Sejalan dengan konsep kenyataan yang sering terjadi, bahwa hasil observasi biasanya selalu tidak tepat dengan yang diharapkan (tidak sesuai) dengan yang direncanakan berdasarkan konsep dari teorinya (sesuai dengan aturan-aturan teori kemungkinan atau teori probabilitasnya).
Asumsi-asumsi hasil perhitungan:
• Jika x2 = 0, maka dapat diartikan bahwa frekuensi-frekuensi teoritis dan yang diharapkan adalah tepat sama dengan frekuensi-frekuensi hasil observasinya;
• Jika x2 > 0, maka frekuensi-frekuensi tersebut dapat diartikan tidak tepat sama.
• Semakin besar nilai 2, maka dapat diartikan semakin besar pula perbedaan antara frekuensi yang diobservasi dan yang diharapkan .
TAHAPAN PENGUJIAN
Dalam menentukan uji nyata dari suatu persoalan yang ungkapkan, Jumlah derajat kebebasan v ditentukan oleh :
- v = k – 1, (k: banyaknya peristiwa yang terjadi). Derajat kebebasan ini digunakan, jika frekuensi yang diharapkan dapat dihitung tanpa harus menduga parameter populasi dari statistik sampelnya.
- V = k – 1 – m. Derajat kebebasan ini digunakan, jika frekuensi yang diharapkan dapat dihitung hanya dengan menduga m parameter populasi dari statistik sampelnya.
- Tingkat Keyakinan (1 – α) atau Tingkat ketidak yakinan (taraf nyata) α ditetapkan sebagai nilai-nilai kritis untuk menarik kesimpulan dari yang diobservasi, dengan demikian selanjutnya dapat sehingga ditunjukkan ada beda atau tidaknya setelah dibandingkan hasil perhitungan nilai x2 yang diobservasi dan nilai 2 berdasarkan nilai-nilai kritisnya.
- Penarikan kesimpulan untuk menyatakan ada beda atau tidak dinyatakan sebagai berikut: Jika x2 hitung > x2tabel, maka dapat diartikan ada pebedaanyang nyata dan jika x2 hitung ≤ x2 tabel, maka dapat diartikan tidak ada perbedaan yang nyata antara hasil observasi dan yang diharapkannya.
- Secara umum tahapan pengujian didasarkan pada penetapan Hipotesis Nol (Ho), yaitu menetapkan kesimpulan sementara berdasarkan berdasarkan asumsi dari yang membuat pengamatan, misalkan dengan pernyataan “Tidak ada Perbedaan Yang nyata antara Teori dan Praktek” Sedangkan Hipotesis Alternatif adalah merupakan kebalikan dari hipotesis nol, sehingga untuk hipotesis alternatif permyataannya adalah “Ada Perbedaan Yang Nyata Antara Teori dan Praktek”.
- Untuk mengambil keputusan diterima atau ditolaknya kesimpulan sementara (Hipotesis), pada masalah sosial dan ekonomi seringkali menggunakan taraf nyata (Tingkat ketdak percayaan) antara 1%, 5% dan 10% atau dengan kata lain bahwa pengamatan dilakukan dengan tingkat keyakinan (Confidence Level) antara 99%, 95% dan 90%. Selanjutnya batas-batas pengamatan ini dijadikan sebagai batas nilai-nilai kritis untuk menolak atau menerima Hipotesis, dengan ketentuan seperti di atas.
- Perlu kiranya diperhatikan jika nilai x2 mendekati nol, hal ini dapat diartikan bahwa frekuensi yang diamati hampir sama dengan frekuensi yang diharapkan.
- Uji Chi-kuadrat dapat pula dipakai untuk menentukan apakah distribusi-distribusi teoritis, seperti distribusi normal, binormal dan lainnya, sesuai dengan distribusi-distribusi empiris, yaitu distribusi yang diperoleh dari data sampel yang dijadikan sebagai objek pengamatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar