Cari Blog Ini

Kanker Alat Reproduksi Wanita

nKanker pada alat reproduksi masih menduduki peringkat pertama kanker pada wanita. Dua per tiga kasus kanker di dunia terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Kanker bisa disembuhkan jika dideteksi sejak dini. Karenanya, setiap wanita perlu mengenali gejala dan memeriksakan diri.

Menurut dr Amru Sofian SpOG dari Subbagian Onkologi Ginekologi Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI/RSCM), pertumbuhan sel tak normal/tak terkendali sehingga menyebabkan perubahan bentuk dan pembesaran bagian tubuh disebut tumor. Tumor ada yang jinak dan ganas (kanker). Penyebabnya adalah virus, zat kimia (bahan pengawet tertentu, rokok, bedak/talk, zat pewarna) atau radiasi (sinar matahari, zat radio aktif).

Yang disebut alat reproduksi wanita adalah rahim yang terdiri dari mulut/leher rahim dan badan rahim, indung telur (ovarium), saluran telur, dan liang kemaluan (vagina). Pada kanker mulut rahim yang berperan human papilloma virus (HPV).

Catatan RSCM tahun 1998 menunjukkan, kanker leher rahim ada 79 persen, sedang kanker indung telur 10 persen.

Leher rahim, demikian Mayor Ckm dr Toto Imam Soeparmono SpOG dari Subbagian Onkologi Ginekologi Departemen Obstetri dan Ginekologi RSPAD Gatot Soebroto, merupakan bagian terendah dari rahim, berbentuk kanal/saluran, panjangnya sepertiga panjang rahim.

Faktor risiko kanker leher rahim adalah hubungan seksual/menikah muda (kurang dari 20 tahun), banyak pasangan seksual, kurang merawat kebersihan alat kelamin, merokok.

Kanker leher rahim berkembang bertahap. Pra-kanker meliputi displasia ringan (lima tahun), displasia sedang (tiga tahun), displasia berat (satu tahun) sampai menjadi kanker stadium 0. Tahap prakanker sering tidak menimbulkan gejala (92 persen). Selanjutnya masuk tahap kanker invasif berupa kanker stadium I sampai IV. Saat ini biasanya sudah ada gejala seperti perdarahan pasca-sanggama, keputihan, nyeri pinggul, gangguan buang air besar dan kecil, berat badan turun, lemah atau kurang darah akibat perdarahan. Perjalanan penyakit tergantung keganasan virus, kondisi tubuh, dan status gizi.

“Tapi tak perlu panik, karena tidak semua perdarahan dan keputihan berarti gejala kanker. Wanita yang telah menikah atau melakukan hubungan seksual perlu melakukan Pap smear setahun sekali sampai usia 65 tahun,” ujar Toto.

Menurut Amru, upaya pencegahan yang bisa dilakukan adalah berpola hidup sehat, gizi seimbang, banyak sayuran dan buah, tidak merokok dan minum alkohol, berperilaku seksual aman, melakukan pemeriksaan rutin (Pap smear) serta segera memeriksakan diri jika merasakan kelainan atau benjolan pada tubuh.

Meski kanker ovarium hanya menempati urutan kedua kanker ginekologik, angka kematiannya cukup tinggi. Menurut dr Imam Rasjidi SpOG dari FKUI/RSCM, ini karena perjalanan kanker ovarium berlangsung diam-diam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip

0-Asuhan Kebidanan (Dokumen Word-doc) 0-KTI Full Keperawatan (Dokumen Word-doc) Anak Anatomi dan Fisiologi aneh lucu unik menarik Antenatal Care (ANC) Artikel Bahasa Inggris Asuhan Kebidanan Asuhan Keperawatan Komunitas Asuransi Kesehatan Berita Hiburan Berita Terkini Kesehatan Berita Tips Twitter Celeb contoh Daftar Pustaka Contoh KTI Contoh KTI Kebidanan Farmakologi (Farmasi) Gadar-kegawatdaruratan Gizi Handphone Hirschsprung Hukum Kesehatan Humor Segar (Selingan) Imunisasi Info Lowongan Kerja Kesehatan Intranatal Care (INC) Jiwa-Psikiatri kamus medis kesehatan online Kebidanan Fisiologis Kebidanan Patologis Keluarga Berencana (KB) Keperawatan Gerontology Kesehatan Anak (UMUM) Kesehatan Bayi (untuk UMUM) Kesehatan Haji Kesehatan Ibu Hamil (untuk UMUM) Kesehatan Ibu Menyusui (untuk UMUM) Kesehatan Pria (untuk UMUM) Kesehatan Remaja Kesehatan Reproduksi (Kespro) Kesehatan Wanita (untuk UMUM) Koleksi Skripsi Umum Konsep Dasar KTI D-3 Kebidanan KTI Skripsi Keperawatan kumpulan askep Laboratorium Lain-lain Makalah Keperawatan Kebidanan Managemen Kesehatan Mikrobiologi Motivasi Diri Napza dan zat Adiktif Neonatus dan Bayi News Penyakit Menular potensi KLB Penyakit Menular Seksual (PMS) Postnatal Care (PNC) Protap-SOP Psikologi-Psikiater (UMUM) Reformasi Kesehatan Sanitasi (Penyehatan Lingkungan) Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Sistem Endokrin Sistem Immunologi Sistem Indera Sistem Integumen Sistem Kardiovaskuler Sistem Muskuloskeletal Sistem Neurologis Sistem Pencernaan Sistem Perkemihan Sistem Pernafasan Surveilans Penyakit Teknologi Tips dan Tricks Seks Tips Facebook Tips Karya Tulis Ilmiah (KTI) Tips Kecantikan Tips Kesehatan Umum Tokoh Kesehatan Tutorial Blogging Youtuber