Menyiapkan Kelahiran
Tujuan menyiapkan kelahiran :
- Menyiapkan ruangan untuk persalinan dan kkelahiran bayi.
- Menyiapkan semua perlengkapan, bahan-bahaan dan obat-obatan esensial.
- Menyiapkan rujukan.
- Memberikan asuhan sayang ibu selama persaalinan.
- Melakukan upaya pencegahan infeksi yang ddirekomendasikan
Menyiapkan Ruangan untuk Persalinan dan Kelahiran Bayi
________________________________________________________
Hal-hal pokok yang perlu diperhatikan :
- Ruangan yang hangat dan bersih, memiliki sirkulasi udara yang baik dan
terlindung dari tiupan angin.
- Sumber air bersih yang mengalir untuk cucci tangan dan mandi ibu sebelum dan
sesudah melahirkan.
- Air disinfeksi tingkat tinggi (air yang ddididihkan dan didinginkan) untuk
membersihkan vulva dan perineum sebelum periksa dalam selama persalinan
dan membersihkan perineum ibu setelah bayi lahir.
- Air bersih dalam jumlah yang cukup, kloriin, deterjen, kain pembersih, kain pel dan
sarung tangan karet untuk membersihkan ruangan, lantai, perabotan,
dekontaminasi dan proses peralatan.
- Kamar mandi yang bersih untuk kebersihan pribadi ibu dan penolong persalinan.
Pastikan bahwa kamar kecil dan kamar mandi telah didekontaminasi dengan
larutan klorin 0,5%, dibersihkan dengan deterjen dan air sebelum persalinan
dimulai (untuk melindungi ibu dari dari resiko infeksi) dan setelah bayi lahir
(melindungi keluarga terhadap resiko infeksi dari darah dan sekret tubuh ibu).
- Tempat yang lapang untuk ibu berjalan-jallan selama persalinan, melahirkan bayi
dan memberikan asuhan bagi ibu dan bayinya setelah persalinan. Pastikan bahwa
ibu mendapatkan privasi.
- Penerangan yang cukup, baik siang maupun malam.
- Tempat tidur yang bersih untuk ibu. Tutuppi kasur dengan plastik atau lembaran
yang mudah dibersihkan jika terkontaminasi selama persalinan atau kelahiran
bayi.
- Tempat yang bersih untuk memberikan asuhaan bayi baru lahir.
- Meja yang bersih atau tempat tertentu unttuk menaruh peralatan persalinan.
Menyiapkan Perlengkapan, Bahan-Bahan dan Obat-Obatan Esensial
_______________________________________________________________
Pada setiap persalinan dan kelahiran bayi :
- Periksa semua peralatan sebelum dan setellah memberikan asuhan. Ganti
peralatan yang rusak atau hilang dengan segera.
- Periksa semua obat-obatan dan bahan-bahann sebelum dan sesudah menolong
ibu bersalin dan melahirkan. Segera ganti obat apapun yang telah digunakan
atau hilang.
- Pastikan bahwa perlengkapan dan bahan-bahhan sudah bersih dan siap pakai.
Partus set, set jahit dan peralatan resusitasi bayi baru lahir sudah dalam kondisi
disinfeksi tingkat tinggi atau steril.
Menyiapkan Rujukan
____________________
Kaji ulang rencana rujukan bersama ibu dan keluarganya. Jika terjadi penyulit, keterlambatan untuk merujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai dapat membahayakan jiwa ibu dan/atau bayinya. Jika perlu dirujuk, siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan dan perawatan dan hasil penilaian (termasuk partograf) yang telah dilakukan untuk dibawa ke fasilitas rujukan.
Jika ibu datang untuk asuhan persalinan dan kelahiran bayi dan ia tidak siap dengan rencana rujukan, lakukan konseling terhadap ibu dan keluarganya tentang keperluan rencana rujukan. Bantu mereka membuat rencana rujukan pada saat awal persalinan.
Memberikan Asuhan Sayang Ibu selama Persalinan
________________________________________________
Prinsip-prinsip umum asuhan sayang ibu :
- Sapa ibu dengan ramah dan sopan, bersikapp dan bertindak dengan tenang dan
berikan dukungan penuh selama persalinan dan kelahiran bayi.
- Jawab setiap pertanyaan yang diajukan oleeh ibu atau anggota keluarganya.
- Anjurkan suami dan anggota keluarga ibu uuntuk hadir dan memberikan
dukungannya.
- Waspadai tanda-tanda penyulit selama perssalinan dan lakukan tindakan yang
sesuai jika diperlukan.
- Siap dengan rencana rujukan.
Asuhan sayang ibu selama persalinan termasuk :
- Memberikan dukungan emosional.
- Membantu pengaturan posisi.
- Memberikan cairan dan nutrisi.
- Keleluasaan untuk ke kamar mandi secara tteratur.
- Pencegahan infeksi.
Dukungan Emosional
————————
Bekerjasama dengan anggota keluarga untuk :
- Mengucapkan kata-kata yang membesarkan haati.
- Membantu ibu bernapas pada saat kontraksii.
- Memijat punggung, kaki atau kepala ibu daan tindakan-tindakan bermanfaat
lainnya.
- Menyeka muka ibu dengan lembut, menggunakkan kain yang dibasahi air hangat
atau dingin.
- Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasaa aman.
Mengatur Posisi
——————
Anjurkan ibu untuk mencoba posisi-posisi yang nyaman selama persalinan dan kelahiran. Anjurkan pula suami dan pendamping lainnya untuk membantu ibu berganti posisi. Ibu boleh berjalan, berdiri, duduk, jongkok, berbaring miring atau merangkak. Posisi tegak seperti berjalan, berdiri atau jongkok dapat membantu turunnya kepala bayi dan seringkali mempersingkat waktu persalinan. Bantu ibu untuk sering berganti posisi selama persalinan. Jangan membuat ibu dalam posisi terlentang, beritahukan agar ia tidak mengambil posisi tersebut.
Alasan : Jika ibu berbaring terlentang, berat uterus dan isinya (janin, cairan ketuban, plasenta, dll) akan menekan vena kava inferior. Hal ini menyebabkan turunnya aliran darah dari sirkulasi ibu ke plasenta. Kondisi seperti ini akan menyebabkan hipoksia / kekurangan oksigen pada janin. Posisi terlentang juga akan memperlambat kemajuan persalinan (Enkin, et. al, 2000).
Pemberian Cairan & Nutrisi
—————————–
Anjurkan ibu untuk mendapat asupan (makanan ringan dan minun air) selama persalinan dan kelahiran bayi. Sebagian ibu masih ingin makan selama fase laten persalinan tetapi setelah memasuki fase aktif mereka hanya menginginkan cairan saja. Anjurkan anggota keluarga menawarkan ibu minum sesering mungkin dan makanan ringan selama persalinan.
Alasan : Makanan ringan dan cairan yang cukup selama persalinan akan memberikan lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi. Dehidrasi bisa memperlambat kontraksi dan/atau membuat kontraksi menjadi tidak teratur dan kurang efektif.
Kamar Mandi
————–
Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin selama persalinan. Ibu harus berkemih paling sedikit setiap 2 jam atau lebih sering jika terasa ingin berkemih atau jika kandung kemih dirasakan penuh. Periksa kandung kemih pada saat akan memeriksa denyut jantung janin (lihat/palpasi tepat di atas simfisi pubis untuk mengetahui apakah kandung kemih penuh). Anjurkan dan antarkan ibu untuk berkemih di kamar mandi. Jika ibu tidak dapat berjalan ke kamar mandi, berikan wadah penampung urin.
Alasan : Kandung kemih yang penuh akan :
- Memperlambat turunnya bagian terbawah jannin dan mungkin menyebabkan partus macet.
- Menyebabkan ibu tidak nyaman
- Meningkatkan resiko perdarahan pasca perssalinan yang disebabkan atonia uteri.
- Mengganggu penatalaksanaan distosia bahu..
- Meningkatkan resiko infeksi saluran kemihh pasca persalinan.
Selama persalinan berlangsung, tidak dianjurkan untuk melakukan kateterisasi kandung kemih secara rutin.
Kateterisasi kandung kemih hanya dilakukan jika kandung kemih penuh dan ibu tidak dapat berkemih sendiri.
Alasan : Kateterisasi menimbulkan rasa sakit, meningkatkan resiko infeksi dan perlukaan saluran kemih ibu.
Anjurkan ibu untuk buang air besar jika perlu jika ibu merasa ingin buang air besar saat persalinan aktif, lakukan periksa dalam untuk memastikan bahwa apa yang dirasakan ibu bukan disebabkan oleh tekanan kepala bayi pada rektum. Jika ibu belum siap melahirkan, perbolehkan ibu untuk ke kamar mandi.
Jangan melakukan klisma secara rutin selama persalinan. Klisma tidak akan memperpendek waktu persalinan, menurunkan angka infeksi bayi baru lahir atau infeksi luka pasca persalinan, malahan akan meningkatkan jumlah tinja yang keluar selama kala dua persalinan (Enkin, et al, 2000)
Pencegahan Infeksi
———————
Anjurkan ibu untuk mandi pada awaal persalinan dan pastikan bahwa ibu memakai pakaian yang bersih. Mencuci tangan sesering mungkin, menggunakan peralatan steril atau disinfeksi tingkat tinggi dan sarung tangan pada saat diperlukan. Anjurkan anggota keluarga untuk mencuci tangan mereka sebelum dan setelah melakukan kontak dengan ibu dan/atau bayi baru lahir.
Alasan : Pencegahan infeksi sangat penting dalam menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir. Upaya dan keterampilan dalam melaksanakan prosedur pencegahan infeksi yang baik, akan melindungi penolong persalinan terhadap resiko infeksi.
Tujuan menyiapkan kelahiran :
- Menyiapkan ruangan untuk persalinan dan kkelahiran bayi.
- Menyiapkan semua perlengkapan, bahan-bahaan dan obat-obatan esensial.
- Menyiapkan rujukan.
- Memberikan asuhan sayang ibu selama persaalinan.
- Melakukan upaya pencegahan infeksi yang ddirekomendasikan
Menyiapkan Ruangan untuk Persalinan dan Kelahiran Bayi
________________________________________________________
Hal-hal pokok yang perlu diperhatikan :
- Ruangan yang hangat dan bersih, memiliki sirkulasi udara yang baik dan
terlindung dari tiupan angin.
- Sumber air bersih yang mengalir untuk cucci tangan dan mandi ibu sebelum dan
sesudah melahirkan.
- Air disinfeksi tingkat tinggi (air yang ddididihkan dan didinginkan) untuk
membersihkan vulva dan perineum sebelum periksa dalam selama persalinan
dan membersihkan perineum ibu setelah bayi lahir.
- Air bersih dalam jumlah yang cukup, kloriin, deterjen, kain pembersih, kain pel dan
sarung tangan karet untuk membersihkan ruangan, lantai, perabotan,
dekontaminasi dan proses peralatan.
- Kamar mandi yang bersih untuk kebersihan pribadi ibu dan penolong persalinan.
Pastikan bahwa kamar kecil dan kamar mandi telah didekontaminasi dengan
larutan klorin 0,5%, dibersihkan dengan deterjen dan air sebelum persalinan
dimulai (untuk melindungi ibu dari dari resiko infeksi) dan setelah bayi lahir
(melindungi keluarga terhadap resiko infeksi dari darah dan sekret tubuh ibu).
- Tempat yang lapang untuk ibu berjalan-jallan selama persalinan, melahirkan bayi
dan memberikan asuhan bagi ibu dan bayinya setelah persalinan. Pastikan bahwa
ibu mendapatkan privasi.
- Penerangan yang cukup, baik siang maupun malam.
- Tempat tidur yang bersih untuk ibu. Tutuppi kasur dengan plastik atau lembaran
yang mudah dibersihkan jika terkontaminasi selama persalinan atau kelahiran
bayi.
- Tempat yang bersih untuk memberikan asuhaan bayi baru lahir.
- Meja yang bersih atau tempat tertentu unttuk menaruh peralatan persalinan.
Menyiapkan Perlengkapan, Bahan-Bahan dan Obat-Obatan Esensial
_______________________________________________________________
Pada setiap persalinan dan kelahiran bayi :
- Periksa semua peralatan sebelum dan setellah memberikan asuhan. Ganti
peralatan yang rusak atau hilang dengan segera.
- Periksa semua obat-obatan dan bahan-bahann sebelum dan sesudah menolong
ibu bersalin dan melahirkan. Segera ganti obat apapun yang telah digunakan
atau hilang.
- Pastikan bahwa perlengkapan dan bahan-bahhan sudah bersih dan siap pakai.
Partus set, set jahit dan peralatan resusitasi bayi baru lahir sudah dalam kondisi
disinfeksi tingkat tinggi atau steril.
Menyiapkan Rujukan
____________________
Kaji ulang rencana rujukan bersama ibu dan keluarganya. Jika terjadi penyulit, keterlambatan untuk merujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai dapat membahayakan jiwa ibu dan/atau bayinya. Jika perlu dirujuk, siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan dan perawatan dan hasil penilaian (termasuk partograf) yang telah dilakukan untuk dibawa ke fasilitas rujukan.
Jika ibu datang untuk asuhan persalinan dan kelahiran bayi dan ia tidak siap dengan rencana rujukan, lakukan konseling terhadap ibu dan keluarganya tentang keperluan rencana rujukan. Bantu mereka membuat rencana rujukan pada saat awal persalinan.
Memberikan Asuhan Sayang Ibu selama Persalinan
________________________________________________
Prinsip-prinsip umum asuhan sayang ibu :
- Sapa ibu dengan ramah dan sopan, bersikapp dan bertindak dengan tenang dan
berikan dukungan penuh selama persalinan dan kelahiran bayi.
- Jawab setiap pertanyaan yang diajukan oleeh ibu atau anggota keluarganya.
- Anjurkan suami dan anggota keluarga ibu uuntuk hadir dan memberikan
dukungannya.
- Waspadai tanda-tanda penyulit selama perssalinan dan lakukan tindakan yang
sesuai jika diperlukan.
- Siap dengan rencana rujukan.
Asuhan sayang ibu selama persalinan termasuk :
- Memberikan dukungan emosional.
- Membantu pengaturan posisi.
- Memberikan cairan dan nutrisi.
- Keleluasaan untuk ke kamar mandi secara tteratur.
- Pencegahan infeksi.
Dukungan Emosional
————————
Bekerjasama dengan anggota keluarga untuk :
- Mengucapkan kata-kata yang membesarkan haati.
- Membantu ibu bernapas pada saat kontraksii.
- Memijat punggung, kaki atau kepala ibu daan tindakan-tindakan bermanfaat
lainnya.
- Menyeka muka ibu dengan lembut, menggunakkan kain yang dibasahi air hangat
atau dingin.
- Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasaa aman.
Mengatur Posisi
——————
Anjurkan ibu untuk mencoba posisi-posisi yang nyaman selama persalinan dan kelahiran. Anjurkan pula suami dan pendamping lainnya untuk membantu ibu berganti posisi. Ibu boleh berjalan, berdiri, duduk, jongkok, berbaring miring atau merangkak. Posisi tegak seperti berjalan, berdiri atau jongkok dapat membantu turunnya kepala bayi dan seringkali mempersingkat waktu persalinan. Bantu ibu untuk sering berganti posisi selama persalinan. Jangan membuat ibu dalam posisi terlentang, beritahukan agar ia tidak mengambil posisi tersebut.
Alasan : Jika ibu berbaring terlentang, berat uterus dan isinya (janin, cairan ketuban, plasenta, dll) akan menekan vena kava inferior. Hal ini menyebabkan turunnya aliran darah dari sirkulasi ibu ke plasenta. Kondisi seperti ini akan menyebabkan hipoksia / kekurangan oksigen pada janin. Posisi terlentang juga akan memperlambat kemajuan persalinan (Enkin, et. al, 2000).
Pemberian Cairan & Nutrisi
—————————–
Anjurkan ibu untuk mendapat asupan (makanan ringan dan minun air) selama persalinan dan kelahiran bayi. Sebagian ibu masih ingin makan selama fase laten persalinan tetapi setelah memasuki fase aktif mereka hanya menginginkan cairan saja. Anjurkan anggota keluarga menawarkan ibu minum sesering mungkin dan makanan ringan selama persalinan.
Alasan : Makanan ringan dan cairan yang cukup selama persalinan akan memberikan lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi. Dehidrasi bisa memperlambat kontraksi dan/atau membuat kontraksi menjadi tidak teratur dan kurang efektif.
Kamar Mandi
————–
Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin selama persalinan. Ibu harus berkemih paling sedikit setiap 2 jam atau lebih sering jika terasa ingin berkemih atau jika kandung kemih dirasakan penuh. Periksa kandung kemih pada saat akan memeriksa denyut jantung janin (lihat/palpasi tepat di atas simfisi pubis untuk mengetahui apakah kandung kemih penuh). Anjurkan dan antarkan ibu untuk berkemih di kamar mandi. Jika ibu tidak dapat berjalan ke kamar mandi, berikan wadah penampung urin.
Alasan : Kandung kemih yang penuh akan :
- Memperlambat turunnya bagian terbawah jannin dan mungkin menyebabkan partus macet.
- Menyebabkan ibu tidak nyaman
- Meningkatkan resiko perdarahan pasca perssalinan yang disebabkan atonia uteri.
- Mengganggu penatalaksanaan distosia bahu..
- Meningkatkan resiko infeksi saluran kemihh pasca persalinan.
Selama persalinan berlangsung, tidak dianjurkan untuk melakukan kateterisasi kandung kemih secara rutin.
Kateterisasi kandung kemih hanya dilakukan jika kandung kemih penuh dan ibu tidak dapat berkemih sendiri.
Alasan : Kateterisasi menimbulkan rasa sakit, meningkatkan resiko infeksi dan perlukaan saluran kemih ibu.
Anjurkan ibu untuk buang air besar jika perlu jika ibu merasa ingin buang air besar saat persalinan aktif, lakukan periksa dalam untuk memastikan bahwa apa yang dirasakan ibu bukan disebabkan oleh tekanan kepala bayi pada rektum. Jika ibu belum siap melahirkan, perbolehkan ibu untuk ke kamar mandi.
Jangan melakukan klisma secara rutin selama persalinan. Klisma tidak akan memperpendek waktu persalinan, menurunkan angka infeksi bayi baru lahir atau infeksi luka pasca persalinan, malahan akan meningkatkan jumlah tinja yang keluar selama kala dua persalinan (Enkin, et al, 2000)
Pencegahan Infeksi
———————
Anjurkan ibu untuk mandi pada awaal persalinan dan pastikan bahwa ibu memakai pakaian yang bersih. Mencuci tangan sesering mungkin, menggunakan peralatan steril atau disinfeksi tingkat tinggi dan sarung tangan pada saat diperlukan. Anjurkan anggota keluarga untuk mencuci tangan mereka sebelum dan setelah melakukan kontak dengan ibu dan/atau bayi baru lahir.
Alasan : Pencegahan infeksi sangat penting dalam menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir. Upaya dan keterampilan dalam melaksanakan prosedur pencegahan infeksi yang baik, akan melindungi penolong persalinan terhadap resiko infeksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar