Cari Blog Ini

How health care reform could impact your debt load

More preventive care and prescriptions will be covered, but insurers will raise premiums to pay for these benefits. (©iStockphoto.com/Sean Locke) More preventive care and prescriptions will be covered, but insurers will raise premiums to pay for these benefits. (©iStockphoto.com/Sean Locke)

By Andrew Housser

Since President Obama's election, health care reform has been in the news almost continually. While the specifics of how the reform will impact consumers are uncertain, reform has become law and will affect household budgets.

The consumer cost implications of these reforms are very important. After all, health care debt contributed to more than 60 percent of bankruptcy filings in 2007, according to Harvard University research. With the first changes taking effect in the next few months, here is what you should know about how some of the most prominent reforms could affect your finances – and your likelihood of going into medical debt.

1) Adult children can have more coverage, longer

Parents who have young adult children and health insurance can breathe easier: Health care reform provides an additional coverage option. Adults can remain covered on their parent's health insurance policy until their 26th birthday.

Debt prognosis: Good. Students and young adults, including those still seeking employment in the tight job market, now have an option for insurance. In a medical emergency, they might be able to cover bills with insurance instead of credit cards.

2) Coverage limits are no more

Health care reform prohibits insurers from placing lifetime maximum limits on coverage. A Kaiser Family Foundation study found that at least 10 percent of cancer patients had treatment protocols that surpassed their insurance coverage limit, leaving them essentially without coverage. Other chronic conditions can be costly as well.

Debt prognosis: Good. Insurance now must cover all medical conditions, no matter the cost. Insured people will not have to take on dramatic debt to pay for care, although many people with chronic medical problems do go into debt to pay for care. Premiums, however, might increase to fund this richer benefit.

3) Families can get relief with premiums

The law gives help with premiums, starting in 2014, to people who buy their own health insurance -- that is, where an employer does not provide insurance. Many households will qualify for tax credits to keep premiums below 9.5 percent of income. Small businesses qualify for other premiums to help them provide coverage to employees.

Debt prognosis: Fair. Most people do not go into debt to pay for health insurance premiums, but the reform law requires people to carry health insurance. This provision will give some people assistance with premiums if needed.

4) More preventive care and prescriptions will be covered

Some observers argue that insurers will raise premiums to pay for these benefits. Like it or not, when insurance does not cover these costs, they all too often go unpaid when money is tight. Worse yet, people avoid getting the care they need because of the cost. That neglect can add up to greater health and financial problems.

Debt prognosis: Good. In terms of cost, most people will benefit from not paying extra for services beyond premiums they must pay anyway, but premiums might indeed be higher.

5) By 2014, insurers cannot exclude people based on pre-existing conditions

For the many people who cannot get health coverage because of medical conditions, this provision will make a significant financial difference. A similar provision states that insurers cannot charge higher premiums because of gender, health status or other factors

Debt prognosis: Excellent. In the past, people in these situations have had to go uninsured, and have been at great risk for falling into high levels of medical debt.

While the overall financial impact of the health care reform legislation remains up for heated debate, it is clear that many people will be able to breathe a sigh of relief at knowing they have more secure coverage. For individuals and families, some of the health reform legislation should make it easier to avoid catastrophic medical debt -- and to get and retain health insurance coverage.

Source: http://www.ktnv.com/Global/story.asp?S=13110167

Baca Selengkapnya - How health care reform could impact your debt load

Nurses Hope to Improve Health Care

The Canadian Federation of Nurses' Unions have released a new report which they hope will have a positive impact on Healthcare. The report, titled "Experts and Evidence: Opportunities in Nursing," outlines research on nursing practice and workplaces. Through this report, the Canadian Federation of Nurses' Unions has devised six initiatives that would improve health outcomes, increase access to health care, and make the system more sustainable. They include items such as creating an advisory committee between health, education, and labour ministers; supporting the development of nurse-led initiatives; and improving work environments.

Debbie Forward, the president of the Newfoundland and Labrador Nurses' Union, says they have met with some of the health ministers, who are in town for their two-day conference. She says the ministers were impressed with the evidence from the report and the broad initiatives they were bringing to the table. Forward says she had a positive meeting with Health Minister Jerome Kennedy, and that he's willing to start a dialogue on how to improve health care and nursing in this province.


Source: http://www.vocm.com/newsarticle.asp?mn=2&id=8899&latest=1
Baca Selengkapnya - Nurses Hope to Improve Health Care

Bahaya Jangka Panjang Obat Tidur

Senin, 13 September 2010 | 14:40 WIB
shutterstock

KOMPAS.com — Ketika badan terasa capek, pasti kita berharap langsung tidur. Sayangnya, tak semua orang bisa langsung lelap semudah itu. Bagi mereka, obat tidur tampaknya sebanding dengan istirahat malam. Namun, waspadalah karena penelitian mengaitkan bahaya konsumsi obat tidur dalam jangka panjang.

Obat tidur ternyata tidak sekadar membuat tidur nyenyak. Penelitian dr Genevieve Belleville dari Kanada menunjukkan, mereka yang terbiasa menenggak obat tidur tiga tablet atau lebih memiliki risiko kematian lebih cepat dibanding orang yang tidak minum obat tidur. Dampak lain dari penggunaan obat tidur adalah gangguan kesehatan kronis, seperti kecanduan alkohol atau rokok, serta kemungkinan menyebabkan depresi.

Efek samping dari obat tidur ini menarik perhatian para peneliti mengingat banyak obat tidur yang dijual bebas. Di Inggris, diperkirakan 10 juta obat tidur diresepkan setiap tahunnya. Pil-pil tidur yang bisa dijual bebas itu biasanya mengandung antihistamin yang tinggi, seperti yang biasa diresepkan dokter, misalnya Valium.

Kasus ini dirasa krusial. Oleh karena itu, peneliti tidak membedakan antara para pengguna obat tidur skala berat dan mereka yang sesekali menggunakannya. "Obat-obatan ini bukan permen dan bisa membawa mereka dalam bahaya," kata Belleville.

Berdasarkan penelitian selama 12 tahun dan menganalisis lebih dari 12.000 data di Kanada, dr Belleville menyatakan bahwa tingkat kematian signifikan serta lebih tinggi bagi pengguna pil tidur dan mereka yang mengonsumsi obat untuk mengurangi kecemasan.

Setelah memperhitungkan kadar alkohol dan tembakau terhadap kesehatan fisik, aktivitas fisik, dan depresi, dr Belleville menemukan bahwa obat tidur yang ada dapat meningkatkan 36 persen risiko kematian. "Mereka juga lebih rentan terkena setiap jenis penyakit yang berasal dari parasit hingga kanker," kata dr Belleville.

Temuan lain dari efek samping obat tidur ini juga tidak bisa dianggap enteng. "Obat tidur dan obat anti-kecemasan berpengaruh pada waktu reaksi dan koordinasi sehingga membuat seseorang lebih mudah jatuh dan kecelakaan," katanya.

Bagi mereka yang bermasalah dengan jantung, Belleville menemukan bahwa obat tidur bisa menekan sistem pernapasan yang akan memperburuk masalah pernapasan saat tidur. "Obat-obatan ini juga bekerja pada sistem saraf pusat sehingga memengaruhi penilaian dan suasana hati. Ada bahaya obat ini meningkatkan risiko bunuh diri," ujarnya.

Ia mengatakan, terapi perilaku kognitif telah menunjukkan hasil yang baik dalam mengobati insomnia dan kegelisahan. Oleh karena itu, dokter bisa mendiskusikan terapi sistematis tersebut dengan pasien mereka sebagai pilihan. "Menggabungkan pendekatan farmakologis dalam jangka pendek dengan pengobatan psikologis adalah strategi yang menjanjikan untuk mengurangi kecemasan dan mempromosikan tidur," kata dr Belleville.

Kendati demikian, penelitian tersebut mendapat kritik. Profesor Jim Horne dari Universitas Loughborough menyebutkan, penelitian itu masih perlu dikaji lebih lanjut. "Perlu dipertanyakan juga reaksi apa yang terjadi apabila orang-orang tersebut tidak menggunakan obat tidur," katanya.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Psychiatry, Kanada, ini bersumber dari Survei Kesehatan Nasional Kanada. Pesertanya meliputi orang-orang yang berusia 18 hingga 102 tahun dan disurvei setiap dua tahun antara tahun 1994 dan 2007.

Sumber: KOMPAS.com

Baca Selengkapnya - Bahaya Jangka Panjang Obat Tidur

KONTRASEPSI

Pengertian Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan (Winkjosastro, 2002). Menurut Mochtar (1998) kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi, alat atau obat-obatan. Kontrasepsi didefinisikan sebagai tindakan atau usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya konsepsi atau pembuahan (Notodihardjo, 2006).
Kontrasepsi juga diartikan sebagai cara mencegah kehamilan (dengan menggunakan alat atau obat mencegah kehamilan seperti: spiral, kondom, pil anti hamil) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002).
Berdasarkan teori Mochtar (1998) kontrasepsi hendaknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
  1. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya.
  2. Efek samping yang merugikan tidak ada.
  3. Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan.
  4. Tidak menggangu hubungan persetubuhan.
  5. Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang ketat selama pemakaiannya.
  6. Cara penggunaannya sederhana.
  7. Harganya murah supaya dapat dijangkau masyarakat luas.
  8. Dapat diterima oleh pasangan suami istri.
Baca Selengkapnya - KONTRASEPSI

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Secara umum AKDR dianjurkan sebagai pilihan pertama pada ibu yang menyusui dan ingin alat KB yang temporer sifatnya.

Disamping karena sekali pemasangan dan efektifitasnya tinggi serta keluhan pemakai yang relatif ringan, maka AKDR tidak mempunyai pengaruh terhadap laktasi dan bayinya. AKDR yang lazim dipakai sekarang adalah AKDR yang mengandung tembaga (copper T, copper 7, MlCu) serta AKDR yang mengandung progestin (progestasert) yang tidak berpengaruh terhadap produksi dan komposisi ASI. Progestin yang terkandung dalam IUD akan dilepaskan dalam jumlah yang sangat sedikit sehingga hanya mempunyai efek lokal saja. Pemasangan AKDR bisa secara dini, segera setelah melahirkan atau pada kontrol berikutnya pada saat involusi terjadi.

Pada umumnya pemasangan AKDR harus sudah diberikan dalam waktu 1 bulan 7 hari pasca persalinan sepanjang tidak ada kontraindikasi pada saat pemasangannya (Soetjiningsih, 1997).

Menurut Hartanto (2003) yang penting pada pemakaian IUD postparutm adalah penempatan IUD setinggi mungkin dalam fundus uteri sehingga mengurangi kemungkinan ekspulsi.

Baca Selengkapnya - ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Secara umum AKDR dianjurkan sebagai pilihan pertama pada ibu yang menyusui dan ingin alat KB yang temporer sifatnya.

Disamping karena sekali pemasangan dan efektifitasnya tinggi serta keluhan pemakai yang relatif ringan, maka AKDR tidak mempunyai pengaruh terhadap laktasi dan bayinya. AKDR yang lazim dipakai sekarang adalah AKDR yang mengandung tembaga (copper T, copper 7, MlCu) serta AKDR yang mengandung progestin (progestasert) yang tidak berpengaruh terhadap produksi dan komposisi ASI. Progestin yang terkandung dalam IUD akan dilepaskan dalam jumlah yang sangat sedikit sehingga hanya mempunyai efek lokal saja. Pemasangan AKDR bisa secara dini, segera setelah melahirkan atau pada kontrol berikutnya pada saat involusi terjadi.

Pada umumnya pemasangan AKDR harus sudah diberikan dalam waktu 1 bulan 7 hari pasca persalinan sepanjang tidak ada kontraindikasi pada saat pemasangannya (Soetjiningsih, 1997).

Menurut Hartanto (2003) yang penting pada pemakaian IUD postparutm adalah penempatan IUD setinggi mungkin dalam fundus uteri sehingga mengurangi kemungkinan ekspulsi.

Baca Selengkapnya - ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

Arsip

0-Asuhan Kebidanan (Dokumen Word-doc) 0-KTI Full Keperawatan (Dokumen Word-doc) Anak Anatomi dan Fisiologi aneh lucu unik menarik Antenatal Care (ANC) Artikel Bahasa Inggris Asuhan Kebidanan Asuhan Keperawatan Komunitas Asuransi Kesehatan Berita Hiburan Berita Terkini Kesehatan Berita Tips Twitter Celeb contoh Daftar Pustaka Contoh KTI Contoh KTI Kebidanan Farmakologi (Farmasi) Gadar-kegawatdaruratan Gizi Handphone Hirschsprung Hukum Kesehatan Humor Segar (Selingan) Imunisasi Info Lowongan Kerja Kesehatan Intranatal Care (INC) Jiwa-Psikiatri kamus medis kesehatan online Kebidanan Fisiologis Kebidanan Patologis Keluarga Berencana (KB) Keperawatan Gerontology Kesehatan Anak (UMUM) Kesehatan Bayi (untuk UMUM) Kesehatan Haji Kesehatan Ibu Hamil (untuk UMUM) Kesehatan Ibu Menyusui (untuk UMUM) Kesehatan Pria (untuk UMUM) Kesehatan Remaja Kesehatan Reproduksi (Kespro) Kesehatan Wanita (untuk UMUM) Koleksi Skripsi Umum Konsep Dasar KTI D-3 Kebidanan KTI Skripsi Keperawatan kumpulan askep Laboratorium Lain-lain Makalah Keperawatan Kebidanan Managemen Kesehatan Mikrobiologi Motivasi Diri Napza dan zat Adiktif Neonatus dan Bayi News Penyakit Menular potensi KLB Penyakit Menular Seksual (PMS) Postnatal Care (PNC) Protap-SOP Psikologi-Psikiater (UMUM) Reformasi Kesehatan Sanitasi (Penyehatan Lingkungan) Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Sistem Endokrin Sistem Immunologi Sistem Indera Sistem Integumen Sistem Kardiovaskuler Sistem Muskuloskeletal Sistem Neurologis Sistem Pencernaan Sistem Perkemihan Sistem Pernafasan Surveilans Penyakit Teknologi Tips dan Tricks Seks Tips Facebook Tips Karya Tulis Ilmiah (KTI) Tips Kecantikan Tips Kesehatan Umum Tokoh Kesehatan Tutorial Blogging Youtuber