kotoran terhambat pada daerah tersebut. Sumbatan ini bisa terbentuk dari sisa makanan yang mengeras, lendir dalam usus yang mengental, bekuan darah, ataupun tumor kecil pada saluran usus. Dengan adanya sumbatan ini, ditambah dengan terjadinya infeksi yang mungkin terjadi pada daerah tersebut, maka terjadilah radang pada umbai cacing tersebut atau disebut juga usus buntu (appendisitis).

Appendisitis merupakan peradangan dari appendiks vermiformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering terjadi (Mansjoer, dkk, 2000). Untuk mencegah terjadinya appendisitis sebenarnya adalah dengan menjaga perilaku makan atau pola makan yang baik dan tepat yaitu\tiga kali sehari, seperti mengkonsumsi serat yang cukup yang berasal dari sayur-sayuran.

Secara umum di Indonesia appendiks masih merupakan penyokong terbesar untuk pasien operasi setiap tahunnya, hasil laporan dari Rumah Sakit Gatot Soebroto, Jakarta pada tahun 2006 setidaknya appendiks menempati urutan keenam dari sepuluh penyakit terbesar yang ada dan sebagian besar disebabkan pola makan pasien yang kurang tepat dan kurangnya mengkonsumsi makanan yang mengandung cukup serat setiap harinya (Depkes RI, 2007).

Hasil penelitian yang dilakukan Faisal (2000) menyebutkan bahwa dari 146 kasus terdapat 121 kasus (82.87%) apendikogram negatif, 20 kasus 113.70%) pengisian parsial dan 5 kasus (3,43%) apendikogram positif. Penilaian makros kopis durante operatif didapatkan tanda-tanda apendisitis kronis pada semua kasus. Pemeriksaan patologi anatomi (PA) pada 32 kasus menunjukkan 100% apendisitis kronis dengan berbagai variasi, termasuk 1 kasus dengan apendikogram positif. Berdasarkan jumlah kasus yang terbatas (32 kasus) dengan pemeriksaan PA, didapatkan sensitivitas 96.87% tingkat akurasi 96,87% sedangkan spesifisitas tidak dapat ditentukan.

Berdasarkan hasil survey data di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu yang dilakukan pada akhir bulan November 2008 diketahui bahwa pada tahun 2007 terdapat 322 kasus pasien rawat inap dengan appendiks. Sementara pada tahun 2008 (Januari-Juli) menurun menjadi 101 kasus. Pada minggu pertama bulan Desember 2008 peneliti menanyakan kepada 9 orang pasien appendiks yang mengalami keluhan pada bagian perutnya. Dari hasil wawancara diketahui bahwa 3 orang diantaranya (33,33%) mengatakan pernah mengalami keluhan yang sama dan dirawat di rumah sakit dan sakitnya berkurang setelah diberikan terapi diet selama menjalani pengobatan, 6 orang lainnya (66,67%) mengatakan bahwa akan menjalani operasi appendiks dengan alasan peradangan yang terjadi semakin buruk. Dari keseluruhan pasien yang ada tersebut 7 orang (77,78%) kurang memperhatikan pola makan sehari-hari dan 2 orang (22,22%) memiliki perilaku makan yang salah serta adanya kebiasaan tertentu yang dapat merespon terjadinya peradangan pada usus.

Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Perilaku Makan Dengan Kejadian Apendisitis Di Ruang Bedah RSUD ............................................... Tahun 2009”.

1.2 Identifikasi Masalah

1.2.1 Di Indonesia appendiks masih merupakan penyokong terbesar untuk pasien operasi setiap tahunnya, di Rumah Sakit Gatot Soebroto, Jakarta pada tahun 2006 setidaknya appendiks menempati urutan keenam dari sepuluh penyakit terbesar yang ada dan sebagian besar disebabkan pola makan pasien yang kurang tepat dan kurangnya mengkonsumsi makanan yang mengandung cukup serat setiap harinya

1.2.2 Diketahui bahwa pemeriksaan patologi anatomi (PA) pada 32 kasus menunjukkan 100% apendisitis kronis dengan berbagai variasi, termasuk 1 kasus dengan apendikogram positif

1.2.3 Diketahui bahwa pada tahun 2007 terdapat 322 kasus pasien rawat inap dengan appendiks di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu dan pada tahun 2008 (Januari-Juli) menurun menjadi 101 kasus.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu: apakah terdapat hubungan antara perilaku makan dengan kejadian apendisitis di Ruang Bedah RSUD ............................................... Tahun 2009?”

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan perilaku makan dengan kejadian apendisitis pendiks di Ruang Bedah RSUD ............................................... Tahun 2009.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi perilaku makan di Ruang Bedah RSUD ............................................... Tahun 2009.

2. Diketahuinya kejadian apendisitis di Ruang Bedah RSUD ............................................... Tahun 2009

3. Diketahuinya hubungan perilaku makan dengan kejadian apendisitis di Ruang Bedah RSUD ............................................... Tahun 2009.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, khususnya bagi keluarga dan pasien dengan apendiks.

1.5.2 Bagi Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan referensi tambahan khususnya mengenai hubungan antara perilaku makan dengan kejadian apendisitis khususnya pada pasien Apendiks.

1.5.3 Bagi Subjek Penelitian

Menambah bahan informasi tentang perilaku makan dengan kejadian apendisitis.

1.5.4 Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi penulis dalam menambah wawasan, menerapkan dan mengembangkan ilmu yang didapat dari bangku kuliah ke dalam situasi yang nyata yaitu rumah sakit.





silahkan download dalam bentuk dokumen word KTI KEPERAWATAN

HUBUNGAN PERILAKU MAKAN DENGAN KEJADIAN APENDISITIS PADA PASIEN APENDIKS DI RUANG BEDAH RSUD.....

(isi: Pendahuluan; Tinjauan Pustaka; Metodelogi Penelitian;

Hasil Penelitan dan Pembahasan; Kesimpulan dan Saran)



Baca Selengkapnya - HUBUNGAN PERILAKU MAKAN DENGAN KEJADIAN APENDISITIS PADA PASIEN APENDIKS DI RUANG BEDAH RSUD xxx

HUBUNGAN PERAN KADER POSYANDU DENGAN CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK DI PUSKESMAS.....

KTI KEPERAWATAN

HUBUNGAN PERAN KADER POSYANDU DENGAN

CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK DI PUSKESMAS.....





BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah kuman atau racun kuman yang dimasukkan ke dalam tubuh bayi atau anak yang disebut antigen. Di dalam tubuh antigen akan bereaksi dengan antibodi, sehingga akan terjadi kekebalan. Juga pada vaksin yang dapat langsung menjadi racun terhadap kuman yang disebut antitoksin (Depkes RI, 1993).

Pada tahun 2005 Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa lebih dari 10 juta balita meninggal tiap tahun, dengan perkiraan 2,5 juta meninggal (25%) akibat penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin yang kini ada maupun yang terbaru. Oleh karena itu sangat jelas bahwa imunisasi sangat penting untuk mengurangi seluruh kematian anak. Dalam era globalisasi dan komunikasi tanpa batas, yang berdampak pada peningkatan kerentanan dalam penyebaran penyakit, membuat peran imunisasi semakin vital (Depkes RI, 2007).

Penyakit campak atau juga disebut morbili adalah penyakit morbili pada waktu yang lampau dianggap penyakit anak biasa saja bahkan dikatakan lebih baik anak mendapatkannya ketika masih anak-anak daripada sudah dewasa. Tetapi sekarang termasuk penyakit yang harus dicegah karena tidak jarang menimbulkan kematian yang disebabkan komplikasinya (Ngastiyah, 1997).

Campak merupakan penyakit menular dan menjadi salah satu penyebab kematian anak di negara berkembang, termasuk Indonesia. Penyakit ini disebabkan virus campak yang dapat dicegah dengan imunisasi. Meskipun sedikit jumlah kematian akibat kasus ini yaitu 1:1000 kasus dan sebagian dari kasus tersebut terjadi pada saat anak berusia 6 bulan sampai 3 tahun atau setidaknya 15-20% sering terjadi saat anak berusia 36 bulan. Tanpa imunisasi, penyakit ini akan menyerang hampir setiap anak dan dapat mengakibatkan kematian karena komplikasi, seperti radang paru (pneumonia), diare, radang telinga, dan radang otak, terutama pada anak bergizi buruk.

Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup. Bayi yang dilahirkan oleh seorang ibu yang pernah menderita morbili akan mendapat kekebalan secara pasif melalui plasenta sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur tersebut kekebalan akan mengurang sehingga bayi dapat morbili. Bila ibu belum pernah menderita morbili maka bayi yang akan dilahirkannya tidak mempunyai kekebalan terhadap morbili dan dapat menderita morbili setelah dilahirkan. Bila seorang wanita hamil menderita morbili ketika umur kehamilan 1 atau 2 bulan, maka 50% kemungkinan akan mengalami keguguran; bila ia menderita morbili pada trimester pertama, kedua atau ketiga maka kemungkinan bayi yang lahir menderita cacat/kelainan bawaan atau seorang bayi dengan berat lahir rendah mati, atau bayi kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun.

Untuk mendukung upaya peningkatan kesehatan (preventif) petugas kesehatan sangat diperlukan dalam pelaksanaannya, namun cakupan yang diharapkan tidak dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan tanpa adanya dukungan dari masyarakat, kelompok masyarakat yang ditunjuk sebagai media penyampai langsung dalam pemberian imunisasi adalah kader atau orang yang ditunjuk untuk membantu pelaksanaan pemberian imunisasi pada bayi dan balita (Azwar, 1998). Selain itu kader memiliki peranan yang sangat penting dalam mengupayakan cakupan pemberian imunisasi, dimana salah satunya adalah memberitahukan kapan waktu pelaksanaan imunisasi pada orang tua balita.

Seperti diketahui bahwa di dalam kegiatan posyandu kader sangat berperan terutama saat pelaksanaan posyandu yakni dari mulai pendaftaran bayi/balita di meja 1, penimbangan bayi di meja 2, pengisian KMS di meja 3 dan memberikan penyuluhan pada ibu balita hingga pelayanan imunisasi pada bayi balita di meja 5 (Depkes RI, 2005).

Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi dengan cakupan imunisasi di atas target nasional (>80%) dan angka drop out di bawah angka nasional (<10%),>rjadi meskipun hanya sekitar 1-2/10.000 balita setidaknya dari 100-200 balita yang meninggal tiap tahunnya 10% diantaranya disebabkan oleh campak. Cakupan imunisasi yang tinggi dan merata sampai di tingkat desa serta sistem surveilans yang baik diharapkan dapat menekan angka kejadian luar biasa kasus-kasus PD3I termasuk kasus Campak. Oleh karena itu pelaksanaan kegiatan surveilans Campak harus dilakukan untuk mempercepat tercapainya reduksi campak di Indonesia mengingat hal tersebut telah menjadi salah satu kesepakatan global (Dinkes Provinsi Lampung, 2007).

Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Tengah (2006) diketahui pada tahun 2005 jumlah cakupan balita yang diimunisasi sebanyak 291.725 balita dengan jumlah sasaran sebanyak 27.198 bayi (9,33%). Ini berarti masih rendahnya cakupan imunisasi di Kabupaten Lampung Tengah dari target yang diharapkan sebesar 90% (Dinkes Kab. Lampung Tengah, 2007).

Dari data yang ada di Puskesmas Payung Rejo Kabupaten Lampung Tengah tahun 2007 diketahui bahwa cakupan imunisasi campak baru mencapai 73,5% yang berarti belum memenuhi target yang diharapkan yaitu 80%. Hasil pre survey yang peneliti lakukan pada bulan Oktober 2009 di Wilayah Kerja Puskesmas Payung Rejo Kecamatan Pubian diketahui bahwa belum tercapainya cakupan imunisasi campak dikarenakan masih rendahnya kesadaran dari masyarakat dan kerjasama antara petugas kesehatan dengan kader kesehatan yang ada. Hasil pre survey juga menemukan bahwa 3 dari 5 orang kader (60%) belum melaksanakan pekerjaannya secara maksimal seperti memberitahukan kapan waktu pemberian imunisasi campak pada bayi dan balita, meskipun petugas kesehatan yang ada sudah memberikan informasi tersebut. Sementara 2 orang lainnya (40%) sudah melaksanakan namun masih mengalami hambatan seperti medan yang ditempuh dan orang tua balita yang sedang bekerja.

Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan peran kader dengan upaya peningkatan cakupan imunisasi campak di Puskesmas ............................................. Tahun 2009”.

1.2 Identifikasi Masalah

1.2.1 Di Indonesia penyakit campak merupakan penyebab kematian nomor 5 sepanjang tahun 1992-1995 dengan proporsi masing-masing 3,3% dan 4,1% atau 1:1000 kasus dan sebagian dari kasus tersebut terjadi pada saat anak berusia 6 bulan sampai 3 tahun atau setidaknya 15-20% sering terjadi saat anak berusia 36 bulan.

1.2.2 Di Provinsi Lampung campak masih sering terjadi meskipun hanya sekitar 1-2/10.000 balita setidaknya dari 100-200 balita yang meninggal tiap tahunnya 10% diantaranya disebabkan oleh campak.

1.2.3 Pada tahun 2005 jumlah cakupan balita yang diimunisasi di Kabupaten Lampung Tengah masih rendah yaitu 291.725 balita dari target 27.198 bayi (9,33%).

1.2.4 Diketahui bahwa 3 dari 5 orang kader (60%) belum melaksanakan pekerjaannya secara maksimal seperti memberitahukan kapan waktu pemberian imunisasi campak pada bayi dan balita, dengan alasan jarak dan waktu yang ditempuh. Sementara 2 orang lainnya (40%) sudah melaksanakan namun masih mengalami hambatan seperti orang tua balita yang di berada di tempat.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu: Apakah ada hubungan antara peran kader dengan upaya peningkatan cakupan imunisasi campak di Puskesmas ............................................. Tahun 2009?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan peran kader dengan upaya peningkatan cakupan imunisasi campak di Puskesmas ............................................. Tahun 2009

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui peran kader dalam upaya peningkatan cakupan imunisasi campak di Puskesmas ............................................. Tahun 2009.

2. Untuk mengetahui cakupan imunisasi campak di Puskesmas ............................................. Tahun 2009.

3. Untuk mengetahui hubungan antara peran kader dengan upaya peningkatan cakupan imunisasi campak di Puskesmas ............................................. Tahun 2009.

1.5 Manfaat Penelitian

  1. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan sebagai pertimbangan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

2 Bagi Institusi Pendidikan

Memberikan sumbangan dalam bidang ilmu pengetahuan di bidang kesehatan khususnya dalam konteks keperawatan komunitas.

3 Bagi Objek Penelitian

Menambah bahan informasi tentang peran kader hubungannya dengan upaya peningkatan cakupan imunisasi campak.

4 Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi penulis dalam menambah wawasan, menerapkan dan mengembangkan ilmu yang didapat dari bangku kuliah ke dalam situasi yang nyata yaitu masyarakat.

silahkan download dalam bentuk dokumen word KTI KEPERAWATAN

HUBUNGAN PERAN KADER POSYANDU DENGAN CAKUPAN

IMUNISASI CAMPAK DI PUSKESMAS.....

(isi: Pendahuluan; Tinjauan Pustaka; Metodelogi Penelitian;

Hasil Penelitan dan Pembahasan; Kesimpulan dan Saran)



Baca Selengkapnya - HUBUNGAN PERAN KADER POSYANDU DENGAN CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK DI PUSKESMAS.....

Arsip

0-Asuhan Kebidanan (Dokumen Word-doc) 0-KTI Full Keperawatan (Dokumen Word-doc) Anak Anatomi dan Fisiologi aneh lucu unik menarik Antenatal Care (ANC) Artikel Bahasa Inggris Asuhan Kebidanan Asuhan Keperawatan Komunitas Asuransi Kesehatan Berita Hiburan Berita Terkini Kesehatan Berita Tips Twitter Celeb contoh Daftar Pustaka Contoh KTI Contoh KTI Kebidanan Farmakologi (Farmasi) Gadar-kegawatdaruratan Gizi Handphone Hirschsprung Hukum Kesehatan Humor Segar (Selingan) Imunisasi Info Lowongan Kerja Kesehatan Intranatal Care (INC) Jiwa-Psikiatri kamus medis kesehatan online Kebidanan Fisiologis Kebidanan Patologis Keluarga Berencana (KB) Keperawatan Gerontology Kesehatan Anak (UMUM) Kesehatan Bayi (untuk UMUM) Kesehatan Haji Kesehatan Ibu Hamil (untuk UMUM) Kesehatan Ibu Menyusui (untuk UMUM) Kesehatan Pria (untuk UMUM) Kesehatan Remaja Kesehatan Reproduksi (Kespro) Kesehatan Wanita (untuk UMUM) Koleksi Skripsi Umum Konsep Dasar KTI D-3 Kebidanan KTI Skripsi Keperawatan kumpulan askep Laboratorium Lain-lain Makalah Keperawatan Kebidanan Managemen Kesehatan Mikrobiologi Motivasi Diri Napza dan zat Adiktif Neonatus dan Bayi News Penyakit Menular potensi KLB Penyakit Menular Seksual (PMS) Postnatal Care (PNC) Protap-SOP Psikologi-Psikiater (UMUM) Reformasi Kesehatan Sanitasi (Penyehatan Lingkungan) Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Sistem Endokrin Sistem Immunologi Sistem Indera Sistem Integumen Sistem Kardiovaskuler Sistem Muskuloskeletal Sistem Neurologis Sistem Pencernaan Sistem Perkemihan Sistem Pernafasan Surveilans Penyakit Teknologi Tips dan Tricks Seks Tips Facebook Tips Karya Tulis Ilmiah (KTI) Tips Kecantikan Tips Kesehatan Umum Tokoh Kesehatan Tutorial Blogging Youtuber