Cari Blog Ini

INVERSIO UTERI


Definisi (Menurut dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG)
Inversio uteri merupakan keadaan dimana fundus uteri masuk kedalam kavum uteri, dapat secara mendadak atau perlahan. Kejadian ini biasanya disebabkan pada saat melakukan persalinan plasenta secara Crede, dengan otot rahim belum berkontraksi dengan baik. Inversio uteri memberikan rasa sakit yang dapat menimbulkan keadaan syok.
Inversio uteri dibagi atas 3 keadaan :
1. Inversio uteri complete
Keadaan dimana uterus terputar balik sehingga fundus uteri terdapat dalam vagina dengan selaput lendirnya sebelah luar.
2. Inversio uteri incomplete
Keadaan dimana fundus menekuk kedalalm dan tidak keluar ostium uteri.
3. Inversio prolaps
Keadaan dimana uterus yang berputar balik itu keluar dari vulva.

Penyebab
Tiga faktor diperlukan untuk terjadinya inversio uteri :
  1. Tonus otot yang lemah
  2. Tekukan atau tarikan pada fundus (tekanan intraabdominal, tekanan dengan tangan, tarikan pada tali pusat)
  3. Canalis servicalis yang longgar
Maka inversio uteri dapat terjadi waktu batuk, bersih atau mengejan, juga karena prasat crade (Obstetri Patologi Fak. Kedokteran, UNPAD).
Gejala
  1. Shock
  2. Fundus uteri sama sekali tidak atau teraba tekukan pada fundus
  3. Kadang-kadang tampak sebuah tumor yang merah diluar vulva ialah fundus uteri yang terbalik atau teraba tumor dalam vagina
  4. Perdarahan
Diagnosis
Diagnosis tidak sukar dibuat jika diingat kemungkinan inversio uteri. Pada penderita dengan syok, perdarahan, dan fundus uteri tidak ditemukan pada tempat yang lazim pada kala III atau setelah persalinan selesai. Pemeriksaan dalam dapat menunjukan tumor yang lunak diatas serviks uteri atau dalam vagina sehingga diagnosis inversio uteri dapat dibuat.
Pada Mioma uteri submucosam yang lahir dalam vagina terdapat pula tumor yang serupa akan tetapi fundus uteri ditemukan dalam bentuk dan pada tempat biasa. Sedang konsistensi Mioma lebih keras daripada corpus uteri setelah persalinan. Selanjutnya jarang sekali Mioma submukosam ditemukan pada persalinan cukup bulan atau hampir cukup bulan.

Penanganan (Abdul Bari Saifudin, Buku panduan praktis pelayanan kes. Materi Neonatal)
  1. Kaji ulang indikasi
  2. Kaji ulang prinsip dasar perawatan dan pasang infus
  3. Berikan petidin dan diasepam IV dalam semprit berbeda secara berlahan-lahan, atau Anastesi umum jika diperlukan.
  4. Basuh uterus dengan larutan Antiseptik dan tutup dengan kain basah (dengan Nacl hangat) menjelang operasi.
PENCEGAHAN INVERSI SEBELUM TINDAKAN
KOREKSI MANUAL
  1. Pasang sarung tangan DTT
  2. Pegang uterus pada daerah insersi tali pusat dan masukkan kembali melalui serviks. Gunakan tangan lain untuk membantu menahan uterus didinding abdomen. Jika plasenta belum lepas, lakukan plasenta manual setelah tindakan koreksi
  3. Jika koreksi manual tidak berhasil, lakukan koreksi hidrostatistik
KOREKSI HIDROSTATIK
  1. Pasien dalam posisi terdelenbung dengan kepala lebih rendah sekitar 50 cm dari perineum
  2. Siapkan sistem bilas yang sudah disinfeksi berupa selang 2m berujung penyemprot berlubang besar, selang disambung dengan tabung berisi air hangat 3-5 l (atau Nacl / infus lain) dan dipasang setinggi 2 m
  3. Identifikasi forniks posterior
  4. Pasang ujung selang douche pada forniks posterior sampai menutup labla sekitar ujung selang dengan tangan.
  5. Guyur air dengan leluasa agar menekan uterus keposisi semula.
KOREKSI MANUAL dengan ANASTESIA UMUM
Jika koreksi hidrostatik gagal, upayakan reposisi dalam anastesia umum haloton merupakan pilihan untuk relaksasi uterus.

KOREKSI KOMBINASI ABDOMINAL – VAGINAL
  1. Kaji ulang indikasi
  2. Kaji ulang prinsip dasar perawatan operatif
  3. Lakukan insisi dinding abdomen sampai poritenium dan singkirkan usus dengan kasa. Tampak uterus berupa lekukan.
  4. Dengan jari tangan lakukan delatasi cincin konstriksi serviks.
  5. Pasang tenakulum melalui cincin serviks pada fundus
  6. Lakukan tarikan/traksi ringan pada fundus sementara asisten melakukan koreksi manual melalui vagina
  7. Jika tindakan traksi gagal, lakukan insisi cincin konstriksi serviks di belakang untuk menghindari resiko cedera kandung kemih. Ulang tindakan dilatasi, pemasangan tenakulum dan traksi fundus
  8. Jika koreksi berhasil, tutup dinding abdomen setelah melakukan
  9. Jika ada infeksi, pasang drain karet.
PERAWATAN PASCA TINDAKAN
1. Jika inversi sudah diperbaiki, berikan infus oksitoksin 20 unit dalam 500 ml IV (Nacl 0,9 % atau Ringer Lactat) 10 tetes/menit :
a. Jika dicurigai terjadi perdarahan, berikan infus sampai dengan 60 tetes permenit.
b. Jika kontraksi uterus kurang baik, berikan ergometrin 0,2 mg atau prestaglandin
2. Berikan Antibiotika proflaksis dosis tunggal :
a. Ampisilin 2 gr IV dan metronidazol 500mg IV
b. Sefazolin 1 gr IV dan metranidazol 500 mg IV
3. Lakukan perawatan pasca bedah jika dilakukan koreksi kombinasi abdominal vaginal
4. Jika ada tanda infeksi berikan antibiotika kombinasi sampai pasien bebas demam 48 jam :
a. Ampisilin 2 gr IV tiap 6 jam
b. Gestamin 5 mg/kg berat badan IV setiap 24 jam
c. Metranidazol 500mg IV setiap 8 jam
5. Berikan analgesif jika perlu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip

0-Asuhan Kebidanan (Dokumen Word-doc) 0-KTI Full Keperawatan (Dokumen Word-doc) Anak Anatomi dan Fisiologi aneh lucu unik menarik Antenatal Care (ANC) Artikel Bahasa Inggris Asuhan Kebidanan Asuhan Keperawatan Komunitas Asuransi Kesehatan Berita Hiburan Berita Terkini Kesehatan Berita Tips Twitter Celeb contoh Daftar Pustaka Contoh KTI Contoh KTI Kebidanan Farmakologi (Farmasi) Gadar-kegawatdaruratan Gizi Handphone Hirschsprung Hukum Kesehatan Humor Segar (Selingan) Imunisasi Info Lowongan Kerja Kesehatan Intranatal Care (INC) Jiwa-Psikiatri kamus medis kesehatan online Kebidanan Fisiologis Kebidanan Patologis Keluarga Berencana (KB) Keperawatan Gerontology Kesehatan Anak (UMUM) Kesehatan Bayi (untuk UMUM) Kesehatan Haji Kesehatan Ibu Hamil (untuk UMUM) Kesehatan Ibu Menyusui (untuk UMUM) Kesehatan Pria (untuk UMUM) Kesehatan Remaja Kesehatan Reproduksi (Kespro) Kesehatan Wanita (untuk UMUM) Koleksi Skripsi Umum Konsep Dasar KTI D-3 Kebidanan KTI Skripsi Keperawatan kumpulan askep Laboratorium Lain-lain Makalah Keperawatan Kebidanan Managemen Kesehatan Mikrobiologi Motivasi Diri Napza dan zat Adiktif Neonatus dan Bayi News Penyakit Menular potensi KLB Penyakit Menular Seksual (PMS) Postnatal Care (PNC) Protap-SOP Psikologi-Psikiater (UMUM) Reformasi Kesehatan Sanitasi (Penyehatan Lingkungan) Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Sistem Endokrin Sistem Immunologi Sistem Indera Sistem Integumen Sistem Kardiovaskuler Sistem Muskuloskeletal Sistem Neurologis Sistem Pencernaan Sistem Perkemihan Sistem Pernafasan Surveilans Penyakit Teknologi Tips dan Tricks Seks Tips Facebook Tips Karya Tulis Ilmiah (KTI) Tips Kecantikan Tips Kesehatan Umum Tokoh Kesehatan Tutorial Blogging Youtuber