Rendahnya pemberian ASI Eksklusif di keluarga menjadi salah satu pemicu rendahnya status gizi bayi dan balita. Prevalensi gizi kurang pada balita juga mengalami penurunan dari 37,5% pada tahun 1989 menjadi 24,6% pada tahun 2000 dan meningkat kembali menjadi 31% pada tahun 2001. saat ini kasus gizi buruk (busung lapar) sedikit merebah, karena lemahnya sistem kewaspadaan pangan dan gizi, serta menurunnya perhatian pemerintah terhadap kesehatan masyarakat. (Depkes RI, 2005).
Berdasarkan hasil prasurvey yang dilakukan di desa siraman pada ibu-ibu yang memiliki bayi 0-2 tahun dan masih menyusui didapat data sebagai berikut, yaitu pada posyandu 1 terdapat 8 orang, posyandu 2 terdapat 8 orang, posyandu 3 terdapat 6 orang, posyandu 4 terdapat 5 orang Ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif dari 126 Ibu menyusui yang memberikan ASI eksklusif.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih mendalam tentang karakteristik ibu menyusui yang tidak memberikan ASI eksklusif di Desa Siraman Kec. Pekalongan pada tahun 2009.
Penelitian ini bersifat deskriptif, subjek penelitian yaitu karakteristik Ibu Menyusui Yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif. Sedangkan objek penelitiannya adalah Ibu Menyusui di Desa Siraman. Total populasi pada penelitian ini yaitu seluruh ibu yang tidak memberikan ASI Eklusif di Desa Siraman Kecamatan Pekalongan yang berjumlah 27 orang. Sedangkan sampel yang diambil adalah seluruh jumlah populasi yang ada yaitu 27 orang. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu format pengumpulan data.
Hasil penelitian serta kesimpulan dari penelitian ini yaitu karakteristik ibu menyusui yang tidak memberikan ASI eksklusif pada umur paling banyak ditemukan pada usia 20-35 yaitu 59,25%, paritas 2-4 yaitu 48,14%, pendidikan SMP yaitu 51,85%, berdasarkan pekerjaan ditemukan paling banyak pada ibu rumah tangga (33,33%).
Kata Kunci : Karakteristik, Ibu, ASI Eksklusif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar