Cari Blog Ini

Hubungan Luka Jahitan Perineum Terhadap Hubungan Seks Pasca Nifas

Melahirkan bayi adalah proses alamiah yang dialami para wanita, namun masih banyak pria yang sulit menghadapi bahwa tubuh wanita tidak bisa berubah begitu saja secara dramatis pasca melahirkan bayi mereka. Banyak dari para pria yang berfikiran, begitu bayi mereka lahir, segalanya akan kembali normal, dalam artian tubuh sang istri akan kembali normal seperti sediakala. Begitu juga dalam hal seks, padahal pada tahap tersebut sang istri belum siap untuk melakukan hubungan seks secara normal melaui vagina. Akibatnya, gairah menurun dan enggan untuk berhubungan seksual.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapat untuk mengetahui hubungan luka jahitan perineum terhadap seks pasca nifas di Desa Gotong Royong Terbanggi Subing Kecamatan Gunung Sugih Kebupaten Lampung Tengah pada tahun 2010, dengan subjek penelitian adalah ibu pasca nifas 40 hari-3 bulan dan objek penelitian adalah hubungan luka jahitan perineum dan seks pasca nifas.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan populasi ibu pasca nifas di Desa Gotong Royong Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah pada bulan Januari – Juni 2010 berjumlah 53 orang dan sampel diambil dengan metode accidental sampling, sehingga jumlah sampel diambil dari ibu pasca nifas 40 hari sampai 3 bulan yang ada pada bulan Juni sejumlah 30 orang ibu. Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode angket dan alat ukur berupa lembar cecklist.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil bahwa bahwa sebagian besar responden telah melakukan hubungan seks (53,33%), dimana waktu memulai hubungan seks sebagian besar pada waktu <> x2 tabel: 3,841 sehingga Ho ditolak yang menyatakan bahwa ada hubungan antara luka jahitan perineum dengan hubungan seks pasca nifas
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini terdapat hubungan antara luka jahitan perineum dengan seks pasca nifas pada ibu pasca nifas di Desa Gotong Royong Terbanggi Subing Kecamatan Gunung Sugih Kebupaten Lampung Tengah pada tahun 2010.

Kata Kunci : Luka jahitan perineum, Seks Pasca Nifas

DAFTAR ISI:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Masa Nifas/Post Partum
2.1.1 Tujuan Asuhan Masa Nifas
2.1.2 Periode Masa Nifas
2.1.3 Kunjungan Masa Nifas
2.1.4 Ibu Pasca Nifas
2.1.5 Pengertian Seksual
2.2 Seksual Pasca Nifas
2.3 Hubungan Luka Jahitan Perineum dan Hubungan Seks Pasca Nifas

BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Racangan Penelitian
3.2 Populasi dan Sampel
3.3 Lokasi Penelitian
3.4 Variabel Penelitian
3.5 Instrumen dan Cara Pengumpulan Data
3.6 Pengumpulan Data
3.7 Pengolahan Data
3.8 Analisa Data
3.9 Kerangka Konsep
3.10 Definisi Operasional
3.11 Hipotesisi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.2 Hasil Penelitian
4.2 Pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Baca Selengkapnya - Hubungan Luka Jahitan Perineum Terhadap Hubungan Seks Pasca Nifas

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Antenatal Care

Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan dan kualitas pelayanan obstetri dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Balita (AKB) di wilayah tersebut. Di Indonesia, berdasarkan perhitungan oleh BPS diperoleh AKI tahun 2007 sebesar 248/100.000 KH. Jika dibandingkan dengan AKI tahun 2005 sebesar 307/100.000 KH, AKI tersebut sudah jauh menurun, namun masih jauh dari target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 (102/100.000 KH) sehingga masih memerlukan kerja keras dari semua komponen untuk mencapai target tersebut.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran pengetahuan ibu tentang ANC di Puskesmas Pekalongan Lampung Timur Tahun 2010, dengan subjek penelitian adalah ibu hamil yang melakukan ANC dan objek penelitian pengetahuan tentang ANC.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan populasi adalah seluruh ibu yang melakukan ANC dari bulan Januari-Juni 2010 di Puskesmas Pekalongan yang berjumlah 171 ibu dan pengambilan sampel dengan tehnik accidental sampling sehingga sampel yang diperoleh sebanyak 23 orang ibu yang melakukan ANC di bulan Juni 2010. Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode angket dan alat ukur berupa kuisioner untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang ANC di Puskesmas Pekalongan Lampung Timur Tahun 2010 sebagian besar adalah dengan pengetahuan kurang yaitu sebanyak 16 orang ibu (69,57%), pengetahuan cukup sebanyak 2 orang ibu (8,70%), pengetahuan tidak baik sebanyak 5 orang ibu (21,74%) dan tidak terdapat ibu dengan pengetahuan yang baik
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini Gambaran Pengetahuan Ibu tentang ANC di Puskesmas Pekalongan Lampung Timur Tahun 2010 secara umum adalah dengan pengetahuan kurang.

Kata Kunci : Ibu, Pengetahuan, ANC

DAFTAR ISI


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Ruang Lingkup Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mastitis
2.2 Kehamilan
2.3 Antenatal
2.3.1 Pengertian
2.3.2 Tujuan Antenatal Care
2.3.3 Pencegahan

BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
3.2 Populasi dan Sampel
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.4 Instrumen Penelitian
3.5 Tehnik Pengumpulan Data
3.6 Analisa Data
3.7 Kerangka Konsep
3.8 Definisi Operasional

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Lokais Penelitian
4.1.2 Pengolahan Data
4.2 Pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Baca Selengkapnya - Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Antenatal Care

Gambaran Pengetahuan Ibu yang Memiliki Bayi Umur 0-1 Tahun Tentang ISPA

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan “Suatu penyakit Inpeksi yang menyerang saluran pernafasan mulai dari hidung sampai paru-paru dan bersifat akut”. ISPA merupakan masalah kesehatan karena penyakit ISPA merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada golongan usia balita. ISPA di Indonesia menempati urutan pertama penyebab kematian bayi dan balita. Survey mortalitas yang dilakukan oleh Subdit ISPA tahun 2007 menempatkan ISPA (pneumonia) sebagai penyebab kematian dengan presentasi 22,30% dari seluruh kematian balita. Kejadian ISPA terkait erat dengan pengetahuan tentang ISPA yang dimiliki oleh masyarakat khususnya ibu, karena ibu sebagai penanggungjawab utama dalam pemeliharaan kesejahteraan keluarga.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Bayi Umur 0-1 Tahun tentang ISPA di Puskesmas Pekalongan Lampung Timur Tahun 2010, dengan subjek penelitian adalah ibu yang memiliki balita 0-1 tahun dan objek penelitian pengetahuan tentang ISPA.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan populasi adalah seluruh Ibu Yang Memiliki Bayi Umur 0-1 Tahun di Puskesmas Pekalongan yang berjumlah 149 siswa dan pengambilan sampel dengan tehnik total sampling sehingga sampel yang diambil sebanyak 149 orang ibu. Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode angket dan alat ukur berupa kuisioner untuk mengukur tingkat pengetahuan.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil bahwa tingkat pengetahuan Ibu Yang Memiliki Bayi Umur 0-1 Tahun tentang ISPA di Puskesmas Pekalongan Lampung Timur Tahun 2010 sebagian besar adalah dengan pengetahuan kurang yaitu sebanyak 78 orang ibu (52,35%), pengetahuan cukup sebanyak 53 orang ibu (35,57%), pengetahuan baik sebanyak 15 orang ibu (10,07%) dan paling sedikit pengetahuan kurang sekali sebanyak 3 orang ibu (2,01%)
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini Gambaran Pengetahuan Ibu Yang Memiliki Bayi Umur 0-1 Tahun tentang ISPA di Puskesmas Pekalongan Lampung Timur Tahun 2010 secara umum adalah dengan pengetahuan kurang.

Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu Balita 0-1 Tahun, ISPA

DAFTAR ISI:

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Ruang Lingkup Penelitian
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Pengetahuan
2. ISPA
B. Kerangka Konsep
C. Definisi Operasional

BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Rencana Penelitian
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
2. Sampel
C. Waktud an Tempat Penelitian
D. Variabel Penelitian
E. Alat Ukur dan Pengukuran Variabel
F. Tehnik Pengumpulan Data
G. Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAM
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
2. Hasil Penelitian
B. Pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Baca Selengkapnya - Gambaran Pengetahuan Ibu yang Memiliki Bayi Umur 0-1 Tahun Tentang ISPA

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda-tanda Bahaya Kehamilan

Sebagai tolok ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator terpenting untuk menilai kualitas pelayanan obstetri dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Balita (AKB) di wilayah tersebut. Di Indonesia, berdasarkan perhitungan oleh BPS diperoleh AKI tahun 2007 sebesar 248/100.000 KH. Jika dibandingkan dengan AKI tahun 2005 sebesar 307/100.000 KH, AKI tersebut sudah jauh menurun, namun masih jauh dari target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 (102/100.000 KH).
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan di RB Kartini Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah tahun 2010, dengan subjek penelitian adalah Ibu Hamil yang melakukan ANC di RB Kartini Kecamatan Kalirejo dan objek penelitian pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan populasi adalah seluruh Ibu Hamil yang melakukan ANC di RB Kartini Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah pada bulan Mei-Juni 2010 dan pengambilan sampel dengan metode accidental sampling sehingga sampel yang diambil yaitu sebanyak 43 responden. Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode angket dan alat ukur berupa kuisioner untuk mengukur pengetahuan ibu.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil bahwa Pengetahuan Ibu Hamil tentang Tanda-tanda Bahaya Kehamilan di RB Kartini Kalirejo Lampung Tengah adalah dengan pengetahuan cukup sebanyak 20 orang ibu (46,50%), pengetahuan Kurang sebanyak 17 orang ibu (39,53%), pengetahuan Baik sebanyak 5 orang ibu (11,62%) dan paling sedikit pengetahuan Tidak baik sebanyak 1 orang ibu (2,35%).
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang Tanda-tanda Bahaya Kehamilan di RB Kartini Kalirejo Lampung Tengah adalah sebagian besar dengan tingkat pengetahuan yang Cukup.

Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu Hamil, Tanda Bahaya Kehamilan

DAFTAR ISI :
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Ruang Lingkup Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.2 Kehamilan
2.3 Tanda-tanda Bahaya Kehamilan





BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1
Rancangan Penelitian
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
3.2.2 Sampel
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.4 Variabel Penelitian
3.5 Instrumen Penelitian
3.6 Tehnik Pengumpulan Data
3.7 Analisa Data
3.8 Kerangka Konsep
3.9 Definisi Operasional

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.2 Hasil Penelitian
4.2 Pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Baca Selengkapnya - Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda-tanda Bahaya Kehamilan

Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Pada Balita

Salah satu masalah pokok kesehatan di negara sedang berkembang adalah masalah gangguan terhadap kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh kekurangan gizi. Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah kurang energi protein, Anemia zat Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), dan Kurang Vitamin A (KVA). Di Indonesia angka kejadian KEP berkisar 10 % dari 4.723.611 balita menurut laporan Depkes RI tahun 2003, di Lampung sendiri angka penderita KEP pada balita yang ada yaitu sebesar 12,75 % dari 336.111 balita yang diukur
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi pada Balita di Desa Srikaton Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah, dengan subjek penelitian adalah balita dan objek penelitian adalah faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi pada balita.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan populasi adalah keseluruhan balita yang berada di wilayah Desa Srikaton Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah dengan jumlah populasi 409 balita dan pengambilan sampel dengan tehnik metode simple random sampling sehingga sampel yang diambil sebanyak 82 orang. Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode angket dan alat ukur berupa kuisioner.
Hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil bahwa stautus gizi pada balita secaara umum adalah dengan status gizi yang normal (81,71%), pengetahuan ibu tentang gizi di Desa Srikaton Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah secara umum adalah dengan pengetahuan Cukup (74,39%), dengan pendidikan dasar (75,61%), tingkat ekonomi rendah (57,32%), dengan paritas primipara (59,76%), penyakit infeksi yang pernah di derita oleh balita ibu secara umum adalah dengan penyakit ISPA (97,56%) serta peran keluarga terhadap status gizi anak secara umum adalah mendukung (89,02%)
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita di Desa Srikaton Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah adalah tingkat pengetahuan cukup, pendidikan dasar tingkat ekonomi rendah, paritas primipara, penyakit ISPA serta peran keluarga yang mendukung.

Kata Kunci : Status Gizi, Balita

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Ruang Lingkup Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Status Gizi
2.1.2 Penilaian Status Gizi
2.1.3 Klasifikasi Status Gizi
2.1.4 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi


BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
3.4 Variabel Penelitian
3.5 Instrumen dan Cara Pengumpulan Data
3.6 Pengumpulan Data
3.7 Analisa Data
3.8 Kerangka Konsep
3.9 Definis Operasional


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum
4.1.2 Hasil Penelitian
4.2 Pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Baca Selengkapnya - Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Pada Balita

Hubungan Antara Status Gizi dengan Menarche Pada Siswi

Zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi seseorang akan mempengaruhi pertumbuhannya. Kekurangan gizi atau keadaan gizi buruk pada masa bayi dan anak-anak terutama pada umur kurang dari lima tahun dapat berakibat lebih parah. karena pertumbuhan jasmani dan kecerdasan akan terganggu. pada tahap selanjutnya akan berpengaruh pada perkembangan. Perkembangan diartikan sebagai kemajuan fungsi atau kapasitas fisiologis badan atau organ tubuh. Usia remaja putri saat mengalami menarche bervariasi. Statistik menunjukkan bahwa usia menarche dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umum.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapat diperolehnya informasi tentang hubungan status gizi dengan usia menarche pada siswi kelas 1 dan 2 di SMP Negeri 2 Way Bungur, dengan subjek penelitian adalah siswi kelas 1 dan 2 dan objek penelitian hubungan antara status gizi dengan usia menarche.
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan penelitian cross secsional, dengan populasi seluruh siswi kelas 1 dan 2 yang berjumlah 135 siswi dan sampel yang diambil sebanyak 100 orang siswi dengan tehnik pengambilan sampel simple random sampling. Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode angket dan alat ukur berupa lembar checklist untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan menarche.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil bahwa sebagian besar siswi SMP Negeri 2 Bungur dengan Gizi yang baik yaitu sejumlah 43 siswi (43%), gizi sedang 32 sisiwi (32%), gizi kurang 18 siswi (18%) dan gizi buruk 7 siswi (7%), dan berdasarkan hasil analisis menggunakan chi-square diperoleh nilai chisquare (x2hitung) sebesar 36,85 pada taraf kesalahan 5% , dengan dk:3 diperoleh nilai (x2 tabel) sebesar 7,815. Tampak bahwa nilai x2hitung: 36,85 > x2tabel: 7,815 sehingga Ho ditolak yang menyatakan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan usia menarche
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah status gizi siswi yang ada di SMP Negeri 2 Way Bungur sebagian besar dengan gizi yang baik, dan sebagian besar sudah mengalami menarche, sedangkan untuk hasil analisa bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan menarche pada remaja siswi kelas 1 dan kelas 2 di SMP Negeri 2 Way Bungur Lampung Tengah

Kata Kunci : Status Gizi, menarche

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Ruang Lingkup Penelitian


BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Status Gizi
2.2 Konsumsi Makanan Sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)
2.3 Mengukur Status Gizi Remaja
2.4 Klasifikasi Pengukuran Status Gizi
2.5 Menarche
2.6 Anak Sekolah
2.7 Remaja
2.8 Hubungan Status Gizi denganMenarche
2.8.1 Menarche
2.8.2 Anak Sekolah
2.8.3 Remaja

BAB III METODELOGI PENELITIAN KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS
3.1 Rancangan Penelitian
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
3.2.2 Sampel
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.4 Pengukuran Variabel Penelitian
3.5 Pengumpulan Data
3.6 Tehnik Analisa Data

BAB IV BAB HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.2 Hasil Penelitian
4.3 Pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Baca Selengkapnya - Hubungan Antara Status Gizi dengan Menarche Pada Siswi

Gambaran Pengetahuan dan Karakteristik Ibu Menyusui yang tidak Memberikan Colostrum

Kolostrum (ASI pertama) adalah ASI berwarna kekuningan yang dihasilkan tiga hari pertama setelah melahirkan. Berkaitan dengan pentingnya ASI 1 jam pertama maka dianjurkan sesegera mungkin meletakkan bayi yang baru dilahirkan pada dada ibunya dan membiarkan selama 30-60 menit. Berdasarkan hasil kasih Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003 pemberian ASI eksklusif pada bayi berumur 2 bulan hanya 64%. Keadaan lain memprihatinkan adalah 13% dan bayi berumur 2 bulan telah diberi susu formula dan 15% telah diberi makanan tambahan.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendapat Gambaran Pengetahuan dan Karakteristik Ibu Menyusui 1-3 hari Yang Tidak Memberikan Colostrum Pada BBL di BPS Wiratni Agung Gedung Ratu Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2010, dengan subjek penelitian Ibu Menyusui dan objek penelitian adalah karakteristik ibu yang tidak memberikan colostrum.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan populasi adalah semua ibu menyusui di di BPS Wiratni pada tanggal 30 Mei-12 Juni 2010 yang berjumlah 35 orang ibu dan pengambilan sampel dengan tehnik total sampling sehingga sampel yang diambil sebanyak 35 orang ibu. Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode angket dan alat ukur berupa kuisioner untuk mengukur distribusi frekuensi karakteristik ibu.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil bahwa gambaran pengetahuan dan karakteristik ibu yang tidak memberikan colostrum di BPS Wiratni Agung Gedung Ratu Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2010 adalah untuk pengetahuan sebagian besar pada ibu dengan pengetahuan yang kurang yaitu sebesar 60%, sedangkan untuk karakteristik umur sebagian besar 20-35 tahun yaitu sebesar 68,57%, tingkat pendidikan sebagian besar dengan tingkat pendidikan dasar yaitu sebesar 77,14%, sebagian besar pada ibu yang bekerja sebesar 68,57%, dan berdasarkan paritas sebagian besar dengan paritas multipara yaitu sebesar 65,71%..
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah pengetahuan ibu yang tidak memberikan colostrum di BPS Winarti Agung Gedung Ratu Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2010 adalah sebagian besar dengan pengetahuan kurang, dan dengan karakteristik berumur 20-35 tahun, tingkat pendidikan dasar, bekerja dan paritas multipara.

Kata Kunci : Pengetahuan, Karakteristik, Ibu Menyusui, Colostrum

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Ruang Lingkup Penelitian
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Karakteristik
a. Pengetahaun
b. Umur Ibu
c. Pendidikan Ibu
d. Pekerjaan
e. Paritas
2. Colostrum
B. Kerangka Konsep
C. Definisi Operasional

BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
2. Sampel
D. Instrumen Penelitian
E. Cara Pengolahan Data
F. Pengolahan Data
G. Tehnik Analisa Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
2. Hasil Penelitian
3. Pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Baca Selengkapnya - Gambaran Pengetahuan dan Karakteristik Ibu Menyusui yang tidak Memberikan Colostrum

Peran dan fungsi Perawat

Fungsi Perawat dalam melakukan pengkajian pada Individu sehat maupun sakit dimana segala aktifitas yang di lakukan berguna untuk pemulihan Kesehatan berdasarkan pengetahuan yang di miliki, aktifitas ini di lakukan dengan berbagai cara untuk mengembalikan kemandirian Pasien secepat mungkin dalam bentuk Proses Keperawatan yang terdiri dari tahap Pengkajian, Identifikasi masalah (Diagnosa Keperawatan), Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.

Keperawatan merupakan Profesi, dimana kedepan perlu semakin tertib, seperti yang dikemukakan oleh word medical assosiation, (1991) yakni” enhancing the quality of life and the health status of all peaple” makin tertibnya pekerjaan profesi yang apabila semakin terus dipertahankan, pada giliranya akan berperan besar dalam turut meningkatkan kualitas hidup serta derajat Kesehatan Masyarakat secara keseluruhan.

Keperawatan dalam menjalankan pelayanan sebagai Nursing Services menyangkut bidang yang amat luas sekali, secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk membantu orang sakit maupun sehat dari sejak lahir sampai meningal dunia dalam bentuk peningkatan Pengetahuan, kemauan dan kemampuan yang dimiliki, sedemikian rupa sehingga orang tersebut dapat secara optimal malakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri tanpa memerlukan bantuan dan ataupun tergantung pada orang lain (Sieglar cit Henderson, 2000).

Perhatian Perawat Profesional pada waktu menyelenggarakan pelayanan Keperawatan adalah pada pemenuhan kebutuhan dasar Manusia. Profil Perawat Profesional adalah gambaran dan penampilan menyeluruh. Perawat dalam melakukan aktifitas Keperawatan sesuai dengan Kode Etik Keperawatan.

Aktifitas Keperawatan meliputi peran dan fungsih pemberi Asuhan Keparawatan, praktek Keperawatan, pengelola institusi Keperawatan, pendidikan klien serta kegiatan penilitian dibidang Keperawatan. (Sieglar, 2000)

Peran Pelaksana
Peran ini di kenal dengan “ Care Gver” peran Perawat dalam memberikan Asuhan Keparawatan secara langsung atau tidak langsung kepada Klien sebagai Individu, Keluarga dan Masyarakat, dengan metoda pendekatan pemecahan masalah yang disebut proses keperawatan. Dalam melaksanakan peran ini perawat bertindak sebagai comforter, protector, advocate, communicator serta rehabilitator. Sebagai comforter perawat berusaha memberi kenyamanan dan rasa aman pada klien. Peran protector dan advocate lebih berfokus pada kemampuan perawat melindungi dan menjamin hak dan kewajiban Klien agar terlaksana dengan seimbang dalam memperoleh pelayanan Kesehatan. Peran sebagai communicator, Perawat bertindak sebagai penghubung antara klien dengan anggota Kesehatan lainya. Peran ini erat kaitanya dengan keberadaan Perawat mendampingi Klien sebagai pemberi Asuhan Keperawatan selama 24 jam, sedangkan rehabilitator, berhubungan erat dengan tujuan pemberian Asuhan Keperawatan yakni mengembalikan fungsi organ atau bagian tubuh agar sembuh dan dapat berfungsi normal.

Peran sebagai pendidik
Sebagai pendidik Perawat berperan dalam medidik individu, keluarga, Kelompok dan Masyarakat serta tenaga Kesehatan yang berada dibawah tanggungjawabnya. Peran ini berupa penyuluhan kepada Klien, maupun bentuk desimilasi ilmu kepada peserta didik Keperawatan.

Peran sebagai pengelola.
Dalam hal ini Perawat mempunyai peran dan tanggungjawab dalam mengelola pelayanan maupun Pendidikan Keparawatan sesuai dengan Manajemen Keperawatan dalam kerangka paradigma Keperawatan. Sebagai pengelola Perawat dalam memantau dan menjamin kualitas Asuhan atau pelayanan Keperawatan serta mengorganisasi dan mengendalikan sistem pelayanan Keperawatan.karena Pengetahuan pemahaman Perawat yang kurang sehingga pelaksana Perawat pengelola belum maksimal, mayoritas posisi, lingkup kewenangan dan tanggungjawab Perawat hampir tidak berpengaruh dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.

Peran sebagai peneliti
Sebagai peneliti dibidang Keperawatan, Perawat diharapkan mampu mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan metoda penelitian serta memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu Asuhan atau pelayanan dan pendidikan Keperawatan. penelitian di dalam bidang Keperawatan berperan dalam mengurangi kesenjangan penguasaan Tehnologi di bidang Kesehatan, karena temuan penelitian lebih memungkinkan terjadinya transformasi ilmu pengetahuan dan Tehnologi, selain itu penting dalam memperkokoh upaya menetapkan dan memajukan profesi Keperawatan. Boland dkk (1994) menyampaikan bahwa Model praktek Keperawatan dipegang untuk program kualitas menejmen, mutu, dimana pasien mendapatkan pelayanan kesehatan lewat kerjasama antar bagian, yang dicapai lewat aktifitas yang berkelanjutan, sistematis dan berdasarkan standar pengawasan dan pencapaian indikator dari unit organisasi.

Komponen dari model praktek Keperawatan menurut Boland adalah :
Nursing delivery System, Standar of care, Transcultural principles, Health education, Education support sytems, Leadership, Human resources standards, Fiscal Management and Professionalism. Prinsip Perawatan secara utuh baik Bio,Psiko, Sosio, Spiritual yang terstandar sesuai tujuan dengan memperhatikan aspek Budaya atau kultur Pasien, dengan memberikan Pendidikan Kesehatan, dukungan dalam sistem Kesehatan, Kepemimpinan, sumber daya yang standar, Management yang baik serta Profesionalisme. Model praktek Keperawatan Profesional (Boland & Maryland 1994).
Baca Selengkapnya - Peran dan fungsi Perawat

Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih

Dalam hal pemakaian kontrasepsi Provinsi Lampung termasuk dalam kategori yang tinggi (71%) yaitu pada urutan kedua setelah Bengkulu (74%). Hal tercapai berkat Keberhasilan program KB dapat ditunjukkan dari beberapa indikator seperti pencapaian target KB baru, cakupan peserta KB Aktif terhadap PUS dan persentase peserta KB aktif Metoda Kontrasepsi Efektif Terpilih. Keluarga Berencana masih kurang dalam pengunaan Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET). Bila dilihat dari cara pemakaian alat kontasepsi dapat dikatakan bahwa 51,21 % akseptor KB memilih Suntik sebagai alat kontrasepsi, 40,02 % memilih Pil, 4,93 % memilih Implant 2,72 % memilih IUD dan lainnya 1,11 %. Pada umumnya masyarakat memilih metode non MKET. Sehingga metode KB MKET seperti Intra Uterine Devices (IUD), Implant, dan Medis Operatif Wanita (MOW) kurang diminati.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan WUS tentang Metode Kontrasepsi MKET di Desa Purwodadi Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu pada tahun 2010, dengan subjek penelitian adalah Wanita Usia Subur di Desa Purwodadi dan objek penelitian pengetahuan tentang MKET.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan populasi adalah seluruh Wanita Usia Subur di Desa Purwodadi berjumlah 762 orang dan pengambilan sampel sebesar 10% dari total populasi dengan tehnik simple random sampling sehingga sampel yang diambil sebanyak 76 orang. Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode angket dan alat ukur berupa kuisioner untuk mengukur pengetahuan WUS.
Hasil penelitian serta kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang MKET di Desa Purwodadi sebagian besar adalah dengan pengetahuan cukup sebanyak 43 orang WUS (56,58%), kurang sebanyak 21 orang (27,63%), baik sebanyak 10 orang (13,16) dan paling sedikit pengetahuan tidak baik sebanyak 2 orang WUS (2,63%).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah gambaran pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih di Desa Purwodadi Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu Tahun 2010 adalah dengan pengetahuan cukup.

Kata Kunci : Pengetahuan tentang MKET, Wanita Usia Subur

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Ruang Lingkup Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Pengetahuan
2. Keluarga Berencana
B. Kerangka Konsep
C. Definisi Operasional

BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rencana Penelitian
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
2. Sampel
D. Variabel Penelitian
E. Alat Ukur dan Pengukuran Variabel
F. Tehnik Pengolahan Data
G. Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
2. Hasil Penelitian
B. Pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Baca Selengkapnya - Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih

Arsip

0-Asuhan Kebidanan (Dokumen Word-doc) 0-KTI Full Keperawatan (Dokumen Word-doc) Anak Anatomi dan Fisiologi aneh lucu unik menarik Antenatal Care (ANC) Artikel Bahasa Inggris Asuhan Kebidanan Asuhan Keperawatan Komunitas Asuransi Kesehatan Berita Hiburan Berita Terkini Kesehatan Berita Tips Twitter Celeb contoh Daftar Pustaka Contoh KTI Contoh KTI Kebidanan Farmakologi (Farmasi) Gadar-kegawatdaruratan Gizi Handphone Hirschsprung Hukum Kesehatan Humor Segar (Selingan) Imunisasi Info Lowongan Kerja Kesehatan Intranatal Care (INC) Jiwa-Psikiatri kamus medis kesehatan online Kebidanan Fisiologis Kebidanan Patologis Keluarga Berencana (KB) Keperawatan Gerontology Kesehatan Anak (UMUM) Kesehatan Bayi (untuk UMUM) Kesehatan Haji Kesehatan Ibu Hamil (untuk UMUM) Kesehatan Ibu Menyusui (untuk UMUM) Kesehatan Pria (untuk UMUM) Kesehatan Remaja Kesehatan Reproduksi (Kespro) Kesehatan Wanita (untuk UMUM) Koleksi Skripsi Umum Konsep Dasar KTI D-3 Kebidanan KTI Skripsi Keperawatan kumpulan askep Laboratorium Lain-lain Makalah Keperawatan Kebidanan Managemen Kesehatan Mikrobiologi Motivasi Diri Napza dan zat Adiktif Neonatus dan Bayi News Penyakit Menular potensi KLB Penyakit Menular Seksual (PMS) Postnatal Care (PNC) Protap-SOP Psikologi-Psikiater (UMUM) Reformasi Kesehatan Sanitasi (Penyehatan Lingkungan) Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Sistem Endokrin Sistem Immunologi Sistem Indera Sistem Integumen Sistem Kardiovaskuler Sistem Muskuloskeletal Sistem Neurologis Sistem Pencernaan Sistem Perkemihan Sistem Pernafasan Surveilans Penyakit Teknologi Tips dan Tricks Seks Tips Facebook Tips Karya Tulis Ilmiah (KTI) Tips Kecantikan Tips Kesehatan Umum Tokoh Kesehatan Tutorial Blogging Youtuber