Cari Blog Ini

Encephalitis (Radang Otak)

Radang otak biasanya berada diberbagai tempat. Radang otak ini bisa sembuh dengan tidak meninggalkan parut, tetapi kadang-kadang dapat menyebabkanpengkisutan. Radang ini menular ke tempat yang berada di dekatnya melalui aliran darah dengan gejala-gejala demam, muntah-muntah, letargi, neuralhia, lumpuh, dan sebagainya. Gejala ini tergantung pada sarang radang di dalam otak.

Macam-macam Enchapalis :
  1. Acute disseminate Encephalitis
  2. Economo’s Encephalitis
  3. Equine Encephalitis
  4. Hemorrharic Encephalitis
  5. Encephalitis dimana jadi radang otak dengan bercak-bercak perdarahan dan eksudat perivaskular.
  6. Herpes Encephalitis, Disebabkan oleh virus herpes yang ditandai oleh nekrosis hemorogik lobus temporal dan frontalis.
  7. HIV Encephalitis
  8. Japanese Encephalitis, penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh orbo virus yang ditularkan oleh binatang melalui gigitan nyamuk dan menimbulkan ganguan pada susunan syaraf pusat yaitu pada otak, sum-sum tulang belakang dan selaput otak.
  9. La Crosse Encephalitis, disebabkan oleh virus La Crosse, ditularkan aedestriseriatus terutama pada anak-anak.
  10. Lead Encephalitis
  11. Post Infection Encephalitis
  12. Post Vaccinal Encephalitis
  13. St Lois Encephalitis, penyakit virus yang pertama kali di Illinois pada tahun 1932, biasanya ditularkan melalui nyamuk
  14. Letharagic Encephaliti, bentuk Encephalitis endemic yang ditandai dengan peningkatan kelesuan, apatis dan rasa nyantuk.
  15. Tickborre Encephalitis
Bentuk Encephalitis epedimika yang biasanya disebarkan melalui gigitan sengkenit yang terinfeksi plavirus, kadang-kadang disertai dengan perubahan degeneratif pada orang lain.

Encephalitis Acuta Pada Anak-Anak
Penyakit ini –biasanya menyerang anak yang berumur antara 1-4 tahun , dengan gejala pusing, tidak enak badan dan demam. Kadang-kadang yang disertai dengan muntah-muntah dan kejang. Keadaan ini berlangsung kadang-kadang dampai 3 minggu. Sesudah itu demamnya hilang tetapi ia menjadi lumpuh. Biasanya angota gerak itu panjang sebelah dengan lengannya lebih panjang dari tungkainya. Pergerakannya sedikit saja dan tubuhnya tertinggal, reflek urat tinggi dankadang-kadang kelihatan kontraktur. Otot-otot lisut, perasaannya tidak tergangu. Kalu anak-anak itu berjalan, kelihatan ia menggerakkan lengan yang panjang itu tidak berketentuan. Anak-anak itu kelak sering mendapatkan penyakit sawam. Keadaan yang seperti ini kelihatan juga sesudah campak, scarlatina, pneumia, influenza, batuk rejan.

Encephalitis Epidemica
Pada zaman dahulu penyakit ini dinamakan Encephalitis lethargica. Hama penyakit ini belum diketahui, tetapi mungkin disebabkan melalui kelinci dan tikus. Virus ini mempunyai daya tahan yang sangat besar danterdapat dalam jaringan otak, liquor cerebrospinalis, dalam selaput rongga hidung dan tekak serta air ludah. Virus ini masuk ke dalam tubuh manusia denganmelalui selaput hidung dan tekak. Penyakit dimulai dengan adanya demam, sakit pada sendi, sakit kepala. Pusing, mengigil. Setelah itu timbul tanda-tanda sakit otak, yang salah satunya adalah tagih tidur (letargi). Selain itu juga terjadi ptosis (kelopak mata atas jatuh ke bawah oleh sebab terlalu panjang), pergerakan biji mata terganggu dan nystagmus (matanya bergetar).
Terkadang pikiran orang tersebut kacau dan gelisah.lama penyakit ini sampai berbulan-bulan dankadang-kadang bertambah parah yang disebabkan oleh pneumia atau keadaan badanya yang bertambah lemah, sehingga penyakit ini bisa menahun. Sesudah masa latergi maka terjadi masa parkinsonisme, dengan ciri-ciri pergerakan sedikit danlambat, badannya menyondong, hipersalivasi, penglihatan terganggu dan lain-lain.

Encephalitis haemorrhagica acuta pada orang dewasa.
Penyakit ini banyak dijumpai pada wabah influenza. Dengan tanda-tanda sakit kepala, pinsan, sewaktu demam tinggi serta bisa meninggal. Selain itu juga pikirannya kacau, buta sebelah, tetapi hanya beberapa hari/minggu, setelah itu keadaanya baik kembali.

Japanese Encephalitis
Yaitu penyakit akut ygdisebabkan oleh arbovirus yang ditularkan oleh binatang melalui gigitan nyamuk dan menimbulkan gangguan pada susunan syaraf pusat yaitu pada otak, sumsum tulang dan selaput otak. Penyebab penyakit ini adalah virus Japanese Encephalitis (Virus JE) yaitu flavirus yang termasuk arbovirus grup B sehingga tergolong dalam virus RNA yang mempunyai selubung (enveloped virus) berukuran 35-40 m dan dapat dibiakkan di dalam berbagai macam kultur jaringan misalnya embrio anak ayam, jaringan kelinci, tikus, manusia dan kera.
Virus JE merupakan penyebab penyakit zoonosis yang terutama menginfeksi binatang akan tetapi dapat ditularkan pada manusia. Babi merupakan sumber utama penularan meskiupun kuda, sapi, kerbau, anjing dan burung mungkinjuga berperan dalam penularan JE manusia.

Penyakit zoonosis yang sumber utamanya adalah babi, yang ditularkan dari babi dan dari babi ke manusia oleh nyamuk Culex Tritaeniorhynchus dan Culex Vishraei serta nyamuk Culex Gelidus, nyamuk tersebut berkembang biak di sawah-sawah dan kolam yang dangkal. Nyamuk ini sesudah menghisap darah binatang yang mengandung virus akan berkembang menjadi infektif dalam waktu 9-12 hari. Di Indonesia ketika spesies nyamuk tersebut yang senang menghisap darah manusia di sampingdarah babi. Penyakit ini teruama menyerang anak-anak usia sekolah terutama anak umur 2-5 tahun, meskipun orang dewasa juga dapat diserang.

Penyebab
Encephalitis disebabkan oleh virus berikut ini :
1. virus arbo (arthropod-borne) yang mencakup virus equine dan west niie
2. enterovirus yang mencakup ECHO, COMCACHIE A dan B serta poliovirus.
3. Paramyxovirus (mumps)
4. Herpes virus
5. virus rabies

Gejala
1. Demam
2. Muntah-muntah
3. Enek
4. Susah tidur
5. heuralgia
6. Lumpuh
Gejala-gejala ini bergantung pada sarang radang di otak (lihat hal 280-285 dari a-d (a-c)) (Buku Ilmu Penyakit).

Patologi
Hasil bedah jenasah pada penderita yang menderita serangan akut menunjukkan terjadinya endema yang difus dan kongesti vaskuler dari selaput otak dan jaringan otak. Selain itu pada infeksi yang berat akan dijumpai pula petekia, pada selaput otak disertai dengan meningkatnya jumlah cairan serebrospinal meskipun warnanya tetap jernih. Perubahan yang khas pada JE adalah terjadinya degenerasi neuron terutama pada substansi nigra, thalamus, basal nucleus, serebelum dan korna anterior medulla spinalis serta korteks serebelum. Juga di serebelum akan dijumpai kerusakan sel-sel puekinye. Pada system retikula-endotel didapatkan hiperplasma dari sel-sel hati. Limpa dan sel linfa.

Gambaran Klinik
Masa Inkubasi
Masa inkubasi sukar ditentukan, mungkin berlangsung antara 5-15 hari.

Perjalanan Penyakit :
Dibagi 3 stadium :
1. Stadium Prodromal
Yaitu waktu yang berlangsung sebelum timbulnya gejala-gejala akibat gangguan pada susunan saraf pusat. Penyakit yang timbul dengan mendadak ini selalu diawali dengan demam kemudian diikuti oleh sakit kepala yang berat, malaise dan kekakuan serta kerap kali disertai dengan mual-mual dan muntah. Stadium prodromal berlangsung antara 1 sampai 14 hari tetapi pad umumya kurang dari 6 hari

2. Stadium ensefalitis akut
Pada stadium ini telah tampak tanda-tanda yang spesifik penting :
a. Tanda-tanda neurologis
b. Panas tinggi terus menerus sampai lebih dari 400C
c. Bradikardi yang relatif
d. Wajah tampak datar, dull, seperti topeng

3. Stadium akhir dengan sequelae
Pada saat keradangan menghilang, suhu badan dan hematokrit menjadi normal, stadium ketiga ini dimulai.tanda-tanda neurologis dapat menetap atau membaik. Bila stadium ensefalitis berlangsung lama, maka penyebuhan berjalan lambat. Sequele yang sering dijumpai adalah gangguan mental, emosi tidak stabil, perubahan kepribadian, dan paralysis motor neuron.prognosis menjadi lebih buruk jika demam berlangsung lama, terjadi gangguan jalan nafas, kejang berulang dan lama, terjadi albuminaria berat dan kadar protein cairan serebbrospunal meningkat. Angka kematian berkisar antara 20-58% akibat edema paru. Bila penderita mendapatkan perawatan yang sangat baik, penderita dapat sembuh sempurna terhadap sequele.

Diagnosis
Diagnosis JE ditegakkan atas dasar gejala-gejala klinis yang didukung oleh hasil pemeriksaan laboratorium yaitu :
1. Gejala-gejala Klinis
  • Panas tinggi dan terus menerus > 400C
  • Sakit kepala yang berat terutama di dahi atau diseluruh kepala.
  • Terdapat gangguan kesadaran samapi koma.
  • Kejang-kejang dengangerakan klonik dan pada anak dapat timbul kejang umum.
  • Terdapat gerakan-gerakan yang abnormal.
  • Kaku kuduk kerap dijumpai.
  • Tanda kernig positif
2. Pemeriksaaan Laboratorium
  • Lekositosis darah antara 10.000-35.000/mm dengan neutrofil 50-90%
  • Cairan serebiospinal menunjukkan pleositosis dan peningkatan kadar protein.
Diagnosis Pembanding
  • Meningitis Tuberkulosa.
  • Malaria serebral
  • Penyakit virus lainnya : rabies, poliomyelitis, campak, herpes, parotitis dan penyakit oleh arbovirus lainnya yang menimbulkan ensefalopati.
  • reye’s syndrome
  • Ensefalopati akibat keracunan.
Pengobatan
1. Perawatan yang baik banyak menurunan angka kematian
2. Obat-obatan diberikan sesuai dengan gejala yang timbul pad masing-masing stadium.
  • Anti Konvulsan : Diazepam 0,3 mg/kg berat badan intravena atau fenobarbital 10% intramaskuler dengan dosis 0,5 cc sampai 1 cc.
  • Antipiretika : diberikan per oral atau per rectal aspirin. Dapat dibantu dengan kompres dingin
  • Cairan Elektrolit, Infus dengan glukosa 5% dalam larutan garam faali
  • Suntkan IV glukosa hipertonis, mannitol atau dekstran untuk mencegah edema cerebral.
  • Oksigen : diberikan bila ada tanda-tanda hipoksia. Jalan nafas hendaknya selalau dibersihkan untuk mencegah pneumonia.
  • Antobiotik : untuk mencegah infeksi sekunder pada paru dan saluran kemih.
Rehabilitasi
Untuk mengembalikan fungsi otot-otot ygterganggu akibat terjadinya sequele neurologis perlu dilakukan rehabilitasi yang bisa dikerjakan di rumah penderita.

Pencegahan
Tindakan pencegahan dilakukan baik terhadap vektornya, sumber penularan (babi), manusia dan lingkungan hidup.
1. Terhadap vector (Nyamuk)
  • Insektisida untuk membunuh nyamuk dewasa maupun larvanya.
  • Mencegah gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu atau repellent
2. Terhadap Sumber penularan (Babi)
  • vaksinasi babi muda
  • Kandang babi sebaiknya bebas nyamuk dengan disemprot insektisida atau diberi kawat kasa. Peternakan babi harus jauh dari pemukiman penduduk.
3. Terhadap Manusia
Vaksinasi merupakan tindakan yang sebaiknya dulakukan satu bulan sebelum masa penularan, dan ditujukan kapda orang-orang yang mempunyai resiko tinggi untuk mendapatkan infeksi virus ini, misalnya karyawan peternakan babi. Vaksinasi tidak diberikan pada bayi berumur <>
  • Isolasi virus dengan inokulasi intrasereberal pada tikus atau biakanpada kultur sel.
  • Pemeriksan adanya antigen virus dengan FAT ( Fluorescent Antibody Tehnic) terhadap jaringan otak dan CFT (Complement Fixation Test)
  • Pemeriksaan antobodi terhadap virus JE, misalnya tes HI (Haemaglutination Inhibitions) atau tes neutralisasi pada tikus yang lebih spesifik dari pad tes HI.
  • Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Arsip

    0-Asuhan Kebidanan (Dokumen Word-doc) 0-KTI Full Keperawatan (Dokumen Word-doc) Anak Anatomi dan Fisiologi aneh lucu unik menarik Antenatal Care (ANC) Artikel Bahasa Inggris Asuhan Kebidanan Asuhan Keperawatan Komunitas Asuransi Kesehatan Berita Hiburan Berita Terkini Kesehatan Berita Tips Twitter Celeb contoh Daftar Pustaka Contoh KTI Contoh KTI Kebidanan Farmakologi (Farmasi) Gadar-kegawatdaruratan Gizi Handphone Hirschsprung Hukum Kesehatan Humor Segar (Selingan) Imunisasi Info Lowongan Kerja Kesehatan Intranatal Care (INC) Jiwa-Psikiatri kamus medis kesehatan online Kebidanan Fisiologis Kebidanan Patologis Keluarga Berencana (KB) Keperawatan Gerontology Kesehatan Anak (UMUM) Kesehatan Bayi (untuk UMUM) Kesehatan Haji Kesehatan Ibu Hamil (untuk UMUM) Kesehatan Ibu Menyusui (untuk UMUM) Kesehatan Pria (untuk UMUM) Kesehatan Remaja Kesehatan Reproduksi (Kespro) Kesehatan Wanita (untuk UMUM) Koleksi Skripsi Umum Konsep Dasar KTI D-3 Kebidanan KTI Skripsi Keperawatan kumpulan askep Laboratorium Lain-lain Makalah Keperawatan Kebidanan Managemen Kesehatan Mikrobiologi Motivasi Diri Napza dan zat Adiktif Neonatus dan Bayi News Penyakit Menular potensi KLB Penyakit Menular Seksual (PMS) Postnatal Care (PNC) Protap-SOP Psikologi-Psikiater (UMUM) Reformasi Kesehatan Sanitasi (Penyehatan Lingkungan) Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Sistem Endokrin Sistem Immunologi Sistem Indera Sistem Integumen Sistem Kardiovaskuler Sistem Muskuloskeletal Sistem Neurologis Sistem Pencernaan Sistem Perkemihan Sistem Pernafasan Surveilans Penyakit Teknologi Tips dan Tricks Seks Tips Facebook Tips Karya Tulis Ilmiah (KTI) Tips Kecantikan Tips Kesehatan Umum Tokoh Kesehatan Tutorial Blogging Youtuber