Cari Blog Ini

TONSILITIS AKUT

TONSILITIS AKUT

A.PENGERTIAN

Tonsilitis akut merupakan infeksi tonsil akut yang menimbulkan demam, lemah, nyeri tenggorokan dan gangguan menelan, dengan gejala dan tanda setempat yang radang akut. Sering kali peradangan juga mengenai dinding faring sehingga disebut juga tonsilofaringitis akut.



B.ETIOLOGI

Tonsilitis akut disebabkan oleh kuman jenis stafilokokkus atau streptokokkus terutama stafilokokkus B hemolitikus.

C.TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala yang sering ditemukan adalah :

Sering terjadi gangguan menelan ( disfagia) sehingga terjadi regurgitasi.

Resonator suara terganggu sehingga terjadi rinolalia

Demam yang tinggi.

Kadang-kadang ditemukan trismus dan hipersalivasi.

D.BENTUK-BENTUK TONSILITIS AKUT

Tonsilitis akut terdiri dari 2 bentuk yaitu :

Tonsilitis lakunaris

Tonsilitis yang mempunyai pseudomembran bercak-bercak.

Tonsilitis folikularis

Tonsilitis yang mempunyai pseudomembran yang berbintik-bintik.

Perbedaan tonsilitis bentuk akut, eksaserbasi akut dan kronik :

Akut

Tonsil hiperemis dan edema

Kripti tidak melebar

Destruitus +/-

Perlengketan –

Kronik eksaserbasi akut

Tonsil hiperemis dan edema

Kripti melebar

Destruitus +

Perlengketan

Kronik

Tonsil membesar/mengecil tidak hiperemis

Kripti melebar

Destruitus +

Perlengketan

E.PENGOBATAN/TERAPY

Tonsilitis akut.

Berikan antibiotik, analgesik, dan obat kumur.

Tonsilitis kronik eksaserbasi.

Penyembuhan radang, kemudian dilakukan tonsilektomi 2-6 minggu setelah peradangan tenang.

Tonsilitis kronik

Bila tonsilitis kronik tidak mengganggu biarkan.

F.KOMPLIKASI

Komplikasi dekat : dapt terjadi infiltrasi peritonsiler, abses peritonsiler, otitis media, limfedenitis regional, rinitis kronik dan sinusitis.

Komplikasi jauh : dapat terjadi meningitis, endokarditis, pleuritis, miositis, dapat pula terjadi sebagai fokal infeksi yang dapat menimbulkan glomerulusnefritis, dan rematoid artritis.

G.INDIKASI TONSILEKTOMI

Tonsilitis berulang-ulang dengan interval pendek.

Merupakan indikasi khusus untuk anak ( tonsilitis rekuren ) yang kambuh lebih dari 3 kali.

Obstruksi mekanik oleh tonsil yang hipertropy.

Tonsilitis hipertropy yang menyebabkan obstruksi sehingga terjadi gangguan menelan, dan penurunan berat badan, hiperplasia setelah infeksi mononukleosis dan riwayat demam reuma dengan gangguan jantung yang berhubungan dengan tonsilitis kronik yang sukar diatasi dengan antibiotik.

Tonsil sebagai fokal infeksi.

Abses peritonsiler

Rinitis berulang

Otitis media peritonsiler


H.KONTRA INDIKASI TONSILEKTOMI

Radang akut tonsil.

Demam, albuminuria.

Penyakit paru-paru

Penyakit darah.

Hipertensi.

Poliomielitis epidemik.

Baca Selengkapnya - TONSILITIS AKUT

TUMBUH KEMBANG ANAK

TUMBUH KEMBANG ANAK

Apa itu tumbuh kembang anak ????

Tumbuh Kembang anak adalah proses yang berkesinambungan atau berlangsung terus menerus sejak anak masih dalam kandungan hingga dewasa yang sangat dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.


Apa manfaat kita mengetahui tumbuh kembang anak ?



Dengan kita mengetahui tumbuh kembang anak sesuai dengan usianya kita dapat memantau dan mendeteksi jika terdapat kelainan atau keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak agar dapat ditangani secara dini melalui stimulasi tumbuh kembang.


Stimulasi tumbuh kembang adalah kegiatan untuk merangsang kemampuan dan tumbuh kembang anak yang dilakukan oleh ibu dan keluarga untuk membantu anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya.


Hal-hal yang diperhatikan dalam pemberian STIMULASI tumbuh kembang anak yaitu :

Mengajar/melatih anak dalam berbagai kegiatan seperti : bermain, berlari, menari, menulis, menggambar, makan/minum sendiri, membantu orang tua, menghitung dan membaca

Pemberian stimulasi dilaksanakan secara bertahap, berkelanjutan dan terus menerus

Menggunakan benda atau barang/alat yang ada disekitar anak dan tidak berbahaya bagi anak

Jangan memaksa apabila anak tidak mau melakukan kegiatan stimulasi demikian pula bila anak sudah bosan

Beri pujian setiap anak berhasil melakukan kegiatan stimulasi yang sesuai dengan tingkat umurnya

Stimulasi dilakukan dengan penuh kasih sayang dan dalam suasana yang menyenangkan


Pemantauan Perkembangan Anak Usia 3–4 Tahun

Pada usia 4 tahun anak sudah bisa :

Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga

Berjalan pada jari kaki (berjinjit)

Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri

Menggambar garis silang

Membuat gambar lingkaran

Menggambar orang hanya kepala dan badan

Mengenal sedikitnya satu warna

Menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya

Mematuhi peraturan permainan sederhana


Jika ada yang belum dapat dikerjakan anak, maka yang ibu perlu lakukan adalah memberi stimulasi lebih sering


Stimulasi dini yang bisa dilakukan dirumah :

Beri kesempatan agar anak dapat melakukan hal yang diperkirakan mampu dia kerjakan, misalnya : melompat dengan satu kaki

Latih anak cara memotong/ menggunting gambar-gambar. Mulai dengan gambar besar

Latih anak mengancingkan kancing baju

Latih anak dalam sopan santun, misalnya berterima kasih, mencium tangan dan sebagainya


Pemantauan Perkembangan Anak Usia 4–5 Tahun

Pada usia 5 tahun anak sudah bisa :

Melompat dengan satu kaki dan menari

Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan, badan

Menggambar segi empat dan segi tiga

Bicara dengan baik/pandai bicara

Dapat menghitung jari-jarinya

Dapat menyebut hari-hari dalam seminggu

Mengenal minimal 4 warna

Membedakan besar dan kecil

Mendengar dan mengulang hal-hal penting dalam cerita

Mencuci tangan sendiri


Stimulasi dini yang dapat dilakukan dirumah untuk anak usia 4-5 tahun :

☺ Beri kesempatan agar anak dapat melakukan hal yang diperkirakan mampu dia kerjakan, misalnya : melompat tali, main engklek, dsb

☺ Melatih anak melengkapi gambar misalnya : menggambar baju pada gambar orang atau menggambar pohon, bunga pada gambar rumah, dsb

☺ Jawablah pertanyaan anak dengan benar, jangan membohongi atau menunda jawabannya

☺ Ajak anak dalam aktivitas keluarga seperti berbelanja ke pasar, memasak, membetulkan mainan.


Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk anak usia 3-5 tahun yakni :

Ø Ukur LIKA sekurang-kurangnya 1 kali setiap tahun

Ø Timbang berat badan setiap bulan

Ø Minta kapsul vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus

Ø Teruskan mengawasi dan membimbing anak dalam memelihara kesehatan gigi

Ø Hindari : kebiasaan buruk (mengisap jempol), makan permen, coklat

Ø Teruskan pemberian makanan keluarga, makanan selingan bergizi dan buah-buhan segar


Alat permainan yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan anak usia 3-5 tahun yaitu :

§ Berbagai benda dari sekitar rumah seperti piring, gelas, sendok plastik,

§ Buku bergambar, majalah anak-anak

§ Alat gambar dan tulis menulis

§ Kertas, gunting, air

§ Alat permainan yang bisa dipakai bersama seperti congklak, kotak pasir, bola, tali, dsb


Mari kita tingkatkan kualitas sumber daya manusia bangsa kita dengan memantau pertumbuhan dan perkembangan anak-anak kita

Baca Selengkapnya - TUMBUH KEMBANG ANAK

USG DAN CTG DALAM OBSTETRI

USG DAN CTG DALAM OBSTETRI


USG DALAM OBSTETRI

merupakan suatu metode diagnostik dengan menggunakan gelombang ultrasonik, untuk mempelajari struktur jaringan berdasarkan gambaran ekho dari gelombang ultrasonik yang dipantulkan oleh jaringan.




Keuntungan USG : Non invansif, aman, praktis, dan hasil cukup akurat.Fisika Dasar Gelombang Ultrasonik

Pemahaman mengenai sifat fisik gelombang ultrasonik sangat diperlukan didalam pemeriksaan USG, antara lain :

1. Untuk mengetahui prinsip kerja, cara pemakaian dan cara pemeriksaan alat USG.

2. Untuk membuat interpretasi gambaran USG dan mengenal berbagai gambaran artefak yang ditimbulkan.

3. Untuk memahami efek biologik dan segi keamanan dalam penggunaan alat diagnostik USG yang dewasa ini masih perlu dipantau

Gelombang ultrasonik merupakan gelombang suara frekuensi gelombang suara yang dapat didengar oleh telinga manusia.

Alat diagnostik USG menggunakan gelombang ultrasonik yang mempunyai frekuensi 1-10 MHz. Kecepatan gelombang suara didalam suatu medium akan berbeda dari medium lainnya. Sifat akustik medium menentukan perbedaan ini.

Pengurangan intensitas merupakan atenuasi, yang dapat disebabkan oleh mekanisme, refleksi, refraksi, absorpsi dan scattening.



Pengaruh atenuasi dalam pemeriksaan USG :

1. Atenuasi akan membatasi kemampuan alat USG dalam memeriksa truktur jaringan tubuh hanya sampai batas ke dalaman tertentu.

2. Adanya atenuasi yang berbeda pada jaringan tubuh akan memberikan gambaran USG yang berbeda pula.

3. Alat USG sulit digunakan untuk memeriksa struktur jaringan tulang organ yang berisi gas.


EFEK BIOLOGIK GELOMBANG ULTRASONIK

Perubahan – perubahan siklik yang terjadi pada perambatan gel ultrasonik : getaran partikel, perubahan tekanan, peruabahan densitas, dan perubahan suhu.








Semua perubahan diatas bersifat sementara dan penagruhnya sangat kecil, banyaknya panas yang timbul didalam jaringan tubuh ditentukan oleh : intensitas, lamanya pemaparan, dan koefisien absorpsi jaringan. Pemakaian gel ultrasonik dan intensitas tinggi dapat menimbulkan fenomena kavitasi pada medium yang berupa cairan.Faktor yang menambah keamanan penggunaan USG yang banyak dipakai saat ini mempunyai intensits <10 MW/Cm2. Faktor lain yang menambah keamanan penggunaan USG, baik terhadap ibu maupun janin :

1. Gel ultrasonik yang digunakan adalah jenis pulsa, sehingga efek kumulatif di dalam jar sangat kecil

2. Dinding abdomen ibu (pada transabdominal) akan mengabsorpsi sebagian intensitas gel ultrasonik

3. Vaskularisasi pada dinding abdomen ibu dan janin akan menetralisir efek panas dari gel ultrasonik.

4 . Pemakaian USG jenis real tim dan adanya gerakan janin akan menghindari terfokusnya intensitas gelombang ultrasonik pada

suatu organ yang lama







PEMERIKSAAN USG DALAM OBSTETRI

Teknik Pemeriksaan :

1. Posisi pasien

2. Persiapan

3. Penggunaan bahan perangkai (Coupling Agent)








INDIKASI PEMERIKSA USG OBSTETRI

Belum ada keseragaman :

1. Usia kehamilan tidak jelas

2. Tersangka kehamilan multipel

3. Perdarahan dalam kehamilan

4. Tersangka kematian mudiqah (janin)

5. Tersangka kehamilan ektopik

6. Tersangka kehamilan mola

7. Terdapat perbedaan tinggi fundus uteri dan lamanya amenorea

8. Presentasi janin tidak jelas

9. Tersangka pertumbuhan janin terhambat

10.Tersangka janin besar

11.Tersangka oligohidramnion/polihidramnion


12. Penentuan profil tersangka biofisik janin


13. Evaluasi letak dan keadaan plasenta


14. Adanya resiko/tersangka cacat bawaan


15. Alat bantu dalam tindakan obstetri, seperti versi luar, versi ekstraksi, plasenta manual, dsb


16. Tersangka hamil dengan IUD


17. Tersangka kehamilan dengan bentuk uterus abnormal


18. Tersangka kehamilan dengan bentuk uterus abnormal


19. Sebagai alat bantu dalam tindakan intervensi seperti amniosintesis, biopsivili korales, transfusi intrauterine, fetuskopi, dsb



KONTRAINDIKASI


Tidak terdapat kontraindikasi pemeriksaan USG


Periode mudiqah (embrio) berlangsung usia 5 – 10 mg



PEMERIKSAAN USG PADA TRIMESTER I


Kehamilan Intra Uterine



KEHAMILAN MULTIPEL


Dapat dijumpai lebih dari 1 kantong gestasi. Dapat diketahui dengan jelas mulai kehamilan 6 minggu



PENENTUAN USIA KEHAMILAN


1. Diameter G.S (KG)


2. Jarak kepala bokong (crown-rump length. CRL)


3. Diameter Giparietal dan Femur


KOMPLIKASI PADA KEHAMILAN TRIMESTER I


1. Perdarahan nidasi à tanda hartman


2. Abortus à USG untuk menilai keadaan mudiqah/janin serta luasnya daerah perdarahan intra uterin


3. Kehamilan Anembrionik (blighted ovum)


4. Molahidalidosa


5. Kehamilan Ektropik



Pemeriksaan USG pada kehamilan Trimester II dan III



LETAK DAN PRESENTASI JANIN


Pemeriksaan leopoid yang sukar karena pasien gemuk, kehamilan protein, hidramin, dsb à USG



PENGUKURAN BIOMETRIK


1. Diameter gipanietal (DBP) à baik pada trimester II


2. Lingkar kepala


3. Femur


4. Lingkaran perut à paling tidak akurat


5. Lain-lain


- Jarak biorbita


- Panjang humerus


- Panjang fibia-fibula


- Panjang radius-ulna


- Lebra serebelum


- Ukuran jantung


- Ukuran ginjal


- Ukuran limpa, dsb


Parameter yang paling sering digunakan adalah :


Ukuran DBP dan Femur


- Semakin tua usia kehamilan, variasi biologik makin lebar


- Semakin tua usia kehamilan,makin berkurang ketepatan


- Semakin tua usia kehamilan, penentuan usia kehamilan


- Semakin tua usia kehamilan, melalui pemeriksaan biometri



KELAINAN STRUKTUR ANATOMI JANIN


Kelainan kongenital akan semakin besar, bila ditemukan :


1. Oligohidramnion, terutama sebelum kehamilan 20 minggu


2. Hidramnion (polihidramnion)


3. Pertumbuhan janin terhambat (IUGR)


4. Kelainan bentuk tubuh (Contoh : kepala tidak oval)/struktur intrafetal (asites, tumor)


5. Terdapat perbedaan mencolok dalam ukuran biometri satu dnegan lainnya pada usia kehamilan


6. Plasenta yang membesar pada usia kehamilan


7. Tidak terlihat salah satu a. umulikalis


8. Aktivitas biofisik janin abnormal (berkarang/bo +)



CARA PEMERIKSAAN USG DAN TEMUAN-TEMUANNYA


1. Kepala


* Hidrosefalus


ANASENFALUS


Ditandai : tidak terbentuknya tulang-tulang frontal, parietal dan oksipetal.



MIKROSEFALUS


Disertai gangguan pertumbuhan otak. Biasanya mengalami kemunduran intelektual dan gangguan pertumbuhan.



ENSEFALOKEL


Disebabkan oleh defek tulang kepala, biasanya terjadi di bagian oksipital, kadang-kadang juga dibagian nasal, frontal atau parietal pada defek yang besar sering disertai hermiasi jaringan otak (eksensefalus)



Ensefalokel mudah dideteksi dengan USG bila defek tulang kepala cukup besar, apalagi bila sudah herniasi. Akan tetapi lesi pada tulang kepala menjadi sulit dikenali bila terdapat digohidramin



SPINA


Pada penampang longitudinal, spina terlihat sebagai 2 garis paralel yang ekhogenik menyerupai gambaran rel kereta api.



Spina Bifida


Merupakan kelainan sel neural akibat kegagalan dalam proses penutupan arkus vertebrata. Dapat terjadi di daerah lumbo sakral (90%), toraks (6%), serukal (3%). Pada 70% kasus dijumpai adanya hidrosefalus.



Toraks à dengan melihat struktur jangtung di dalamnya.


Bentuk = gell shape dengan bagian apeks menunjuk ke arah kranial dan bagian basal dibatasi diafragma.



USG : yang dipakai penampang longitudinal melalui keempat rongga jantung (four-chamber view)


ABDOMEN


Disertai kelainan jantung, sel kemih atau kelainan pada sindroma down


Obstruksi sel cerna bagian proximal ileum à hidramnio


Hidrops fetalis diserta asites serta pembesarn hepar dan limfa


Kelainan abdomen dapat dideteksi dengan USG :


- Obstruksi traktus gastronitestinal


- Gastrokisis, omfalokel


- Hernia umbilikalis


- Hernia diafragma



TRAKTUS UROGENITALIS


Banyaknya cairan amnion, terutama kehamilan trimester III, sangat ditentukan oleh banyaknya urin yang diproduksi janin.


- Sindrom potter (agenesis renal bilateral, oligohiodramnion, kelainan bentuk wajah, hipoplasia paru)


- Ginjal polikistik bilateral (resesif autosomal) à terlihat massa tumor ekhogenik intra abdomen


- Ginjal multikistik à unilateral à 20% (paling sering) Ø 1-2 cm à 6 cm


- Obstruksi sel kencing distal (uretral) à kandung kencing melebar + hidronefrosis dan dilatasi ureter



ESKTREMITAS


Untuk mendeteksi adanya diplasia seperti dwafisme, fekomelia, okhondroplasi dan beberapa keadaan hipomineralisasi (akhondrogenesis, osteogenesis, imperfekta, dsb)


Kelainan jari : polidaktili, adakhili, sindaktili dan ektrodakili.


ALAT KELAMIN


Mudah diidentifikasi dengan USG setelah kehamilan 20 mg


Penyulit pada : – Oligohidramin


- Kehamilan multipel


- Janin sungsang


Petunjuk yang dapat ditujukan untuk memberitahukan jenis kelamin pada pasien :


1. Pemeriksa telah cukup mahir dan berpengalaman dalam mengidentifikasi jenis kelamin


2. Jangan menerka jenis kelamin apabila pemeriksa tidak yakin


3. Jangan memberitahukan jenis kelamin janin, apabila pasien tidak memintanya secara spontan


4. Meskipun pasien memintanya, lebih bijaksana untuk tidak memberitahukan hasil, sekiranya jawaban itu akan mengecewakan pasien.



Jenis kelamin laki-laki à penis dan skrotum


Trimester III à testis dalam skrotum (terutama bila terdapat hidrokel yang normal bnyak dijumpai)


Jenis kelamin perempuan à labia mayora dan minora


à Lebih sulit di identifikasi < 24 minggu


Jangan identifikasi atas dasar tidak terlihatnya penis dan skrotum.














































1. Hamil anggur







z

Unik, karena janin di dalam rahim berbentuk gelembung-gelembung putih mirip anggur. Gelembung-gelembung (diamater 1 mm hingga 2 cm) ini sebenarnya degenerasi hidropik dari villi chorialis.







z

Perkembangan sel telur yang seharusnya menjadi janin justru terhenti, yang terus berkembang adalah sel-sel trofoblas yang nantinya akan menjadi plasenta dan membentuk gelembung-gelembung berisi cairan. Diameter ukuran antara 1 milimeter sampai 1 – 2 sentimeter.







z

Ditandai dengan kehamilan yang lebih besar dari umur kehamilan pada umumnya, mual muntahnya pun lebih hebat.







z

Hamil anggur bisa juga diketahui dengan cara mengukur kandungan hormon HCG (Hormon Chorionic Gonadotrophin) di dalam air seni atau darah.







z

Tidak selalu mengakibatkan keguguran spontan.







z

Hamil anggur bisa mengakibatkan krisis hormon tiroid dalam darah, yang juga dapat mengakibatkan kematian ibu. Pendarahan dari vagina merupakan gejala utama hamil anggur.




























2. Kehamilan kosong (blighted ovum)







z

Kehamilan tanpa janin atau telur kosong ini termasuk jenis keguguran yang spontan, karena tidak ada pertumbuhan janin di dalam rahim atau kosong, hanya berisi cairan, maka akan keluar dengan sendirinya, dan berakhir dengan keguguran.







z

Biasanya baru diketahui saat kehamilan memasuki usia pertengahan triwulan pertama, karena memang pada awalnya kehamilan berjalan baik dan normal tanpa ada tanda-tanda kelainan.







z

Lakukan USG pada kunjungan pertama sehingga sejak dini dapat diketahui kehamilannya ada di dalam atau di luar.







z

Sekitar 60 persen kehamilan kosong disebabkan kelainan kromosom dan gen. Sisanya disebabkan berbagai faktor, seperti infeksi, Diabetes Melitus yang tidak terkontrol, kelainan imunologi, dan kelainan yang berasal dari sel telur dan sperma.







z

Pada dasarnya, kehamilan kosong tidak berdampak pada keselamatan si ibu, namun tetap harus diwaspadai akibat dari komplikasi tindakan yang dilakukan.
























3. Hamil di luar kandungan







z

Kehamilan yang terjadi di luar tempat yang semestinya. Adanya di saluran tuba, atau saluran indung telur, yaitu saluran yang tidak siap untuk menerima kehamilan.







z

Pada saat kehamilan sudah memasuki usia besar akan pecah dan timbul pendarahan. Ini dapat mengakibatkan kematian si ibu, karena ketika pecah, terjadi pendarahan di dalam perut.







z

Tanda-tanda yang terjadi pada kehamilan di luar kandungan yang lebih dominan adalah nyeri perut, kemudian terjadi pendarahan pada vagina, disertai dengan keadaan umum ibu yang makin menurun dan pucat.







z

Pendarahan terkumpul pada rongga perut. Karena pada ibu hamil, tidak boleh mengalami pendarahan pervagina sebelum waktu persalinan, maka jika sudah ada tanda-tanda pendarahan, segera cari pertolongan.




















4. Mudigah







z

Tetap menunjukkan tanda-tanda kehamilan pada umumnya, seperti nyeri perut dan perdarahan.







z

Kematian mudigah dapat terjadi karena kelainan kromosom, dimana mudigah atau janin sudah mati, tidak berbentuk hormon-hormon lagi.







z

Plasenta dianggap benda asing, dan akan dikeluarkan oleh tubuh, sehingga berakibat keguguran, dengan gejala utama terjadi pendarahan.
Baca Selengkapnya - USG DAN CTG DALAM OBSTETRI

Grafik DDST

Grafik DDST

PERKEMBANGAN menurut DENVER II (DDST II)



Pengertian


Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1997).



Perkembangan Menurut Denver II


Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test (DDST-R). Adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit.


a. Aspek Perkembangan yang dinilai


Terdiri dari 125 tugas perkembangan.


Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas


Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai:


1) Personal Social (perilaku sosial)


Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.


2) Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)


Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.


3) Language (bahasa)


Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan


4) Gross motor (gerakan motorik kasar)


Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.


b. Alat yang digunakan


 Alat peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan, peralatan gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas, pensil, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung usia kronologis anak saat diperiksa).


 Lembar formulir DDST II


 Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara penilaiannya.


c. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:


1) Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia:


3-6 bulan


9-12 bulan


18-24 bulan


3 tahun


4 tahun


5 tahun


2) Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.


d. Penilaian


Jika Lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = NO).


CARA PEMERIKSAAN DDST II


 Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.


 Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.


 Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST.


 Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F.


 Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal, Meragukan dan tidak dapat dites.


1) Abnormal


a) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih


b) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan Plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia .


2) Meragukan


a) Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih


b) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.


3) Tidak dapat dites


Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.


4) Normal


Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.


Pada anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan hanya sampai anak usia 2 tahun:


Contoh perhitungan anak dengan prematur:


An. Lula lahir prematur pada kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5 Agustus 2006. Diperiksa perkembangannya dengan DDST II pada tanggal 1 April 2008. Hitung usia kronologis An. Lula!


Diketahui:


Tanggal lahir An. Lula : 5-8-2006


Tanggal periksa : 1-4-2008


Prematur : 32 minggu


Ditanyakan:


Berapa usia kronologis An. Lula?


Jawab:


2008 – 4 – 1 An. Lula prematur 32 minggu


2006 – 8 – 5 Aterm = 37 minggu


_________ – Maka 37 – 32 = 5 minggu


1 – 7 -26


 Jadi usia An. Lula jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26 hari atau


1 tahun 8 bulan atau 20 bulan


Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu 5 minggu X 7 hari = 35 hari, sehingga usia kronologis An. Lula untuk pemeriksaan DDST II adalah:


 1 tahun 7 bulan 26 hari – 35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari


Atau


1 tahun 7 bulan atau 19 bulan


Interpretasi dari nilai Denver II


 Advanced


Melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis (dilewati pada kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak tersebut)


 OK


Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia antara persentil ke-25 dan ke-75


 Caution


Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia kronologis di atas atau diantara persentil ke-75 dan ke-90


 Delay


Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia kronologis; penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagai kelambatan, karena alasan untuk menolak mungkin adalah ketidakmampuan untuk melakukan tugas tertentu


Interpretasi tes


 Normal


Tidak ada kelambatan dan maksimum dari satu kewaspadaan


 Suspect


Satu atau lebih kelambatan dan/ atau dua atau lebih banyak kewaspadaan


 Untestable


Penolakan pada satu atau lebih pokok dengan lengkap ke kiri garis usia atau pada lebih dari satu pokok titik potong berdasarkan garis usia pada area 75% sampai 90%


Rekomendasi untuk rujukan tes Suspect dan Untestable:


Skrining ulang pada 1 sampai 2 minggu untuk mengesampingkan faktor temporer



GRAFIK DDST





DENVER DEVELOPMENT SKRINING TEST (DDST)


Pada 8 Januari 2008 telah dilaksanakan tes skrining menurut Denver (DDST) II oleh mahasiswi Akademi Kebidanan Yogyakarta semester III A. DDST adalah salah satu dari metode Skrining terhadap pelayanan perkembangan anak.

Tujuan DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik, dapat diandalkan dan menunjukan validitas yang tinggi. DDST untuk mengetahui tingkat perkembangan anak, mendeteksi secara dini apakah anak mengalami keterbelakangan atau tidak sesuai dengan tugas perkembangan menurut umur yang terdapat dalam formulir DDST. Tugas perkembangan anak dibagi dalam 125 tugas yang harus telah dicapai pada usia 5 tahun. Tugas perkembangan tersebut dibagi dalam 4 sektor yaitu: bahasa, perilaku social, gerakan motorik kasar dan gerakan motorik halus.

Pelaksanaannya di kampus Akademi Kebidanan Yogyakarta. Jumlah mahasiswa yang melaksanakan DDST ini adalah 45 orang dibagi dalam 4 kelompok, masing – masing kelompok membawa balita yang umurnya berbeda – beda yaitu umur 2 tahun, 3 tahun, 4 tahun, dan 5 tahun.

Hasil yang didapat adalah semua balita lulus DDST.

Mahasiswa melaksanakan praktikum tersebut adalah untuk memenuhi tugas Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita yang diampu oleh Ibu Sri Handayani, S.Kep., M.Kes. Metode pembelajaran ini efektif untuk menerapkan teori yang telah diberikan.

DDST secara efektif dapat mengidentifikasi antara 85 – 100 % bayi dan anak – anak pra sekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada selanjutnya 85 % dari kelompok DDST abnormal akan mengalami kegagalan di sekolah 5 – 6 tahun kemudian.

Adapun aspek perkembangan yang dinilai 125 tugas perkembangan yang dibagi dalam 4 kelompok sector perkembangan antara lain:

1. Personal Social (Perilaku Sosial).

2. Fine Motor Adaptive (Gerakan Motorik Halus).

3. Language (Bahasa).

4. Gross Motor (Gerakan Motorik Kasar).

Tugas perkembangan diperiksa setiap kali skrining adalah 25 – 30 tugas, waktunya hanya sekitar 15 – 20 menit.







DDST : Indikator Perkembangan Anak Usia 12 bulan – 14 bulan






  • Dapatkah anak anda membedakan anda dengan orang yang belum ia kenal? Ia dapat menunjukkan sikap malu-malu atau ragu-ragu pada saat permulaan bertemu dengan orang yang belum dikenalnya.

  • Jika anak anda memungut benda kecil seperti kacang, apakah ia mengambilnya dengan meremas di antara ibu jari dan jarinya seperti yang terlihat pada gambar?




  • Dapatkah bayi anda duduk sendiri tanpa bantuan?

  • Sebutkan dua atau tiga kata yang dapat ditiru oleh bayi anda (tidak perlu kata-kata yang lengkap). Menurut pendapat anda, apakah ia mencoba meniru kata-kata tadi?

  • Tanpa anda menggerakkan tangan bayi anda, dapatkah ia mempertemukan dua balok kecil? Kerincian bertangkai dan tutup panci tidak ikut dinilai.

  • Dapatkah anak anda jalan sendiri atau jalan dengan berpegangan?

  • Tanpa bantuan dapatkah anak anda bertepuk tangan atau melambai-lambai? (Jawablah TIDAK jika ia membutuhkan bantuan)

  • Dapatkah anak anda mengatakan “pa-pa” jika ia memanggil atau melihat ayahnya?

  • Dapatkah anak anda mengatakan “ma-ma” jika ia memanggil atau melihat ibunya? (Jawablah YA jika anak anda mengatakan salah satu diantaranya)

  • Dapatkah anak anda berdiri tanpa berpegangan selama kira-kira 5 detik?

  • Dapatkah anak anda berdiri tanpa berpegangan selama 30 detik atau lebih?









DDST : Indikator Perkembangan Bayi (0 – 6 bulan)






  • Jika anda bersembunyi di belakang sesuatu (atau dipojok) dan kemudian muncul dan menghilang secara berulang-ulang, apakah bayi anda mencari anda atau mengharapkan anda muncul kembali?

  • Berikan bayi anda pena atau pinsil dan letakkan di telapak tangannya. Cobalah untuk mengambil pena / pinsil tersebut secara perlahan-lahan. Sulitkah anda mendapatkan pena atau pinsil itu kembali?

  • Apakah bayi anda dapat berdiri selama 30 detik atau lebih dengan berpegangan pada kursi atau meja?

  • Dapatkah bayi anda mengatakan “ma-ma” atau “pa-pa”? Jawablah YA jika bayi anda mengeluarkan salah satu suara tadi.

  • Dapatkah bayi anda mengangkat dirinya sendiri sampai berdiri tanpa bantuan anda?

  • Dapatkah bayi anda membedakan anda dengan orang yang belum ia kenal? Ia dapat menunjukkan sikap malu-malu atau ragu-ragu pada saat permulaan bertemu dengan orang yang belum dikenalnya.

  • Jika bayi anda memungut benda kecil seperti kacang, apakah ia mengambilnya dengan meremas di antara ibu jari dan jarinya seperti yang terlihat pada gambar?




  • Dapatkah bayi anda duduk sendiri tanpa bantuan?

  • Sebutkan dua atau tiga kata yang dapat ditiru oleh bayi anda (tidak perlu kata-kata yang lengkap). Menurut pendapat anda, apakah ia mencoba meniru kata-kata tadi?

  • Tanpa anda menggerakkan tangan bayi anda, dapatkah ia mempertemukan dua balok kecil? Kerincian bertangkai dan tutup panci tidak ikut dinilai

Baca Selengkapnya - Grafik DDST

Fibroadenoma

Fibroadenoma

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya menyerang para remaja dan wanita dengan usia di bawah 30 tahun. Adanya fibroadenoma atau yang biasa dikenal dengan tumor payudara membuat kaum wanita selalu cemas tentang keadaan pada dirinya. Terkadang mereka beranggapan bahwa tumor ini adalah sama dengan kanker. Yang perlu ditekankan adalah kecil kemungkinan dari fibroadenoma ini untuk menjadi kanker yang ganas Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi dipayudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) danjaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat atauoval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya nyeri. Fibroadenoma ini dapat kita gerakkan dengan mudah karena pada tumor ini terbentuk kapsul sehingga dapat mobile, olehsebab itu sering disebut sebagai ”breast mouse”.

Di bawah ini kami akan membahas lebih lanjut tentang fibroadenoma mammae.


1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari pembuatan makalah ini yaitu:

1. agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari fibriodenoma

2. agar mahasiswa dapat mengetahui penyebab fibriodenoma

3. agar mahasisiwa dapat mengetahui gejala fibriodenoma

4. agar mahasiswa dapat mengetahui pemeriksaaan payudara sendiri


BAB II

TINJAUAN TEORI


A. FIBROADENOMA

1. Definisi

Fibroadenoma adalah benjolan padat yang kecil dan jinak pada payudara yang teridiri dari jaringan kelenjar dan fibrosa.Benjolan ini biasanya ditemukan pada wanita muda, seringkali ditemukan pada remaja putri. Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang paling sering terjadi pada wanita. Tumor ini terdiri dari gabungan antara kelenjar glandula dan fibrosa.

Secara histologi:

- intracanalicular fibroadenoma; fibroadenoma pada payudara yang secara tidak teratur dibentuk dari pemecahan antara stroma fibrosa yang mengandung serat jaringan epitel.

- pericanalicular fibroadenoma; fibroadenoma pada payudara yang menyerupai kelenjar atau kista yang dilingkari oleh jaringan epitel pada satu atau banyak lapisan. Tumor ini dibatasi letaknya dengan jaringan mammae oleh suatu jaringan penghubung.

Fibroadenoma yang sering ditemukan berbentuk bundar atau oval, tunggal, relative mobile, dan tidak nyeri. Massa berukuran diameter 1-5cm. Biasanya ditemukan secara tidak sengaja.

2. Etiologi dan Epidemiologi

Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara pasti apa penyebabsesungguhnya dari fibroadenoma mammae, namun diketahui bahwa pengaruhhormonal sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dari fibroadenomamammae, hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat berubah padasiklus menstruasi atau pada saat kehamilan. Perlu diingat bahwa tumor iniadalah tumor jinak, dan fibroadenoma ini sangat jarang atau bahkan sama sekalitidak dapat menjadi kanker atau tumor ganas.Fibroadenoma mammae biasanya terjadi pada wanita usia muda, yaitupada usia sekitar remaja atau sekitar 20 tahun. Berdasarkan laporan dari NSWBreats Cancer Institute, fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma. Sedangkanlaporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanitadengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%)wanita mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Namun, kejadianfibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkansetelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih kecil disbanding pada usia muda.


2. Penyebab

Fibroadenoma ini terjadi akibat adanya kelebihan hormon estrogen. Biasanya ukurannya akan meningkat pada saat menstruasi atau pada saat hamil karena produksi hormon estrogen meningkat Fibroadeno mamammae dibedakan menjadi 3 macam:

• Common Fibroadenoma

• Giant Fibroadenoma umumnya berdiameter lebih dari 5 cm.

• Juvenile fibroadenoma pada remaja.

3. Gejala

Pertumbuhan fibroadenoma mammae umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, hanya ukuran dan tempat pertumbuhannya yang menyebabkan nyeri pada mammae. Pada saat disentuh kenyal seperti karet

Benjolan mudah digerakkan, batasnya jelas dan bisa dirasakan pada SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

Teraba kenyal karena mengandung kolagen (serat protein yan gkuat yang ditemukan didalam tulang rawan, urat daging dan kulit).

SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

1. Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting susu (misalnya tertarik ke dalam) atau keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan apakah kulit pada puting susu berkerut.

2. Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala dan kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara, terutama pada payudara bagian bawah.

3. Kedua tangan di letakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.

4. Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran kecil) di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam sampai ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri.Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan ketiak.

5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting susu. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.

6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari tangan kanan. Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan pemeriksaan

7. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan dan mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara dilakukan oleh jari-jari tangan kiri.

Pemeriksaan no. 4 dan 5 akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin.

1. Patologi

- Makroskopi: tampak bulat, elastis dan nodular, permukaan berwarna putih keabuan.

- Mikroskopi: epitel proliferasi tampak seperti kelenjar yang dikelilingi oleh stroma fibroblastic yang khas (intracanalicular f. dan pericanalicular f.).


1. Penegakan Diagnosa

Pada awalnya penegakan diagnosa tehadap fibroadenoma mammae ini adalah dilakukan pemeriksaan fisik, kemudian akan dilakukan mammogram (x-ray pada mammae) atau ultrasound pada mammae apabila diperlukan. Yang paling pasti dan tepat dalam diagnosa terhadap fibroadenoma mammae ini adalah penggunaan sample biopsi. Pengambilan sampel biopsi ini dapat dilakukan dengan mengiris bagian mammae atau dengan memasukkan jarum yang kecil dan panjang untuk mengambil sampel sel fibroadenoma tersebut.

Diagnosa terhadap FAM ini dapat dibuat dengan penggabungan penilaian klinis, ultrasonografi dan pengambilan sampel dengan penggunaan jarum. Penilaian klinis terhadap benjolan payudara ini harus mempertimbangkan:


Umur:

¬ Karsinoma: umumnya menyerang pada usia menjelang menopause

¬ Fibroadenoma: umumnya menyerang wanita usia di bawah 30 tahun

1. TREATMENT/PENGOBATAN

Terapi untuk fibroadenoma tergantuk dari beberapa hal sebagai berikut:

•Ukuran

•Terdapat rasa nyeri atau tidak

•Usia pasien

• Hasil biopsyTerapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan

Operasi pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada operasi ini. Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi hanya akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan diganti oleh jaringan normal secara perlahan.

Karena FAM adalah tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan tidak perlu dengan pengangkatan mammae. Yang perlu diperhatikan adalah bentuk dan ukurannya saja. Pengangkatan mammae harus memperhatikan beberapa faktor yaitu faktor fisik dan psikologi pasien. Apabila ukuran dan lokasi tumor tersebut menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada pasien maka diperlukan pengangkatan.

B. CYSTOSARCOMA PHYILODES

1. Definisi

Tumor filodes di payudara, merupakan tumor yang jarang terjadi dibandingkan dengan fibroadenoma bermula dari intralobular stroma dan jarang disebabkan oleh fibroadenoma.

Tumor filodes (sistosarkoma filoides) merupakan suatu neoplasma jinak yang bersifat menyusup (invasive) secara local dan dapat menjadi ganas (10-15%). Pertumbuhannya cepat dan dapat ditemukan dalam ukuran yang besar. Tumor ini terdapat pada semua usia, tetapi kebanyakan terdapat pada usia sekitar 45 tahun.

Tumor filodes ini dapat berukuran kecil sekitar 3-4 cm, dan dapat pula dalam ukuran yang sangat besar dan membuat payudara menjadi besar (bengkak). Beberapa benbentuk lobus dan kistik karena on gross section they exhibit leaflike clefts and slits, they have been designated phyllodes (greek for “leaflike”) tumors

Tumor ini disebut sistosarkoma filodes, sebuah nama yang diperolehnya lebih dari 150 tahun yang lalu, yang ditemukan oleh seorang ilmuwan Jerman bernama Johannes Muller pada tahun 1838. Nama itu jelas salah, karena di dalamnya tidak ditemukan kista (gelembung yang mengandung cairan) dan juga bukan suatu sarkoma (keganasan). Meskipndemikian, memang benar bahwa strukturnya berbentuk daun (phyllon = daun). Masalahnya, tumor paydara ini biasanya tumbuh cepat, terkadang jinak, terkadang di batas antara jinak dan ganas dan terkadang ganas. Untuk pemeriksaan ini seluruh tumor diperlukan, karena di berbagai tempat pada bengkak tersebut, dapat terletak berbagai macam jaringan. Jadi, hanya dapat diatasi dengan membuang seluruh tumor.


2. Gambaran klinik

Tumor ini bentuknya bulat atau lonjong dengan batas yang tegas dan dapat digerakkan (mobil). Konsistensi tumor filodes ini ada bagian yang kistik dan padat seperti karet, tidak melekat pada kulit dan oto pectoralis serta permukaan kulit yang tegang dan mengkilat.

3. Etiologi

Tumor ini bias berasal dari fibroadenoma selular yang telah ada dan sekarang telah mengandung satu atau lebih komponen asal measenkima. Diferensiasi dari fibroadenoma didasarkan atas lebih besarnya derajat selularitas stroma, pleomorfisme selular, inti hiperkromatikdan gambaran mitosis dalam jumlah yang bermakna. Protrusio khas massa polopoid stroma hiperplastik ke dalam kanalikuli yang tertekan menghasilkan penampilan seperti daun yang menggambarkan istilah filodes.

4. Tata Laksana

Lesi yang menempati sebagian besar payudara terbaik ditata laksan dengan mastektomi total. Karena kelenjar limfe jarang terlibat, maka tidak perlu dilakukan pengangkatan kelenjar limfe. Lesi kecil dapat ditata laksana dengan eksisi lokal. Tindakan lebih radikal tidak dibenarkan, karena neoplasma ini bersifat sebagai sarkoma jaringan lunak ringan ketimbang suatu karsinoma yang berasal dari kelenjar.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa fibroadenoma dan cyctosarcoma phyilodes merupakan penyakit yang mengenai payudara wanita.

3.2 Saran – saran

Bagi para remaja agar dapat melakukan deteksi dini dengan cara melakukan payudara sendiri

Baca Selengkapnya - Fibroadenoma

OBSTRUKSI USUS

OBSTRUKSI USUS

OBSTRUKSI USUS




  1. Pengertian


Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan (apapun penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang saluran usus. Obstruksi usus dapat akut dengan kronik, partial atau total. Obstruksi usus biasanya mengenai kolon sebagai akibat karsinoma dan perkembangannya lambat. Sebagian dasar dari obstruksi justru mengenai usus halus.Obstruksi total usus halus merupakan keadaan gawat yang memerlukan diagnosis dini dan tindakan pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup.


Obstruksi usus merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena adanya daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan penyempitan/penyumbatan lumen usus.




  1. Etiologi



1. Perlengketan :


Lengkung usus menjadi melekat pada area yang sembuh secara lambat atau pasda jaringan parut setelah pembedahan abdomen


2. Intusepsi :


Salah satu bagian dari usus menyusup kedalam bagian lain yang ada dibawahnya akibat penyempitan lumen usus. Segmen usus tertarik kedalam segmen berikutnya oleh gerakan peristaltik yang memperlakukan segmen itu seperti usus. Paling sering terjadi pada anaka-anak dimana kelenjar limfe mendorong dinding ileum kedalam dan terpijat disepanjang bagian usus tersebut (ileocaecal) lewat coecum kedalam usus besar (colon) dan bahkan sampai sejauh rectum dan anus.


3. Volvulus :


Usus besar yang mempunyai mesocolon dapat terpuntir sendiri dengan demikian menimbulkan penyumbatan dengan menutupnya gelungan usus yang terjadi amat distensi. Keadaan ini dapat juga terjadi pada usus halus yang terputar pada mesentriumnya


4. Hernia :


Protrusi usus melalui area yang lemah dalam usus atau dinding dan otot abdomen


5. Tumor :


Tumor yang ada dalam dinding usus meluas kelumen usus atau tumor diluar usus menyebabkan tekanan pada dinding usus.




  1. Factor Predisposisi


Penyakit ini merupakan penyakit bawaan yang disebabakan disfungsi umum kelenjar eksokrin pancreas. Keadaan ini menyebabakan berkurangnya enzim pancreas yang mengalir ke lumen usus halus sehingga issi usus halus menjadi kental dan menyumbat lumen usus. Gambaran radiologist yang ditemukan ialah pelebaran usus dan tampak bayangan udra yang granular diantara mekonium yang kental tersebut.




  1. Gejala


Gejala klinis yang ditimbulkan oleh gangguan pasase usus tergantung oleh 3 faktor, yaitu :


1. letak obtruksi


gejala muntah makin menonjol bila letak obstruksi makin kearah oral, sedangkan kembung hanya terbatas pada epigastrium. Bila letak obtruksi lebih ke arah anal, gambaran kembung yang lebigh jelas dan dapat meliputi seluruh perut, sedangkan muntah baru timbul kemudian.


2. Lamanya obtruksi


Pada bayi baru lahir udara mencapai kolon setelah 12 jam.


3. Obtruksi total atau parsial


Pada obstruksi tinggi baik parsial maupun total, gejal muntah akan sangat mencolok. Pada obtruksi parsial rendah di dapatkan gejala kembung, tetapi muntah sangat jarang.


Pada bayi harus dipikirkan terdapat obstruksi usus bila terdapat trias yang terdiri darai gangguan pasase mekonium, muntah (terutama muntah berwarna hijau), perut kembung.


Muntah akan menyebablan penderita kehilangan air dan elektrolit dan mula-mula akan menyebabkan alkalosis hipokloremik dan hipokalemia. Muntah yang tidask mendapat perawatan seharisnya akan dapat menimbulkan aspirasi. Perut yang kembung akan menyebabakan transudasi intra-intestinal sehingga kehilangan air terjadi lebih banyak lagi dan timbul hipoproteinenia. Desakan perut yang kembung akan menyebabkan gangguan pernapasan, sehingga timbul hipoksemia dan sianosis.




  1. Patofisiologi


Peristiwa patofisiologik yang terjadi setelah obstruksi usus adalah sama, tanpa memandang apakah obtruksi tersebut diakibatkan oleh penyebab mekanik atau fungsional. Perbedaan utamanya pada obstruksi paralitik dimana peristaltik dihambat dari permulaan, sedangkan pada obstruksi mekanis peristaltik mula-mula diperkuat, kemudian intermitten, dan akhirnya hilang.


Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan dana gas (70 % dari gas yang ditelan) akibat peningkatan tekanan intra lumen, yang menurunkan pengaliran air dan natrium dari lumen usus ke darah. Oleh karena sekitar 8 liter cairan disekresi kedalam saluran cerna setiap hari, tidak adanya absorbsi dapat mengakibatkan penimbunan intra lumen yang cepat. Muntah dan penyedotan usus setelah pengobatan dimulai merupakan sumber kehilangan utama cairan dan elektrolit. Pengaruh atas kehilangan cairan dan elektrolit adalah penciutan ruang cairan ekstra sel yang mengakibatkan hemokonsentrasi, hipovolemia, insufisiensi ginjal, syok-hipotensi, pengurangan curah jantung, penurunan perfusi jaringan, asidosis metabolik dan kematian bila tidak dikoreksi.


Peregangan usus yang terus menerus menyebabkan lingkaran setan penurunan absorbsi cairan dan peningkatan sekresi cairan kedalam usus. Efek lokal peregangan usus adalah iskemia akibat distensi dan peningkatan permeabilitas akibat nekrosis, disertai absorbsi toksin-toksin/bakteri kedalam rongga peritonium dan sirkulasi sistemik. Pengaruh sistemik dari distensi yang mencolok adalah elevasi diafragma dengan akibat terbatasnya ventilasi dan berikutnya timbul atelektasis. Aliran balik vena melalui vena kava inferior juga dapat terganggu. Segera setelah terjadinya gangguan aliran balik vena yang nyata, usus menjadi sangat terbendung, dan darah mulai menyusup kedalam lumen usus. Darah yang hilang dapat mencapai kadar yang cukup berarti bila segmen usus yang terlibat cukup panjang.




  1. Klasifikasi


1. Obstruksi Usus Halus


Gejala awal biasanya berupa nyeri abdomen bagian tengah seperti kram yang cenderung bertambah berat sejalan dengan beratnya obstruksi dan bersifat hilang timbul. Pasien dapat mengeluarkan darah dan mukus, tetapi bukan materi fekal dan tidak terdapat flatus.

Pada obstruksi komplet, gelombang peristaltik pada awalnya menjadi sangat keras dan akhirnya berbalik arah dan isi usus terdorong kedepan mulut. Apabila obstruksi terjadi pada ileum maka muntah fekal dapat terjadi. Semakin kebawah obstruksi di area gastriuntestinalyang terjadi, semakin jelas adaanya distensi abdomen. Jika berlaanjut terus dan tidak diatasi maka akan terjadi syok hipovolemia akibat dehidrasi dan kehilangan volume plasma.


2. Obstruksi Usus Besar


Nyeri perut yang bersifat kolik dalam kualitas yang sama dengan obstruksi pada usus halus tetapi intensitasnya jauh lebih rendah. Muntah muncul terakhir terutama bila katup ileosekal kompeten. Pada pasien dengan obstruksi disigmoid dan rectum, konstipasi dapat menjadi gejala satu-satunya selama beberapa hari. Akhirnya abdomen menjadi sangat distensi, loop dari usus besar menjadi dapat dilihat dari luar melalui dinding abdomen, dan pasien menderita kram akibat nyeri abdomen bawah.




  1. Pemeriksaan Laboratorium


1. Obstruksi Usus Halus :


Diagnosa didasarkan pada gejala yang digambarkan diatas serta pemeriksaan sinar-X. Sinar-X terhadap abdomen akan menunjukkan kuantitas dari gas atau cairan dalam usus. Pemeriksaan laboratorium (misalnya pemeriksaan elektrolit dan jumlah darah lengkap) akan menunjukkan gambaran dehidrasi dan kehilangan volume plasma dan kemungkinan infeksi


2. Obstruksi Usus Besar :


Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan simtoma-tologi dan sinar-X. Sinar-X abdomen (datar dan tinggi) akan menunjukkan distensi abdomen. Pemeriksaan barium dikontraindikasikan.




  1. Komplikasi


1. Peritonitis septicemia


2. Syok hipofolemia


3. Perforasi usus




  1. Penatalaksanaan


A. Medis


Dasar pengobatan obstruksi usus adalah koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit, menghilangkan peregangan dan muntah dengan intubasi dan kompresi, memperbaiki peritonitis dan syok bila ada, serta menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus kembali normal.


1.Obstruksi Usus Halus


Dekompresi pada usus melalui selang usus halus atau nasogastrik bermamfaat dalam mayoritas kasus obstruksi usus halus.Apabila usus tersumbat secara lengkap, maka strangulasi yang terjadi memerlukan tindakan pembedahan, sebelum pembedahan, terapi intra vena diperlukan untuk mengganti kehilangan cairan dan elektrolit (natrium, klorida dan kalium).

Tindakan pembedahan terhadap obstruksi usus halus tergantung penyebab obstruksi. Penyebab paling umum dari obstruksi seperti hernia dan perlengketan. Tindakan pembedahannya adalah herniotomi.


2.Obstruksi Usus Besar


Apabila obstruksi relatif tinggi dalam kolon, kolonoskopi dapat dilakukan untuk membuka lilitan dan dekompresi usus. Sekostomi, pembukaan secara bedah yang dibuat pasa sekum, dapat dilakukan pada pasien yang berisiko buruk terhadap pembedahan dan sangat memerlukan pengangkatan obstruksi. Tindakan lain yang biasa dilakukan adalah reseksi bedah utntuk mengangkat lesi penyebab obstruksi. Kolostomi sementara dan permanen mungkin diperlukan.


B. Asuhan Kebidanan


Tindakan yang dapat dilakukan antara lain :


1. Anak di puasakan


2. Pemberian cairan dan elektrolit yang sesuai secara parenteral


3. Pengosongan lambunmg dan usus dengan cara menghisapnya terus menerus


4. Anak ditidurkan dengan posisi setengah duduk dengan kepala mirng atau lebih rendah sesuai letak obstruksi.

Baca Selengkapnya - OBSTRUKSI USUS

Arsip

0-Asuhan Kebidanan (Dokumen Word-doc) 0-KTI Full Keperawatan (Dokumen Word-doc) Anak Anatomi dan Fisiologi aneh lucu unik menarik Antenatal Care (ANC) Artikel Bahasa Inggris Asuhan Kebidanan Asuhan Keperawatan Komunitas Asuransi Kesehatan Berita Hiburan Berita Terkini Kesehatan Berita Tips Twitter Celeb contoh Daftar Pustaka Contoh KTI Contoh KTI Kebidanan Farmakologi (Farmasi) Gadar-kegawatdaruratan Gizi Handphone Hirschsprung Hukum Kesehatan Humor Segar (Selingan) Imunisasi Info Lowongan Kerja Kesehatan Intranatal Care (INC) Jiwa-Psikiatri kamus medis kesehatan online Kebidanan Fisiologis Kebidanan Patologis Keluarga Berencana (KB) Keperawatan Gerontology Kesehatan Anak (UMUM) Kesehatan Bayi (untuk UMUM) Kesehatan Haji Kesehatan Ibu Hamil (untuk UMUM) Kesehatan Ibu Menyusui (untuk UMUM) Kesehatan Pria (untuk UMUM) Kesehatan Remaja Kesehatan Reproduksi (Kespro) Kesehatan Wanita (untuk UMUM) Koleksi Skripsi Umum Konsep Dasar KTI D-3 Kebidanan KTI Skripsi Keperawatan kumpulan askep Laboratorium Lain-lain Makalah Keperawatan Kebidanan Managemen Kesehatan Mikrobiologi Motivasi Diri Napza dan zat Adiktif Neonatus dan Bayi News Penyakit Menular potensi KLB Penyakit Menular Seksual (PMS) Postnatal Care (PNC) Protap-SOP Psikologi-Psikiater (UMUM) Reformasi Kesehatan Sanitasi (Penyehatan Lingkungan) Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Sistem Endokrin Sistem Immunologi Sistem Indera Sistem Integumen Sistem Kardiovaskuler Sistem Muskuloskeletal Sistem Neurologis Sistem Pencernaan Sistem Perkemihan Sistem Pernafasan Surveilans Penyakit Teknologi Tips dan Tricks Seks Tips Facebook Tips Karya Tulis Ilmiah (KTI) Tips Kecantikan Tips Kesehatan Umum Tokoh Kesehatan Tutorial Blogging Youtuber