Kasus Kasus yang dapat dideteksi dengan partograf antara lain:
- Persalinan palsu/ belum in partu (False labor)
- Faten laten memanjang ( Prolonged latent phase)
- Fase aktif memanjang
- Disproporsi sefalopelvik
- Obstruksi (Partus macet)
- His tidak adekuat (Inersia uteri)
- Kala II memanjang (Prolonged expulsive phase)
Kerugian Partograf
Kemungkinan terlalu cepat melakukan rujukan, yang sebenarnya dapat diselesaikan di puskesmas atau setempat (Manuaba, 1998).
Partograf diharapkan dapat menyelesaikan pertolongan persalinan pada garis waspada dengan jalan:
- Rujukan semakin baik sehinggga tidak merugikan penderita.
- Pertolongan medis dapat dilakukan dengan lebih sempurna sehingga angka kesakitan dan kematian dapat diturunkan.
- Mendapatkan tindakan medis sesuai dengan keadaan dan di tangan yang tepat.
- Secara nasional partograf diharapkan membantu menurunkan angka kematian maternal dan perinatal sebagai cermin kemampuan memberikan pelayanan dan pengayoman medis yang menyeluruh dan lebih bermutu.
Kontra Indikasi Partograf
Rujuk ibu, apabila didapati salah satu atau lebih penyulit seperti berikut:
- Riwayat bedah sesar
- Perdarahan pervaginam
- Persalinan kurang bulan (usia kehamilan kurang 37 minggu)
- Ketuban pecah dengan mekonium yang kental
- Ketuban pecah lama (lebih dari 24 jam)
- Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (kurang dari 37 minggu)
- Ikterus
- Anemia berat
- Tanda/gejala infeksi Preeklamsia/hipertensi dalam kehamilan
- Tinggi fundus 40 cm atau lebih
- Gawat janin
- Primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala masih 5/5
- Presentasi bukan belakang kepala
- Presentasi majemuk
- Kehamilan gemeli
- Tali pusat menumbung
Syok (Depkes RI, 2004)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar