KASUS KISTA OVARIUM DI BANGSAL GINEKOLOGI RSUP M Djamil PADANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT,berkat Rahmat dan HidayahNya penulis akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KASUS KISTA OVARIUM DI BANGSAL GINEKOLOGI RSUP M Djamil PADANG “.Makalah ini penulis buat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah PKK II pada Program Studi D III Kebidanan Politeknik Kesehatan Padang.
Penulis membuat makalah ini berdasarkan sumber yang relevan yang penulis peroleh dari buku-buku pustaka.
Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan kendala dan hambatan baik dalam memperoleh sumber yang relevan maupun dari segi penulisan.
Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siska Helina ,S.SiT. selaku dosen pembimbing dan ibu Murnita Selaku CI lapangan serta teman-teman dan berbagai pihak yang ikut membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari dalam makalah ini banyak terdapat kekurangan,untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan dimasa mendatang.
Penulis berharap agar makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber bacaan dan dapat dipergunakan sebagaiman mestinya.
Padang, September 2008
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak menyerang wanita.Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatakan adanya pertumbuhan sel-sel otot polos pada ovarium yang jinak.
Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan untuk menjadi tumor ganas atau kanker.Perjalanan penyakit yang sillint killer atau secara diam diam menyebabkan banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah terserag kista ovarim dan hanya mengetahui pada saat kista sudah dapat teraba dari luar atau membesar
Kista ovarium juga dapat menjadi ganas dan berubah menjadi kanker ovarium.Untuk mengetahui dan mencegah agar tidak terjadi kanker ovarium maka seharusnya dilakukan pendeteksian dini kanker ovarium dengan pemeriksaan yang lebih lengkap.Sehigga dengan ini pencegahan terjadinya keganasan dapat dilakukan .
Kista ovarium memiliki jenis dan klasifikasi yang cukup banyak.Tergantung dari mana kista itu berasal.Untuk lebih lanjutnya akan penulis bahas pada Tinjauan teori.
2. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini dalah :
Untuk menjelaskan definisi dan etiologi kista atau tumor ovarium
Menjelaskan manifestasi klinis,klasifikasi,komplikasi dan diagnosa kista ovarium
Menjelaskan perbandingan penanganan kista ovarium menurut sumber dan literatur dengan penanganan di RS M Djamil Padang
Mengkaji salah satu kasus kista ovarium yang ada di bangsal Ginekologi RS M Djamil Padang
3 Batasan masalah
Adapun batasan masalah dalam makalah ini adalah membahastentang kista ovarium dan mengidetifikasi salah satu kasus denagn membandingkan penanganan berdasarkan literatur dengan penanganan yang ada di RS M Djamil
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
Tumor ovarium adalah kista yang permukaannya rata dan halus biasanya bertangkai,bilateral dan dapat menjadi besar ( Arif Mansjoer )
Tumor ovarium adalah kista ada yang bersifat neoplastik dan nonneoplastik ( sarwono p )
Tumor ovarium adalah pertimbuhan jinak yang berkembang dari sel-sel otot polos
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pad indung telur yang dibungkus oleh semacam semacam selaput yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium ( www.yahoo.com )
2. Etiologi
Belum diketahui secara pasti akan tetapi ada faktor yang menyebabkan tumor ovarium :
Faktor genetik
Wanita yan menderita kanker payudara
Riwayat kanker kolon
Gangguan hormonal
Diet tinggi lemak
Merokok
Minum alkohol
Pengunaan bedak talk perineal
Sosial ekonomi yang rendah
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab.Penyebab inilah nantinya yang akan menentukan tipe dari kista.Diantara beberapa kista ovarium ,tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan.Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar dari akibat perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium.Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi.
3. Manifestasi Klinik
Letak tumor yan tersembunyi dalam rongga perut dan sangat berbahaya dapat menjadi besar tanpa disadari oleh penderita
Pertumbuhan primer diikuti oleh infiltrasi kejaringan sekitar yang menyebabkan berbagai keluhan samar-samar:
Perasaan sebah
Ras nyeri pada perut bagian bawah dan panggul
Makan sedikit terasa cepat kenyang
Serin kembung
Nyeri sanggama
Nafsu makan menurun
Rasa penuh pada perut bagian bawah
Gangguan miksi karena adanya tekanan pada kandung kemih dan juga tekanan pada dubur
Gangguan menstuasi.Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali tumor itu sendiri mengeluarakan hormon seperti pada tumor sel granulosa yang dapat menyebabkan hipermenorrea.
Akibat Pertumbuhan adalah dengan adanya tumor didalam perut bisa menyebabkan pembengkakan perut..Tekanan pada alat atau organ sekitar disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut.Misalnya sebuah kista yang tidak seberapa besar tetapi posisinya terletak didepan uterus sehingga dapat menekan kandung kencing dan menyebabkan gangguan miksi dan sedang kista besar yang terletak didalam rongga perut kadang-kadang hanya menimbulkan rasa berta pada perut.Selain gangguan miksi obstipasi dan oedema pada tungkai dapat terjadi
4. Klasifikasi
Secara garis besar dapat dibagi menjadi 2:
1. Tumor nonnoeplastik
Tumor akibat radang
Tumor lain
Kista folikel
Berasal dari folikel de graaf yang tidak berovulasi namun tumbuh terus menjadi kista follikel atau dari beberapa follikel primer yang yang setelah tumbuh dibawah pengaruh estrogen membesar menjadi kista dengan diameter 1-1,5 cm.Tidak jarang ruangan follikel diisi cairan sehingga kista bertambah besar .Biasanya besarnya tidak melebihi sebesar jeruk / lemon .Cairan pada kista dapat mengandung estrogen sehingga dapat meyebabkan gangguan haid.Kista ini akan hilang spontan dalam 2 bulan.
Kista korpus luteum
Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus albocans.Kadang kadang menjadi korpus persistens.Perdarahan didalamnya menyebabkan kista.Kista lutein dapat menimbulkan kesulitan dalam diagnosis,menimbulkan gangguan haid seperti amenorrea dan perdarahan tidak teratur berta pada bagian bawah perut dan ruptur.Penanganannya menunggu sampai kista hilang sendiri .Kadang dilakukan pengangkatan kista tanpa mengangkat ovarium.
Kista lutein
Pada mola ,korio karsinoma dapat membesar dan menjadi kistik , kista bilateral dan bisa menjadi sebesar tinju .Tumbuhnya kista disebabkan hormon korio gonadotropin meningkat .Jika mola dan Ca hilang maka kista mengecil spontan
Kista inklusi germinal
Terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian terkecil dari epitel germinativum pada permukaan ovarium .Sering terdapat pada wanita lansia dengan diameter < 1 cm
Kista Stein-Levental
Gejala: Infertilitas, amenorrhea,oligomenorrea sekunder dan gemuk hirsutisme tanpa maskulinisasi,ke 2 ovarium membesra ,pucat polikistikn dengan permukaan licin
Etiologi:Gangguan hormonal sehingga terdapat gangguan ovulasi karena endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen Diagnosis: berdasarkan gejala,laparaskopi.Terapi: Klomifen Wedge Resction
2. Tumor Neoplastik Jinak
Kistik
• Kistoma Ovarii Simplek
Permukaan rata dan halus,bertangaki ,bilateral dan membesar mudah terjadi torsi.Terapi dengan pengangkatan kista denagn reseksi ovarium
• Kistadenoma Ovarii Serosum
Menurut Meyer kista berasal dari teratoma.Gambaran klinis terdapat perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif sehingga timbul perlekatan kista denga omentum.Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista secara in toto ,pungsi terlebih dahulu dengan atau tanpa salpingo ooferektomi tergantung besarnya kista.
Gambaran klinis: tumor lazimnya berbentuk multilokuler ,permukaan berbagala ,kira- kira 10 % dapat mencapai ukuran yang amat besar bisa unilateral bisa bilateral.Pada pemeriksaan mikroskopis tampak dinding kista dilapisi oleh epitel torak tinggi dengan inti pada sel.Sel epitel yang terdapat dalanm satu lapisan mempunyai potensi untuk menjadi multilokuler.Jika terjadi robekan pada dinding kista maka sel epitel dapat menyebar pad peritoneum rongg perut sehingga dapat menyebabkan psedomiksosa peritonei.
Penanganan: Pengangkatan tumor .Jika pada operasi tumor sudah cukup besar sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal biasanya dilakukan salpingo ooferektomi.Pada waktu mengangkatnya diusahakan mengangkatnya in toto tanpa mengadakan pungsi dahulu setelah itu lakukan pemeriksaan histologik .Ovarium yang lain perlu diperiksa
• Kistadenoma Ovarii Musinosum
Menurut meyer asal tumor ini adalah dari teratoma dimana dalam pertumbuhannya elemem yang satu mengalahkan elemen yang lain..Angka kejadian Terbanyak ditemukan dengan tumor ovarium musinosum yang keduanya kira –kira 60 % dari tumor ovarium Dan kistadenoma ovarium kira kira 40 % dari dari seluruh kelompok neoplasma ovarium.Tumor ini paling sering ditemukan pada usia antara 20-50 tahu dan jarang terjadi pada masa pubertas.
Gambaran klinik .Tumor ini lazimnya berbentuk multilokuler dengan permukaan berbagala.Kira kira 10 % dapat mencapai ukuran yang besar dan tidak ditemukan lagi ovarium yang normal.Biasanya unilateral dapat juga dijumpai bilateral.Kista menerima darah dari tangkai kadang kadan dapat terjadi torsi. yang dapat mengakibatkan perdarahan dan perubahan degeneratif didaam kista yang memudahkan perlekatan kista dengan omentum ,usus-usus dan peritonium parietale.Pada pembukaan dinding kista agak tebal pada pembukaan terdapat cairan yang berwarna kuning coklat terdapat dalam satu apisan mempunyai potensi untuk tumbuh eperti stuktur kelenjer dan menjadi kista baru sehingga kista menjadi multilokuler.Jika terdapat robekan pada dinding kista maka jaringan kista dapat tersebar di permukaan peritoneum ronga perut dan pseudomiksosa peritoneum
Penanganan : Pengangkatan tumor .Jika pada operasi tumor sudah cukup besar dan sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal biasanay dilkukan pengangkatan ovarium beserta saluran tuba ( salpingo ooferektomi ).Pad waktu pengangkatan sedapatnya dilakukan secara in toto tanpa pungsi terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya psedomiksosa peritonei.Jikapaun harus melakukan pungsi mak tutup lubang pada tumor dengan rapi baru setelah itu tumor dikeluarkan Setelah itu perlu dilakukan pemeriksaan histologik dan ovarium yang lain perlu diperiksa.
• Kista endometrioid.
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin pada dinding dalam terdapat satu lapisan sel yang menyerupai epitel endometrium
• Kista dermoid
Merupakan kista jinak yang struktur ektodermal denagn diferensiasi sempurnaeperti epitel kulit ,gigi,dan produk glandula sebasea.Angka kejadian 10 5 dari seluruh neoplasma kistik dan sering terjadi pada wanita mudadan dapat menjadi besar.Gambaran klinik : dinding kisat kelihatan putih keabuabuan dan agak tipis.Kalu dibelah biasanya nampak sat kista besar dengan ruangan kecil didalamnya.Tumor mengandung elemen ektodermal mesoderma dan ento dermal mak dapat ditemukan kulit rambut kelenjer sebasea ,gigi dll.Pada kista dermoid tedapat torsi bertangkai dengan gejala nyeri mendadak di perut bagian bawah.Ada pula kemungkinan terjadinya sobekan pada dinding kista Perubahan keganasan agak jarang dan yang tersering adalah karsinoma epidermoid.
Solid
Fibroma , Leiomioma,Fibroadenoma,Papiloma
Semua tumor pada adalah neoplasma.Potensi menjadi ganas berbeda pada masing masing jenis.Fibroma ovarium berasal dari elemen fibroblastik stroma ovarium atau dari beberapa sel masenkim yang multipoten. Frekwensi : 5 % dari neoplasma ovarium.Gambaran klinik :tumor ini dapat mencapai 2-30 cm dan berat mencapai 20 kg.dengan 90 % unilateral.Neoplasma ini terdiri dari jaringan ikat dengan sel ditengah jaringan kolagen . Terapi: ooferektomi
Tumor Brenner
Satu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan biasanya pada wanita dekat atau sesudah menopause.Angka kejadian 0,5 % dari tumor ovarium.Gambaran klinik: besar tumor beraneka ragam.Lazimnya tumor unilateral yang pada pembelahan berwarna kunin muda menyerupai fibroma.denagn kista kecil.Mikroskopik gambaran tmor sangat khas terdiri dari 2 elemen yakni sarang yang terdiri adri sel sel epitel yang dikelilingi ole jaringan ikat.
Tumor sisa adrenal
Tumor ini sangat jarang terjadi tumor ini unilateral dan besranya bervariasi dari 0,5-16 cm
A Diagnosis
Adapun pemeriksaan yang dapat dilkukan untuk menegakkan diagnosis adalah :
Berdasarkan keluhan : menanyakan gejala yang dirasakan oleh lien seperti rasa tidaka nyaman pada perut bagian bawah
Pemeriksaan teraba tumor diluar uterus : Terpisah dengan uterus diluar uterus atau masih melekat.Konsistensi kistik atau solid,permukaan dapat rata atau berbenjol benjol.,masih dapat digeraakan atau sudah terfiksir
Dengan pemeriksaan tambahan :
USG,laparaskopi ,parasintesis cairan asites,pemeriksaan rontgen
6. Komplikasi :
Perdarahan dalam kista: Perlahan menimbulan rasa sakit dan kemudian mendadak menjadi akut abdomen.
Torsi tangkai kista.dapat terjadi pada tumor dengan panjang tangkai sekitar 5 cm atau lebih dan ukurannya masih kecil dan gerakan yang terbatas .Sering terjadi pada saat hamil dan asca partumdan saat terjadi akut abdomen.
Robekan dinding kista
Disebabkan oleh trauma langsung pada kista ovariiterjadi saat torsikista dan dapat menimbulkan perdarahan akut abdomen
Infeksi kista
Menimbulkan gejala dolor , kolor dan fungsiolesa.perut tegang dan panas hasil pemeriksaan laboratorium menujukkan gejala infeksi
Degenerasi ganas
Keganasan ovarium silent killer diketahui setelah stadium lanjut sedangkan perubahan tidak jelas
Gejala keganasan kista ovarii:tumor cepat membesar ,berbenjol benjol,terdapat asites ,tubuh bagian atas kering sedangkan bagian bawah terjadi oedema
7. Penanganan
Adapun prinsip untuk menangani tumor oarium:
Operasi untuk mengambil tumor: Dapat menjadi besar dan kemungkinan degenerasi ganas.
Saat operasi dapat didahului dengan frozen section untuk kepastian ganas dan tindakan operasi lebih lanjut.
Hasil operasi harus dilakukan pemeriksaan PA sehingga kepastian klasifikasi tumor dapat ditetapkan untuk menentukan terapi
Operasi tumor ganas diharapkan debulkingyaitu dengan pengambilan jaringan tumor sebanyak mungkinjaringan tumor sampai dalam batas aman diameter sekitar 2 cmdan lakukan TAH + Bil Os omentektomi
Setelah mendapatkan radiasi dan kemoterapi atau dilakukan terapi kedua untk mengambil sebanyak mungkin jaringan tumor
Kistoma ovarii diatas umur 45 thn sebaiknya dilakukan terapi profilaksis.
Untuk penanganan tumor nonneoblastik diambil sikap wait and see.Jika wanita yang masih ingin hamil berovulais teratur tanpa gejala dan hasil USG menunjukkan kista yang berisis cairan maka dilakukan pemeriksaan tindakan menunggu dan melihat dan kista ini akn memnghilang 2-3 bulan kemudian .
Penggunaan pil kontrasepsi dapat digunakan untuk terpi kista fungsional
Pembedahan dilakukan jika kista besar dan padat ,tumbuh atau tetap selama 2-3 bulan siklus haid maka dapat dihilangkan dengan pembedahan.Jika tumor besar atau ada komplikasi maka dilakukan pengangkatan ovarium disertai saluran tuba ( salpingo ooferektomi )dan dilakukan pengontrolan .Jika terdapat keganasan aka dilakukan histerektomi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Kasus
Nn D usia 22 tahun kiriman poli kebidanan tanggal 2 September jam 12.00 dengan keluhan sakit pada perut bagian bawah dan bengkak yang dirasakan sejak 2 tahun yang lalu .Makin lama makin besar sampai sebesar tinju .Pasien belum menikah Pad tabhun 2004 pernah menjalani operasi Apendik di RS M Djamil.Diagnosa sementara : Kista Ovarium dan Hidro nefrose dextra
2. Pengkajian
A. IDENTITAS / BIODATA
Nama Klien : Nn. D
Umur : 22 tahun
Bangsa : Indonesia
Suku : Minang
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat rumah : Jln Muara Panyalinan PS Nan 3 BSD 1 Blok 5 No 8 Lbk Buaya
No RM : 40 46 16
Dx Medik : Kista ovarium sinistra
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny KR
Umur : 40 Th
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat Rumah : Jl Muaro Panyalinan PS Nan 3 BSD I Blok 5 no 8 Lbk Buaya
B. Alasan masuk
Nn D usia 22 tahun kiriman poli kebidanan tanggal 2 September jam 12.00 dengan keluhan sakit pada perut bagian bawah dan bengkak yang dirasakan sejak 2 tahun yang lalu .Makin lama makin besar sampai sebesar tinju .Pasien belum menikah Pad tabhun 2004 pernah menjalani operasi Apendik di RS M Djamil.Diagnosa sementara : Kista Ovarium dan Hidro nefrose dextra
C. Riwayat kesehatan
• Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien adalah rujukan dari puskesmas Lubuk Buaya lalu klien dirujuk ke RS M Djamil dan masuk ke bangsal Ginekologi pada tanggal 2 september 2008 pukul 12.00 wib.Pada saat pengkajian klien sudah selesai di operasi
• Riwayat Kesehatan Dahulu
Sebelmnya klien tidak pernah menderita penyakit tumor.Pada tahun 2004 klien pernah operasi apendik di RS M Djamil padang
D. Riwayat Obstetri
Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 th
Siklus haid : 1x 30 hari
Lama Haid : 4-5 hari
Banyaknya : 2-3 x ganti duk
Bau : Amis
Warna : Merah kecoklatan
Keluhan : Nyeri haid
E. Data Objectif
1. Tanda vital
a. TD : 110/70 mmHg
b. Nadi : 84 x / i
c. Pernafasan : 22 x / i
d. Suhu : 37 C
e. Kesadaran : cmc
f. BB sebelum sakit : 45 kg
g. BB sekarang : 35 kg
h. TB : 153 cm
2. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi
a) Kepala
Rambut : bersih, tidak ada ketombe
Mata
Kelopak mata : tidak edema
Konjungtiva : agak pucat
Sklera : tidak ikterik
Mulut : kering, ada stomatitis
Muka : tidak oedema
Gigi : tidak ada caries
b) Leher : tidak ada pembengkakan kelenjer tyroid
dan kelenjer limfe
c) Dada/mamae : simetris,
d) Abdomen
Bekas luka operasi : ada.Terlihat luka bekas operasi dengan jahitan mulai dari pinggir atas simpisis samapai 3 jari dibawah processus xipoideus
e) Genitalia
Kemerahan : tidak ada
Pembengkakan : tidak ada
Varises : tidak ada
Oedema : tidak ada
Parut : tidak ada
f) Ekstremitas
1. Atas
Oedema : tidak ada
Sianosis ujung jari: tidak ada
Pergerakan : kurang aktif
2. Bawah
Oedema : tidak ada
Varises : tidak ada
Pergerakan : kurang aktif
F. .Pemenuhan Kebutuhan Dasar
1. Nutrisi/makan
Sehat : Makan 3x1 ( nasi + lauk pauk +buah dan sayur )
Sakit : Klien tidak ada nafsu makan ,klien makan dengan porsi sedikit dan susah untuk makan pada saat pengkajian klien hanya makan 5 sendok makan
3. Cairan / makanan
Sehat : Klien minum 7-8 gelas sehari
Sakit : Sakit 2-3 gelas sehari
4. Istirahat
Sehat : 7-8 Jam sehari
Sakit : 4-5 sehari
5. Eliminasi
BAB : 1 x dalam 3 hari
BAK : 200 cc perhari
G. Riwayat Alergi
Klien tidak ada riwayat alergi terhadap makanan ataupun obat obatan
H. Data Sosial Ekonomi
Klien anak petama dari 6 bersaudara dan tidak bekerja dan seluruh kebutuhan ditanggung oleh orang tua
I. Obat obatan
Ceftriaxon : 2x1
Ciprofloxaxin : 2x1
Asam mefenamat : bila nyeri
J. Data psikologis
Klien mengatakan cenas akan nyeri perut yang dirasakan klien mengatakan ingin cepat pulang
K. Data Penunjang :
Hb : 10,8 gr %
Ht : 31 %
Leukosit : 14.300
Trombosit : 213.000
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
a) Penilaian Kasus
Dari tinjauan kasus terlihat bahwa klien merasakan bengkak pada perut sejak 2 tahun yang lalu dan pada tahun 2004 klien pernah mengalami operasi apendiks.Pada kasus ini terlihat bahwa penyakit lambat diketahui oleh klien dan baru 2 tahun kemudian ketika tumor sudah sebesar tinju orang dewasa baru klien mengetahui kalau ada sesuatu yang ada pada bagian perutnya.Adapun diagnosa pra bedah adalah : Kista ovarium kiri.
Klien merupakan rujukan poli dan dirawat di ruang ginekologi sejak tanggal 2 September.Data pada saat klien sampai di bangsal ginekologi :
Tanda Vital :
TD : 110/70 mmHg
N : 84 x/menit
S : 37 C
P : 22 x/menit
Kesadaran : CMC ( compo mentis cooperatif )
Keadaan umum sedang dengan status gizi sedang
Diagnosa : kista ovarium multipel kanan .Kemungkinan tindakan adalah salpingo ooferektomi dekstra mengingat ukuran kista besar memenuhi abdomen dan rongga pelvis
Inspeksi dari kepala sampai dada tidak ada yang istimewa atau dalam batas normal
Pemeriksaan Abdomen: Menurut status Ginekologis
Inspeksi : Tampak memblat ada luka sikatrik bekas luka operasi apendik
Palpasi : Massa Kistik sebesar tinju dengan permukaan rata pergerakan terbatas dan nyeri negatif
Perkusi :Redup diatas massa
Auskultasi : Bising usus positif
Penanganan Masalah Oleh RS
Adapun penanganan yang dilakukan oleh RS adalah : dengan melakukan LAPARATOMI.Laparatomi merupakan pembedahan pada bagian perut dengan tujuan untuk mengeluarkan kista atau tumor.Adapun jebis pembedahan yang dilakukan adalah pngangkatan tuba falopii dan ovarium kiri dan kemudian mengangkat kista .anestesi yang diapakai adalah adalah anestesi umum.Dipilih tindakan laparatomi karena ukuran kista yang sudah cukup besar dan sudah memenuhi rongga perut hingga pelvis dan pembedahan dilakukan dengan memotong salran tuba dab ovarium karena ukuran yang besar tadi sudah mengenai organ lain yaitu tuba.
Pasien tidur terlentang diatas meja operasi dengan spinal anestesi dipastikan kateter berfungsi degan baikKemudian dilakukan tindakan asepsis untuk membersihkan daerah operasi dengan larutan betadib 10 % didaerah abdominalis.Diperluas kedaerah genitalia eksterna dan 1/3 proksimal femur bagian depan dan dalam daerah operasi diperkecil dengan menutupkan handuk steril duk pertama dipasang didaerah simpisis samapai kebawah menutup ujung kaki duk kedua dipasang mulai setinggi pusat keatas sampai menutupi kepala 2 buah duk kiri kanan linea mediana inferior da berjarak 4 cm diantara keduanya dibuat goresan melintang pada linea mediana inferioar sepanjang 2 cm sebanayak 3 buah untuk mempermudah rekrontruksi kulit .Kemudian dilakukan insisi kulit pada linea mediana inferior sepanjang 10 cm keatas kearah umbilikus dan dilanjutkan ke lapisan subkutis.
Dilakukan pengeluaran massa tumor dari abdomen ligamentum infundibulopelvikum kiri diidentifikasi diklem dipotong diikat pangkal tuba kiri ligamentum ovarii proprium diklem dipotong dan diikat secara double .Massa tumor dapat dikeluarkan kemudian dibelah.Ternyata massa tumor berupa kista berisi cairan musinous multiple dan tidak berpapil.Kemudian pangkal tuba da ligamen ovarii proprium kiri denagn pangkal ligamen infundibulo pelvikum kiri disatukan setelah diyakini tidak ada perdarahan dari bekas operasi dilakukan nepitoneaksasi dengan ligamentum rotundum dan peritonium dan dilakukan eksplorasi ulang dan kemudian abdomen dijahit lapis selapis.
Perbandingan dengan penanganan saat ini yang mulai banyak dilakukan adalah metode laparaskopi namun bukan berarti mengesampingkan laparatomi .Namun untuk meminimalisir komplikasi yang mungkin terjadi maka tindakan penanganan sat ini yang sedang dikembangkan adalah laparaskopi
METODE LAPARASKOPI
Terapi bedah merupakan tindakan yang dilakukan pada pasien apabila kista tidak menghilang setelah ditunggu 2-3 bulan , memiliki ukuran yang besar ,menimbulkan keluhan seperti rasa nyer pada perut ,nyeri haid atau gangguan saat haid dan infertilitas.Dibandingkan dengan metode konvensional dimana pasien dibedah dengan sayatan yang lebar disekitar perut untuk pengangkatan kista metode laparoskopi merupakan metode terkini ( Gold Standart ) dalam dunia kedokteran
Laparaskopi merupakan teknik pembedahan atau operasi yang dilakaukan denag membuat 2 atau 3 lubang kecil ( diameter 5-10 mm ) disekitar perut pasien.Satu ubang pada pusar digunakn untuk memasukkan sebuah alat yang dilengakapi kamera untuk memindahkan gambar dalam rongga perut kelayar monitor smentara 2 lubang yang lain untuk peralatan bedah yang lain.
Teknik ini disebut juga tindakan minimal invasif ( Minimal Invasife Surgery ).Namun tindakan ini tetap memiliki resiko pada pasien terutama karena saat melalukan operasi tersebut dokter yang menangani memerlukan runga daam rongga perut sehingga memerlukan gas CO2 untuk mengembangkan rongga perut antara lain risiko yang dapat terjadi adalah tetjadi jika gas bertekanan tinggi tersebut masuk kedalam pembuluh darah
Untuk meminimalkan risiko dalam tindakan laparoskopi dokte merancang suatu alat yang mana saat operasi tidak memerluak gas CO2.Untuk mengembangkan rongga perut tidak perlu menggunakan CO2 tapi mengguanakan pengait baja .Teknik laparaskopi tanpa gas juga mempercepat pemulihan dan mengurangi nyeri luka post operasi.dan meminimalkan jahitan dan mengandung nilai estetika yang lebih dibanding laparatomi.Namun belum banyak dokter yang menguasai tindakan ini
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari uraian diatas adalah :
Kista oarium merupakan pertumbuhan jaringan otot polos yang menimbulan pembengkakan yang dapat berissi cairan mauapun berbentuk padat .Pada kasus yang diambil adapaun jenis kista yang diderita adalah kiustadenoma ovarii usinosum yang ditanganai dengan metoda laparatomi di RS M Djamil.Penemuan terbaru untuk penanganan kista ovarium dapat dilakukan Laparaskopi
Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan :
• Diperlukan deteksi dini terhadap semua keganasan penyakit kandungan terutama kista ovarium yang kebanyakan dapat menjadi ganas
• Penyakit ini disebut juga dengan sillent killer karena gejala penyakitnya yang lambat terdeteksi oleh penderita dan kebanyakan diketahui saat kista sudah besar
• Menghindari faktor pemicu timbulnya kista ovarium dan peningkatan status gizi sangatlah penting karena dari tubuh yang sehat akan memperkecil kemungkinan untuk terjangkit penyakit
• Menghindari makanan yang mengandung zat kimia dan makanan siap saji
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer ,Arif.2001.Kapita Selekta Kedokteran .Jakarta : EGC
Prawiroharjo,Sarwono.2005.Ilmu Kandungan .Jakarta : YBPSP
---------.2005.Ilmu Kebidanan .Jakarta : YBPSP
TIM FK UNPADJ.2001.Ginekologi.Bandung : FK UNPADJ
Manuaba ,I Gede Bagus.2004,Kapita Selekta Kedokteran dan KB .Jakarta : EGC
www.askep-askeb-kita.blogspot.com
Cari Blog Ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip
- ► 2010 (2630)
-
▼
2009
(195)
-
▼
September
(63)
-
▼
Sep 13
(38)
- Asuhan Keperawatan Sirosis Hepatitis (Askep Sirosi...
- Post Laparotomi dan Kistektomi
- Secsio Caesarea atas Gemelli (Kehamilan Ganda)
- Hidrosefalus (Hidrocephalus)
- Servisitis dan Adnexitis
- Askeb Ikterus
- Sindroma Gawat Nafas (SGN)
- Malpraktik VS Standar Pelayanan Kesehatan
- Eklamsi dan Pre eklamsi
- Kurangnya Tenaga Spesialis
- Penyakit Menular Seksual
- Menometrorrhagia
- Jahe Meredakan Morning Sickness
- Alkohol Memperbesar Resiko Keguguran pada Ibu Hamil
- Karsinoma Serviks Uteri
- Mutu Pelayananan Kesehatan di RS dan Kepuasan Kons...
- Askeb BBLR dengan Ikterik grade IV
- Askeb Kista Ovarium
- Siklus Haid, Sindrom Pra-Haid dan Gangguan Haid
- Askeb BBLR dengan Ikterik
- Askeb KPD dan Persalinan Preterm
- Askeb Ca Ovarium
- Sindrom Gawat Nafas (SGN) Pada BBL
- Gambaran Kejadian Abortus dan Faktor-Faktor yang M...
- Perdarahan Post Partum
- Health Provider dan Hukum Praktek
- Remaja dan Kontrasepsi
- Pendekatan Mutu dan Kepuasan Pelanggan Dalam Pelay...
- Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR )
- Ikterik Pada Bayi Baru Lahir
- Kehamilan Ektopik
- Pengaruh Program KB Terhadap Pengendalian Penduduk
- Secsio Caesarea atas Indikasi Ketuban Pecah Dini
- Sectio Caesarea atas Indikasi Letak Sungsang
- Peran Pendamping Selama Proses Persalinan
- Pengaruh Program KB Terhadap Pengendalian Penduduk
- Masalah Kurangnya Mutu Layanan Puskesmas Ditinjau ...
- Materi Kesehatan: Kanker Ovarium
-
▼
Sep 13
(38)
-
▼
September
(63)
0-Asuhan Kebidanan (Dokumen Word-doc)
0-KTI Full Keperawatan (Dokumen Word-doc)
Anak
Anatomi dan Fisiologi
aneh lucu unik menarik
Antenatal Care (ANC)
Artikel Bahasa Inggris
Asuhan Kebidanan
Asuhan Keperawatan Komunitas
Asuransi Kesehatan
Berita Hiburan
Berita Terkini Kesehatan
Berita Tips Twitter
Celeb
contoh Daftar Pustaka
Contoh KTI
Contoh KTI Kebidanan
Farmakologi (Farmasi)
Gadar-kegawatdaruratan
Gizi
Handphone
Hirschsprung
Hukum Kesehatan
Humor Segar (Selingan)
Imunisasi
Info Lowongan Kerja Kesehatan
Intranatal Care (INC)
Jiwa-Psikiatri
kamus medis kesehatan online
Kebidanan Fisiologis
Kebidanan Patologis
Keluarga Berencana (KB)
Keperawatan Gerontology
Kesehatan Anak (UMUM)
Kesehatan Bayi (untuk UMUM)
Kesehatan Haji
Kesehatan Ibu Hamil (untuk UMUM)
Kesehatan Ibu Menyusui (untuk UMUM)
Kesehatan Pria (untuk UMUM)
Kesehatan Remaja
Kesehatan Reproduksi (Kespro)
Kesehatan Wanita (untuk UMUM)
Koleksi Skripsi Umum
Konsep Dasar
KTI D-3 Kebidanan
KTI Skripsi Keperawatan
kumpulan askep
Laboratorium
Lain-lain
Makalah Keperawatan Kebidanan
Managemen Kesehatan
Mikrobiologi
Motivasi Diri
Napza dan zat Adiktif
Neonatus dan Bayi
News
Penyakit Menular potensi KLB
Penyakit Menular Seksual (PMS)
Postnatal Care (PNC)
Protap-SOP
Psikologi-Psikiater (UMUM)
Reformasi Kesehatan
Sanitasi (Penyehatan Lingkungan)
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Sistem Endokrin
Sistem Immunologi
Sistem Indera
Sistem Integumen
Sistem Kardiovaskuler
Sistem Muskuloskeletal
Sistem Neurologis
Sistem Pencernaan
Sistem Perkemihan
Sistem Pernafasan
Surveilans Penyakit
Teknologi
Tips dan Tricks Seks
Tips Facebook
Tips Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Tips Kecantikan
Tips Kesehatan Umum
Tokoh Kesehatan
Tutorial Blogging
Youtuber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar