BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tolak ukur keberhasilan dari kemampuan pelayanan kesehatan satu negara diukur dengan angka kematian ibu. Indonesia termasuk negara dengan angka kematian ibu yang cukup tinggi bahkan tertinggi di ASEAN, yaitu sekitar 390 per 100.000 kelahiran hidup. AKI bervariasi diberbagai daerah dengan rentangan 330-700/100.000 kelairan hidup. Persalinan di Indonesia diperkirakan 5.000.000 pertahun, AKI 18.000 – 20.000 pertahun atau 53-55 perhari atau setiap 25-30 menit sekali (Manuaba, 2001).
Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan 60-70% masih menduduki urutan pertama, disusul dengan pre eklampsia dan eklampsia 10-20%, infeksi 10-20% termasuk partus terlantar, lainnya emboli air ketuban dan anestesi. Dalam hal ini pemerintah telah mencanangkan upaya agar dapat mencapai penurunan AKI 225 per 100.000 persalinan pada akhir Pelita VI (Manuaba, 2001). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Tingkat I Lampung (2001) AKI di Lampung sebesar 1.056 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu di Propinsi Lampung yaitu perdarahan 43,24% (Profil Dinas Kesehatan Tingkat I, 2002).
Perdarahan pasca persalinan sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan perdarahan antepartum. Sebagian besar kematian ibu yang terjadi saat pertolongan pertama, sehingga masih mempunyai peluang yang besar untuk dapat melakukan pertolongan yang adekuat untuk menurunkannya. Waktu yang paling kritis untuk terjadinya perdarahan adalah ketika pelepasan plasenta dan segera setelah itu. Hal ini disebabkan karena terputusnya pembuluh darah tempat berimplantasinya plasenta. Salah satu langkah mempercepat kelahiran plasenta dan dapat mencegah atau mengurangi perdarahan post partum adalah manajemen aktif kala III persalinan, dimana tindakan tersebut meliputi pemberian oksitosin segera setelah bayi lahir, penegangan tali pusat terkendali, dan pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir (Saifuddin, 2001).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Dinas Kesehatan Kota Metro Desember 2002 – November 2003 ditemukan angka kejadian kematian ibu sebanyak 96 per seratus ribu kelahiran atau 3 dari 3.212 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Kota Metro, 2002). Dari hasil prasurvey bulan Desember 2003 di wilayah Puskesmas Sumber Sari Bantul Kecamatan Metro Selatan, ditemukan 5 dari 9 bidan belum melaksanakan manajemen aktif kala III secara baik dan benar. Keadaan ini menggambarkan bahwa pengetahuan dan keterampilan tentang manajemen aktif kala III masih kurang.
Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti gambaran pengetahuan dan keterampilan bidan tentang manajemen aktif kala III di wilayah Puskesmas Sumber Sari Bantul Kecamatan Metro Selatan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Bagaimanakah pengetahuan dan keterampilan bidan tentang manajemen aktif kala III di wilayah Puskesmas Sumber Sari Bantul Kecamatan Metro Selatan ?”
C. Ruang Lingkup Penelitian
1. Jenis Penelitian : Deskriptif
2. Objek Penelitian : Pengetahuan dan keterampilan bidan tentang manajemen aktif kala III.
3. Subjek Penelitian : Semua bidan di wilayah Puskesmas Sumber Sari Bantul Kecamatan Metro Selatan.
4. Tempat Penelitian : BPS di wilayah Puskesmas Sumber Sari Bantul Kecamatan Metro Selatan.
5. Waktu Penelitian : 17 Mei 2004 – 30 Mei 2004
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Memperoleh gambaran pengetahuan dan keterampilan bidan tentang manajemen aktif kala III di Wilayah Puskesmas Sumber Sari Bantul Kecamatan Metro Selatan.
2. Tujuan Khusus
a. Diperolehnya pengetahuan bidan tentang manajemen aktif kala III.
b. Diperolehnya keterampilan bidan tentang manajemen aktif kala III.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi tempat penelitian (Puskesmas Sumber Sari Bantul)
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Sumber Sari Bantul sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bidan tentang manajemen aktif kala III.
2. Manfaat bagi bidan yang ada di wilayah Puskesmas Sumber Sari Bantul Kecamatan Metro Selatan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan dapat meningkatkan mutu pelayanan.
3. Manfaat bagi Institusi Pendidikan Kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau masukan untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan manajemen aktif kala III.
4. Manfaat bagi Peneliti
Sebagai penerapan dari perkuliahan metode penelitian yang didapat di Politeknik Kesehatan Program Studi Kebidanan Metro.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar