BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan jangka panjang pembangunan di bidang kesehatan adalah menciptakan Indonesia Sehat 2010, bukan hanya sehat fisik tetapi juga sehat psikologis. Salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah meningkatkan kesehatan reproduksi. Upaya menuju tersedianya Standar Pelayanan Medik dalam bidang kesehatan reproduksi telah dilaksanakan melalui berbagai kegiatan strategik dalam tahun-tahun terakhir, yang dimulai dengan dibentuknya Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR) serta diperkenalkannya pelatihan berdasarkan kompetensi pada tahun 1993 (Sarwono, 2003:5).
Berapa tahun terakhir masalah kesehatan reproduksi remaja menjadi kepudilian Nasional karena disadari bahwa remaja dalam hidupnya menghadapi berbagai masalah khusus yang membutuhkan perhatian yang khusus pula. Kebutuhan terhadap kesehatan reproduksi remaja sebenarnya merupakan permasalahan dunia, akan tetapi di negara kita hal ini tidak mendapatkan perhatian yang memadai (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI),2000:3).
Program kesehatan reproduksi remaja merupakan upaya untuk membantu remaja agar memiliki pengetahuan, kesadaran, sikap dan perilaku kehidupan reproduksi sehat dan bertanggungjawab. Kesehatan reproduksi ini tidak saja bebas dari penyakit dan kecacatan, namun juga sehat mental dan sosial dari alat, sistem, fungsi serta proses reproduksi (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),2001:1).
Masalah kesehatan reproduksi yang sering dialami oleh remaja salah satunya tentang menstruasi. Masalah menstruasi sering membuat remaja cemas, was-was dan kurang percaya diri.
Remaja putri pada umumnya belajar tentang menstruasi dari ibunya, tapi sayang tidak semua ibu memberikan informasi yang memadai kepada putrinya bahkan sebagian enggan membicarakan secara terbuka. Menghadapi hal ini menimbulkan kecemasan pada anak, bahkan sering tumbuh keyakinan bahwa menstruasi itu sesuatu yang tidak menyenangkan atau serius. Mereka juga mengembangkan sikap negatif tentang menstruasi. Ia mungkin merasa malu dan melihatnya sebagai penyakit. Khususnya jika ketika mengalaminya ia merasa letih atau terganggu. Pandangan negatif tentang menstruasi berlanjut sampai menjelang dewasa (Liewellyn & Jones, 1997:33).
Panjang siklus menstruasi yang normal atau dianggap sebagai siklus menstruasi yang khas ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama. Juga pada kakak beradik bahkan saudara kembar, siklusnya tidak terlalu sama. Rata-rata panjang siklus menstruasi pada gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari. Lama menstruasi biasanya antara 3-8 hari, pada setiap wanita biasanya lama menstruasi itu tetap (Sarwono, 2002 :103).
Dua hari sebelum menstruasi dimulai, banyak wanita merasa tidak enak badan, mereka mengalami pusing-pusing, perut kembung, letih atau mudah tersinggung dan mungkin merasakan tekanan di daerah pinggul, umumnya gejala hilang ketika menstruasi dimulai (Llewellyn & Jones, 1997 : 34).
Remaja putri yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses menstruasi, mudah sekali timbul dismenorea (Sarwono, 2002:230).
Menghadapi menstruasi tersebut para remaja diharapkan mengetahaui tentang menstruasi yang normal. Tidak sedikit para remaja yang belum mengetahui tentang menstruasi, sehingga akan berpengaruh terhadap remaja dalam menjalankan masa kedewasaannya. Apalagi pokok bahasan tentang mentruasi tidak di bahas, meskipun tentang kesehatan reproduksi sudah di bahas namun belum mengupas secara mendalam.
Berdasarkan hasil study pendahuluan yang dilakukan terhadap remaja putri siswi kelas II SMP Negeri 3 Metro, penulis temukan berjumlah 13 siswi mengalami siklus menstruasi panjang, 14 siswi mengalami sakit atau nyeri perut saat menstruasi. Menghadapi menstruasi tersebut mereka merasa resah, cemas, was-was, lebih dan terganggu. Sindroma pra-menstruasi yang sering dialami siswi ialah mudah marah 13 orang, pusing dan mual 10 orang serta payudara sakit 4 orang, dalam menghadapi menstruasi tersebut mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan, bahkan untuk berbicara kepada orang tua mereka malu, serta mereka mengatakan belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang menstruasi.
Berdasarkan uraian di atas pentingnya pengetahuan remaja putri tentang menstruasi sejak dini, sudah dapat diberikan khusuanya para remaja putri siswi kelas II SMP Negeri 3 Metro. Mengingat masih banyak remaja putri yang belum mengerti tentang menstruasi, maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan sikap remaja putri tentang menstruasi pada siswi kelas II SMP Negeri 3 Metro.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, maka yang menjadi permasalah penulis yang nantinya akan diteliti pada Karya Tulis Ilmiah ini adalah “Bagaimanakah Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Menstruasi pada siswi kelas II SMP Negeri 3 Metro?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Memperolehnya gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri tentang menstruasi pada siswi kelas II SMP Negeri 3 Metro.
2. Tujuan Khusus
a. Memperolehnya gambaran pengetahuan remaja putri tentang menstruasi pada siswi kelas II SMP Negeri 3 Metro.
b. Memperolehnya gambaran sikap remaja putri tentang menstruasi pada pada siswi kelas II SMP Negeri 3 Metro.
D. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian : Deskriptif
2. Subjek Penelitian : Siswi kelas II SMP Negeri 3 Metro
3. Objek Penelitian : Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Menstruasi
4. Lokasi Penelitian : SMP Negeri 3 Metro
5. Waktu Penelitian : Penelitian dilakukan tanggal 13 Maret 2006 s.d
21 Juni 2006
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Remaja Putri Siswi Kelas II SMP Negeri 3 Metro
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman remaja putri siswi kelas II SMP Negeri 3 Metro tentang menstruasi sehingga mampu mengatasi rasa kekhawatiran yang mereka alami.
2. Bagi Institusi Pendidikan SMP Negeri 3 Metro
Sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan guru mengenai menstruasi
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan bacaan dan informasi untuk peneliti selanjutnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar