BANDUNG, itb.ac.id - "Saya bersumpah akan membaktikan hidup saya, guna kepentingan perikemanusiaan terutama dalam bidang kesehatan". Itulah sepenggal sumpah apoteker yang diucapkan secara serentak oleh 92 apoteker baru yang dilantik Rabu (06/10/10), bertempat di Aula Barat ITB. Pelantikan dan pengambilan sumpah apoteker dilakukan oleh Dekan Sekolah Farmasi ITB, Dr. Tutus Gusdinar Kartawinata dan dihadiri oleh Rektor ITB, Prof. Akhmaloka; Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia; Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementrian Kesehatan RI; dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Bertepatan dengan acara pelantikan apoteker baru tersebut, Dekan Sekolah Farmasi ITB, Dr. Tutus Gusdinar berharap bahwa para apoteker yang baru dilantik ini nantinya menjalankan profesinya berdasarkan patient center. Beliau mengharapkan cara berpikirnya bukan hanya menghasilkan produk obat saja, tetapi juga fokus pada pasien. "Jadi, tugas farmasis adalah menyukseskan penyembuhan. Bahkan tidak cukup sembuh, tapi pasien juga harus sehat," ungkapnya.
Beliau juga berharap, para apoteker yang baru dilantik ini senantiasa mahir dan memahami integrasi ilmu tentang obat, dan mengaplikasikannya ke masyarakat. Aplikasi ilmu farmasi dapat dilakukan di rumah sakit, komunitas, dan industri. "Farmasis di industri harus bisa meningkatkan kemandirian produksi dalam negeri, sehingga tidak lagi tergantung pada luar negeri," kata beliau.
Dalam menerapkan kelulusan Program Profesi Apoteker, Sekolah Farmasi ITB menerapkan standar yang cukup berat. Sebelum dapat dilantik, seseorang harus melalui tiga jenis ujian, yaitu kemampuan mencari literatur, praktek laboratorium dan simulasi pembuatan obat, serta uji wawasan kefarmasian. Seorang apoteker juga harus menguasai integrasi ilmu farmasi untuk dapat diaplikasikan pada bangsa dan negara.
Penghargaan Khusus
Dalam kesempatan tersebut, dua orang apoteker yang baru dilantik memperoleh penghargaan khusus dari Sekolah Farmasi ITB atas prestasinya. Penghargaan Dexa Award bagi lulusan terbaik program profesi apoteker diraih oleh Karina Eka Putri, sedangkan penghargaan Sekolah Farmasi ITB bagi lulusan dengan nilai ujian apoteker tertinggi diraih oleh Haiva Ratu Muzdaliva. Keduanya merupakan lulusan sarjana dari Sekolah Farmasi ITB.
Selain itu, Sekolah Farmasi ITB secara khusus juga memberikan penghargaan kepada lulusan terbaik Program Studi Sains dan Teknologi Farmasi dan Program Studi Farmasi Klinik dan Komunitas. Adapun penghargaan lulusan terbaik Program Studi Sains dan Teknologi Farmasi diraih oleh Felicia Mettaswari. Ia tercatat telah menyelesaikan sidang sarjananya dan berencana untuk melanjukan pendidikan profesi apotekernya.
Untuk lulusan terbaik Program Studi Farmasi Klinik dan Komunitas diraih oleh Levina Ferdiana. Mahasiswa yang pernah meraih medali perak pada Olimpiade Farmasi Indonesia ini sangat berharap bahwa nantinya ITB bisa memiliki pharmaceutical research center dan ia terlibat didalamnya. Gadis kelahiran Cirebon ini saat ini sedang menyelesaikan program fast track yang ditempuhnya.
Selamat kepada para apoteker baru. Semoga bisa terus berkarya dan mengabdikan ilmu kefarmasian untuk bangsa dan negara.
Sumber: http://www.itb.ac.id/news/2973.xhtml
Tidak ada komentar:
Posting Komentar