merupakan suatu metode diagnostik dengan menggunakan gelombang ultrasonik, untuk mempelajari struktur jaringan berdasarkan gambaran ekho dari gelombang ultrasonik yang dipantulkan oleh jaringan.
Pemahaman mengenai sifat fisik gelombang ultrasonik sangat diperlukan didalam pemeriksaan USG, antara lain :
2. Untuk membuat interpretasi gambaran USG dan mengenal berbagai gambaran artefak yang ditimbulkan.
3. Untuk memahami efek biologik dan segi keamanan dalam penggunaan alat diagnostik USG yang dewasa ini masih perlu dipantau
Gelombang ultrasonik merupakan gelombang suara frekuensi gelombang suara yang dapat didengar oleh telinga manusia.
Alat diagnostik USG menggunakan gelombang ultrasonik yang mempunyai frekuensi 1-10 MHz. Kecepatan gelombang suara didalam suatu medium akan berbeda dari medium lainnya. Sifat akustik medium menentukan perbedaan ini.
Pengurangan intensitas merupakan atenuasi, yang dapat disebabkan oleh mekanisme, refleksi, refraksi, absorpsi dan scattening.
Pengaruh atenuasi dalam pemeriksaan USG :
1. Atenuasi akan membatasi kemampuan alat USG dalam memeriksa truktur jaringan tubuh hanya sampai batas ke dalaman tertentu.
2. Adanya atenuasi yang berbeda pada jaringan tubuh akan memberikan gambaran USG yang berbeda pula.
3. Alat USG sulit digunakan untuk memeriksa struktur jaringan tulang organ yang berisi gas.
Perubahan – perubahan siklik yang terjadi pada perambatan gel ultrasonik : getaran partikel, perubahan tekanan, peruabahan densitas, dan perubahan suhu.
1. Gel ultrasonik yang digunakan adalah jenis pulsa, sehingga efek kumulatif di dalam jar sangat kecil
2. Dinding abdomen ibu (pada transabdominal) akan mengabsorpsi sebagian intensitas gel ultrasonik
3. Vaskularisasi pada dinding abdomen ibu dan janin akan menetralisir efek panas dari gel ultrasonik.
4 . Pemakaian USG jenis real tim dan adanya gerakan janin akan menghindari terfokusnya intensitas gelombang ultrasonik pada
suatu organ yang lama
Teknik Pemeriksaan :
1. Posisi pasien
2. Persiapan
3. Penggunaan bahan perangkai (Coupling Agent)
INDIKASI PEMERIKSA USG OBSTETRI
Belum ada keseragaman :
1. Usia kehamilan tidak jelas
2. Tersangka kehamilan multipel
3. Perdarahan dalam kehamilan
4. Tersangka kematian mudiqah (janin)
5. Tersangka kehamilan ektopik
6. Tersangka kehamilan mola
7. Terdapat perbedaan tinggi fundus uteri dan lamanya amenorea
8. Presentasi janin tidak jelas
9. Tersangka pertumbuhan janin terhambat
10.Tersangka janin besar
11.Tersangka oligohidramnion/polihidramnion
12. Penentuan profil tersangka biofisik janin
13. Evaluasi letak dan keadaan plasenta
14. Adanya resiko/tersangka cacat bawaan
15. Alat bantu dalam tindakan obstetri, seperti versi luar, versi ekstraksi, plasenta manual, dsb
16. Tersangka hamil dengan IUD
17. Tersangka kehamilan dengan bentuk uterus abnormal
18. Tersangka kehamilan dengan bentuk uterus abnormal
19. Sebagai alat bantu dalam tindakan intervensi seperti amniosintesis, biopsivili korales, transfusi intrauterine, fetuskopi, dsb
KONTRAINDIKASI
Tidak terdapat kontraindikasi pemeriksaan USG
Periode mudiqah (embrio) berlangsung usia 5 – 10 mg
PEMERIKSAAN USG PADA TRIMESTER I
Kehamilan Intra Uterine
KEHAMILAN MULTIPEL
Dapat dijumpai lebih dari 1 kantong gestasi. Dapat diketahui dengan jelas mulai kehamilan 6 minggu
PENENTUAN USIA KEHAMILAN
1. Diameter G.S (KG)
2. Jarak kepala bokong (crown-rump length. CRL)
3. Diameter Giparietal dan Femur
KOMPLIKASI PADA KEHAMILAN TRIMESTER I
1. Perdarahan nidasi à tanda hartman
2. Abortus à USG untuk menilai keadaan mudiqah/janin serta luasnya daerah perdarahan intra uterin
3. Kehamilan Anembrionik (blighted ovum)
4. Molahidalidosa
5. Kehamilan Ektropik
Pemeriksaan USG pada kehamilan Trimester II dan III
LETAK DAN PRESENTASI JANIN
Pemeriksaan leopoid yang sukar karena pasien gemuk, kehamilan protein, hidramin, dsb à USG
PENGUKURAN BIOMETRIK
1. Diameter gipanietal (DBP) à baik pada trimester II
2. Lingkar kepala
3. Femur
4. Lingkaran perut à paling tidak akurat
5. Lain-lain
- Jarak biorbita
- Panjang humerus
- Panjang fibia-fibula
- Panjang radius-ulna
- Lebra serebelum
- Ukuran jantung
- Ukuran ginjal
- Ukuran limpa, dsb
Parameter yang paling sering digunakan adalah :
Ukuran DBP dan Femur
- Semakin tua usia kehamilan, variasi biologik makin lebar
- Semakin tua usia kehamilan,makin berkurang ketepatan
- Semakin tua usia kehamilan, penentuan usia kehamilan
- Semakin tua usia kehamilan, melalui pemeriksaan biometri
KELAINAN STRUKTUR ANATOMI JANIN
Kelainan kongenital akan semakin besar, bila ditemukan :
1. Oligohidramnion, terutama sebelum kehamilan 20 minggu
2. Hidramnion (polihidramnion)
3. Pertumbuhan janin terhambat (IUGR)
4. Kelainan bentuk tubuh (Contoh : kepala tidak oval)/struktur intrafetal (asites, tumor)
5. Terdapat perbedaan mencolok dalam ukuran biometri satu dnegan lainnya pada usia kehamilan
6. Plasenta yang membesar pada usia kehamilan
7. Tidak terlihat salah satu a. umulikalis
8. Aktivitas biofisik janin abnormal (berkarang/bo +)
CARA PEMERIKSAAN USG DAN TEMUAN-TEMUANNYA
1. Kepala
* Hidrosefalus
ANASENFALUS
Ditandai : tidak terbentuknya tulang-tulang frontal, parietal dan oksipetal.
MIKROSEFALUS
Disertai gangguan pertumbuhan otak. Biasanya mengalami kemunduran intelektual dan gangguan pertumbuhan.
ENSEFALOKEL
Disebabkan oleh defek tulang kepala, biasanya terjadi di bagian oksipital, kadang-kadang juga dibagian nasal, frontal atau parietal pada defek yang besar sering disertai hermiasi jaringan otak (eksensefalus)
Ensefalokel mudah dideteksi dengan USG bila defek tulang kepala cukup besar, apalagi bila sudah herniasi. Akan tetapi lesi pada tulang kepala menjadi sulit dikenali bila terdapat digohidramin
SPINA
Pada penampang longitudinal, spina terlihat sebagai 2 garis paralel yang ekhogenik menyerupai gambaran rel kereta api.
Spina Bifida
Merupakan kelainan sel neural akibat kegagalan dalam proses penutupan arkus vertebrata. Dapat terjadi di daerah lumbo sakral (90%), toraks (6%), serukal (3%). Pada 70% kasus dijumpai adanya hidrosefalus.
Toraks à dengan melihat struktur jangtung di dalamnya.
Bentuk = gell shape dengan bagian apeks menunjuk ke arah kranial dan bagian basal dibatasi diafragma.
USG : yang dipakai penampang longitudinal melalui keempat rongga jantung (four-chamber view)
ABDOMEN
Disertai kelainan jantung, sel kemih atau kelainan pada sindroma down
Obstruksi sel cerna bagian proximal ileum à hidramnio
Hidrops fetalis diserta asites serta pembesarn hepar dan limfa
Kelainan abdomen dapat dideteksi dengan USG :
- Obstruksi traktus gastronitestinal
- Gastrokisis, omfalokel
- Hernia umbilikalis
- Hernia diafragma
TRAKTUS UROGENITALIS
Banyaknya cairan amnion, terutama kehamilan trimester III, sangat ditentukan oleh banyaknya urin yang diproduksi janin.
- Sindrom potter (agenesis renal bilateral, oligohiodramnion, kelainan bentuk wajah, hipoplasia paru)
- Ginjal polikistik bilateral (resesif autosomal) à terlihat massa tumor ekhogenik intra abdomen
- Ginjal multikistik à unilateral à 20% (paling sering) Ø 1-2 cm à 6 cm
- Obstruksi sel kencing distal (uretral) à kandung kencing melebar + hidronefrosis dan dilatasi ureter
ESKTREMITAS
Untuk mendeteksi adanya diplasia seperti dwafisme, fekomelia, okhondroplasi dan beberapa keadaan hipomineralisasi (akhondrogenesis, osteogenesis, imperfekta, dsb)
Kelainan jari : polidaktili, adakhili, sindaktili dan ektrodakili.
ALAT KELAMIN
Mudah diidentifikasi dengan USG setelah kehamilan 20 mg
Penyulit pada : – Oligohidramin
- Kehamilan multipel
- Janin sungsang
Petunjuk yang dapat ditujukan untuk memberitahukan jenis kelamin pada pasien :
1. Pemeriksa telah cukup mahir dan berpengalaman dalam mengidentifikasi jenis kelamin
2. Jangan menerka jenis kelamin apabila pemeriksa tidak yakin
3. Jangan memberitahukan jenis kelamin janin, apabila pasien tidak memintanya secara spontan
4. Meskipun pasien memintanya, lebih bijaksana untuk tidak memberitahukan hasil, sekiranya jawaban itu akan mengecewakan pasien.
Jenis kelamin laki-laki à penis dan skrotum
Trimester III à testis dalam skrotum (terutama bila terdapat hidrokel yang normal bnyak dijumpai)
Jenis kelamin perempuan à labia mayora dan minora
à Lebih sulit di identifikasi < 24 minggu
Jangan identifikasi atas dasar tidak terlihatnya penis dan skrotum.
| ||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar