Cari Blog Ini

Polimenorrhea

A. Pengertian Polimenorrhea
Polimenorrhea adalah kelainan haid dimana siklus kurang dari 21 hari5 dan menurut literatur lain siklus lebih pendek dari 25 hari6,12. Gejala haid tidak normal penyebab anemia lain adalah polimenorhea, kondisi siklus haid yang berjalan lebih pendek dari periode haid normal. Haid polimenorhea terjadi jika siklus haid berjalan kurang dari 21 hari.

Akibat siklus haid yang pendek, tentu volume darah yang dikeluarkan juga akan jauh lebih banyak dari haid dengan siklus normal. Ada juga metrohagia, kondisi pendarahan di luar haid yang dapat disebabkan oleh kelainan organik atau kelainan fungsional. "Biasanya ini terjadi pada perempuan usia usia di atas 40 tahun dan perempuan premenopause.

B. Etiologi
Bila siklus pendek namun teratur ada kemungkinan stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau kedua stadium memendek. Yang paling sering dijumpai adalah pemendekan stadium proliferasi. Bila siklus lebih pendek dari 21 hari kemungkinan melibatkan stadium sekresi juga dan hal ini menyebabkan infertilitas. Siklus yang tadinya normal menjadi pendek biasanya disebabkan pemendekan stadium sekresi karena korpus luteum lekas mati. Hal ini sering terjadi pada disfungsi ovarium saat klimakterium, pubertas atau penyakit kronik seperti TBC6.
Kelainan haid biasanya terjadi karena ketidak seimbangan hormon-hormon yang mengatur haid, namun dapat juga disebabkan oleh kondisi medis lainnya. Banyaknya perdarahan ditentukan oleh lebarnya pembukuh darah, banyaknya pembuluh darah yang terbuka, dan tekanan intravaskular. Lamanya pedarahan ditentukan oleh daya penyembuhan luka atau daya regenerasi. Daya regenerasi berkurang pada infeksi, mioma, polip dan pada karsinoma.

Kelainan haid adalah masalah fisik atau mental yang mempengaruhi siklus menstruasi, menyebabkan nyeri, perdarahan yang tidak biasa yang lebih banyak atau sedikit, terlambatnya menarche atau hilangnya siklus menstruasi tertentu.
Kelainan haid sering menimbulkan kecemasan pada wanita karena kehawatiran akan pengaruh kelainan haid terhadap kesuburan dan kesehatan wanita pada umumnya.

Siklus Menstruasi
Menstruasi adalah peluruhan dinding uterus (endometrium) pada setiap bulan secara periodik1,2. Menstruasi biasanya terjadi selama 2-7 hari dengan rata-rata durasi menstruasi + 4,7 hari. Saat menstruasi dapat kehilangan darah sekitar 10-80 cc darah dengan rata-rata 35 cc4,5. Siklus yang normal berlangsung 24-35 hari.
Haid pertama kali disebut menarche1,3,4. Menarche diawali dengan gejala pubertas lainnya seperti pertumbuhan payudara (telarche), tumbuh rambut kemaluan (puberche) dan tumbuh rambut ketiak3. Menarche diikuti oleh siklus yang panjang sekitar 5-7 tahun, lalu regularitas siklus haid meningkat sehingga siklus haid memendek untuk mencapai masa siklus yang tetap4. Perubahan irreguler menjadi reguler ini berhubungan dengan terjadinya pematangan poros Hipotalamus – Hipofise – Ovarium4. Kemudian, saat wanita mulai memasuki masa menopause, irreguleritas siklus terjadi kembali karena mulai didominasi siklus-siklus yang anovulatoir.
Menstruasi terbagi dalam empat stadium yaitu:
1. Stadium Menstruasi atau Deskuamasi,
Pada stadium ini, endometrium luruh dari dinding rahim disertai dengan perdarahan. Hanya lapisan tipis yang tertinggal yaitu stratum basale. Darah ini tidak membeku karena adanya fermen yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan-potongan mukosa3,5. Bila darah banyak keluar, fermen tidak mencukupi hingga timbul bekuan darah dalam darah haid3. Pada saat ini ovarium mulai membentuk estrogen.

2. Stadium Post Menstruum atau Regenerasi,
Pada stadium regenerasi, endometrium mulai menebal. Luka peluruhan ditutup oleh selaput lendir baru yang terbentuk dari sel epitel kelenjar-kelenjar endometrium. Pada saat ini tebal endometrium ± 0,5 mm. Stadium ini sudah mulai saat stadium menstruasi dan berlangsung ± 4 hari.
3. Stadium intermenstruum atau stadium proliferasi
Pada stadium proliferasi, endometrium tumbuh menjadi cepat menjadi tebal ±3,5 mm. Kelenjar endometrium tumbuh lebih cepat hingga berkelok-kelok. Stadium proliferasi berlangsung pada hari ke 5-14 dari hari haid pertama3. Pada saat ini terjadi peningkatan FSH yang memicu terjadinya pematangan folikel di ovarium menjadi folikel de graaf. Folikel ini menghasilkan estrogen dimana estrogen menghambat kerja FSH sehingga pembentukan folikel lainnya dapat dihambat sehingga didapatkan satu folikel de graaf saja yang matang. Estrogen memulai pembentukan lapisan baru pada uterus.

Ketika folikel telah matang, folikel mensekresikan cukup estradiol untuk memacu terjadinya pelepasan LH secara akut3,5. Pelepasan LH ini terjadi pada hari ke-12 dan bertahan selama 48 jam. LH mematangkan ovum, menipiskan dinding folikel sehingga memungkinkan untuk terjadinya letupan pada folikel agar terjadi ovulasi. Pada ovarium manakah ovulasi terjadi masih belum diketahui, ovulasi terjadi pada ovarium secara acak. Pada beberapa wanita, ovulasi disertai oleh nyeri tengah siklus yang disebut mittelschmerz akibat ada cairan yang terbebas dari folikel yang meletup yang jatuh ke rongga abdomen dan merangsang terjadinya rangsang peritoneum. Perubahan hormonal tiba-tiba saat ovulasi dapat menyebabkan perdarahan ringan pada tengah siklus. Pada beberapa penelitian didapatkan peningkatan kemampuan penciuman perempuan saat ovulasi.

4. Stadium praementruum atau stadium sekresi.
Pada stadium sekresi, tebal endometrium kira-kira tetap tetapi bentuk kelenjar menjadi berliku dan mengeluarkan getah. Dalam endometrium sudah terjadi penimbunan glikogen dan kapur untuk makanan telur. Stadium sekresi ini berlangsung pada hari ke 14-28 dari haid hari pertama. Setelah terjadi ovulasi, folikel yang sudah kehilangan ovum berubah menjadi korpus luteum di bawah pengaruh kelenjar hipofise. Korpus luteum menghasilkan progesteron dan tambahan estrogen untuk sekitar 2 minggu, setelah itu korpus luteum mati. Progesteron bertugas untuk menghasilkan lapisan yang cocok untuk implantasi embrio. Progesteron meningkatkan suhu basal sekitar 0,5- 10F. Bila fertilisasi terjadi, embrio akan mengalir ke dalam kavum uteri dan berimplantasi 6-12 hari setelah ovulasi. Segera setelah implantasi embrio memberikan sinyal pada sistem maternal. Sinyal awal berupa hCG. Sinyal ini berguna untuk mempertahankan korpus luteum agar dapat terus menghasilkan progesteron. Bila tidak terjadi kehamilan, endometrium akan meluruh sehingga terjadilah menstruasi prostaglandin dihasilkan dari dinding uterus dan menyebabkan otot uterus kontraksi. Proses ini membantu untuk mengeluarkan darah dari uterus dari dinding rongga uterus. Proses ini juga menjelaskan bagaimana terjadinya nyeri saat haid2.

C. Terapi
Keadaan ini dapat diperbaiki dengan menggunakan terapi hormonal. Stadium proliferasi dapat diperpanjang dengan estrogen dan stadium sekresi dapat diperpanjang dengan kombinasi estrogen-progesteron.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip

0-Asuhan Kebidanan (Dokumen Word-doc) 0-KTI Full Keperawatan (Dokumen Word-doc) Anak Anatomi dan Fisiologi aneh lucu unik menarik Antenatal Care (ANC) Artikel Bahasa Inggris Asuhan Kebidanan Asuhan Keperawatan Komunitas Asuransi Kesehatan Berita Hiburan Berita Terkini Kesehatan Berita Tips Twitter Celeb contoh Daftar Pustaka Contoh KTI Contoh KTI Kebidanan Farmakologi (Farmasi) Gadar-kegawatdaruratan Gizi Handphone Hirschsprung Hukum Kesehatan Humor Segar (Selingan) Imunisasi Info Lowongan Kerja Kesehatan Intranatal Care (INC) Jiwa-Psikiatri kamus medis kesehatan online Kebidanan Fisiologis Kebidanan Patologis Keluarga Berencana (KB) Keperawatan Gerontology Kesehatan Anak (UMUM) Kesehatan Bayi (untuk UMUM) Kesehatan Haji Kesehatan Ibu Hamil (untuk UMUM) Kesehatan Ibu Menyusui (untuk UMUM) Kesehatan Pria (untuk UMUM) Kesehatan Remaja Kesehatan Reproduksi (Kespro) Kesehatan Wanita (untuk UMUM) Koleksi Skripsi Umum Konsep Dasar KTI D-3 Kebidanan KTI Skripsi Keperawatan kumpulan askep Laboratorium Lain-lain Makalah Keperawatan Kebidanan Managemen Kesehatan Mikrobiologi Motivasi Diri Napza dan zat Adiktif Neonatus dan Bayi News Penyakit Menular potensi KLB Penyakit Menular Seksual (PMS) Postnatal Care (PNC) Protap-SOP Psikologi-Psikiater (UMUM) Reformasi Kesehatan Sanitasi (Penyehatan Lingkungan) Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Sistem Endokrin Sistem Immunologi Sistem Indera Sistem Integumen Sistem Kardiovaskuler Sistem Muskuloskeletal Sistem Neurologis Sistem Pencernaan Sistem Perkemihan Sistem Pernafasan Surveilans Penyakit Teknologi Tips dan Tricks Seks Tips Facebook Tips Karya Tulis Ilmiah (KTI) Tips Kecantikan Tips Kesehatan Umum Tokoh Kesehatan Tutorial Blogging Youtuber