Cari Blog Ini

Kecemasan pasangan suami istri dengan infertil primer di rumah bersalin

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyaknya pasangan infertil di Indonesia dapat diperhitungkan dari banyaknya wanita yang pernah kawin dan tidak pernah mempunyai anak. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, jumlah penduduk 220 juta, 30 juta diantaranya adalah pasangan usia subur (PUS). Dari PUS tersebut sekitar 10 – 15%, atau 3 – 4,5 juta pasangan memiliki problem kesuburan, dan dari 10 sampai 15% itu terdapat 7 sampai 9% yang mengalami infertil primer. Makin lama pasangan itu kawin tanpa kehamilan, makin menurun kejadian kehamilannya. Para dokter baru menganggap ada masalah infertilitas jika pasangan yang ingin anak itu telah dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan lebih dari 12 bulan (Wiknjosastro, 1997).
Diperkirakan bahwa dari setiap 100 pasangan, 10 pasangan dari pasangan suami istri (Pasutri) tidak mempunyai anak, dan 15 Pasutri mempunyai anak kurang dari yang diinginkan (Hardjana, 2000). Banyak faktor yang mempengaruhi infertilitas, salah satu faktornya adalah dari segi psikologis. Infertilitas merupakan suatu keadaan yang menekan, pada Pasutri sering kali hal ini menyebabkan depresi, cemas dan lelah berkepanjangan. Padahal hal tersebut memberikan pengaruh yang cukup besar pada kemampuan untuk bisa hamil.
Pada masyarakat Indonesia, masih beranggapan bahwa tujuan sebuah pernikahan adalah untuk memperoleh keturunan (Kasdu, 2001). Seorang wanita yang telah melewati beberapa bulan hari pernikahannya, sering terlontar pertanyaan – pertanyaan dari keluarga atau kerabat yang menanyakan apakah ia sudah hamil atau belum. Tekanan – tekanan dari pihak luar ini sering kali menjadi sumber masalah dalam hubungan suami istri, selanjutnya pertanyaan itu akan menjadi hal yang sensitif apabila seorang wanita tidak kunjung hamil.
Tugas – tugas perkembangan pada masa dewasa awal menyebutkan bahwa salah satunya adalah hidup berkeluarga dan mengasuh anak (Mappiare, 1983). Anak merupakan kepuasan dalam sebuah perkawinan. Stabilitas sebuah perkawinan terkadang juga ditentukan dengan kehadiran oleh seorang anak dalam kehidupan rumah tangga. Banyak Pasutri yang memilih bercerai karena salah satu dari mereka tidak dapat memberi keturunan. Ancaman terjadinya perceraian ini mencapai 43% dari masalah dalam sebuah pernikahan yang ada. Mereka beranggapan bahwa peran mereka sebagai orang tua tidak sempurna tanpa kehadiran seorang anak dalam kehidupan perkawinannya.
Hasil prasurvei pada tanggal 1 – 21 April 2004 di Rumah Bersalin Permata Hati Kota Metro yang mengalami Infertil 31 pasangan infertil primer. Untuk itu penulis ingin mengetahui kecemasan pasangan suami istri dengan Infertil primer.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang, penulis membuat rumusan masalah yaitu : “Bagaimana kecemasan pasangan suami istri dengan Infertil primer di Rumah Bersalin Permata Hati Kota Metro ?”.

C. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam melakukan penelitian, agar sesuai dengan rumusan masalah yang dibuat penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut :
1. Subyek Penelitian : Pasangan suami istri dengan Infertil primer
2. Objek Penelitian : Penyebab kecemasan
3. Tempat Penelitian : RB. Permata Hati Kota Metro
4. Waktu Penelitian : 14 Mei – 12 Juni 2004

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kecemasan pada pasangan suami istri dengan Infertil primer di RB. Permata Hati Kota Metro.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui kecemasan ditinjau dari peran sebagai orang tua.
b. Untuk mengetahui kecemasan ditinjau dari stabilitas perkawinan
c. Untuk mengetahuai kecemasan ditinjau dari tugas perkembangan dewasa awal.

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Sebagai penerapan matakuliah metodologi penelitian dan menambah pengalaman serta wawasan mengenai kecemasan pada Pasutri dengan Infertil Primer.
2. Bagi Program Studi Kebidanan Metro
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau masukan untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan kecemasan pada Pasutri dengan Infertil Primer.
3. Bagi Rumah Bersalin Permata Hati
Diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran tentang pasangan yang mengalami Infertil Primer ditinjau dari segi psikologis, sehingga dokter dapat memberikan bantuan berupa konseling.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip

0-Asuhan Kebidanan (Dokumen Word-doc) 0-KTI Full Keperawatan (Dokumen Word-doc) Anak Anatomi dan Fisiologi aneh lucu unik menarik Antenatal Care (ANC) Artikel Bahasa Inggris Asuhan Kebidanan Asuhan Keperawatan Komunitas Asuransi Kesehatan Berita Hiburan Berita Terkini Kesehatan Berita Tips Twitter Celeb contoh Daftar Pustaka Contoh KTI Contoh KTI Kebidanan Farmakologi (Farmasi) Gadar-kegawatdaruratan Gizi Handphone Hirschsprung Hukum Kesehatan Humor Segar (Selingan) Imunisasi Info Lowongan Kerja Kesehatan Intranatal Care (INC) Jiwa-Psikiatri kamus medis kesehatan online Kebidanan Fisiologis Kebidanan Patologis Keluarga Berencana (KB) Keperawatan Gerontology Kesehatan Anak (UMUM) Kesehatan Bayi (untuk UMUM) Kesehatan Haji Kesehatan Ibu Hamil (untuk UMUM) Kesehatan Ibu Menyusui (untuk UMUM) Kesehatan Pria (untuk UMUM) Kesehatan Remaja Kesehatan Reproduksi (Kespro) Kesehatan Wanita (untuk UMUM) Koleksi Skripsi Umum Konsep Dasar KTI D-3 Kebidanan KTI Skripsi Keperawatan kumpulan askep Laboratorium Lain-lain Makalah Keperawatan Kebidanan Managemen Kesehatan Mikrobiologi Motivasi Diri Napza dan zat Adiktif Neonatus dan Bayi News Penyakit Menular potensi KLB Penyakit Menular Seksual (PMS) Postnatal Care (PNC) Protap-SOP Psikologi-Psikiater (UMUM) Reformasi Kesehatan Sanitasi (Penyehatan Lingkungan) Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Sistem Endokrin Sistem Immunologi Sistem Indera Sistem Integumen Sistem Kardiovaskuler Sistem Muskuloskeletal Sistem Neurologis Sistem Pencernaan Sistem Perkemihan Sistem Pernafasan Surveilans Penyakit Teknologi Tips dan Tricks Seks Tips Facebook Tips Karya Tulis Ilmiah (KTI) Tips Kecantikan Tips Kesehatan Umum Tokoh Kesehatan Tutorial Blogging Youtuber