Cari Blog Ini

Tampilkan postingan dengan label Kesehatan Ibu Menyusui (untuk UMUM). Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kesehatan Ibu Menyusui (untuk UMUM). Tampilkan semua postingan

9 Bulan yang Menentukan


Apa yang membuat kita seperti sekarang ini? Mengapa ada orang yang gampang cemas, ada yang kegemukan dan ada yang menderita asma? Bagaimana seseorang lebih beresiko terkena serangan jantung dibanding yang lain?

Anda bisa menjawabnya secara "standar", seperti kita begini karena gen yang dibawa sejak lahir. Kepribadian kita dipengaruhi oleh faktor pola asuh dan lingkungan. Kesehatan kita dipengaruhi oleh gaya hidup. Tapi percayakah Anda bahwa masih ada pengaruh lain yang lebih besar dari semua itu, yakni masa kehidupan kita sebagai janin.

Para ilmuwan meyakini nutrisi yang kita terima saat berada dalam rahim, polusi, obat-obatan serta infeksi, kesehatan ibu serta kondisi psikologisnya ketika mengandung, berkontribusi dan ikut membentuk kesehatan kita saat bayi dan terus berpengaruh hingga sekarang.

Teori tersebut juga percaya bahwa 9 bulan masa kehamilan berdampak seumur hidup dan secara permanen memengaruhi sistem koneksi sel-sel otak serta fungsi organ tubuh, seperti jantung, liver dan pankreas. Teori ini berangkat dari hasil penelitian-penelitian dalam 10 tahun terakhir.

Para ahli kini juga tengah meneliti kemungkinan kehidupan janin berpengaruh pada kecerdasan, temperamen, bahkan kebiasaan. Sebelumnya para ahli telah menemukan kaitan antara kondisi fisik seseorang, seperti diabetes, asma, obesitas, dan penyakit jantung, dengan kondisinya ketika masih berupa janin dalam kandungan.

Hingga saat ini para ilmuwan memang masih menahan diri untuk tidak mewanti-wanti para calon ibu mengenai hal tersebut. Namun mereka berharap penemuan ini akan membuka jalan bagi revolusi di bidang kesehatan masyarakat. Kelak, para janin dalam kandungan akan menjadi target pencegahan penyakit, bahkan sebelum manusia itu dilahirkan.

Baca Selengkapnya - 9 Bulan yang Menentukan

Senam Nifas

Selamat ya buat Mom’s yang baru saja melahirkan bayi kecilnya. Masih dalam masa nifas? Jangan takut untuk banyak bergerak, karena dengan ambulasi dini (bangun dan bergerak setelah beberapa jam melahirkan) dapat membantu rahim untuk kembali kebentuk semula.Nah salah satu yang bisa dilakukan diantaranya adalah senam nifas.

Apasih senam nifas?
Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan setiap hari sampai hari yang kesepuluh. Tentu saja senam ini dilakukan pada saat sang ibu benar benar pulih.

Manfaat senam nifas
Senam nifas membantu memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki sikap tubuh dan punggung setelah melahirkan, memperbaiki otot tonus,pelvis dan perenggangan otot abdomen atau disebut juga perut pasca hamil dan memperbaiki juga memperkuat otot panggul.

Gimana sih caranya?
Gerakan senam nifas ini dilakukan dari gerakan yang paling sederhana hingga yang tersulit. Dan sebaiknya dilakukan secara bertahap dan terus menerus (continue).
Lakukan pengulangan setiap 5 gerakan dan tingkatkan setiap hari sampai 10 kali.

Hari pertama :
Sikap tubuh terlentang dan rileks,kemudian lakukan pernafasan perut diawali dengan mengambil nafas melalui hidung,kembungkan perut dan tahan hingga hitungan ke-5 atau hitungan ke-8 kemudian buang melalui mulut. Lakukan hingga 5-10 kali.

Hari Kedua :
Sikap tubuh terlentang tapi kedua tangan dibuka lebar hingga sejajar dengan bahu kemudian pertemukan kedua tangan tersebut tepat diatas muka. Lakukan gerakan ini hingga 5-10 kali.

Hari Ketiga :
Berbaring dengan posisi tangan di samping badan, angkat lutut dan pantat kemudian diturunkan kembali. Ulangi 5 sampai 10 kali.

Hari Keempat :
Tubuh tidur terlentang, tekuk lutut dan angkat kepala sambil mengangkat pantat. Lakukan 5 sampai 10 kali pengulangan.

Hari kelima :
Tubuh tidur terlentang, kaki lurus, bersama-sama dengan mengangkat kepala, tangan kanan, menjangkau lutut kiri yang ditekuk, diulang sebaliknya.

Hari Keenam :
Tidur terlentang, kaki lurus, kemudian lutut ditekuk ke arah perut 90o secara bergantian antara kaki kiri dan kaki kanan.

Hari ketujuh :
Tidur terlentang kaki lurus kemudian kaki dibuka sambil diputar ke arah luar secara bergantian.

Hari ke 8,9,10 :
Tidur terlentang kaki lurus, kedua telapak tangan diletakkan di tengkuk kemudian bangun untuk duduk (sit up).


DIAMBIL DARI:
/www.ibudananak.com/
Baca Selengkapnya - Senam Nifas

Nifas dengan Kram pada Betis


Definisi
Kram pada betis adalah kontraksi yang terus menerus dari otot atau sekelompok dan terasa amat nyeri. Biasanya yang terkena adalah otot-otot pada bagian depan paha, otot paha bagian belakang, dan otot betis, tetapi secara teoritis semua otot dapat mengalami kejang atau kram (M. AR. Gayo, Buku Pintar Kesehatan) .
Kejadian kram betis berkaitan dengan kurangnya makan, sehingga terdapat perubahan keseimbangan elektrolit dengan kalium, kalsium, dan natrium yang menyebabkan terjadinya perubahan berkelanjutan dalam darah dan cairan tubuh. Ditambah makanan yang masuk berkurang sehingga terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang menjurus ke arah pembakaran lemak dan protein dengan menimbulkanbadan keton (Ida Bagus Gede Manuaba).
Perubahan metabolisme dapat mengubah keseimbangan asam-basa, cairan tubuh dan darah sehingga menambah terjadinya kram pada kaki. Keluhan ini berangsur-angsur akan menghilang dengan masukan makanan yang bertambah.

Sebab-sebab kram menurut Hardianto Wibowo (1994) yaitu :
  1. Karena kesalahan sistematik
  2. Terjadinya perubahan temperatur yang mendadak
  3. Gangguan susunan garam dalam darah / peredaran darah di betis terganggu
  4. Badan terlalu lelah
  5. Kram pada otot betis biasanya disebabkan oleh terlalu banyak garam fosfat dalam darah, kurangnya zat kapur.
Penatalaksanaannya
Adapun penatalaksanaan kram meliputi :
  1. Tanpa perlu pengobatan akan hilang sendiri
  2. Sewaktu kram, cobalah berdiri diatas lantai tanpa alas kaki lalu gosok dan genggam kuat-kuat otot betis yang kram
  3. Tekuklah kaki agar otot betis menjadi lebih panjang
  4. Cobalah berjalan diatas tumit beberapa kali sehari dan jangan cepat bangun dari tempat tidur
  5. Saat kram gosoklah atau urut dengan obat luar dan makanan dapat ditambah buah-buahan dan sayur-sayuran hijaus
Pencegahan
Untuk mencegah kram, kurangilah minum susu dan coba makan tablet kalsium 3× /hari 1 tablet.
Baca Selengkapnya - Nifas dengan Kram pada Betis

Alasan Wanita Enggan Menyusui

Alasan Wanita Enggan Menyusui
American Academy of Pediatrics merekomendasikan wanita menyusui secara eksklusif selama enam bulan pertama. Air susu ibu (ASI) memang merupakan gizi terbaik untuk bayi. Terutama untuk kekebalan tubuh bayi, sehingga terhindar dari berbagai penyakit.

Sayangnya, tak semua ibu bisa atau mau menyusui bayinya. Alasan utama para wanita memilih berhenti memberikan ASI berkaitan dengan banyak hal. Seperti, rasa sakit saat menyusui, volume susu rendah, kembali bekerja, khawatir bentuk payudara rusak, atau kurangnya dukungan dari lingkungan. Akhirnya, banyak bayi yang mengonsumsi susu formula ketimbang ASI.

Negara-negara maju bahkan menyarankan wanita untuk tetap menyusui setelah keluar dari rumah sakit bersalin. Tapi, begitu mereka sampai di rumah, tidak begitu banyak yang memberikan ASI eksklusif minimal enam bulan.

Menurut Centers for Disease Control, hampir 74% wanita mulai menyusui. Namun, hanya 43% yang melakukannya hingga enam bulan, dan sebanyak 33% menyusui eksklusif hanya selama tiga bulan.

Di beberapa negara, para wanita pasca-melahirkan diharapkan tetap menyusui bayi secara eksklusif meski telah kembali bekerja. Mereka diberikan beberapa pengetahuan tambahan agar tetap bisa menyimpan ASI secara tepat.

Maka itu, para ibu disaranka agar tidak mudah menyerah memberikan ASI untuk buah hati. Memberikan susu formula bukanlah solusi terbaik. Melalui kesabaran, komitmen dan kondisi tubuh dan sehat, bisa membantu Anda memberikan ASI terbaik buat anak. Dukungan dari pasangan, atasan, teman, rekan kerja, dan anggota keluarga penting agar si kecil tetap bisa mendapatkan ASI eksklusif
Baca Selengkapnya - Alasan Wanita Enggan Menyusui

Menyusui Dapat Mencegah Kanker Payudara

Penelitian membuktikan bahwa dengan menyusui dapat mengurangi bahaya terkena kanker payudara. Hal ini dapat terjadi jika seorang ibu menyusui anaknya dalam kurun waktu minimal setahun atau bahkan lebih. Dalam setahun, seorang ibu dapat menyusui lebih dari 1 anak, sebagai contoh; dengan menyusui 2 anak sekaligus dalam waktu 6 bulan, itu sama saja dengan menyusui 1 anak dalam waktu setahun.

Semakin lama seorang ibu menyusui anaknya, semakin kecil ia terkena resiko kanker payudara. Terdapat beberapa teori yang menjelaskan bagaimana menyusui bisa mengurangi resiko munculnya kanker payudara.

Pertama, saat menyusui terdapat perubahan hormonal, salah satunya yaitu penurunan hormon esterogen, yang dipercaya sebagai pemicu munculnya kanker payudara.

Teori lainnya mengatakan bahwa selama menyusui terdapat perubahan fisik pada sel payudara, sehingga payudara yang digunakan untuk menyusui memiliki antibodi lebih baik dalam melawan berbagai macam polutan dan lemak yang tidak sehat.

Menyusui setelah terdiagnosa mengidap kanker payudara diperbolehkan dan dianggap aman apabila, selama masih memiliki payudara dan tidak sedang menjalani terapi penyembuhan (kemoterapi dan terapi hormon).

Bagi wanita yang dinyatakan hamil setelah terapi lumpectomy dan radiasi pada salah satu payudara, maka dapat meyiasatinya dengan menyusui mempergunakan payudara lain yang tidak sedang menjalani terapi. Biasanya payudara tersebut bisa memproduksi susu untuk memenuhi buah hati terkasih.

Tetapi bila ternyata dinyatakan harus menjalani kemoterapi saat sedang menyusui, maka sebaiknya hentikan kegiatan tersebut. Dikhawatirkan obat-obatan yang diminum akan mencemari air susu yang dikonsumsi oleh si kecil.

Tapi satu hal yang perlu diperhatikan oleh masyarakat untuk meminimalisasikan bahaya dari kanker payudara adalah dengan pengetahuan yang memadai, pemeriksaan berkala, dan
pelaksanaan serangkaian pengobatan yang diperlukan.

Baca Selengkapnya - Menyusui Dapat Mencegah Kanker Payudara

Menyusui pasca Persalinan Cesarea

Persalinan secara operasi (cesar) menjadi salah satu pilihan baik secara terpaksa dilakukan maupun atas permintaan ibu. Seorang ibu yang menjalani persalinan caesar tapi mempunyai keinginan kuat untuk dapat memberikan ASI pada bayinya kadang kala mengalami hambatan pada produksi ASI nya.

Beberapa keadaan yang dapat menyertai pasca persalinan cesar yang dapat mempengaruhi ASI baik secara langsung maupun tidak langsung antara lain:

1. Pengaruh obat -obatan yang diterima ibu baik untuk prosedur operasi maupun pasca operasi.

Beberapa obat dikhawatirkan akan berpengaruh pada ASI.

2. Perlunya waktu yang lebih untuk pemulihan kondisi ibu pasca operasi (misalnya rasa sakit pasca operasi). Hal ini tentu saja diikuti dengan persiapan jasmani untuk menyusui dan merawat bayi karena biasanya ibu akan menemui ksulitan untuk memperoleh posisi yang baik dan kenyamanan saat menyusui.

3. Psikologi /emosi ibu yang seringkali merasa “gagal” (terutama pada persalinan karena kondisi “terpaksa” dilakukan) .

Sebagian Ibu merasa tidak mempunyai kemampuan untuk melahirkan secara normal sehingga kecewa, malu untuk bertemu bahkan takut.

4. Lain-lain

Bayi yang lahir dengan persalinan operasi, kadang tampak lemah dan mengantuk.

5. ASI pasca persalianan caesar kadang diprokduksi lebih lambat (tidak segera keluar). Tetapi tidak perlu khawatir , ASI akan segera keluar setelah beberapa hari pasca persalinan.

Dapatkah ibu dapat memberikan ASI pasca persaliann caesar?

Meskipun beberapa kondisi yang sulit akan dirasakan oleh ibu pasca operasi, namun tak ada alasan untuk tidak dapat memberikan ASI pada bayinya, disamping tentu saja tipe anestesi dan kesuksesan operasi.

Persalinan caesar dengan anestesi epidural atau spinal block biasanya ibu akan lebih cepat tersadar dibandingkan dengan anestesi umum .

Adapun obat-obatan yang harus dikonsumsi ibu, hendaknya tak perlu dikhawatirkan. Sebaiknya sampaikan terlebih dahulu keinganan ibu untuk dapat memberikan ASI tersebut kepada dokter yang menangani agar ibu dapat segera melakukannya segera setelah kondisi memungkinkan. Selain itu dokter juga akan mempertimbangkan obat yang akan diberikan pada ibu.

Dalam hal ini sebenarnya obat yang dikonsumsi ibu tidak akan banyak mempengaruhi ASI. Meskipun ada obat dapat mempengaruhi ASI, namun itu dalam jumlah yang sangat kecil sekali. Apalagi pada awal permulaannya, ASI yang dikeluarkan adalah colostrum yang volumenya masih dalam batas kecil.

Tips untuk dapat menyusui pasca persalinan caesar:

1. Diskusikan segala sesuatu tentang prosedur operasi/hal yang akan dijalani ibu dengan dokter yang betanggungjwab menangani ( terutama tipe/jenis serta obat pasca persalinan.)

2, Carilah klinik/rumah sakit yang pro ASI.

3. Mintalah sesegara mungkin (as soon as possible) untuk memberikan ASI.

4. Meminta agar bisa rooming-in

5. Menyusui sesering mungkin

6. Carilah posisi yang benar dan kenyamanan saat menyusui.

Beberapa posisi yang tampak mudah dilakukan : Lying flat on your back,Clutch (football) hold, Side lying, Cross cradle (transition) hold

7. Mintalah dukungan dari orang lain (suami, keluarga dll)

8. Berdoa dan Yakinlah bahwa Anda dapat memebrikan ASI pada buah hati Anda.


sumber

obsgyn.net

breastfeeding.asn.au

family.go.com

rumahkusorgaku.wordpress.com

Baca Selengkapnya - Menyusui pasca Persalinan Cesarea

Permasalahan Seputar Nifas

MENGELUARKAN DARAH LEBIH DARI TIGA HARI SEBELUM PERSALINAN


Oleh
Syaikh Abdurrahman As-Sa’di

Pertanyaan.
Syaikh Abdurrahman As-Sa’di ditanya : “Apa hukumnya darah yang keluar dari wanita hamil pada lebih dari tiga hari sebelum persalinan?”

Jawaban.
Para ahli fiqih telah mengatakan dengan jelas bahwa darah yang keluar dari wanita hamil pada lebih dari tiga hari sebelum persalinan adalah darah rusak darah penyakit) dan bukan darah nifas, dengan demikian wanita itu tiada dikenakan hukum nifas walaupun telah ada tanda-tanda menunjukkan akan datangnya masa nifas, namum demikian perlu diketahui bahwa dalam hal ini ada beberapa pendapat. Landasan pendapat para ahli fiqh ini adalah tanda kejadian yang telah biasa terjadi dan tidak berdasarkan nash karena tidak ada nash yang menetapkan hal ini, bahkan jika Anda memperhatikan darah yang keluar sebelum terjadinya persalinan terkadang lebih dari tiga hari sebagaimana telah banyak terjadi, maka dengan demikian, merujuk kepada pendapat para ulama fiqh itu tentang batasan masa nifas yang berdasarkan pada kebiasaan adalah lebih utama dari pada merujuk pada suatu pendapat yang tidak memeliki dalil dalam hal ini.

[Al-Majmu'ah Al-Kamilah Limu'alafat Asy-Syaikh Ibn Sa'di, hal. 100]

MENGELAURKAN DARAH SATU ATAU DUA HARI SEBELUM PERSALINAN

Oleh
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin

Pertanyaan.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya :”Jika wanita hamil mengeluarkan darah pada saat sehari atau dua hari sebelum persalinan apakah wanita itu harus meninggalkan puasa dan shalat karenanya atau bagaimana?”.

Jawaban.
Jika wanita hamil mengeluarkan darah pada saat menjelang persalinan sehari atau dua hari dengan disertai rasa sakit untuk melahirkan, maka darah yang keluar itu adalah darah nifas yang diaharuskan baginya untuk meninggalkan shalat karena adanya darah tersebut, adapun jika keluarnya darah itu tidak disertai rasa sakit sebagaimana sakitnya orang hendak melahirkan maka darah itu adalah darah rusak (darah penyakit) yang tidak menghalanginya untuk melakukan shalat dan puasa.

[52 Sua'alan Ahkamil Haidh, Syaikh Ibnu Utsaimin, hal, 18]

[Disalin dari Kitab Al-Fatawa Al-Jami'ah Lil Mar'atil Muslimah, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Tentang Wanita, Penyusun Amin bin Yahya Al-Wajan, Penerjemah Amir Hamzah Fakhruddin, Penerbit Darul Haq]

almanhaj.or.id

Baca Selengkapnya - Permasalahan Seputar Nifas

Permasalahan Seputar Nifas

HUKUM DARAH YANG MENYERTAI KEGUGURAN PREMATUR SEBELUM SEMPURNANYA BENTUK JANIN DAN SETELAH SEMPURNANYA JANIN.

Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz

Pertanyaan.
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Di antara para wanita hamil terkadang ada yang mengalami keguguran, ada yang janinnya telah sempurna bentuknya dan ada pula yang belum berbentuk, saya harap Anda dapat menerangkan tentang shalat pada kedua kondisi ini ?

Jawaban.
Jika seorang wanita melahirkan janin yang telah berbentuk manusia, yaitu ada tangannya, kakinya dan kepalanya, maka dia itu dalam keadaan nifas, berlaku baginya ketetapan-ketetapan hukum nifas, yaitu tidak berpuasa, tidak melakukan shalat dan tidak dibolehkan bagi suaminya untuk menyetubuhinya hingga ia menjadi suci atau mencapai empat puluh hari, dan jika ia telah mendapatkan kesuciannya dengan tidak mengeluarkan darah sebelum mencapai empat puluh hari maka wajib baginya untuk mandi kemudian shalat dan berpuasa jika di bulan Ramadhan dan bagi suaminya dibolehkan untuk menyetubuhinya, tidak ada batasan minimal pada masa nifas seorang wanita, jika seorang wanita telah suci dengan tidak mengeluarkan darah setelah sepuluh hari dari kelahiran atau kurang dari sepuluh hari atau lebih dari sepuluh hari, maka wajib baginya untuk mandi kemudian setelah itu ia dikenakan ketetapan hukum sebagaimana wanita suci lainnya sebagaimana disebutkan diatas, dan darah yang keluar setelah empat puluh hari ini adalah darah rusak (darah penyakit), jadi ia tetap diwajibkan untuk berpuasa, sebab darah yang dikelurkan itu termasuk ke dalam katagori darah istihadhah, hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam kepada Fatimah binti Abu Hubaisy, yang mana saat itu ia mustahadhah (mengeluarkan darah istihadhah) : Berwudhulah engkau setiap kali waktu shalat. Dan jika terhentinya darah nifas itu diteruskan oleh mengalirnya darah haidh setelah empat puluh hari, maka wanita itu dikenakan hukum haidh, yaitu tidak dibolehkan baginya berpuasa, melaksanakan shalat hingga habis masa haidh itu, dan diharamkan bagi suaminya menyetubuhinya pada masa itu.

Sedangkan jika yang dilahirkan wanita itu janin yang belum berbentuk manusia melainkan segumpal daging saja yang tidak memiliki bentuk atau hanya segumpal darah saja, maka pada saat itu wanita tersebut dikenakan hukum mustahadhah, yaitu hukum wanita yang mengeluarkan darah istihadhah, bukan hukum wanita yang sedang nifas dan juga bukan hukum wanita haidh. Untuk itu wajib baginya melaksanakan shalat serta berpuasa di bulan Ramadhan dan dibolehkan bagi suaminya untuk menyetubuhinya, dan hendaknya ia berwudhu setiap akan melaksanakan shalat serta mewaspadainya keluarnya darah dengan menggunakan kapas atau sejenisnya sebagaimana layaknya yang dilakukan wanita yang msutahadhah, dan dibolehkan baginya untuk menjama dua shalat, yaitu Zhuhur dengan Ashar dan Maghrib dengan Isya. Dan disyariatkan pula baginya mandi untuk kedua gabungan shalat dan shalat Shubuh berdasarkan hadits Hammah bintu Zahsy yang menetapkan hal itu, karena wanita yang seperti ini dikenakan hukum mustahadhah menurut para ulama.

Kitab Fatawa Ad-Dawah, Syaikh Ibnu Baaz, 2/75]

almanhaj.or.id

Baca Selengkapnya - Permasalahan Seputar Nifas

Cara Menyusui yang Benar

Cara Menyendawakan Bayi
1. Bayi digendong, menghadap ke belakang dengan dada bayi diletakkan pada bahu Ibu.
2. Kepala bayi disangga/ditopang dengan tangan Ibu.
3. Usap punggung bayi perlahan-lahan sampai bayi sendawa.



Cara Menetekkan Bayi dengan Benar

  1. Tetekkan bayi segera atau selambatnya setengah janin setelah bayi lahir. Mintalah kepada bidan untuk membantu melakukan hal ini.
  2. Biasakan mencuci tangan dengan sabun setiap kali sebelum menetekkan.
  3. Perah sedikit kolostrum atau ASI dan oleskan pada daerah putting dan sekitarnya.
  4. Ibu duduk atau tiduran / berbaring dengan santai.
  5. 5. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi:
  • Perut bayi menempel keperut ibu.
  • Dagu bayi menempel ke payudara.
  • Telinga dan lengan bayi berada dalam satu garis lurus.
  • Mulut bayi terbuka lebar menutupi daerah gelap sekitar putting susu.
6. Cara agar mulut bayi terbuka adalah dengan menyentuhkan puting susu pada bibir atau pipi bayi.
7. Setelah mulut bayi terbuka lebar, segera masukkan puting dan sebagian besar lingkaran/daerah
gelap sekitar puting susu ke dalam mulut bayi.
8. Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke payudara lainnya.

Pemberian ASI berikutnya mulai dari payudara yang belum kosong tadi.

Cara Melepaskan Puting Susu dari Mulut Bayi
Dengan menekan dagu bayi ke arah bawah atau dengan memasukkan jari ibu antara mulut bayi dan payudara ibu.

Cara Memeras ASI dengan Tangan

Bidan menganjurkan pada Ibu untuk mencuci tangan terlebih dahulu. Setelah itu :
  1. Duduklah Ibu seenak/senyaman mungkin.
  2. Pegang/letakkan cangkir dekat dengan payudara Ibu.
  3. Letakkan ibu jari pada payudara diatas puting susu dan areola (bagian lingkaran hitam berwarna gelap pada payudara) dan jari telunjuk dibawah payudara, juga dibawah puting susu dan areola.
  4. Tekan ibu jari dan telunjuk kedalam, kearah dada. Ibu tidak perlu menekan terlalu keras, karena dapat menghambat aliran air susu.
  5. Kemudian tekanlah payudara Ibu kebelakang puting dan areola antara jari telunjuk dan ibu jari.
  6. Selanjutnya tekan dan lepaskan, tekan dan lepaskan.
  • Kegiatan ini tidak boleh menyakiti atau Ibu sampai merasa nyeri.
  • Pada awalnya, mungkin tidak ada susu yang keluar, tetapi setelah dilakukan penekanan beberapa kali, ASI akan &nbspmulai menetes keluar.
7. Tekan areola dengan cara yang sama dari arah samping, untuk meyakinkan bahwa ASI di tekan dari seluruh bagian payudara.
8. Hindari menggosok-gosok payudara atau memelintir puting susu.
9. Peras satu payudara sekurang-kurangnya 3-5 menit hingga aliran menjadi pelan; kemudian
lakukan pada payudara yang satu lagi dengan cara yang sama. Kemudian ulangi keduanya. Ibu dapat
menggunakan satu tangan untuk satu payudara dan gantilah bila merasa lelah. Memeras ASI
membutuhkan waktu 20-30 menit. Terutama pada hari-hari pertama, ketika masih sedikit ASI
yang diproduksi.
10. Simpan.
Baca Selengkapnya - Cara Menyusui yang Benar

Dukungan Bidan Dalam Pemberian ASI

Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang pemberian ASI. Peran bidan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan mencegah masalah-masalah umum terjadi.

Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah :



  1. Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya.

  2. Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri.


Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI, dengan :



  1. Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama.

  2. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul.

  3. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.

  4. Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).

  5. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.

  6. Memberikan kolustrum dan ASI saja.

  7. Menghindari susu botol dan “dot empeng”.


Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama.

Bayi mulai meyusu sendiri segera setelah lahir sering disebut dengan inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini. Hal ini merupakan peristiwa penting, dimana bayi dapat melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat memberikan kehangatan. Selain itu, dapat membangkitkan hubungan/ ikatan antara ibu dan bayi. Pemberian ASI seawal mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit 30 menit setelah lahir.


Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul.

Tujuan dari perawatan payudara untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancar. Perawatan payudara dilakukan sedini mungkin, bahkan tidak menutup kemungkinan perawatan payudara sebelum hamil sudah mulai dilakukan. Sebelum menyentuh puting susu, pastikan tangan ibu selalu bersih dan cuci tangan sebelum menyusui. Kebersihan payudara paling tidak dilakukan minimal satu kali dalam sehari, dan tidak diperkenankan mengoleskan krim, minyak, alkohol ataupun sabun pada puting susunya.


Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.

Membantu ibu segera untuk menyusui bayinya setelah lahir sangatlah penting. Semakin sering bayi menghisap puting susu ibu, maka pengeluaran ASI juga semakin lancar. Hal ini disebabkan, isapan bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk segera mengeluarkan hormon oksitosin yang bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI. Pemberian ASI tidak terlepas dengan teknik atau posisi ibu dalam menyusui.


Posisi menyusui dapat dilakukan dengan :



  1. Posisi berbaring miring

  2. Posisi duduk

  3. Posisi ibu tidur telentang


Posisi berbaring miring

Posisi ini baik dilakukan pada saat pertama kali atau ibu dalam keadaan lelah atau nyeri.


Posisi duduk

Pada saat pemberian ASI dengan posisi duduk dimaksudkan untuk memberikan topangan pada/ sandaran pada punggung ibu dalam posisi tegak lurus (90 derajat) terhadap pangkuannya. Posisi ini dapat dilakukan dengan bersila di atas tempat tidur atau lantai, ataupun duduk di kursi.


Tidur telentang

Seperti halnya pada saat dilakukan inisiasi menyusu dini, maka posisi ini juga dapat dilakukan oleh ibu. Posisi bayi berada di atas dada ibu diantara payudara ibu.


Tanda-tanda bayi bahwa telah berada pada posisi yang baik pada payudara antara lain: a) Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu; b) Mulut dan dagu bayi berdekatan dengan payudara; c) Areola tidak akan tampak jelas; d) Bayi akan melakukan hisapan lamban dan dalam, dan menelan ASInya; e) Bayi terlihat senang dan tenang; f) Ibu tidak akan merasa nyeri pada daerah payudaranya.


Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).

Rawat gabung adalah merupakan salah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam ruangan selama 24 jam penuh. Manfaat rawat gabung dalam proses laktasi dapat dilihat dari aspek fisik, fisiologis, psikologis, edukatif, ekonomi maupun medis.


Aspek fisik

Kedekatan ibu dengan bayinya dapat mempermudah bayi menyusu setiap saat, tanpa terjadwal (nir-jadwal). Dengan demikian, semakin sering bayi menyusu maka ASI segera keluar.


Aspek fisiologis

Bila ibu selalu dekat dengan bayinya, maka bayi lebih sering disusui. Sehingga bayi mendapat nutrisi alami dan kecukupan ASI. Refleks oksitosin yang ditimbulkan dari proses menyusui akan membantu involusio uteri dan produksi ASI akan dipacu oleh refleks prolaktin. Selain itu, berbagai penelitian menyatakan bahwa dengan ASI eksklusif dapat menjarangkan kehamilan atau dapat digunakan sebagai KB alami.


Aspek psikologis

Rawat gabung dapat menjalin hubungan batin antara ibu dan bayi atau proses lekat (early infant mother bounding). Hal ini disebabkan oleh adanya sentuhan badaniah ibu dan bayi. Kehangatan tubuh ibu memberikan stimulasi mental yang diperlukan bayi, sehingga mempengaruhi kelanjutan perkembangan psikologis bayi. Ibu yang dapat memberikan ASI secara eksklusif, merupakan kepuasan tersendiri.


Aspek edukatif

Rawat gabung memberikan pengalaman bagi ibu dalam hal cara merawat bayi dan merawat dirinya sendiri pasca melahirkan. Pada saat inilah, dorongan suami dan keluarga sangat dibutuhkan oleh ibu.


Aspek ekonomi

Rawat gabung tidak hanya memberikan manfaat pada ibu maupun keluarga, tetapi juga untuk rumah sakit maupun pemerintah. Hal ini merupakan suatu penghematan dalam pembelian susu buatan dan peralatan lain yang dibutuhkan.


Aspek medis

Pelaksanaan rawat gabung dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Selain itu, ibu dapat melihat perubahan fisik atau perilaku bayinya yang menyimpang dengan cepat. Sehingga dapat segera menanyakan kepada petugas kesehatan sekiranya ada hal-hal yang dianggap tidak wajar.


Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.

Pemberian ASI sebaiknya sesering mungkin tidak perlu dijadwal, bayi disusui sesuai dengan keinginannya (on demand). Bayi dapat menentukan sendiri kebutuhannya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung akan kosong dalam 2 jam. Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi berikutnya.

http://askep-askeb.cz.cc/

Memberikan kolustrum dan ASI saja.

ASI dan kolustrum merupakan makanan yang terbaik untuk bayi. Kandungan dan komposisi ASI sangat sesuai dengan kebutuhan bayi pada keadaan masing-masing. ASI dari ibu yang melahirkan prematur sesuai dengan kebutuhan prematur dan juga sebaliknya ASI dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan maka sesuai dengan kebutuhan bayi cukup bulan juga.


Menghindari susu botol dan “dot empeng”.

Pemberian susu dengan botol dan kempengan dapat membuat bayi bingung puting dan menolak menyusu atau hisapan bayi kurang baik. Hal ini disebabkan, mekanisme menghisap dari puting susu ibu dengan botol jauh berbeda.


Referensi

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 11-17)

http://parekita.wordpress.com/2008/10/17/managemen-menyusui/ diunduh 13 September 2009

Program Manajemen Laktasi, 2004. Buku Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta.(bab 8, hlm: 1-4)

Pusdiknakes, 2003. Buku 4: Asuhan Kebidanan Post Partum. (hlm: 18-21)

Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 10-15)

http://askep-askeb.cz.cc/
Baca Selengkapnya - Dukungan Bidan Dalam Pemberian ASI

Puting Susu Lecet (Abraded and or cracked nipple)

Puting susu lecet dapat disebabkan trauma pada puting susu saat menyusui, selain itu dapat pula terjadi retak dan pembentukan celah-celah. Retakan pada puting susu bisa sembuh sendiri dalam waktu 48 jam.

Penyebab



  1. Teknik menyusui yang tidak benar.

  2. Puting susu terpapar oleh sabun, krim, alkohol ataupun zat iritan lain saat ibu membersihkan puting susu.

  3. Moniliasis pada mulut bayi yang menular pada puting susu ibu.

  4. Bayi dengan tali lidah pendek (frenulum lingue).

  5. Cara menghentikan menyusui yang kurang tepat.


Penatalaksanaan



  1. Cari penyebab puting susu lecet.

  2. Bayi disusukan lebih dulu pada putting susu yang normal atau lecetnya sedikit.

  3. Tidak menggunakan sabun, krim, alkohol ataupun zat iritan lain saat membersihkan payudara.

  4. Menyusui lebih sering (8-12 kali dalam 24 jam).

  5. Posisi menyusui harus benar, bayi menyusu sampai ke kalang payudara dan susukan secara bergantian diantara kedua payudara.

  6. Keluarkan sedikit ASI dan oleskan ke puting yang lecet dan biarkan kering.

  7. Pergunakan BH yang menyangga.

  8. Bila terasa sangat sakit boleh minum obat pengurang rasa sakit.

  9. Jika penyebabnya monilia, diberi pengobatan dengan tablet Nystatin.


Gambar . Puting susu lecet/ cracked nippleGambar. Puting susu lecet/ cracked nipple


Referensi

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 46-47).

http://library.usu.ac.id/download/fk/obstetri-daulat.pdf Sibuea, D. 2003. Problema Ibu Menyusui Bayi. Diunduh 17 November 2009 – 08: 13 PM.

http://www.idai.or.id/asi/artikel.asp?q=2009417153933 2009. Puting Susu Nyeri/Lecet . Diunduh 17 November 2009 – 07:22 PM.

http://www.scribd.com/doc/19706805/MANAJEMEN-LAKTASI . Puting Susu Lecet. Diunduh 17 November 2009 – 09: 10 PM.

http://www.steadyhealth.com/articles/Sore_Nipples__Prevention_and_Treatment_a49_f34.html Anne, M. 2006. Sore Nipples: Prevention and Treatment. Diunduh 17 November 2009 – 08: 43 PM.

Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. (hlm: 102-105)

Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 53-54).

http://askep-askeb.cz.cc/
Baca Selengkapnya - Puting Susu Lecet (Abraded and or cracked nipple)

Payudara Bengkak (Engorgement)

Penyebab

Payudara bengkak disebabkan karena menyusui yang tidak kontinyu, sehingga sisa ASI terkumpul pada daerah duktus. Hal ini dapat terjadi pada hari ke tiga setelah melahirkan. Selain itu, penggunaan bra yang ketat serta keadaan puting susu yang tidak bersih dapat menyebabkan sumbatan pada duktus.


Gejala


Perlu dibedakan antara payudara bengkak dengan payudara penuh. Pada payudara bengkak: payudara odem, sakit, puting susu kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, dan ASI tidak keluar kemudian badan menjadi demam setelah 24 jam. Sedangkan pada payudara penuh: payudara terasa berat, panas dan keras. Bila ASI dikeluarkan tidak ada demam.


Pencegahan



  1. Menyusui bayi segera setelah lahir dengan posisi dan perlekatan yang benar.

  2. Menyusui bayi tanpa jadwal (nir jadwal dan on demand).

  3. Keluarkan ASI dengan tangan/pompa bila produksi melebihi kebutuhan bayi.

  4. Jangan memberikan minuman lain pada bayi.

  5. Lakukan perawatan payudara pasca persalinan (masase, dan sebagainya).


Penatalaksanaan



  1. Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek, sehingga lebih mudah memasukkannya ke dalam mulut bayi.

  2. Bila bayi belum dapat menyusu, ASI dikeluarkan dengan tangan atau pompa dan diberikan pada bayi dengan cangkir/sendok.

  3. Tetap mengeluarkan ASI sesering yang diperlukan sampai bendungan teratasi.

  4. Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberi kompres hangat dan dingin.

  5. Bila ibu demam dapat diberikan obat penurun demam dan pengurang sakit.

  6. Lakukan pemijatan pada daerah payudara yang bengkak, bermanfaat untuk membantu memperlancar pengeluaran ASI.

  7. Pada saat menyusui, sebaiknya ibu tetap rileks.

  8. Makan makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan perbanyak minum.


Referensi

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 47-49).

http://library.usu.ac.id/download/fk/obstetri-daulat.pdf Sibuea, D. 2003. Problema Ibu Menyusui Bayi. Diunduh 17 November 2009 – 08: 13 PM.

http://www.idai.or.id/asi/artikel.asp?q=2009421101430 2009. Payudara Bengkak. Diunduh 17 November 2009 – 07: 35 PM.

http://www.menyusui.net/problem-menyusui/bila-payudara-bengkak-saat-menyusui/ Kurniasih, D. 2008. Bila Payudara Bengkak Saat Menyusui. 17 November 2009 – 07: 33 PM.

Program Manajemen Laktasi, 2004. Buku Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta. (bab 5, hlm : 3)

Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. (hlm: 105-107)

Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 54-55).

http://askep-askeb.cz.cc/
Baca Selengkapnya - Payudara Bengkak (Engorgement)

Manfaat Pemberian ASI Untuk Bayi

ASI adalah makanan yang terbaik untuk bayi. ASI tidak hanya memberikan manfaat untuk bayi saja, melainkan untuk ibu, keluarga dan negara.

Manfaat ASI untuk Bayi



  1. Nutrien (zat gizi) dalam ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.

  2. ASI mengandung zat protektif.

  3. Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan bagi ibu dan bayi.

  4. Menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi baik.

  5. Mengurangi kejadian karies dentis.

  6. Mengurangi kejadian maloklusi.


Nutrien (zat gizi) dalam ASI sesuai dengan kebutuhan bayi


Zat gizi yang terdapat dalam ASI antara lain: lemak, karbohidrat, protein, garam dan mineral, serta vitamin. ASI memberikan seluruh kebutuhan nutrisi dan energi selama 1 bulan pertama, separuh atau lebih nutrisi selama 6 bulan kedua dalam tahun pertama, dan 1/3 nutrisi atau lebih selama tahun kedua.


Gambar1. Manfaat ASI sebagai nutrient lengkap

Gambar 1. Manfaat ASI sebagai nutrient lengkap

http://askep-askeb.cz.cc/

ASI mengandung zat protektif

Dengan adanya zat protektif yang terdapat dalam ASI, maka bayi jarang mengalami sakit. Zat-zat protektif tersebut antara lain:



  1. Laktobasilus bifidus (mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam asetat, yang membantu memberikan keasaman pada pencernaan sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme).

  2. Laktoferin, mengikat zat besi sehingga membantu menghambat pertumbuhan kuman.

  3. Lisozim, merupakan enzim yang memecah dinding bakteri dan anti inflamatori bekerjasama dengan peroksida dan askorbat untuk menyerang E-Coli dan Salmonela.

  4. Komplemen C3 dan C4.

  5. Faktor anti streptokokus, melindungi bayi dari kuman streptokokus.

  6. Antibodi.

  7. Imunitas seluler, ASI mengandung sel-sel yang berfungsi membunuh dan memfagositosis mikroorganisme, membentuk C3 dan C4, lisozim dan laktoferin.

  8. Tidak menimbulkan alergi.


Gambar2. Manfaat ASI sebagai zat protektifGambar 2. Manfaat ASI sebagai zat protektif


Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan bagi ibu dan bayi.

Pada saat bayi kontak kulit dengan ibunya, maka akan timbul rasa aman dan nyaman bagi bayi. Perasaan ini sangat penting untuk menimbulkan rasa percaya (basic sense of trust).


Gambar3. Manfaat ASI sebagai efek psikologisGambar 3. Manfaat ASI sebagai efek psikologis


Menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi baik.

Bayi yang mendapatkan ASI akan memiliki tumbuh kembang yang baik. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan berat badan bayi dan kecerdasan otak baik.



Gambar4. Manfaat ASI meningkatkan kecerdasan Gambar 4. Manfaat ASI meningkatkan kecerdasan


Mengurangi kejadian karies dentis.

Insidensi karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI. Kebiasaan menyusu dengan botol atau dot akan menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan susu formula sehingga gigi menjadi lebih asam.


Mengurangi kejadian maloklusi.

Penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusui dengan botol dan dot.


Referensi

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 17-24)

http://parekita.wordpress.com/2008/10/17/managemen-menyusui/ Ardiyanto, T. 2008. Manajemen Menyusui. Diunduh 23 September 2009, 07:52 WIB.

http://www.geocities.com/bpniludhiana/bfeeding.htm Diunduh 23 September 2009, 08:02 WIB.

http://www.gizi.net/asi/download/KEUNGGULAN%20ASI%20DAN%20MANFAAT%20MENYUSUI.doc Diunduh 23 September 2009, 08:07 WIB.

http://www.indianwomenshealth.com/Healthy-Breast-Feeding-93.aspx Diunduh 23 September 2009, 07:58 WIB.

http://www.klikdokter.com/illness/detail/133 Masa Menyusui. Diunduh 23 September 2009, 07:05 WIB.

Program Manajemen Laktasi, 2004. Buku Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta. (bab 3, hlm : 3-10)

Pusdiknakes, 2003. Buku 4: Asuhan Kebidanan Post Partum. (hlm: 25)

Roesli, U. 2008. Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta: Pustaka Bunda. (hlm: 40-49)

Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. (hlm: 31-34)

http://askep-askeb.cz.cc/
Baca Selengkapnya - Manfaat Pemberian ASI Untuk Bayi

Manfaat ASI Bagi Ibu

Manfaat ASI bagi ibu dapat ditinjau dari tiga aspek, yaitu:

  1. Aspek kesehatan ibu.

  2. Aspek keluarga berencana.

  3. Aspek psikologis.


Aspek kesehatan ibu

Hisapan bayi akan merangsang terbentuknya oksitosin yang membantu involusi uteri dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan, mengurangi prevalensi anemia dan mengurangi terjadinya karsinoma indung telur dan mammae, mengurangi angka kejadian osteoporosis dan patah tulang panggul setelah menopause, serta menurunkan kejadian obesitas karena kehamilan.


Gambar 1. Manfaat menyusui untuk mencegah kanker payudaraGambar 1. Manfaat menyusui untuk mencegah kanker payudara

http://askep-askeb.cz.cc/

Aspek keluarga berencana

Menyusui secara eksklusif dapat menjarangkan kehamilan. Hormon yang mempertahankan laktasi menekan ovulasi sehingga dapat menunda kesuburan. Menyusui secara eksklusif dapat digunakan sebagai kontrasepsi alamiah yang sering disebut metode amenorea laktasi (MAL).


Gambar 2. Manfaat menyusui untuk keluarga berencanaGambar 2. Manfaat menyusui untuk keluarga berencana


Aspek psikologis

Perasaan bangga dan dibutuhkan sehingga tercipta hubungan atau ikatan batin antara ibu dan bayi


Gambar 3. Manfaat menyusui untuk psikologis ibu dan bayiGambar 3. Manfaat menyusui untuk psikologis ibu dan bayi


Referensi

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 17-24)

http://parekita.wordpress.com/2008/10/17/managemen-menyusui/ Ardiyanto, T. 2008. Manajemen Menyusui. Diunduh 23 September 2009, 07:52 WIB.

http://www.geocities.com/bpniludhiana/bfeeding.htm Diunduh 23 September 2009, 08:02 WIB.

http://www.gizi.net/asi/download/KEUNGGULAN%20ASI%20DAN%20MANFAAT%20MENYUSUI.doc Diunduh 23 September 2009, 08:07 WIB.

http://www.indianwomenshealth.com/Healthy-Breast-Feeding-93.aspx Diunduh 23 September 2009, 07:58 WIB.

http://www.klikdokter.com/illness/detail/133 Masa Menyusui. Diunduh 23 September 2009, 07:05 WIB.

Program Manajemen Laktasi, 2004. Buku Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta. (bab 3, hlm : 3-10)

Pusdiknakes, 2003. Buku 4: Asuhan Kebidanan Post Partum. (hlm: 25)

Roesli, U. 2008. Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta: Pustaka Bunda. (hlm: 40-49)

Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. (hlm: 31-34)

http://askep-askeb.cz.cc/

"
Baca Selengkapnya - Manfaat ASI Bagi Ibu

Manfaat ASI Untuk Keluarga

Manfaat ASI untuk keluarga, dapat dilihat dari aspek:

  1. Aspek ekonomi.

  2. Aspek psikologis.

  3. Aspek kemudahan.


Aspek ekonomi

Manfaat ASI dilihat dari aspek ekonomi adalah:



  1. ASI tidak perlu dibeli.

  2. Mudah dan praktis.

  3. Mengurangi biaya berobat.


Gambar 1. Manfaat ASI untuk keluarga ditinjau dari aspek ekonomiGambar 1. Manfaat ASI untuk keluarga ditinjau dari aspek ekonomi


Aspek psikologis

Dengan memberikan ASI, maka kebahagiaan keluarga menjadi bertambah, kelahiran jarang, kejiwaan ibu baik dan tercipta kedekatan antara ibu-bayi dan anggota keluarga lain.


Aspek kemudahan

Menyusui sangat praktis, dapat diberikan kapan saja dan dimana saja.


Gambar 2. Manfaat ASI ditinjau dari aspek kemudahan (saat bekerja)Gambar 2. Manfaat ASI ditinjau dari aspek kemudahan (saat bekerja)


Referensi

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 17-24)

http://parekita.wordpress.com/2008/10/17/managemen-menyusui/ Ardiyanto, T. 2008. Manajemen Menyusui. Diunduh 23 September 2009, 07:52 WIB.

http://www.geocities.com/bpniludhiana/bfeeding.htm Diunduh 23 September 2009, 08:02 WIB.

http://www.gizi.net/asi/download/KEUNGGULAN%20ASI%20DAN%20MANFAAT%20MENYUSUI.doc Diunduh 23 September 2009, 08:07 WIB.

http://www.indianwomenshealth.com/Healthy-Breast-Feeding-93.aspx Diunduh 23 September 2009, 07:58 WIB.

http://www.klikdokter.com/illness/detail/133 Masa Menyusui. Diunduh 23 September 2009, 07:05 WIB.

Program Manajemen Laktasi, 2004. Buku Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta. (bab 3, hlm : 3-10)

Pusdiknakes, 2003. Buku 4: Asuhan Kebidanan Post Partum. (hlm: 25)

Roesli, U. 2008. Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta: Pustaka Bunda. (hlm: 40-49)

Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. (hlm: 31-34)

http://askep-askeb.cz.cc/
Baca Selengkapnya - Manfaat ASI Untuk Keluarga

Upaya Memperbanyak ASI

Air susu ibu (ASI) adalah cairan kehidupan terbaik yang sangat dibutuhkan oleh bayi. ASI mengandung berbagai zat yang penting untuk tumbuh kembang bayi dan sesuai dengan kebutuhannya.

Meski demikian, tidak semua ibu mau menyusui bayinya karena berbagai alasan. Misalnya takut gemuk, sibuk, payudara kendor dan sebagainya. Di lain pihak, ada juga ibu yang ingin menyusui bayinya tetapi mengalami kendala. Biasanya ASI tidak mau keluar atau produksinya kurang lancar.


Banyak hal yang dapat mempengaruhi produksi ASI. Produksi dan pengeluaran ASI dipengaruhi oleh dua hormon, yaitu prolaktin dan oksitosin. Prolaktin mempengaruhi jumlah produksi ASI, sedangkan oksitosin mempengaruhi proses pengeluaran ASI. Prolaktin berkaitan dengan nutrisi ibu, semakin asupan nutrisinya baik maka produksi yang dihasilkan juga banyak.


Namun demikian, untuk mengeluarkan ASI diperlukan hormon oksitosin yang kerjanya dipengaruhi oleh proses hisapan bayi. Semakin sering puting susu dihisap oleh bayi maka semakin banyak pula pengeluaran ASI. Hormon oksitosin sering disebut sebagai hormon kasih sayang. Sebab, kadarnya sangat dipengaruhi oleh suasana hati, rasa bahagia, rasa dicintai, rasa aman, ketenangan, relaks.

http://askep-askeb.cz.cc/

Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI:



  1. Makanan.

  2. Ketenangan jiwa dan pikiran.

  3. Penggunaan alat kontrasepsi.

  4. Perawatan payudara.

  5. Anatomis payudara.

  6. Faktor fisiologi.

  7. Pola istirahat.

  8. Faktor isapan anak atau frekuensi penyusuan.

  9. Faktor obat-obatan.

  10. Berat lahir bayi.

  11. Umur kehamilan saat melahirkan.

  12. Konsumsi rokok dan alkohol.


Makanan

Makanan yang dikonsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh terhadap produksi ASI. Apabila makanan yang ibu makan cukup akan gizi dan pola makan yang teratur, maka produksi ASI akan berjalan dengan lancar.


Ketenangan jiwa dan pikiran

Untuk memproduksi ASI yang baik, maka kondisi kejiwaan dan pikiran harus tenang. Keadaan psikologis ibu yang tertekan, sedih dan tegang akan menurunkan volume ASI.


Penggunaan alat kontrasepsi

Penggunaan alat kontrasepsi pada ibu menyusui, perlu diperhatikan agar tidak mengurangi produksi ASI. Contoh alat kontrasepsi yang bisa digunakan adalah kondom, IUD, pil khusus menyusui ataupun suntik hormonal 3 bulanan.


Perawatan payudara

Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara mempengaruhi hipofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin.


Anatomis payudara

Jumlah lobus dalam payudara juga mempengaruhi produksi ASI. Selain itu, perlu diperhatikan juga bentuk anatomis papila atau puting susu ibu.


Faktor fisiologi

ASI terbentuk oleh karena pengaruh dari hormon prolaktin yang menentukan produksi dan mempertahankan sekresi air susu.


Pola istirahat

Faktor istirahat mempengaruhi produksi dan pengeluaran ASI. Apabila kondisi ibu terlalu capek, kurang istirahat maka ASI juga berkurang.


Faktor isapan anak atau frekuensi penyusuan

Semakin sering bayi menyusu pada payudara ibu, maka produksi dan pengeluaran ASI akan semakin banyak. Akan tetapi, frekuensi penyusuan pada bayi prematur dan cukup bulan berbeda. Studi mengatakan bahwa pada produksi ASI bayi prematur akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali per hari selama bulan pertama setelah melahirkan. Pemompaan dilakukan karena bayi prematur belum dapat menyusu. Sedangkan pada bayi cukup bulan frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali perhari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan berhubungan dengan produksi ASI yang cukup. Sehingga direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah melahirkan. Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.


Berat lahir bayi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan menghisap ASI yang lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500 gr). Kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI.


Umur kehamilan saat melahirkan

Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi poduksi ASI. Hal ini disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu menghisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir cukup bulan. Lemahnya kemampuan menghisap pada bayi prematur dapat disebabkan berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organ.


Konsumsi rokok dan alkohol

Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin.


Meskipun minuman alkohol dosis rendah disatu sisi dapat membuat ibu merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI namun disisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin.


Referensi

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 27-29)

http://futabashou534.multiply.com/journal/item/34/Memperlancar_ASI. 2007

Memperlancar ASI. Diunduh 26 September 2009 – 07:20 PM

http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-arifin.pdf Siregar, A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI oleh Ibu. FKM USU. Diunduh 31 Oktober 2009. 06:11 PM.

http://www.damandiri.or.id/file/evawanyaritonangipbbab2.pdf Peran ASI bagi Bayi

Produksi ASI dan Faktor yang Mempengaruhinya. Diunduh 2 November 2009 – 08:09 PM

http://askep-askeb.cz.cc/
Baca Selengkapnya - Upaya Memperbanyak ASI

Kunjungan Ulang Antenatal

Kunjungan ulang yaitu setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama.

Kunjungan ulang dilakukan/ dijadwalkan setiap 4 minggu sekali sampai umur 28 minggu. Selanjutnya tiap 2 minggu sekali sampai umur kehamilan 36 minggu dan setiap minggu sampai bersalin.


INGAT : Wanita hamil seyogyanya melakukan kunjungan antenatal sebanyak 4 kali selama kehamilan.


Kunjungan antenatal pertama : riwayat ibu dan pemeriksaan fisik.


Kunjungan antenatal ulang : pendektesian komplikasi-komplikasi ibu dan janin, mempersiapkan kelahiran dan kegawatan, pemeriksaan fisik yang terfokus dan pengajaran.


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan kunjungan ulang:



  1. Pihak Ibu

  2. Pihak Bayi

  3. Pemeriksaan Laboratorium/ Penunjang


Pihak Ibu


Riwayat kehamilan sekarang



  • Setiap masalah atau tanda-tanda bahaya : perdarahan vagina, sakit kepala yang hebat, perubahan visual secara tiba-tiba, nyeri abdomen yang hebat, bengkak pada muka/ tangan, gerak janin berkurang.

  • Keluhan-keluhan lazim kehamilan : pegel-pegel, kram pada kaki, sering kencing, pigmentasi kulit, sembelit.

  • Kekhawatiran-kekhawatiran lain : apakah bayi yang dikandungnya sehat, melahirkan itu sakit.

  • Perasaan ibu pada kunjungan sekarang.
http://askep-askeb.cz.cc/

Pemeriksaan fisik


Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan tekanan darah; berat badan; tinggi fundus uteri (tafsiran berat janin); auskultasi (mengetahui denyut jantung janin); palpasi abdominal untuk mendeteksi kehamilan ganda (setelah UK 28 minggu); manuver Leopold untuk mendeteksi kedudukan abnormal (setelah 36 minggu).


Pemeriksaan keadaan umum


Pemeriksaan keadaan umum meliputi penampilan; sikap tubuh dan emosi ibu.


Pihak Bayi


Pada bayi yang perlu dikaji adalah gerakan janin; denyut jantung janin (DJJ), dilakukan setelah UK 12 minggu; tafsiran berat janin (TBJ); letak dan presentasi, engagement (masuknya kepala ke panggul); kehamilan kembar/ tunggal.


Laboratorium


Pemeriksaan penunjang laboratorium yang dapat dilakukan pada kunjungan ulang antenatal adalah : Hemoglobin (Hb), hematokrit (Hmt); STS (Serologic test for syphilis) pada trimester III diulang; Kultur untuk gonokokus; Protein urin; Gula dalam darah; VDRL


Pendidikan Kesehatan dan Persiapan Kelahiran serta Kegawatdaruratan



  1. Memberitahu ibu mengenai ketidaknyamanan normal yang dialami.

  2. Menanyakan pada ibu mengenai kondisi nutrisi, tambahan zat besi dan anti tetanus.

  3. Ajarkan ibu mengenai (sesuai umur kehamilan), yaitu pemberian ASI, KB, latihan/ olahraga ringan, istirahat, nutrisi.

  4. Diskusikan mengenai rencana persalinan kelahiran/ kegawatdaruratan.

  5. Ajari ibu tanda bahaya, pastikan ibu memahami apa yang akan dilaksanakan jika menemukan tanda bahaya.

  6. Jadwalkan kunjungan berikutnya.

  7. Mencatat kunjungan dengan SOAP.


Referensi

Pusdiknakes, 2001. Buku 2 Asuhan Antenatal.

Sarwono, 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.

http://askep-askeb.cz.cc/
Baca Selengkapnya - Kunjungan Ulang Antenatal

Abses Payudara

Abses payudara berbeda dengan mastitis. Abses payudara terjadi apabila mastitis tidak tertangani dengan baik, sehingga memperberat infeksi.

Gejala



  1. Sakit pada payudara ibu tampak lebih parah.

  2. Payudara lebih mengkilap dan berwarna merah.

  3. Benjolan terasa lunak karena berisi nanah.


Penanganan



  1. Teknik menyusui yang benar.

  2. Kompres payudara dengan air hangat dan air dingin secara bergantian.

  3. Meskipun dalam keadaan mastitis, harus sering menyusui bayinya.

  4. Mulailah menyusui pada payudara yang sehat.

  5. Hentikan menyusui pada payudara yang mengalami abses, tetapi ASI harus tetap dikeluarkan.

  6. Apabila abses bertambah parah dan mengeluarkan nanah, berikan antibiotik.

  7. Rujuk apabila keadaan tidak membaik.


Abses PayudaraGambar. Abses payudara


Referensi

library.usu.ac.id/download/fk/obstetri-daulat.pdf Sibuea, D. 2003. Problema Ibu Menyusui Bayi. Diunduh 17 November 2009 – 08: 13 PM.

Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. (hlm: 109-110)

Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 56-57).

http://askep-askeb.cz.cc/
Baca Selengkapnya - Abses Payudara

Masalah Menyusui Masa Antenatal

Masalah yang timbul pada periode ini adalah :

  1. Kurang/salahnya pemberian informasi.

  2. Puting susu terbenam (retracted) atau puting susu datar.


Kurang/Salahnya Pemberian Informasi

Kebanyakan ibu masih beranggapan bahwa susu formula jauh lebih baik daripada ASI, sehingga apabila ASI dianggap kurang dengan segera menggunakan susu formula. Pada saat pemeriksaan kehamilan, pendidikan kesehatan tentang menyusui yang diberikan oleh petugas kesehatanpun juga masih kurang.


Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat pemeriksaan kehamilan tentang menyusui adalah :



  1. Fisiologi laktasi.

  2. Keuntungan/ manfaat pemberian ASI.

  3. Manfaat dari rawat gabung.

  4. Teknik menyusui yang benar.

  5. Kerugian susu formula.

  6. Dukungan pemberian ASI eksklusif.


Puting Susu Terbenam (Retracted) atau Puting Susu Datar

Bentuk anatomis dari papila atau puting susu yang tidak menguntungkan juga mempengaruhi proses menyusui. Meskipun pada masa antenatal telah dilakukan perawatan payudara dengan teknik Hoffman, yaitu dengan menarik-narik puting ataupun penggunaan breast shield dan breast shell.


Hal yang paling efisien dilakukan adalah isapan langsung yang kuat oleh bayi. Oleh karena itu, segera setelah bayi lahir lakukan:



  1. Biarkan bayi menyusu sedini mungkin dan lakukan kontak skin-to-skin.

  2. Lakukan inisiasi menyusu dini (IMD).

  3. Apabila puting benar-benar tidak muncul, lakukan penarikan dengan nipple puller atau menggunakan spuit.

  4. Bayi tetap disusui dengan sedikit penekanan pada areola mammae dengan jari.

  5. Bila ASI penuh, lakukan pemerasan dan berikan dengan sendok, cangkir ataupun teteskan langsung ke mulut bayi.


Referensi

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 43-45).

Program Manajemen Laktasi, 2004. Buku Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta. (bab 5, hlm : 1-2)

http://askep-askeb.cz.cc/
Baca Selengkapnya - Masalah Menyusui Masa Antenatal

Mastitis

Mastitis adalah peradangan pada payudara.


Mastitis ini dapat terjadi kapan saja sepanjang periode menyusui, tapi paling sering terjadi antara hari ke-10 dan hari ke-28 setelah kelahiran.


mastitisGambar. Mastitis


Penyebab



  1. Payudara bengkak yang tidak disusukan secara adekuat.

  2. Bra yang terlalu ketat.

  3. Puting susu lecet yang menyebabkan infeksi.

  4. Asupan gizi kurang, istirahat tidak cukup dan terjadi anemia.


Gejala



  1. Bengkak dan nyeri.

  2. Payudara tampak merah pada keseluruhan atau di tempat tertentu.

  3. Payudara terasa keras dan berbenjol-benjol.

  4. Ada demam dan rasa sakit umum.


Penanganan



  1. Payudara dikompres dengan air hangat.

  2. Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan pengobatan analgetika.

  3. Untuk mengatasi infeksi diberikan antibiotika.

  4. Bayi mulai menyusu dari payudara yang mengalami peradangan.

  5. Anjurkan ibu selalu menyusui bayinya.

  6. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat cukup.


Referensi

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 49-50).

bayisehat.com/breastfeeding-mainmenu-33/430-mastitis-laktasi.html 2009. Mastitis Laktasi. Diunduh 18 November 2009 – 09:22 PM.

library.usu.ac.id/download/fk/obstetri-daulat.pdf Sibuea, D. 2003. Problema Ibu Menyusui Bayi. Diunduh 17 November 2009 – 08: 13 PM.

Program Manajemen Laktasi, 2004. Buku Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta. (bab 5, hlm : 3-4)

Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. (hlm: 109)

Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 55-56).

http://askep-askeb.cz.cc/
Baca Selengkapnya - Mastitis

Arsip

0-Asuhan Kebidanan (Dokumen Word-doc) 0-KTI Full Keperawatan (Dokumen Word-doc) Anak Anatomi dan Fisiologi aneh lucu unik menarik Antenatal Care (ANC) Artikel Bahasa Inggris Asuhan Kebidanan Asuhan Keperawatan Komunitas Asuransi Kesehatan Berita Hiburan Berita Terkini Kesehatan Berita Tips Twitter Celeb contoh Daftar Pustaka Contoh KTI Contoh KTI Kebidanan Farmakologi (Farmasi) Gadar-kegawatdaruratan Gizi Handphone Hirschsprung Hukum Kesehatan Humor Segar (Selingan) Imunisasi Info Lowongan Kerja Kesehatan Intranatal Care (INC) Jiwa-Psikiatri kamus medis kesehatan online Kebidanan Fisiologis Kebidanan Patologis Keluarga Berencana (KB) Keperawatan Gerontology Kesehatan Anak (UMUM) Kesehatan Bayi (untuk UMUM) Kesehatan Haji Kesehatan Ibu Hamil (untuk UMUM) Kesehatan Ibu Menyusui (untuk UMUM) Kesehatan Pria (untuk UMUM) Kesehatan Remaja Kesehatan Reproduksi (Kespro) Kesehatan Wanita (untuk UMUM) Koleksi Skripsi Umum Konsep Dasar KTI D-3 Kebidanan KTI Skripsi Keperawatan kumpulan askep Laboratorium Lain-lain Makalah Keperawatan Kebidanan Managemen Kesehatan Mikrobiologi Motivasi Diri Napza dan zat Adiktif Neonatus dan Bayi News Penyakit Menular potensi KLB Penyakit Menular Seksual (PMS) Postnatal Care (PNC) Protap-SOP Psikologi-Psikiater (UMUM) Reformasi Kesehatan Sanitasi (Penyehatan Lingkungan) Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Sistem Endokrin Sistem Immunologi Sistem Indera Sistem Integumen Sistem Kardiovaskuler Sistem Muskuloskeletal Sistem Neurologis Sistem Pencernaan Sistem Perkemihan Sistem Pernafasan Surveilans Penyakit Teknologi Tips dan Tricks Seks Tips Facebook Tips Karya Tulis Ilmiah (KTI) Tips Kecantikan Tips Kesehatan Umum Tokoh Kesehatan Tutorial Blogging Youtuber