Cari Blog Ini

5 Jenis sakit kepala & Cara mengatasinya

Gangguan kesehatan ringan ini sebenarnya bisa merupakan salah satu gejala dari penyakit yang lebih besar. Hal ini ada hubungannya dengan pengelompokan dua jenis sakit kepala. Sakit kepala utama disebabkan oleh disfungsi atau aktivitas yang berlebihan dari fitur-fitur yang sensitif terhadap rasa sakit di kepala. Pada kelompok kedua, yang juga lebih jarang, disebabkan oleh penyakit yang mendasar. Namun, pada dasarnya ada lima jenis sakit kepala, yang penekanannya berangkat dari bagaimana rasa sakit itu dihasilkan. Menurut Clinical Methods, rasa sakit juga bisa terjadi pada setiap bagian dari kepala, termasuk kulit, otot-otot, pembuluh darah, sinus, struktur gigi, dan saraf-saraf wajah.


Jenis-Jenis Sakit Kepala:
  • Vaskular
Rasa sakitnya disebabkan oleh pembesaran pembuluh darah di dalam kepala. Tipe paling populer dari sakit kepala vaskular adalah migrain, yang menurut American Headache Society dialami sekitar 28 juta orang di Amerika. Migrain bisa kambuh, dan jika sedang muncul baru akan sembuh setelah 4-72 jam. Rasa sakitnya antara sedang sampai parah, dengan rasa berdenyut-denyut yang timbul pada satu atau dua sisi kepala. Gejala lain dari migrain adalah mual, muntah, dan sensitif terhadap cahaya atau suara. Sebanyak 3 dari 4 penderita migrain adalah perempuan. Artinya, lebih banyak perempuan yang mengalami migrain daripada pria.
  • Cluster
Sakit kepala jenis ini adalah tipe lain dari sakit kepala vaskular. Namun kebalikan dari migrain, penyakit ini lebih banyak mendera kaum pria. Rasionya enam banding satu, demikian menurut Cluster Headache Support Group. Rasa sakit yang begitu menyiksa, bisa berlangsung selama 15-180 menit. Biasanya terjadi pada satu sisi kepala, di belakang mata, atau pada daerah pelipis. Sakit kepala biasa terjadi pada waktu-waktu tertentu, seringkali saat jam-jam tidur, selama 4-8 minggu.
  • Myogenik
Saat bekerja, Anda pasti sering merasa leher dan pundak Anda kaku. Kadang-kadang diikuti dengan sakit kepala. Sakit kepala jenis ini memang sering dianggap sebagai ketegangan akibat otot-otot yang menegang di leher, pundak, kulit kepala, atau rahang. Pemicunya bukan sekadar cara duduk yang salah, tetapi juga stres, gelisah, atau depresi. Tidak heran bila sakit kepala ini termasuk yang paling umum, dengan intensitas ringan hingga sedang. Pada sebagian orang, rasa sakit juga diikuti dengan menurunnya nafsu makan.
  • Peradangan
Inilah urutan kedua sakit kepala yang disebabkan oleh penyakit atau kelainan yang menghasilkan peradangan di dalam kepala. Tipe sakit kepala akibat peradangan yang paling umum adalah sakit kepala akibat sinus, yang disebabkan oleh peradangan pada sinus dan diperparah dengan reaksi alergik. Penyebab lain dari sakit kepala jenis ini adalah meningitis, dimana terjadi peradangan dari membran yang mengelilingi otak dan saraf tulang belakang.
  • Traction
Biasanya disebabkan oleh lesi yang menekan struktur dan pembuluh darah di kepala. Tumor metastatik (tumor maligna yang menyebar ke bagian tubuh lain), abses, atau hematoma (pembengkakan lokal yang terisi darah), bisa menyebabkan sakit kepala jenis ini. Rasa sakitnya akan lebih parah pada pagi hari, dan menjadi lebih parah saat pengidapnya batuk, buang air kecil, atau mengejan.

Cara Mengatasi Sakit Kepala:
  • Botox
Obat satu ini mungkin terkenal sebagai penghilang kerut, namun ternyata toksin ajaib tersebut juga manjur untuk meredakan sakit kepala. “Botox bisa membuat otot yang sedang berkontraksi akibat sakit kepala menjadi rileks,” ujar Traci Purath, MD, selaku pimpinan medis di Comprehensive Headache Care, di Wheaton Franciscan Medical Group yang berlokasi di Franklin, Wisconsin. “Obat ini memblokir saraf sensorik yang mengirimkan pesan rasa sakit ke otak, dan dapat meredakan tegangan di dahi serta leher belakang,” tambah Traci. Sekitar 8 suntikan, yang rasanya hanya seperti cocokan peniti, cukup untuk meredakan rasa sakit di kepala. Efeknya memang baru terasa sekitar 8-10 hari setelah penyuntikan. Perawatan ini memang direkomendasikan, namun tidak boleh lebih dari 3 bulan.
  • Akupuntur
Teknik tusuk jarum ini diakui bisa meredakan sakit kepala. Jarum-jarumnya ditusukkan pada bagian yang sakit, biasanya seperti leher, dahi, dan pipi. Bagi Anda yang takut jarum tidak perlu khawatir karena jarumnya sangat kecil sehingga kemungkinan tak bakal bisa dirasakan. Perawatan ini bisa membuat penderita merasakan rileks. Biasanya hasil maksimalnya bisa dirasakan selama beberapa bulan hingga setahun.
  • Air
Ini satu lagi alasan mengapa Anda dianjurkan minum 8 gelas sehari. Dehidrasi merupakan salah satu penyebab terbesar timbulnya sakit kepala. “Saat tubuh tidak mendapat cukup air, maka tubuh mulai menyimpan cairan yang sudah ada dan memberi sinyal ‘kehausan’, di antaranya lewat sakit kepala atau migrain,” ujar Tracy. Berita baiknya adalah dengan minum, Anda bisa merasa sedikit lebih baik. Jadi, agar kondisi tubuh tetap seimbang dan terjaga, maka minumlah 8-10 gelas air setiap harinya. Namun, jangan berlebihan juga, karena cairan berlebih dalam tubuh bisa mengurangi kadar elektrolit dan sodium dalam tubuh.
  • Makanan ringan
Anda baru pulang dari kantor, dan kepala Anda terasa seperti habis ditinju. Anda baru sadar bahwa sudah berjam-jam lamanya Anda tidak mengisi perut hari itu. Saat tubuh tidak mendapat masukan makanan, tingkat gula darah menjadi labil, sehingga menyebabkan timbulnya sakit kepala. Ini merupakan cara tubuh untuk mengatakan, “Beri aku makan. Aku kelaparan!” Ambillah makanan kecil seperti apel, misalnya, untuk meredakan sakit kepala dan membawa tingkat gula darah Anda kembali normal. Tolak godaan untuk mencomot permen, karena kandungan gulanya bisa mengagetkan dan malah mengacaukan kadar gula Anda.
  • Kafein
Selain bisa membuat mata ngantuk agar tetap melek, ternyata kopi memiliki keuntungan lain, yaitu kandungan kafeinnya bisa mengontrol rasa sakit kepala. Selain itu, kafein juga bisa mempermudah penyerapan obat migrain. Tak hanya itu, kafein juga mampu mengekang serangan sakit kepala dengan menarik/ mengerutkan pembuluh darah. Namun, meski begitu, bagi beberapa orang, kafein justru malah bisa menimbulkan sakit kepala. Jadi konsumsi dengan hati-hati.
  • Tidur
Menyempatkan diri untuk tidur selama 8 jam mungkin kedengaran langka, apalagi bila Anda tergolong sibuk. Bagaimana pun juga, tidur terlalu banyak atau sedikit bisa menimbulkan sakit kepala. Tubuh manusia memerlukan waktu setidaknya 7 jam untuk mengisi ulang hingga kembali segar, dan sakit kepala pun bisa hilang karenanya. Cobalah untuk tidur dan bangun pada jam yang sama tiap hari.
  • Menulis
Anda bisa menuangkan segala beban pikiran melalui tulisan. Terlalu banyak berpikir bisa membuat kepala menjadi sakit, sehingga dengan menuangkan beban tersebut dalam sebuah kertas dipercaya dapat membuat beban di kepala menjadi enteng.
Baca Selengkapnya - 5 Jenis sakit kepala & Cara mengatasinya

Presentasi Majemuk


Definisi
Menurut Harry Oxorn & William R Forte yang diedit oleh Dr. M. Hakimi, Ph. D dalam buku Patologi & Fisiologi Persalinan, presentasi majemuk adalah bila ada satu atau lebih anggota badan menumbung bersama dengan kepala atau bokong, keduanya bersama-sama masuk ke dalam panggul. Presentasi bokong kaki dan presentasi bahu tidak dimasukkan ke dalam golongan ini. Tali pusat menumbung menyertai keadaan ini pada 15 sampai 20 persen kasus.

Sedangkan menurut Morton A. Stenchever dan Tanya Sorensen yang dialih bahasakan oleh dr. Chrisdiono M. Achadiat, pada buku Penatalaksanaan Dalam Persalinan, suatu “presentasi rangkap” (“compound presentastion”) yang menunjukkan adanya lengan atau tangan di depan bersama-sama dengan verteks. Meskipun biasanya keadaan ini dapat terkoreksi sendiri selama perjalanan persalinan, namun risiko prolaps tali pusat meningkat seperti halnya pada presentasi bukan verteks. Dokter harus waspada terhadap kemungkinan ini, dan janin haruslah dipantau. Prolaps tali pusat ditangani dengan menaikkan bagian terdepan (presenting-part) untuk mencegah kompresi tali pusat, sementara itu menyiapkan seksio sesarea secepatnya. Sebagian besar dari presentasi rangkap dilahirkan melalui vagina tanpa dilakukan intervensi.

Kemudian pada Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal oleh Sarwono Prawirohardjo, persalinan spontan pada presentasi ganda hanya bisa terjadi jika janin sangat kecil atau mati dan maserasi. Lengan yang mengalami prolaps kadang-kadang dapat diubah posisinya dengan membantu ibu untuk mengambil posisi knee-chest, sorong tangan keatas ke luar dari simfisis pubis dan pertahankan di sana sampai timbul kontraksi kemudian dorong kepala masuk ke dalam panggul. Lanjutkan dengan penatalaksanaan untuk persalinan normal. Jika prosedur gagal atau terjadi prolapsus tali pusat, lakukan seksio sesarea.
Pada buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal oleh Sarwono Prawirohardjo, presentasi ganda (majemuk) terjadi bila ekstremitas (bagian kecil janin) prolaps di samping bagian terendah janin.

Lalu menurut Sarwono Prawirohardjo dalam bukunya yang berjudul Ilmu Kebidanan, presentasi ganda ialah keadaan dimana disamping kepala janin di dalam rongga panggul dijumpai tangan, lengan atau kaki, atau keadaan dimana disamping bokong janin dijumpai tangan. Presentasi ganda jarang ditemukan, yang paling sering diantaranya ialah adanya tangan atau lengan disamping kepala.

Klasifikasi Presentasi Majemuk (menurut Harry Oxorn)
1. Presentasi kepala dengan bagian yang menumbung berupa :
a. Tungkai atas ( lengan – tangan ) salah satu atau keduanya.
b. Tungkai bawah ( tungkai –kaki ) salah satu atau keduanya.
c. Lengan dan kaki bersama – sama.

2. Presentasi bokong dengan tangan atau lengan yang menumbung.
Kombinasi yang paling sering dijumpai adalah kepala dengan tangan atau lengan. Sebaliknya kombinasi kepala – kaki dan bokong – lengan sama – sama jarang ditemui. Penumbungan baik tangan dan kaki bersama - sama di samping kepala adalah jarang. Semua kombinasi dapat disertai tali pusat yang juga menumbung dan dengan ini kemudian menjadi masalah yang penting.

Etiologi
Menurut Harry Oxorn, etiologi presentasi majemuk meliputi semua keadaan yang menghalangi pengisian dan penutupan PAP sepenuhnya oleh bagian terendah janin. Faktor penyebab yang paling umum adalah prematuritas. Yang lain adalah bagian terendah yang tinggi disertai pecahnya ketuban, multiparitas, panggul sempit, dan bayi kembar.
Dan menurut Sarwono Prawirohardjo yang memiliki pendapat yang tidak berbeda yakni, presentasi ganda terjadi karena pintu atas panggul tidak tertutup sempurna oleh kepala atau bokong, misalnya pada seorang multipara dengan perut gantung, pada kesempitan panggul dan janin yang kecil.

Diagnosis
Diagnosis presentasi majemuk menurut Harry Oxorn dibuat dengan pemeriksaan vaginal ( Pemeriksaan Dalam). Seringkali baru diketahui setelah persalinan lanjut dan pembukaan lengkap. Menurut Sarwono Prawirohardjo, diagnosis berdasarkan pemeriksaan luar saja sulit diteemukan, sedangkan pada pemeriksaan dalam, disamping kepala atau bokong dapat diraba tangan, lengan atau kaki. Kemungkinan pada pemeriksaan dalam teraba juga tali pusat menumbung, yang sangat mempengaruhi prognosis janin

Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan presentasi ganda (majemuk) menurut Harry Oxorn adalah mekanisme persalinan presentasi pokoknya. Oleh karena diameternya lebih besar, kemungkinan terhambatnya kemajuan persalinan lebih besar. Pada kebanyakan kasus persalinan tidak terhambat dan bagian terendah terdorong ke bawah menuju PAP. Bila terjadi distokia, janin tetap tinggi, diperlukan tindakan operatif. Dan menurut Sarwono Prawirohardjo, pada presentasi ganda pada umumnya tidak ada indikasi untuk mengambil tindakan, karena pada panggul uuran normal, persalinan dapat spontan pervaginam. Akan tetapi apabila lengan seluruhnya menumbung disamping kepala, sehingga menghalangi turunnya kepala, dapat dilakukan reposisi lengan.

Penanganan Presentasi Majemuk
Menurut Sarwono Prawirohardjo, apabila pada presentasi ganda ditemukan prolapsus funikuli, maka penanganan bergantung pada kondisi janin dan pembukaan serviks. Bila janin dalam keadaan baik dan pembukaan belum lengkap sebaiknya dilakukan seksio sesarea, sedangkan bila pembukaan lengkap, panggul mempunyai ukuran normal pada multipara, dapat dipertimbangkan untuk melahirkan janin pervaginam. Dalam keadaan janin sudah meninggal, diusahakan untuk persalinan spontan, sedangkan tindakan untuk mempercepat persalinan hanya dilakukan atas indikasi ibu. Penanganan paling baik menurut Harry Oxorn untuk presentasi majemuk (tanpa komplikasi seperti tali pusat menumbung) adalah menunggu dengan penuh perhatian. Pada kebanyakan kasus setelah pembukaan menjadi lengkap dan bagian terbawah turun, lengan atau kaki yang menumbung naik keluar dari panggul sehingga memungkinkan persalinan maju, tidak perlu dilakukan tindakan apa – apa.

Untuk persalinan terhambat dengan komplikasi :
1. Reposisi bagian yang menumbung
Pada panggul normal bila kemajuan persalinan terhambat lengan atau kaki harus dikembalikan, dibawah anastesi, dan kepala didorong masuk panggul. Bila kepala sudah turun jauh di dalam panggul dan pembukaan lengkap, kepala dikeluarkan dengan forceps.

2. Sectio Caesarea
Dilakukan sectio caesarea bila ada disproporsi kepala panggul, bila reposisi tidak dapat dilakukan atau tidak berhasil, atau bila ada beberapa keadaan lain yang merupakan kontra indikasi persalinan pervaginam.

3. Versi Ekstraksi
Cara ini mengandung bahaya ruptura uteri dan kematian janin, oleh karena itu hanya digunakan dalam penanganan presentasi majemuk tanpa komplikasi. Perkecualian adalah anak kedua bayi kembar.
Pada 12 sampai 23 persen kasus presentasi majemuk ada komplikasi tali pusat menumbung. Ini kemudian menjadi masalah yang besar dan penting sehingga penanganannya ditujukan terutama pada tali pusat yang menumbung.

Dalam memilih cara penanganan maka diperhatikan faktor – faktor sebagai berikut :
1. Presentasi
2. Ada tidaknya tali pusat menumbung
3. Keadaan ketuban
4. Keadaan cerviks
5. Keadaan dan ukuran bayi
6. Adanya bayi kembar
Baca Selengkapnya - Presentasi Majemuk

PERINEUM KAKU


Pengertian
Menurut Sarwono (2005), “Ilmu Kebidanan” perineum kaku adalah tidak elastisnya lantai falfis dan struktur sekitarnya yang menempati pintu bawah panggul di sebalah anterior dibatasi oleh simpisis pubis, disebelah posterior oleh OS cogcigis. Perineum yang kaku menghambat persalinan Kala II yang meningkatkan resiko kematian bayi dan menyebabkan kerusakan – kerusakan jalan lahir yang luas. Keadaan demikian dapat dijumpai pada primigravida yang umurnya lebih dari 35 tahun yang lazim disebut primitua. Dengan adanya perineum kaku maka robekan sewaktu kepala lahir tidak dapat dihindarkan, dengan membuat episiotomi mediolateral yang cukup luas 5-6 cm ruptur perineum tingkat III, dapat dicegah dan partus Kala II dipercepat

Etiologi Menurut Sartono, (2005) “Ilmu Kebidanan”
a. Primi gravida yang umurnya lebih dari 35 tahun, yang lazim disebut primitua.
b. Pada saat hamil ibu malas beraktivitas dan senam hamil sehingga ibu jarang bergerak.

Berdasarkan literatur yang digunakan dapat diambil kesimpulan :
Tanda-Tanda Dan Gejala
  1. Pada saat kepala bayi berukuran normal akan melewati introitus vagina jalan lahir tidak melebar sesuai dengan ukuran kepala
  2. Karena kepala bayi sulit lahir maka Kala II akan lebih lama
  3. Nyeri tekan di bagian perineum
Akibat pada ibu
  1. Karena kepala sulit melalui jalan lahir perineum akan teregang maksimal dalam waktu yang lama sehingga ibu akan merasakan kesakitan yang lebih lama.
  2. Ruptur perineum
  3. Kerusakan jalan lahir
Akibat pada bayi
Karena adanya perineum kaku dapat menyebabkan partus lama dan mengakibatkan asfeksia pada janin dan kematian janin
Baca Selengkapnya - PERINEUM KAKU

Partus Presipitatus


PENGERTIAN
Partus presipitatus adalah persalinan berlangsung sangat cepat. Kemajuan cepat dari persalinan, berakhir kurang dari 3 jam dari awitan kelahiran, dan melahirkan di luar rumah sakit adalah situasi kedaruratan yang membuat terjadi peningkatan resiko komplikasi dan/atau hasil yang tidak baik pada klien/janin (Doenges, 2001).

ETIOLOGY / PENYEBAB
- Abnormalitas tahanan yang rendah pada bagian jalan lahir
- Abnormalitas kontraksi uterus dan rahim yang terlalu kuat
- Pada keadaan yang sangat jarang dijumpai oleh tidak adanya rasa nyeri pada saat his sehingga ibu tidak menyadari adanya proses-proses persalinan yang sangat kuat itu (Doenges, 2001).

TANDA DAN GEJALA
Dapat mengalami ambang nyeri yang tidak biasanya atau tidak menyadari kontraksi abdominal. Kemungkinan tidak ada kontraksi yang dapat diraba, bila terjadi pada ibu yang obesitas. Ketidaknyamanan punggung bagian bawah (tidak dikenali sebagai tanda kemajuan persalinan). Kontraksi uterus yang lama/hebat, ketidak-adekuatan relaksasi uterus diantara kontraksi. Dorongan invalunter lintula mengejan (Doenges, 2001).

AKIBAT PADA IBU
Partus presipitatus jarang disertai dengan komplikasi maternal yagn serius jika serviks mengadakan penipisan serta dilatasi dengan mudah, vagina sebelumnya sudah teregang dan perineum dalam keadaan lemas (relaksasi). Namun demikian, kontraksi uterus yang kuat disertai serviks yang panjang serta kaku, dan vagina, vulva atau perineum yang tidak teregang dapat menimbulkan rupture uteri atau laserasi yang luas pada serviks, vagina, vulva atau perineum. Dalam keadaan yang terakhir, emboli cairan ketuban yang langka itu besar kemungkinannya untuk terjadi. Uterus yang mengadakan kontraksi dengan kekuatan yang tidak lazim sebelum proses persalinan bayi, kemungkinan akan menjadi hipotonik setelah proses persalinan tersebut dan sebagai konsekuensinya, akan disertai dengan perdarahan dari templat implantasi placenta (Sarwono, 2005).

AKIBAT PADA FETUS DAN NEONATUS
Mortalitas dan morbiditas perinatal akibat partus presipatatus dapat meningkat cukup tajam karena beberapa hal. Pertama, kontraksi uterus yang amat kuat dan sering dengan interval relaksasi yang sangat singkat akan menghalangi aliran darah uterus dan oksigenasi darah janin. Kedua, tahanan yang diberikan oleh jalan lahir terhadap proses ekspulsi kepala janin dapat menimbulkan trauma intrakronial meskipun keadaan ini seharusnya jarang terjadi. Ketiga, pada proses kelahiran yang tidak didampingi, bayi bisa jatuh ke lantai dan mengalami cedera atau memerlukan resusitasi yang tidak segera tersedia (Sarwono, 2005).

PENANGANAN
Kontraksi uterus spontan yang kuat dan tidak lazim, tidak mungkin dapat diubah menjadi derajat kontraksi yang bermakna oleh pemberian anastesi. Jika tindakan anastesi hendak dicoba, takarannya harus sedemikian rupa sehingga keadaan bayi yang akan dilahirkan itu tidak bertambah buruk dengan pemberian anastesi kepada ibunya. Penggangguan anastesi umum dengan preparat yang bisa mengganggu kemampuan kontraksi rahim, seperti haloton dan isofluran, seringkali merupakan tindakan yang terlalu berani. Tentu saja, setiap preparat oksitasik yang sudah diberikan harus dihentikan dengan segera. Preparat tokolitik, seperti ritodrin dan magnesium sulfat parenteral, terbukti efektif. Tindakan mengunci tungkai ibu atau menahan kepala bayi secara langsung dalam upaya untuk memperlambat persalinan tidak akan bisa dipertahankan. Perasat semacam ini dapat merusak otak bayi tersebut. (Sarwono, 2005).
Baca Selengkapnya - Partus Presipitatus

Robekan Serviks


Pada hakekatnya persalinan selalu mengakibatkan perlukaan jalan lahir, robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari pendarahan pasca persalinan. Robekan pada serviks biasanya uterus berkontraksi lemah untuk menghindari adanya perdarahan hebat yang akan mengancam nyawa ibu, maka perlu dilakukan pemeriksaan yang seksama pada kala dua dan segera perbaiki robekan pada serviks.
Pemeriksaan pada serviks harus secara cepat dan hati-hati, beritahukan pada ibu bahwa pemeriksaan ini sangat penting untuk memastikan ada tidaknya robekan yang akan berpotensial kematian pada ibu.
Robekan serviks biasanya terjadinya secara lateral disalah satu sisi atau kedua sisi, robekan ini juga dapat mengenai cabang arteri uterus ke serviks dan menyebabkan perdarahan hebat.
(Dikutip dari: Modul Hemoragi Post Partum dan Modul Episiotomi & Robekan Jalan Lahir)

Etiologi
Robekan pada serviks karena:
  1. Persalinan lama: apabila serviks terjepit diantara kepala bayi dan Sympisis pubis, sisi anterior dapat membengkak, tidak teregang dengan baik dan kemungkinan akan ruptur.
  2. Kelahiran dengan bantuan misalnya:forsep, ekstraksi vakum, atau ekstraksi pada bokong sebelum serviks berdilatasi penih.
  3. Persalinan Pretiposisi (secara spontan atau distimulasi dengan oksitosik)
  4. Kegagalan serviks atau berdilatasi karena kelainan kongenital atau jaringan parut akibat luka terdahulu. (dikutip dari: Modul Hemoragi Post Partum. 2001. Jakarta. EGC)
Tanda
Biasanya pada robekan serviks ditandai dengan perdarahan. Jika robekan besar dan dalam biasanya keadaan umum ini buruk dan apabila dengan rehidrasi intravena keadaan ibu tidak membaik, segera pasang tampon kasa dan segera rujuk ibu dengan Baksoku Do.

Komplikasi yang mungkin terjadi dan penanganannya.
a. Komplikasi awal
1. Perdarahan
Perdarahan dapat terjadi jika pembuluh darah tidak diikat dengan baik. Pencegahannya adalah dengan mengikat titik perdarahan ketika sedang menjahit, pastikan bahwa perdarahan tidak berasal dari uterus yang atonik.
2. Hematoma
Hematoma adalah mengumpulnya darah pada dinding vagina yang biasanya terjadi akibat komplikasi luka pada vagina. Hematoma terlihat adanya pembengkakan vagina atau nyeri hebat dan retensi urine.
3. Retensi Urine
Maternal harus sering dianjurkan untuk sering berkemih. Jika ibu tidak mampu maka pasang kateter untuk menghindari ketegangan kandung kemih.
4. Infeksi
Komplikasi paling umum dan dapat dihindari dengan memberikan anti biotik profilatik pada maternal dan gunakan teknik aseptik saat menjahit robekan. Jika terjadi infeksi, jahitan harus segera dilepas dan diganti dengan jahitan kedua kali, jika diperlukan hanya setelah infeksi teratasi.
b. Komplikasi lanjut.
1. Jaringan parut dan stenosis (penyempitan) vagina, dapat menyebabkan nyeri selama bersenggama dan persalinan lama pada kelahiran berikutnya, jika robekan yang terjadi tidak diperbaiki.
2. Vesiko Vagina, vesiko serviks atau fistula dapat terjadi apabila robekan vagina atau serviks meluas kekandung kemih atau rectum.
(Dikutip dari: Modul Hemoragi Post Partum.. 2001. Jakarta: EGC)

Penatalaksanaan, Perbaikan robekan Serviks
Biasanya pada robekan serviks terjadi pada bagian kiri tengah atau kanan tengah (posisi jam 3/9), dan akan terlihat pada saat inspeksi vagina dan serviks, robekan serviks juga dapat terjadi pada persalinan spontan, itulah sebabnya pemeriksaan serviks dan vagina harus dilakukan secara teliti. Pada robekan ringan akan cepat sembuh, tapi tampilannya akan berubah dari bukaan sirkuler yang halus menjadi irisan transversal. (gambar A). jika robekan serviks meluas harus dijahit.
Perbaikan Robekan Serviks:
  1. Beritahu ibu tentang tujuan prosedur yang akan dilakukan dan beri dukungan.
  2. Jika robekan luas beri diazepam dan petidin IV, perlahan.
  3. Tahan fundus.
  4. Jepit bibir serviks dengan klem ovum, kemudian pindahkan klem bergantian searah jarum jam sehingga semua bagian serviks dapat diperiksa.
  5. Jika ditemukan robekan tinggalkan 2 klem diantara robekan.
  6. Tempatkan klem dalam satu tangan.
  7. Tarik kearah kita.
  8. Mulailah menjahit bagian apeks (atas) serviks.
  9. Lakukan penjahitan terputus disepanjang luka berjarak 1 cm, dengan mengambil seluruh ketebalan pada setiap bibir serviks.
  10. Gunakan pembalut steril pada perineum.
Perawatan lanjutan.
1. Periksa tanda vital tiap 2-4 jam
2. Perhatikan jika ada robekan atau terjadinya hematoma.
3. Beri cairan IV dan atau donor sesuai keadaan pasien.
4. Beri antibiotic profilaktik, misal amoksilin 500 mg oral tiap 8 jam selama 5 hari.
5. Tindak lanjuti selama 10 hari, dan dalam 6 minggu untuk memastikan bahwa luka benar-benar sembuh.
(DIkutip dari: Modul Unpad Episiotomi dan Penjahitan Robekan Jalan Lahir. DepKes)
Baca Selengkapnya - Robekan Serviks

Persalinan Palsu


Selama beberapa waktu tertentu sebelum terjadinya persalinan yang sesungguhnya, wanita hamil dapat mengalami persalinan semu/palsu. Pada persalinan semu/palsu kontraksi uterus tidak teratur, pendek dan umumnya hanya menimbulkan perasaan tidak enak pada perut bawah dan pantat. Sebaiknya pada persalinan sesungguhnya kontraksi uterus akan menimbulkan rasa sakit. Mula-mula pada daerah fundus uteri dan menjalar ke seluruh uterus sampai ke bagian bawah punggung. Irritabilitas dari uterus yang menimbulkan rasa tidak enak, dapat terjadi setiap saat pada kehamilan, tetapi bukan merupakan tanda bahwa persalinan yang sesungguhnya akan dimulai (di sisi tidak terjadi pembukaan serviks). Persalinan semu pada umumnya terjadi pada akhir kehamilan dan dan pada multipara sering berhenti spontan, tetapi kadang-kadang berlanjut menjadi kontraksi efektif dari persalinan yang sesungguhnya. Oleh karena itu keluhan dari wanita hamil tentang adanya kontraksi yang tidak teratur, pendek tetapi menimbulkan rasa tidak enak. Tidak boleh begitu saja dianggap tidak ada apa-apa, karena bila hal ini dilakukan sering kali terjadi persalian tampa bantuan personil yang profesional atau fasilitas yang memadai sehingga perawatan ibu dan anak tidak optimal.
(dikutip dari Obstetri Williams hal 357)
Sangat sulit membedakan antara persalinan sesungguhnya dan persalinan semu. Indikator persalinan sesungguhnya ditandai dengan kemajuan penipisan dan pembukaan serviks. Ketika ibu mengalami persalinan palsu, ia merasakan kontraksi yang menyakitkan. Namun kontraksi tersebut tidak menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks. Persalinan semu/palsu bisa terjadi beberapa hari atau minggu sebelum permulaan persalinan sesungguhnya. Karena persalinan semu sangat menyakitkan, mungkin sulit bagi ibu untuk menghadapi masa ini dalam kehamilannya. Dengan menberikan dukungan tersendiri dan pemastian ulang bahwa persalinan semu/ palsu menunjukan bahwa persalinan sesungguhnya akan tiba, bidan dapt membantu ibu untuk menghadapi masa sulit tersebut.
Kontraksi pada persalinan semu / palsu
1. Berlangsung pada interval yang tak teratur
2. Interval tetap panjang
3. Intensitas tetap
4. Rasa sakit terutama pada perut bagian bawah
5. Serviks tidak membuka
6. Biasanya hilang dengan sedatif
(dikutip dari obstetri Williams edisi 17 Hal 384 dan Keperawatan Ibu-BBL)

Perbedaan dari persalinan sesungguhnya dan persalinan semu/palsu adalah sebagai berikut :
Persalinan sesungguhnya
1. Serviks menipis dan membuka
2. Rasa nyeri dengan interval teratur
3. Interval antara rasa nyeri yang secara perlahan semakin pendek
4. Waktu dan kekuatan berkontraksi semakin bertambah
5. Rasa nyeri terasa dibagian belakang dan menyebar ke depan
6. Berjalan menambah intensitas
7. Ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi uterus dengan intensitas rasa nyeri
8. Lendir darah sering tampak
9. Ada penurunan bagian kepala bayi
10. Kepala janin sudah terfiksasi di PAP diantara kontraksi
11. Pemberian obat penenang tidak menghentikan proses persalinan sesungguhnya
Persalinan Semu / Palsu
1. Tidak ada perubahan pada serviks
2. Rasa nyeri tidak teratur
3. Tidak ada perubahan interval antara rasa nyeri satu dengan yang lain
4. Tidak ada perubahan pada waktu dan kekuatan kontraksi
5. Kebanyakan rasa nyeri di bagian depan
6. Tidak ada perubahan rasa nyeri dengan berjalan
7. Tidak ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi uterus dengan intensitas rasa nyeri
8. Tidak ada lendir darah
9. Tidak ada kemajuan penurunan bagian terbawah janin
10. Kepala belum masuk PAP walaupun ada kontraksi
11. Pemberian obat penenang yang efisien menghentikan rasa nyeri pada persalinan semu
(Dikutip dari Buku Modul Asuhan Postpartum)
Baca Selengkapnya - Persalinan Palsu

Persalinan Palsu


Selama beberapa waktu tertentu sebelum terjadinya persalinan yang sesungguhnya, wanita hamil dapat mengalami persalinan semu/palsu. Pada persalinan semu/palsu kontraksi uterus tidak teratur, pendek dan umumnya hanya menimbulkan perasaan tidak enak pada perut bawah dan pantat. Sebaiknya pada persalinan sesungguhnya kontraksi uterus akan menimbulkan rasa sakit. Mula-mula pada daerah fundus uteri dan menjalar ke seluruh uterus sampai ke bagian bawah punggung. Irritabilitas dari uterus yang menimbulkan rasa tidak enak, dapat terjadi setiap saat pada kehamilan, tetapi bukan merupakan tanda bahwa persalinan yang sesungguhnya akan dimulai (di sisi tidak terjadi pembukaan serviks). Persalinan semu pada umumnya terjadi pada akhir kehamilan dan dan pada multipara sering berhenti spontan, tetapi kadang-kadang berlanjut menjadi kontraksi efektif dari persalinan yang sesungguhnya. Oleh karena itu keluhan dari wanita hamil tentang adanya kontraksi yang tidak teratur, pendek tetapi menimbulkan rasa tidak enak. Tidak boleh begitu saja dianggap tidak ada apa-apa, karena bila hal ini dilakukan sering kali terjadi persalian tampa bantuan personil yang profesional atau fasilitas yang memadai sehingga perawatan ibu dan anak tidak optimal.
(dikutip dari Obstetri Williams hal 357)
Sangat sulit membedakan antara persalinan sesungguhnya dan persalinan semu. Indikator persalinan sesungguhnya ditandai dengan kemajuan penipisan dan pembukaan serviks. Ketika ibu mengalami persalinan palsu, ia merasakan kontraksi yang menyakitkan. Namun kontraksi tersebut tidak menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks. Persalinan semu/palsu bisa terjadi beberapa hari atau minggu sebelum permulaan persalinan sesungguhnya. Karena persalinan semu sangat menyakitkan, mungkin sulit bagi ibu untuk menghadapi masa ini dalam kehamilannya. Dengan menberikan dukungan tersendiri dan pemastian ulang bahwa persalinan semu/ palsu menunjukan bahwa persalinan sesungguhnya akan tiba, bidan dapt membantu ibu untuk menghadapi masa sulit tersebut.
Kontraksi pada persalinan semu / palsu
1. Berlangsung pada interval yang tak teratur
2. Interval tetap panjang
3. Intensitas tetap
4. Rasa sakit terutama pada perut bagian bawah
5. Serviks tidak membuka
6. Biasanya hilang dengan sedatif
(dikutip dari obstetri Williams edisi 17 Hal 384 dan Keperawatan Ibu-BBL)

Perbedaan dari persalinan sesungguhnya dan persalinan semu/palsu adalah sebagai berikut :
Persalinan sesungguhnya
1. Serviks menipis dan membuka
2. Rasa nyeri dengan interval teratur
3. Interval antara rasa nyeri yang secara perlahan semakin pendek
4. Waktu dan kekuatan berkontraksi semakin bertambah
5. Rasa nyeri terasa dibagian belakang dan menyebar ke depan
6. Berjalan menambah intensitas
7. Ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi uterus dengan intensitas rasa nyeri
8. Lendir darah sering tampak
9. Ada penurunan bagian kepala bayi
10. Kepala janin sudah terfiksasi di PAP diantara kontraksi
11. Pemberian obat penenang tidak menghentikan proses persalinan sesungguhnya
Persalinan Semu / Palsu
1. Tidak ada perubahan pada serviks
2. Rasa nyeri tidak teratur
3. Tidak ada perubahan interval antara rasa nyeri satu dengan yang lain
4. Tidak ada perubahan pada waktu dan kekuatan kontraksi
5. Kebanyakan rasa nyeri di bagian depan
6. Tidak ada perubahan rasa nyeri dengan berjalan
7. Tidak ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi uterus dengan intensitas rasa nyeri
8. Tidak ada lendir darah
9. Tidak ada kemajuan penurunan bagian terbawah janin
10. Kepala belum masuk PAP walaupun ada kontraksi
11. Pemberian obat penenang yang efisien menghentikan rasa nyeri pada persalinan semu
(Dikutip dari Buku Modul Asuhan Postpartum)
Baca Selengkapnya - Persalinan Palsu

MEKONIUM


Pengertian
1. Bayi baru lahir atau neonatus adalah bayi yang berumur 0-28 hari bayi baru lahir dapat dibagi menjadi dua :
a. Bayi normal (sehat) yang memerlukan perawatan biasa.
b. Bayi gawat (high risk baby) yang memerlukan penanggulangan khusus seperti adanya asfeksia dan pendarahan.
2. Mekonium adalah tinja pertama bayi matur baru lahir, yang lengket dan berwarna hijau tua. Jika janin tidak mendapat cukup O2 selama kehamilan dan persalinan, janin akan mengeluarkan meconium keluarnya mekonium dari vagina ibu merupakan pertanda bahwa cairan ketuban dan berwarna kekuningan atau hijau muda. (modul 10 : BBL : 1994).
Penyebab Janin Mengeluarkan Mekonium Sebelum Persalinan
Tidak selalu jelas mengapa mekonium dikeluarkan sebelum persalinan, kadang-kadang hal ini terkait dengan kurangnya pasokan O2 (hipaksia). Hipoksia akan meningkatkan peristaltik usus dan relaksasi sfingter ani sehingga isi rektum (mekonium) di ekskresikan. Bayi-bayi dengan resiko tinggi bawat janin (misal : kecil untuk masa kehamilan / KMK atau hamil lewat waktu) ternyata air ketubannya lebih banyak tercampur oleh mekonium (warna kehijauan) dibandingkan dengan air ketuban pada kehamilan normal (APN 2007).
Sindrom Aspirasi Mekonium
Hal ini terjadi bila cairan amnium yang mengandung mekonium terintalasi oleh bayi. Aspirasi mekonium menyebabkan kerusakan fisik jalan udara dan menghalangi pertukaran udara. Mekonium membantu pertumbuhan patogen yang mematikan dalam jalan respirasi, karena mekonium merupakan medium yang baik. Bagi pertumbuhan bakteri. Banyaknya mekonium juga mengandung enzim yang bisa merusak sel epitel disaluran nafas bawah.
Bila tidak segera dibersihkan / dihisap dengan baik, maka saat bayi aktif bernafas setelah lahir, mekonium itu akan tersedot masuk ke jaringan paru, dan bayipun mengalami sesak nafas.
Baca Selengkapnya - MEKONIUM

Metritis


Metritis adalah radang miometrium. Mimetritis akut biasanya terdapat pada abortus septic atau infeksi post partum. Metritis adalah infeksi post partum. Metritis adalah infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu. Penyakit ini tidak berdiri merupakan bagian dari infeksi yang lebih luas. Pada penyakit metritis menunjukkaan reaksi radang berua pembengkakan dan infiltrasi sel-sel radang. Perluasan dapat terjadi lewat jalan linfe atau lewat tromboflebitis dan kadang-kadang dapat terjadi abses.
Metritis kronik adalah diagnosis yang dahulu banyak dibuat atas dasar uterus lebih besar dari biasa, sakit pinggang dan leukorea. Akan tetapi pembesaran uterus pada seorang multipara umumnya disebabkan oleh pertambahan jaringan ikat akibat kelamin. Bila pengaobatan terlambat atau kurang adekuat dapat menjadi :
1. Abses pelvik
2. Peritonitis
3. Syok septik
4. Dispareunia
5. Trombosis vena yang dalam
6. Emboli pulmonal
7. Infeksi pelvik yang menahun
8. Penyumbatan tuba dan infertilitas

Gejala-gejala
Gejala metristis dan pengobatannya sama dengan gejala dan penanganan endometritis yaitu :
1. Demam
2. Keluar lochea/keputihan dari kemaluan
3. Sakit pinggan
4. Nyeri abdomen

Penanganan
1. Segera transfuse jika ada perdarahan
2. Berikan antibiotic kombinasi sampai ibu bebas demam selama 48 jam
a. Ampicilin 2 gr IV setiap 6 jam
b. Gentamycin 5 mg/kg BB IV tiap 24 jam
c. Metronidazol 500 mg IV tiap 8 jam dosis tunggal
Antibiotika oral tidak diprelukan setelah terapi suntikkan
3. Jika diduga ada sisa plasenta, lakukan eksplorasi digital dan keluarkan bekuan serta sisa kotiledon.

Baca Selengkapnya - Metritis

Nifas dengan Kram pada Betis


Definisi
Kram pada betis adalah kontraksi yang terus menerus dari otot atau sekelompok dan terasa amat nyeri. Biasanya yang terkena adalah otot-otot pada bagian depan paha, otot paha bagian belakang, dan otot betis, tetapi secara teoritis semua otot dapat mengalami kejang atau kram (M. AR. Gayo, Buku Pintar Kesehatan) .
Kejadian kram betis berkaitan dengan kurangnya makan, sehingga terdapat perubahan keseimbangan elektrolit dengan kalium, kalsium, dan natrium yang menyebabkan terjadinya perubahan berkelanjutan dalam darah dan cairan tubuh. Ditambah makanan yang masuk berkurang sehingga terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang menjurus ke arah pembakaran lemak dan protein dengan menimbulkanbadan keton (Ida Bagus Gede Manuaba).
Perubahan metabolisme dapat mengubah keseimbangan asam-basa, cairan tubuh dan darah sehingga menambah terjadinya kram pada kaki. Keluhan ini berangsur-angsur akan menghilang dengan masukan makanan yang bertambah.

Sebab-sebab kram menurut Hardianto Wibowo (1994) yaitu :
  1. Karena kesalahan sistematik
  2. Terjadinya perubahan temperatur yang mendadak
  3. Gangguan susunan garam dalam darah / peredaran darah di betis terganggu
  4. Badan terlalu lelah
  5. Kram pada otot betis biasanya disebabkan oleh terlalu banyak garam fosfat dalam darah, kurangnya zat kapur.
Penatalaksanaannya
Adapun penatalaksanaan kram meliputi :
  1. Tanpa perlu pengobatan akan hilang sendiri
  2. Sewaktu kram, cobalah berdiri diatas lantai tanpa alas kaki lalu gosok dan genggam kuat-kuat otot betis yang kram
  3. Tekuklah kaki agar otot betis menjadi lebih panjang
  4. Cobalah berjalan diatas tumit beberapa kali sehari dan jangan cepat bangun dari tempat tidur
  5. Saat kram gosoklah atau urut dengan obat luar dan makanan dapat ditambah buah-buahan dan sayur-sayuran hijaus
Pencegahan
Untuk mencegah kram, kurangilah minum susu dan coba makan tablet kalsium 3× /hari 1 tablet.
Baca Selengkapnya - Nifas dengan Kram pada Betis

Arsip

0-Asuhan Kebidanan (Dokumen Word-doc) 0-KTI Full Keperawatan (Dokumen Word-doc) Anak Anatomi dan Fisiologi aneh lucu unik menarik Antenatal Care (ANC) Artikel Bahasa Inggris Asuhan Kebidanan Asuhan Keperawatan Komunitas Asuransi Kesehatan Berita Hiburan Berita Terkini Kesehatan Berita Tips Twitter Celeb contoh Daftar Pustaka Contoh KTI Contoh KTI Kebidanan Farmakologi (Farmasi) Gadar-kegawatdaruratan Gizi Handphone Hirschsprung Hukum Kesehatan Humor Segar (Selingan) Imunisasi Info Lowongan Kerja Kesehatan Intranatal Care (INC) Jiwa-Psikiatri kamus medis kesehatan online Kebidanan Fisiologis Kebidanan Patologis Keluarga Berencana (KB) Keperawatan Gerontology Kesehatan Anak (UMUM) Kesehatan Bayi (untuk UMUM) Kesehatan Haji Kesehatan Ibu Hamil (untuk UMUM) Kesehatan Ibu Menyusui (untuk UMUM) Kesehatan Pria (untuk UMUM) Kesehatan Remaja Kesehatan Reproduksi (Kespro) Kesehatan Wanita (untuk UMUM) Koleksi Skripsi Umum Konsep Dasar KTI D-3 Kebidanan KTI Skripsi Keperawatan kumpulan askep Laboratorium Lain-lain Makalah Keperawatan Kebidanan Managemen Kesehatan Mikrobiologi Motivasi Diri Napza dan zat Adiktif Neonatus dan Bayi News Penyakit Menular potensi KLB Penyakit Menular Seksual (PMS) Postnatal Care (PNC) Protap-SOP Psikologi-Psikiater (UMUM) Reformasi Kesehatan Sanitasi (Penyehatan Lingkungan) Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Sistem Endokrin Sistem Immunologi Sistem Indera Sistem Integumen Sistem Kardiovaskuler Sistem Muskuloskeletal Sistem Neurologis Sistem Pencernaan Sistem Perkemihan Sistem Pernafasan Surveilans Penyakit Teknologi Tips dan Tricks Seks Tips Facebook Tips Karya Tulis Ilmiah (KTI) Tips Kecantikan Tips Kesehatan Umum Tokoh Kesehatan Tutorial Blogging Youtuber