Cari Blog Ini

Faktor-faktor rendahnya penggunaan implant di kelurahan

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu usaha pemerintah Indonesia untuk menanggulangi masalah pertumbuhan penduduk. Gerakan Keluarga Berencana Nasional adalah gerakan masyarakat yang menghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia (Wiknjosastro, 2002:902). Program Keluarga Berencana di Indonesia dirintis sejak tahun 1957 dengan diresmikannya Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI). PKBI sebagai pelopor pergerakan Keluarga Berencana dan sampai sekarang masih aktif membantu program Keluarga Berencana nasional yang dikoordinir oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) (Mochtar, 1998:251). Dalam program ini salah satu tujuannya adalah menjarangkan kehamilan dengan menggunakan metode kontrasepsi.
Metode kontrasepsi yang digunakan diantaranya menggunakan metode alamiah seperti metode kalender, metode suhu badan basal, metode lendir serviks dan metode sympto-termal. Selain itu ada juga yang menggunakan pil, suntik, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), Implant, serta metode kontrasepsi mantap seperti tubektomi dan vasektomi. Sampai saat ini belum ada suatu cara kontrasepsi yang 100% ideal. Ciri-ciri suatu kontrasepsi yang ideal meliputi daya guna, aman, murah, estetik, mudah didapat, tidak memerlukan motivasi terus-menerus dan efek sampingnya minimal (Wiknjosastro, 2002:906). Namun demikian, masyarakat dapat menerima hampir semua metode medis tekhnis Keluarga Berencana yang dicanangkan oleh pemerintah (Manuaba, 1998:437).
Salah satu Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) adalah implant, yaitu suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgestrel yang dibungkus dalam kapsul silatic-silicone dan disusukkan di bawah kulit. Implant berdaya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun), tidak membutuhkan pemeriksaan dalam dan tidak mengganggu kegiatan senggama. Selain itu implant dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan.
Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Lampung tahun 2005, jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Provinsi Lampung tercatat sebanyak 1.380.636 pasangan dan yang menjadi peserta KB aktif sebanyak 961.460 orang (69,64%), akseptor KB implant sebanyak 123.097 orang (12,8%). Berdasarkan data dari Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana (BKCSKB) Kota Metro bulan Desember 2006 jumlah PUS sebanyak 24.331 pasangan, yang menjadi peserta KB aktif sebanyak 17.741 orang (72,92%), akseptor KB implant sebanyak 2.507 orang (14,13%). Jika dilihat menurut Kecamatan, jumlah PUS di Kecamatan Metro Pusat sebanyak 7.958 pasangan, yang menjadi peserta KB aktif 5.676 orang (71,32%), akseptor KB implant 510 orang (8,98%) Kecamatan Metro Utara jumlah PUS sebanyak 4.756 pasangan, peserta KB aktif 3.643 orang (76,60%) akseptor KB implant 576 orang (15,81%). Kecamatan Metro Barat jumlah PUS sebanyak 3.815 pasangan, peserta KB aktif 2.771 orang (72,63%), akseptor KB implant 439 orang (15,84%). Kecamatan Metro Timur jumlah PUS sebanyak 5.355 pasangan, peserta KB aktif sebanyak 3.780 orang (70,59%) akseptor KB implant sebanyak 448 orang (11,85%). Kecamatan Metro Selatan jumlah PUS 2.447 pasangan, peserta KB aktif sebanyak 1.871 orang (76,46%) akseptor KB implant sebanyak 534 orang (28,54%). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa di Kecamatan Metro Pusat penggunaan metode KB implant paling rendah dibandingkan di Kecamatan lainnya.
Dari hasil study pendahuluan yang dilakukan di Kecamatan Metro Pusat didapatkan data tentang kontrasepsi yang digunakan akseptor KB di Kecamatan Metro Pusat sebagai berikut :
Tabel 1. Jumlah Akseptor KB Berdasarkan Jenis Alat Konstrasepsi yang Digunakan di Kecamatan Metro Pusat bulan Desember tahun 2006
Sumber : Dokumentasi Pengelola KB, Kecamatan Metro Pusat tahun 2006.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa di Kelurahan Imopuro Kecamatan Metro Pusat jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 1.343 pasangan yang menjadi peserta KB aktif 944 orang (70,29%) dan akseptor KB implant 62 orang (6,57%). Dapat diketahui bahwa di Kelurahan Imopuro penggunaan metode KB implant paling rendah dibandingkan Kelurahan lainnya. Hal inilah yang menarik peniliti untuk mengambil penelitian terhadap faktor-faktor rendahnya penggunaan metode KB implant di Kelurahan Imopuro.

B. Rumusan Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan dengan apa yang diinginkan atau yang dituju dengan apa yang terjadi atau faktanya (Notoatmodjo, 2002:51). Masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah faktor-faktor rendahnya penggunaan implant di Kelurahan Imopuro Kecamatan Metro Pusat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip

0-Asuhan Kebidanan (Dokumen Word-doc) 0-KTI Full Keperawatan (Dokumen Word-doc) Anak Anatomi dan Fisiologi aneh lucu unik menarik Antenatal Care (ANC) Artikel Bahasa Inggris Asuhan Kebidanan Asuhan Keperawatan Komunitas Asuransi Kesehatan Berita Hiburan Berita Terkini Kesehatan Berita Tips Twitter Celeb contoh Daftar Pustaka Contoh KTI Contoh KTI Kebidanan Farmakologi (Farmasi) Gadar-kegawatdaruratan Gizi Handphone Hirschsprung Hukum Kesehatan Humor Segar (Selingan) Imunisasi Info Lowongan Kerja Kesehatan Intranatal Care (INC) Jiwa-Psikiatri kamus medis kesehatan online Kebidanan Fisiologis Kebidanan Patologis Keluarga Berencana (KB) Keperawatan Gerontology Kesehatan Anak (UMUM) Kesehatan Bayi (untuk UMUM) Kesehatan Haji Kesehatan Ibu Hamil (untuk UMUM) Kesehatan Ibu Menyusui (untuk UMUM) Kesehatan Pria (untuk UMUM) Kesehatan Remaja Kesehatan Reproduksi (Kespro) Kesehatan Wanita (untuk UMUM) Koleksi Skripsi Umum Konsep Dasar KTI D-3 Kebidanan KTI Skripsi Keperawatan kumpulan askep Laboratorium Lain-lain Makalah Keperawatan Kebidanan Managemen Kesehatan Mikrobiologi Motivasi Diri Napza dan zat Adiktif Neonatus dan Bayi News Penyakit Menular potensi KLB Penyakit Menular Seksual (PMS) Postnatal Care (PNC) Protap-SOP Psikologi-Psikiater (UMUM) Reformasi Kesehatan Sanitasi (Penyehatan Lingkungan) Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Sistem Endokrin Sistem Immunologi Sistem Indera Sistem Integumen Sistem Kardiovaskuler Sistem Muskuloskeletal Sistem Neurologis Sistem Pencernaan Sistem Perkemihan Sistem Pernafasan Surveilans Penyakit Teknologi Tips dan Tricks Seks Tips Facebook Tips Karya Tulis Ilmiah (KTI) Tips Kecantikan Tips Kesehatan Umum Tokoh Kesehatan Tutorial Blogging Youtuber