Cari Blog Ini

Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
Kebutuhan cairan elektrolit dalam tubuh dipengaruhi oleh faktor-faktor:
  1. Usia perbedaan usia menen.tukan luas permukaan tubuh serta aktivitas organ, sehingga dapat me:mengaruhi jumlah kebutuhan cairan dan elektrolit.
  2. Temperatur yang tinggi menyebabkan proses pengeluaran c:airan melalui keringat cukup banyak, sehingga tubuh akan banyak kehilangan cairan.
  3. Diet apabila tubuh kekurangan zat gizi, maka tubuh akan memecah c:adangan makanan yang tersimpan dalam tubuh sehingga terjadi pergeerakan c;airan dari interstisial ke interseluler, yang dapat berpengaruh pada jumlah pe:menuhan kebutiuhan cairan.
  4. Stres dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan c:airan dan caektrolit, melalui proses peningkatan produksi ADI-I, karena pada proses ini dapat meningkatkan metabolisme sehingga mengakibatkan terjadinya glikolisis otot yang dapat menimbulkan retensi natrium dan air.
  5. Sakit pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk

HC03 plasma pH Plasma paC02 Plasma Gangguan Asam-Basa
meningkat menurun meningkat asidosis respiratorik
menurun menurun menurun asidodsis metabolik
menurun meningkat menurun alkalosis respiratorik
meningkat meningkat meningkat alkalosis metabolik

memperbaikinya sel membutuhkan proses pemenuhan kebutuhan cairan yang cukup. Keadaan sakit menimbulkan ketidakscimbangan sistem dalam tubuh seperti ketidakseimbangan hormonal yang dapat mengganggu keseimbangan keebutuhan cairan.

TINDAKAN UNTUK MENGATASI MASALAH/GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
1. Pemberian Cairan Melalui Infus
Pemberian cairan melalui ifus merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan c:ara memasukan cairan melalui intra vena dengan bantiuan pe°rangkat infus, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan celektrolit se:rta sebagai tindakan pengobatan dan pemberian makan.
Alat dan Bahan:
1. Standar infus.
2. Perangkat infus.
3. Cairan sesuai dengan kebutuhan pasien.
4. Jarum infus/aboath atau sejenisnnya sesuai dengan ukuran.
5. Pengalas.
6. Tourniquet/pembendung.
7. Kapas alkohol 70%.
8. Plester.
9. Gunting
10. Kasa Steril
11. Betadine
12. Sarung tangan

Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Hubungkan cairan dan infus set dengan menusukan ke dalam botol infus (cairan).
4. Isi cairan ke dalam perangkat infus dengan menekan bagian ruang tetesan hingga ruangan tetesan terisi sebagian dan buka penutup hingga selang terisi dan keluar udaranya.
5. Letakkan pengalas.
6. Lakukan pembendungan dengan tourniquet.
7. Gunakan sarung tangan.
8. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk.
9. Lakukan penusukkan dengan arah jarum ke atas.
10. Cek apakah sudah mengenai vena (cirinya adalah darah keluar melalui jarum infus/ abocath. )
11. Tarik jarum infus dan hubungkan de;ngan sdang infus.
12. Buka tetesan.
13. :akukan desinfe;ksi dengan Betadine dan tutup de:ngan kasa steril.
14. Beri tanggal, dan jam pelaksanaan infus pada plester.
15. Catat respons yang terjadi
16. Cuci tangan.

Cara Menghitung Tetesan Infus:
a. Dewasa:
Jumlah cairan yang masuk
Tetesan/Menit =
Lamanya infus (jam) x 3

b. Anak:
Jumlah cairan yang masuk
Tetesan per menit (mikro)=
Lamanya infus (jam)

2. Tranfusi Darah
Transfusi darah merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang membutuhkan darah dengan c;ara memasukkan darah me;lalui vena dengan menggunakan seperangkat alat tranfusi. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan darah dan memperbaiki perfusi jaringan.
Alat dan Bahan:
1. Standar infus.
2. Perangkat tranfusi .
3. NaCl 0,9%.
4. Darah sesuai dengan kebutuhan pasien.
5. Jarum infus/abocath atau sejenisnya sesuai dengan ukuran.
6. Pengalas.
7. Tourniquet/pembendung.
8. Kapas alkohol 70%.
9. Plester
10. Gunting
11. Kasa steril.
12. Betadine
13. Sarung tangan.

Prosedur Kerja:
1. Cuci tiangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Hubungkan cairan NaCI 0,9% dan perangkat tranfusi dengan cara menusukan.
4. Isi cairan NaCI 0,9% ke dalam perangkat tiranfusi dengan menekan bagian ruang tetesan hingga ruangan tetesan terisi sebagian dan buka penutup hingga selang terisi dan keluar udaranya.
5. Letakan pengalas.
6. Lakukan pembendungan dengan tourniquet.
7. Gunakan sarung tangan.
8. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk.
9. Lakukan penusukan dengan arah jarum ke atas.
10. Cek apakah sudah mengenai vena dengan ciri darah keluar melalui jarum infus/ abocath.
11. Tarik jarum infus dan hubungkan dengan sdang tranfusi.
12. Buka tetesan.
13. hakukan deainfeksi dengan Be;tadine dan tutup dengan kasa steril.
14. Beri tanggal, dan jam pelaksanaan infus pada plester.
15. Setelah NaCl 0,9% masuk kurang lebih 15 me:nit ganti dengan darah yang sudah disiapkan.
16. Darah sebelum dimasukkan terlebih dahulu, cek warna darah, identitas pasien, jenis golongan darah, dan tanggal kadaluwarsa.
17. hakukan observasi tanda-tanda vital selama pemakaian transfusi.
18. Catat respons terjadi
19. Cuci tangan.



"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip

0-Asuhan Kebidanan (Dokumen Word-doc) 0-KTI Full Keperawatan (Dokumen Word-doc) Anak Anatomi dan Fisiologi aneh lucu unik menarik Antenatal Care (ANC) Artikel Bahasa Inggris Asuhan Kebidanan Asuhan Keperawatan Komunitas Asuransi Kesehatan Berita Hiburan Berita Terkini Kesehatan Berita Tips Twitter Celeb contoh Daftar Pustaka Contoh KTI Contoh KTI Kebidanan Farmakologi (Farmasi) Gadar-kegawatdaruratan Gizi Handphone Hirschsprung Hukum Kesehatan Humor Segar (Selingan) Imunisasi Info Lowongan Kerja Kesehatan Intranatal Care (INC) Jiwa-Psikiatri kamus medis kesehatan online Kebidanan Fisiologis Kebidanan Patologis Keluarga Berencana (KB) Keperawatan Gerontology Kesehatan Anak (UMUM) Kesehatan Bayi (untuk UMUM) Kesehatan Haji Kesehatan Ibu Hamil (untuk UMUM) Kesehatan Ibu Menyusui (untuk UMUM) Kesehatan Pria (untuk UMUM) Kesehatan Remaja Kesehatan Reproduksi (Kespro) Kesehatan Wanita (untuk UMUM) Koleksi Skripsi Umum Konsep Dasar KTI D-3 Kebidanan KTI Skripsi Keperawatan kumpulan askep Laboratorium Lain-lain Makalah Keperawatan Kebidanan Managemen Kesehatan Mikrobiologi Motivasi Diri Napza dan zat Adiktif Neonatus dan Bayi News Penyakit Menular potensi KLB Penyakit Menular Seksual (PMS) Postnatal Care (PNC) Protap-SOP Psikologi-Psikiater (UMUM) Reformasi Kesehatan Sanitasi (Penyehatan Lingkungan) Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Sistem Endokrin Sistem Immunologi Sistem Indera Sistem Integumen Sistem Kardiovaskuler Sistem Muskuloskeletal Sistem Neurologis Sistem Pencernaan Sistem Perkemihan Sistem Pernafasan Surveilans Penyakit Teknologi Tips dan Tricks Seks Tips Facebook Tips Karya Tulis Ilmiah (KTI) Tips Kecantikan Tips Kesehatan Umum Tokoh Kesehatan Tutorial Blogging Youtuber