Selaput dara telah lama di jadikan sebagai tanda keperawanan seorang wanita. Kepercayaan yang mengatakan bahwa selaput dara tetap harus utuh dan terjaga--karena bisa robek oleh hubungan seks-- hingga waktu perkawinan tiba hingga kini masih dipegang oleh sebagian besar masyarakat.
Padahal fakta ilmiah menyebutkan selaput dara dapat terpisah karena alasan alasan yang tidak ada hubungannya dengan hubungan seksual. Selaput ini dapat terkoyak bila tubuh di regangkan secara berlebihan. Selaput dara yang tidak utuh bukan merupakan indikasi pasti wanita itu pernah melakukan hubungan seks.
Berikut ini sedikit pengetahuan mengenai selaput dara. Selaput Dara atau hymen adalah suatu lipatan selaput lendir yang menutupi pintu liang senggama (introitus vagina), bentuknya biasanya bulat sebagaimana bentuk liang vagina, tetapi ada juga yang seperti bulan sabit (semilunar), bahkan ada yang mempunyai septum (pemisah).
Konsistensi selaput dara pun berbeda-beda ada yang kaku sampai yang lunak sekali. Letaknya hanya sekitar 1-2 cm dari bibir vagina. Lubang selaput dara yang masih utuh hanya bisa dilalui oleh jari kelingking.
Selaput dara robek biasanya di tandai dengan keluarnya darah. Tapi sebagian kecil wanita justru tidak mengeluarkan darah. Hal itu di sebabkan karena sesungguhnya selaput dara itu sangat sedikit mengandung pembuluh darah. Biasanya semakin tipis selaput dara -- darah yang keluar juga sangat sedikit sehingga tidak kelihatan.
Beberapa selaput dara cukup elastis untuk mengizinkan penis masuk tanpa merobek, atau hanya merobek sebagian kecil dari selaput dara. Ini biasanya memang benar jika perobekan pertama terjadi secara bertahap dengan jari tangan atau obyek lainnya selama periode tertentu. Sisa dari selaput dara biasanya masih ada sampai seorang wanita melahirkan bayinya secara normal.
Selama awal masa pertumbuhan janin tidak ada pembukaan sampai ke vagina. Lapisan tipis yang menutupi vagina pada saat ini biasanya akan terbagi secara tidak lengkap sebelum masa kelahiran-- yang membentuk selaput dara. Ukuran dan bentuk dari pembukaan atau jenis pembukaan sangat bervariasi.
Beberapa wanita tidak memiliki selaput dara saat lahir, akibat dari selaput jaringan yang membagi secara lengkap saat mereka masih berada dalam kandungan. Terkadang pembentukan sampai pembukaan bahkan tidak terjadi, menghasilkan imperforated/tertutupnya selaput dara.
Dokter harus memeriksa vulva dari bayi perempuan segera setelah kelahiran untuk memastikan bahwa selaput daranya tidak tertutup, juga orang tua si anak. Karena jika menstruasi tidak dapat mengalir dengan bebas dari badan, maka nyeri hebat dan kram dapat terjadi selama haid, pada awal masa menstruasi dari seorang gadis.
Sering kali karena minimnya informasi mengenai selaput dara, sehingga terkadang wanita bila menemui pendarahan pada alat kelaminnya banyak merasa cemas "jangan-jangan selaput daranya robek atau berbagai kasus lain serupa". Atau ada juga cerita pengalaman seorang remaja yang gelisah ketika pada suatu hari dari lubang vaginanya keluar darah, padahal si remaja belum pernah melakukan hubungan seks.
Selidik punya selidik, ternyata dia baru saja mengalami benturan keras yang mengenai vagina akibat peristiwa tabrakan antara motor yang dikendarainya dengan mobil berkecepatan tinggi. Pendarahan akibat luka dan lecet pada dinding vagina juga dapat mengakibatkan keluarnya darah atau berbagai sebab infeksi pada saluran reproduksinya.
Jaringan dari vulva biasanya sangat tipis dan lembut sebelum masa pubertas. Setiap aktifitas yang dapat menyebabkan ketegangan dari jaringan vulva dapat meregangkan atau merobek selaput dara. Akibatnya, banyak wanita yang merobek ataupun membuat selaput dara mereka menjadi lebar saat melakukan olahraga, mengendarai kuda, memasukkan tampon, dan saat masturbasi.
Seorang wanita mungkin tidak tahu saat itu terjadi, terutama jika hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada darah yang keluar saat kejadian. Ini mungkin terjadi saat dia masih terlalu muda untuk mengingat atau mengerti tentang apa yang telah terjadi.
Ada atau tidak adanya selaput dara bukan merupakan indikasi keperawanan seorang wanita. Tak seorangpun dapat menentukan dengan pemeriksaan fisik sendiri apakah seorang wanita atau remaja telah melakukan hubungan seks lewat vagina. Hanya sekitar 50 persen dari remaja dan wanita mengalami pendarahan pada saat pertama melakukan hubungan seks, sehingga darah dapat mewarnai seprai tempat tidur bukanlah merupakan indikator dari awal keperawanan.
Selaput dara dari beberapa wanita robek lebih dari satu kali (biasanya). Bahkan ada selaput dara yang cukup elastis sehingga memungkinkan penis untuk masuk tanpa merobek, atau hanya merobek sebagian. Ini biasanya benar jika pelebaran pertama terjadi secara bertahap dengan tangan atau objek lainnya selama kurun waktu tertentu. Keperawanan merupakan atribut spiritual, bukan hanya fisik.
Selaput dara tidak menghilang secara ajaib bila sesuatu dimasukkan ke dalam vagina, ini hanya akan meregang atau sedikit robek sebagai jalan dari apapun yang telah dimasukkan. Sebagai contoh, seorang wanita memasukkan dua jari tangan ke dalam vaginanya saat masturbasi, selaput daranya mungkin masih akan robek saat dia melakukan hubungan seks vagina untuk pertama kali, karena rata-rata ukuran penis lebih besar daripada dua jari tangan.
Seorang wanita yang telah melakukan mungkin masih memiliki selaput dara saat ini. Selaput yang tersisa ini dapat menjadi penyebab sakit saat melakukan hubungan. Jika pasangan dia sekarang memiliki penis yang lebih besar daripada pasangan sebelumnya, atau pasangan yang mencoba teknik baru atau posisi lain dalam saling berhubungan, selaput daranya mungkin dapat terobek lagi, atau untuk pertama kali.
Saat dokter memeriksa gadis remaja dan dewasa dalam masalah pelecehan seksual, mereka biasanya mencari luka pada selaput dara. Selaput dara mungkin masih utuh kecuali untuk satu kali robekan. Sisa dari selaput dara biasanya masih ada sampai seorang wanita melahirkan anak lewat vagina. (Tri Wahyuni/dari berbagai sumber)
Diambil dari: www.suarakarya-online.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar