BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akhir abad ini di Indonesia akan dijumpai sekitar 8 – 10% perempuan lanjut usia, proses penuaan pada perempuan berlangsung lebih cepat, dari pada proses penuaan yang dialami oleh pria, karena adanya beban proses reproduksi dalam kehidupannya.Salah satu proses penuaan yang dialami perempuan adalah menoupause (DepKes, 1993). Menopause pada perempuan mengakibatkan osteoporosis dan gangguan kadar lemak dapat berlanjut ke kegangguan fungsi jantung dan pembuluh darah. Pada periode ini, para individu akan berusaha mengobati atau meringankan gejala dan keluhan menopause dan juga keinginan tetap awet muda dengan berusaha untuk mendapat obat dan tambahan beberapa vitamin yang dianggap dapat mencegah penuaan dini (Majalah Kesehatan Masyarakat,Th.XXIV,No. 6, 1996).
Gangguan fisik dan psikis biasanya timbul dalam pascamenopause tetapi kadang-kadang juga dalam pramenopause. Gangguan fisik dan psikis rupanya bersangkutan dengan berkurangnya produksi estrogen dan meningkatnya kadar gonadotropin. Sebagian besar perempuan mengalami gejala iritabilitas, kecemasan, depresi, insomnia, rasa panas terutama pada bagian-bagian atas berkeringat secara ringan saja (Sarwono, 1999). Menurut Sheldon H.C (dalam Rosetta Reitz, 1979) mengatakan kira-kira 60% perempuan mengalami arus panas, 25% perempuan kehilangan tulang lebih cepat dari pada proses menua. Di Amerika Serikat dan Eropa diperkirakan 9% s/d 26% perempuan pernah menderita penyakit depresi dalam kehidupan mereka. (Kunjtoro, 2002)
Menopause sering diartikan sebagai titik awal menurunnya fungsi reproduksi seorang perempuan. Kehidupan menjelang dan setelah menopause itulah yang sering disebut sebagai senja dalam kehidupan perempuan. Dalam usia ini seorang perempuan mencapai kematangan hidup, untuk karena itu masa tersebut dapat disebut pula sebagai usia maturitas. (Dep.Kes, 1993).
Pada masa ini pula seorang perempuan sering merasakan keluhan dalam kesehatannya. Keluhan pada masa menopause diakibatkan oleh penuaan pada organ-organ tubuh perempuan tersebut. Sebagai contoh penuaan pada indung telur dapat menurunkan produksi hormon estrogen yang mengatur metabolisme kalsium. Perubahan pengeluaran hormon menyebabkan berbagai perubahan baik fisik maupun psikis (Manuaba, 1998).
Pembangunan kesehatan pada dasarnya mempunyai tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Derajat kesehatan yang menjadi sasaran pencapaian program pembangunan kesehatan dapat dilihat dari indikator : umur harapan kehidupan, mortalitas, morbiditas dan status gizi masyarakat. Berdasarkan tabel 1 ternyata umur harapan hidup di Kabupaten Lampung Tengah dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Pada tahun 2000 rata-rata umur harapan hidup mencapai 68 tahun. Dan tahun 2001 menjadi 73,5 tahun. Bila dilihat lebih rinci ternyata angka harapan hidup perempuan lebih tinggi, yaitu tahun 2001 dapat mencapai rata-rata 76,4 tahun. (Propil Lampung Tengah, 2001).
Tabel 1 : Umur Harapan Hidup di Kabupaten Lampung Tengah
Tahun Jenis kelamin Laki-laki + Perempuan
Laki-laki Perempuan
2000 66,0 th 70,0 th 68,0 th
2001 70,6 th 76,4 th 73,5 th
Sumber : Data Profil Lampung Tengah
Di Kabupaten Lampung Tengah pertumbuhan kelompok usia lanjut, jumlahnya semakin besar. Pada tahun 1999 kelompok lanjut usia baru mencapai 5,24% dari jumlah penduduk. Kemudian pada tahun 2000 mencapai 8,6% dan di tahun 2001 meningkat menjadi 10,84% kelompok penduduk lanjut memerlukan pelayanan kesehatan sekunder/tersier dan memerlukan biaya sangat mahal serta merupakan beban sosial yang harus ditanggung kelompok penduduk produktif.
Tabel 2 : Perkembangan Kelompok Usia Lanjut Kabupaten Lampung Tengah Tahun 1999 – 2001
Tahun Lansia Baru Peningkatan
1999
2000
2001 5,24%
8,6%
10,84%
3,36%
2,24%
Sumber : Data Profil Lampung Tengah
Usia lanjut di Kabupaten Lampung Tengah terdapat sejumlah 113.976 orang, dengan perempuan usia 45-55 tahun adalah 5.355 orang dan usia > 55 tahun 1.589 orang. Pada pra surve penulis di wilayah puskesmas Wates usia 45-55 tahun sebanyak 425 orang terbagi atas 6 desa.
Berdasarkan pra survey di Desa Wates yang dilaksanakan pada bulan April 2004 dengan melakukan pra survey dan uji kuesioner yang terdapat 16 pertanyaan mengenai pengetahuan ibu tentang menopause pada 10 orang responden diperoleh sebagai berikut :
Tabel 3. Katagori Pengetahuan Ibu Usia 45-55 Tahun Tentang Menopause di Desa Wates Pada Uji Kuesioner
No Katagori Jumlah Persentase
1
2
3
4 Baik
Cukup
Kurang
Kurang sekali 0
2
3
5 0
20%
30%
50%
Jumlah 10 100%
Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa pengetahuan responden tentang menopause di Desa Wates pada uji kuesioner termasuk katagori kurang sekali yaitu sebesar 50%. Berdasarkan pra survey maka penulis tertarik untuk meneliti gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang menopause.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dibuat rumusan masalah yaitu Bagaimanakah gambaran tingkat pengetahuan ibu-ibu usia 45-55 tahun tentang menopause di Desa Wates Kecamatan Bumi Ratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah?
C. Ruang Lingkup Penelitian
1. Obyek Penelitian
Pengetahuan ibu-ibu usia 45-55 tahun di Dusun I Desa Wates
2. Subyek Penelitian
Ibu-ibu usia 45-55 tahun yang ada di Desa Wates Kecamatan Bumi Ratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah.
3. Lokasi Penelitian
Wilayah Puskesmas Wates yaitu Desa Wates Kecamatan Bumi Ratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah.
4. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 10 Mei sampai 6 Juni 2004.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu-ibu usia 45-55 tahun tentang menopause di Desa Wates Kecamatan Bumi Ratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah.
2. Tujuan Khusus
a. Diperolehnya gambaran tingkat pengetahuan ibu-ibu usia 45-55 tahun tentang menopause pada tingkat tahu.
b. Diperolehnya gambaran tingkat pengetahuan ibu-ibu usia 45-55 tahun tentang menopause pada tingkat paham.
c. Diperolehnya gambaran tingkat pengetahuan ibu-ibu usia 45-55 tahun tentang menopause pada tingkat aplikasi.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat kepada :
1. Bagi Penulis
Dapat menerapkan mata kuliah yang telah diajarkan, terutama metodelogi penelitian, menambah pengalaman dan wawasan mengenai pengetahuan ibu tentang menopause.
2. Bagi Subyek Peneliti
Untuk menambah pengetahuan ibu tentang menopause.
3. Bagi Institusi Pendidikan Program Studi Kebidanan Metro
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk memperluas wawasan mahasiswinya tentang menopause.
4. Bagi Puskesmas Wates
Untuk menambah wawasan bagi tenaga kesehatan mengenai pengetahuan ibu tentang menopause.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar