Cari Blog Ini

Premenopause

Perimenopause, Masa Transisi Menuju Menopause
Oleh : Rahmi

Istilah perimenopause memang masih terasa awam di telinga, tetapi setiap wanita pasti akan mengalaminya. Sebelum mencapai usia menopause, seorang wanita akan mengalami beberapa perubahan fisik dan gejala hormonal, termasuk menstruasi yang tidak teratur.

Perimenopause adalah masa di mana tubuh mulai bertransisi menuju menopause. Masa ini bisa terjadi selama dua hingga delapan tahun, ditambah satu tahun di akhir periode menuju menopause. Gejala ini alamiah, karena merupakan tanda dan proses berhentinya masa reproduksi.

Pada periode ini, umumnya tingkat produksi hormon estrogen dan progesteron berfluktuasi, naik dan turun tak beraturan. Siklus menstruasi pun bisa tiba-tiba memanjang atau memendek. Biasanya, masa perimenopause ini terjadi di usia 40-an, tapi banyak juga yang mengalami perubahan ini saat usianya masih di pertengahan 30-an.

TANDA & GEJALA

1. Menstruasi tidak teratur.
Intervalnya dapat memanjang atau memendek, sedikit dan berlimpah, bahkan Anda mungkin akan melewatkan beberapa periode menstruasi. Ovulasi menjadi tidak teratur, rendahnya kadar progesteron dapat membuat Anda mengalami periode menstruasi yang lebih panjang.

2. Gangguan tidur dan hot flashes.
Sekitar 75-85 persen wanita mengalami hot flashes selama perimenopause. Hot flashes adalah gelombang panas tubuh yang datang tiba-tiba, akibat perubahan kadar estrogen yang menyerang tubuh bagian atas dan muka. Serangan ini ditandai dengan munculnya kulit yang memerah di sekitar muka, leher dan dada bagian atas, detak jantung yang kencang, badan bagian atas berkeringat, termasuk gangguan tidur.

3. Perubahan Psikologis.
Beberapa wanita mengalami depresi, tetapi perubahan psikologis ini akibat terjadinya gangguan tidur.

4. Organ intim mengering.
Vagina mulai mengalami kekurangan cairan dan elastisitas, sehingga hubungan intim dapat menyakitkan.

5. Kesuburan berkurang.
Ovulasi atau pelepasan sel telur menjadi tidak teratur, sehingga kemungkinan bertemunya sel telur dengan sperma menjadi lebih rendah walau masih mungkin untuk hamil.

6. Perubahan fungsi seksual.
Selama perimenopause, keinginan untuk berhubungan intim dapat berubah, tetapi pada banyak wanita akan mengalami masa-masa menyenangkan sebelum masa menopause tiba dan biasanya berlanjut sampai melewati masa perimenopause.

7. Osteoporosis.
Pengeroposan tulang ini terjadi sebagai akibat berkurangnya hormon estrogen.

8. Perubahan kadar kolesterol.
Berkurangnya estrogen akan merubah kadar kolesterol dalam darah dan meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) yang mengakibatkan risiko terkena penyakit jantung. Sedangkan HDL atau kolesterol baik, menurun sesuai pertambahan usia.

FAKTOR RESIKO

Menopause adalah fase normal dalam kehidupan seorang wanita, meski waktunya tidak akan sama. Selain faktor gaya hidup dan genetik yang menentukan cepat atau lambatnya menopause, faktor lainnya adalah:

- Sejarah keluarga.
Masa menopause seorang wanita cenderung di usia yang sama, saat ibu atau saudara perempuan lainnya mengalami menopause. Tapi pernyataan ini masih dapat diperdebatkan.

- Tidak pernah melahirkan.
Beberapa penelitian menunjukkan, wanita yang belum atau tidak pernah melahirkan, akan mengalami menopause lebih awal.

- Kondisi jantung.
Sakit jantung sering dikaitkan dengan menopause dini, diperkirakan berkaitan dengan meningkatnya kadar kolesterol dan tekanan darah tinggi.

- Terapi kanker masa kecil.
Terapi kanker di usia anak-anak, seperti kemoterapi dan radiasi pelvic juga dikaitkan dengan menopuse dini.

- Histerektomi.
Pengangkatan rahim biasanya tidak berakibat menopause dini, meski ovarium tetap akan melepas sel telur. Hanya saja, operasi ini biasanya akan mempercepat datangnya menopause.

DIAGNOSA

Perimenopause umumnya berlangsung secara bertahap, meski tidak ada alat atau tes yang bisa mendeteksi perimenopause. Dokter hanya akan memberi beberapa pertanyaan, sebelum menyimpulkan apa yang tengah Anda alami. Tes yang mungkin dilakukan, salah satunya pemeriksaan kadar hormon.

Dengan memonitor siklus menstruasi dan mengamati gejala perubahan tubuh selama beberapa waktu, Anda akan dapat memahami dan berkonsultasi dengan dokter.

KEMUNGKINAN KOMPLIKASI

Meski tak ada yang perlu dikhawatirkan, namun waspadalah bila ada hal-hal yang mencurigakan sebagai berikut:

A) Menstruasi yang hebat, sehingga Anda harus mengganti pembalut setiap jam.
B) Menstruasi panjang yang berlangsung hingga lebih dari 8 hari.
C) Siklus menstruasi yang terlalu pendek, seperti kurang dari 21 hari.

PENANGANAN

Pil kontrasepsi dianggap tepat untuk mengatasi gejala perimenopause, walaupun sedang tidak mengatur kelahiran. Konsumsi dosis rendah yang teratur, akan mengurangi efek hot flashes dan kekeringan vagina.

Hidup sehat adalah pilihan terbaik untuk mengatasi gejala perimenopause. Caranya dengan:

* Konsumsi nutrisi yang cukup.
Osteoporosis dan risiko terkena penyakit jantung akan meningkat seiring bertambahnya usia. Konsumsilah makanan berkadar lemak rendah dan kaya serat, seperti buah-buahan, sayuran dan kacang-kacangan. Dianjurkan juga untuk mengkonsumsi makanan kaya kalsium atau suplemen. Hindari alkohol dan kafein yang dapat memicu hot flashes.

* Olah raga teratur.
Olah raga teratur sedikitnya 30 menit sehari, akan menjaga berat badan dan meningkatkan kualitas tidur.

* Mengurangi stres.
Kurangi stres dengan berpasrah diri dan mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Atau Anda dapat melakukan yoga yang sangat membantu melewati masa transisi menuju menopause.

(Nazz/MC)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip

0-Asuhan Kebidanan (Dokumen Word-doc) 0-KTI Full Keperawatan (Dokumen Word-doc) Anak Anatomi dan Fisiologi aneh lucu unik menarik Antenatal Care (ANC) Artikel Bahasa Inggris Asuhan Kebidanan Asuhan Keperawatan Komunitas Asuransi Kesehatan Berita Hiburan Berita Terkini Kesehatan Berita Tips Twitter Celeb contoh Daftar Pustaka Contoh KTI Contoh KTI Kebidanan Farmakologi (Farmasi) Gadar-kegawatdaruratan Gizi Handphone Hirschsprung Hukum Kesehatan Humor Segar (Selingan) Imunisasi Info Lowongan Kerja Kesehatan Intranatal Care (INC) Jiwa-Psikiatri kamus medis kesehatan online Kebidanan Fisiologis Kebidanan Patologis Keluarga Berencana (KB) Keperawatan Gerontology Kesehatan Anak (UMUM) Kesehatan Bayi (untuk UMUM) Kesehatan Haji Kesehatan Ibu Hamil (untuk UMUM) Kesehatan Ibu Menyusui (untuk UMUM) Kesehatan Pria (untuk UMUM) Kesehatan Remaja Kesehatan Reproduksi (Kespro) Kesehatan Wanita (untuk UMUM) Koleksi Skripsi Umum Konsep Dasar KTI D-3 Kebidanan KTI Skripsi Keperawatan kumpulan askep Laboratorium Lain-lain Makalah Keperawatan Kebidanan Managemen Kesehatan Mikrobiologi Motivasi Diri Napza dan zat Adiktif Neonatus dan Bayi News Penyakit Menular potensi KLB Penyakit Menular Seksual (PMS) Postnatal Care (PNC) Protap-SOP Psikologi-Psikiater (UMUM) Reformasi Kesehatan Sanitasi (Penyehatan Lingkungan) Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Sistem Endokrin Sistem Immunologi Sistem Indera Sistem Integumen Sistem Kardiovaskuler Sistem Muskuloskeletal Sistem Neurologis Sistem Pencernaan Sistem Perkemihan Sistem Pernafasan Surveilans Penyakit Teknologi Tips dan Tricks Seks Tips Facebook Tips Karya Tulis Ilmiah (KTI) Tips Kecantikan Tips Kesehatan Umum Tokoh Kesehatan Tutorial Blogging Youtuber