BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Demam merupakan salah satu masalah yang kerap dijumpai dalam mengasuh dan membesarkan anak. Ibu berperan penting dalam merawat anak demam, pengetahuan ibu diperlukan agar tindakan yang diberikan benar yaitu bagaimana ibu menentukan anak demam dan menurunkan suhu tubuh anak, serta kapan ibu mambawa ke petugas kesehatan. Kurangnya informasi dan pengetahuan dapat membuat tindakan ibu menjadi keliru. Kesalahan yang sering terjadi di lingkungan kita seperti anak demam justru diselimuti dengan selimut tebal. Ibu perlu tahu bahwa pada usia dibawah lima tahun daya tahan tubuh anak memang merendah sehingga rentan sekali terkena infeksi penyebab demam. Tingginya suhu tubuh juga tidak dapat dijadikan indikasi bahwa penyakit yang diderita anak semua parah. Sebab pada saat itu tubuh sedang berusaha melakukan perlawanan terhadap penyakit akibat infeksi, dengan demikian demam dapat reda dengan sendirinya dalam 1–2 hari dan tidak selalu butuh pengobatan. Segeralah melakukan pengukuran dengan termometer setiap kali anak demam. Sekitar 30% - 50% demam disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), demam berdarah dengue, dan demam tifoid. (Waldan, tabloidnova.com, 2007, Conecticque, conectique.com, 2008 ).
Data terakhir yang diperoleh dari Survei Kesehatan Nasional (Susenas) 2001 tentang angka kesakitan bayi dan balita menunjukkan bahwa 49,1 % bayi umur kurang dari 1 tahun (49,0 % bayi laki-laki, 49,2 % bayi perempuan), dan 54,8 % balita umur 1-4 tahun (55,7 % balita laki-laki, 54,0 % balita perempuan). Di antara anak umur 0-4 tahun tersebut ditemukan prevalensi panas sebesar 33,4 %, batuk 28,7 %, batuk dan nafas cepat 17,0 % dan diare 11,4 %.
Hasil pendataan Surveilans Epidemiologi Kota Metro tahun 2004 menunjukkan bahwa penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) mencapai 28.160 kasus selama tahun 2004, hal ini terjadi peningkatan yang sangat tajam pada tahun 2005 yaitu 32.790 kasus dan paling banyak pada usia 1-4 tahun yaitu sebanyak 10.219 kasus (26.07%). Penyakit berikutnya terbanyak adalah diare yaitu 3.614 kasus (9,22%) (Buletin, 2006).
Hasil prasurvei yang penulis lakukan di Puskesmas Mulyojati Metro Barat tanggal 20 Maret sampai dengan 25 April 2008 penulis meneliti dari 24 ibu yang mempunyai balita demam terdapat 17 ibu yang pengetahuannya kurang dan, 4 ibu yang pengetahuannya cukup, dan hanya 3 orang yang pengetahuannya baik. Tingkat pengetahuan ibu tentang pertolongan pertama pada balita demam masih banyak yang kurang baik sehingga membuat penulis terpicu untuk menelitinya.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut maka yang menjadi rumusan masalah dari karya tulis ilmiah ini adalah ”Bagaimana pengetahuan ibu tentang pertolongan pertama pada balita demam di Puskesmas Mulyojati Metro Barat?”
C. RUANG LINGKUP PENELITIAN
Peneliti membatasi ruang lingkup yang diteliti sebagai berikut :
1. Sifat penelitian : Deskriptif
2. Subjek Penelitian : Ibu yang mampunyai balita demam
3. Objek Penelitian : Pengetahuan ibu tentang pertolongan pertama.
4. Lokasi Penelitian : Puskesmas Mulyojati
5. Waktu Penelitian : 17 - 21 Juni 2008
D. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang pertolongan pertama pada balita demam.
E. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Institusi Puskesmas Mulyojati Metro Barat
Menambah informasi dan masukkan tentang pertolongan pertama pada balita demam.
2. Para ibu yang memiliki balita
Hasil penelitian ini diharapkan meningkatkan pengetahuan para ibu tentang pertolongan pertama pada balita demam.
3. Institusi pendidikan Program Studi Kebidanan Metro
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi proses penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan dengan memberikan pertolongan pertama pada balita deman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar