1. Hipovolumi atau Dehidrasi
Kekurangan cairan ekste:rnal terjadi kare:na penurunan asupan cairan dan kelebihan pengeluaran c:airan. '1'ubuh akan merespons kekurangan c:airan tubuh dengan mengosongkan cairan vaskular. Sebagai kompensasi akibat penurunan cairan interstisial, tubuh akan mengalirkan cairan keluar sel. Pengosongan cairan ini terjadi pada pasien diare dan muntah. Ada tiga macam kekurangan volum cairan eksternal atau dehidrasi, yaitu:
- Dehidrasi isotonik, terjadi jika kehilangan sejumlah c:airan dan elektrolitnya yang seimbang.
- Dehidrasi hipertonik, terjadi jika kehilangan sejumlah air yang lebih banyak dari pada elektrolitnya.
- Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh lebih banyak kehilangan elektrolitnya daripada air.
Macam dehidrasi (kurang volume cairan) berdasarkan derajatnya:
a. Dehidrasi Berat
- Pengeluaran/kehilangan cairan 4-6 L.
- Serum natrium 159-166 mhq/h.
- Hipotensi.
- Turgor kulit buruk.
- Oliguria.
- Nadi dan pernapasan meningkat.
- Kehilangan cairan mencapai > 10% BB
- Kehilangan cairan 2-4 1 atau antara 5-10% BB
- Serum natrium 152-158 ml;q/h.
- Mata cekung.
2. Hipervolumi atau Overhidrasi
Terdapat dua manifestiasi yang ditimbulkan akibat kelebihan cairan yaitu hipervolume (peningkatan volume darah) dan edema (kelebihan c:airan pada interstisial). Normalnya cairan interstisial tidak terikat dengan air, teaapi elastis dan hanya terdapat di antara jaringan. Keadaan hipervolumi dapat menyebabkan Pitting edema merupakan edema yang berada pada darah perife;r atau akan mencekung setelah ditekan pada daerah yang bengkak, hal ini disebabkan karena perpindahan cairan ke: jaringan melalui titik tekanan. Cairan dalam jaringan yang edema tidak digerakkan ke permukaan lain dengan penekanan jari. Nonpitting edema tidak menunjukkan tanda kelebihan cairan ekstrasel, tetapi sering karena infeksi dan trauma yang menyebabkan pengumpulan membekunya cairan pada permukaan jaringa.n. Kelebihan cairan vaskular dapat meningkatkan hidrostatik cairan dan akan menekan cairan ke permukaan interstisial, sehingga dapat menyebabkan edema anasarka (edema yang terdapat diseluruh tubuh).
Peningkatan tekanan hidrostatik yang besar dapat me:nekan sejumlah cairan hingga ke membran kapiler paru sehingga menyebabkan edema paru, dan dapat mengakibatkan kematian. Manifestasi edema paru adalah penumpukan sputum, dispnea, batuk, dan suara ronki. Keadaan edema mi disebabkan karena gagal jantung yang mengakibatkan pe:ningkatan pene:kanan pada kapiler darah paru dan perpindahan cairan ke jaringan paru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar