ASUHAN KEBIDANAN ASKEB KEHAMILAN EKTOPIK
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirobbil’alamin, segala puji bagi Allah semesta alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah SWT limpahkan kepada nabi Muhammad SAW sebagai rahmat dan kasih sayang bagi alam semesta dan nabi yang telah membawa umat manusia untuk menggapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Kami bersyukur kepada Allah karena makalah kami dapat selesai pada waktunya. Judul makalah yang kami buat adalah “KEHAMILAN EKTOPIK yang kami harap dihari mendatang dapat bermanfaat bagi pembaca serta membangun semangat pembaca.
Dan kami juga mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca agar kedepannya kami dapat memperbaiki kesalahan – kesalahan pada makalah kami ini. Lebih dan kurang kami mohon maaf, terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Bidan adalah salah satu pemberi pelayanan kesehatan secara langsung kepada masyarakat, dituntut peran serta, fungsi dan aplikasinya didalam menilai serta menentukan langkah awal dan kapan melakukan rujukan kefasilitas kesehatan yang paling tinggi. Beberapa tahun yang lalu pendidikan bidan hanya sebatas DI saja, yang disebut dengan Program Pendidikan Bidan (PBB), dimana bidan D1 belum memahami dan menerapkan secara professional manajemen kebidanan yang baik dan benar. Sesuai dengan perkembangan pendidikan, maka pendidikan bidan dibuka pada tahun 1996 menjadi Akademi Kebidanan (DIII), SK MENKES RI No. 4118 1987 dan SK MENDIKBUD RI No: 009/4/1996 untuk memenuhi tuntutan profesionalisme guna meningkatkan mutu dan kualitas bidan itu sendiri dan memahami bagaimana manajemen kebidanan yang baik dan benar dalam bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus, Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20-40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun,frekwensi kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara 0%-14,6%. apabila tidak diatasi atau diberikan penanganan secara tepat dan benar akan membahayakan bagi sipenderita itulah yang melatarbelakangi pembuatan makalah ini.
(Sarwono Prawiroharjho, Ilmu Kebidanan, 2005)
Bidan adalah salah satu pemberi pelayanan kesehatan secara langsung kepada masyarakat, dituntut peran serta, fungsi dan aplikasinya didalam menilai serta menentukan langkah awal dan kapan melakukan rujukan kefasilitas kesehatan yang paling tinggi. Beberapa tahun yang lalu pendidikan bidan hanya sebatas DI saja, yang disebut dengan Program Pendidikan Bidan (PBB), dimana bidan D1 belum memahami dan menerapkan secara professional manajemen kebidanan yang baik dan benar. Sesuai dengan perkembangan pendidikan, maka pendidikan bidan dibuka pada tahun 1996 menjadi Akademi Kebidanan (DIII), SK MENKES RI No. 4118 1987 dan SK MENDIKBUD RI No: 009/4/1996 untuk memenuhi tuntutan profesionalisme guna meningkatkan mutu dan kualitas bidan itu sendiri dan memahami bagaimana manajemen kebidanan yang baik dan benar dalam bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus, Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20-40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun,frekwensi kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara 0%-14,6%. apabila tidak diatasi atau diberikan penanganan secara tepat dan benar akan membahayakan bagi sipenderita itulah yang melatarbelakangi pembuatan makalah ini.
(Sarwono Prawiroharjho, Ilmu Kebidanan, 2005)
B.Tujuan
1. Agar mahasiswi dapat mengetahui dan memahami tanda dan gejala kehamilan ektopik
2. dapat mengetahui cara-cara penanganan kehamilan ektopik.
3. Untuk mengatahui sebab dan faktor pencetusnya.
2. dapat mengetahui cara-cara penanganan kehamilan ektopik.
3. Untuk mengatahui sebab dan faktor pencetusnya.
C.Manfaat
Sebagai bacaan bagi mahasiswi agar dapat menambah pengetahuan mengenai kehamilan ektopik.
Sebagai bacaan bagi mahasiswi agar dapat menambah pengetahuan mengenai kehamilan ektopik.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
TINJAUAN TEORITIS
1.KONSEP DASAR
A.pengertian
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus ,tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan ektopik,sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba,jarang terjadi implantasi pada ovarium,rongga perut,kanalis servikalis uteri,tanduk uterus yang rudimenter dan divertikel pada uterus.
Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara
20-40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun,frekwensi kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara 0%-14,6%.
(Sarwono Prawiroharjho, Ilmu Kebidanan, 2005)
Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar endometrium kavum uteri.
(kapita selekta kedokteran,2001)
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan ovum yang dibuahi,berimplantasi dan tumbuh tidak di tempat yang normal yakni dalam endometrium kavum uteri.
Istilah kehamilan ektopik lebih tepat daripada istilah ekstrauterin yang sekarang masih juga dipakai,oleh karena terdapat beberapa jenis kehamilan ektopik yang berimplantasi dalam uterus tetapi tidak pada tempat yang normal.
(Sarwono prawirohardjo,ilmu kandungan,2005)
B.etiologi
Etiologi kehamilan ektopik telah banyak diselidiki,tetapi sebagian besar penyebabnya tidak diketahui.
faktor-faktor yang memegang peranan dalam hal ini ialah sebagai berikut :
• Faktor tuba,yaitu salpingitis,perlekatan tuba,kelainan konginetal tuba,pembedahan sebelumnya,endometriosis,tumor yang mengubah bentuk tuba dan kehamilan ektopik sebelumnya.
• Kelainan zigot,yaitu kelainan kromosomdan malformasi.
• Faktor ovarium,yaitu migrasi luar ovum dan pembasaran ovarium.
• Penggunaan hormone eksogen.
• Faktor lain,antara lain aborsi tuba dan pemakaian IUD
( Dr.Rustam Mochtar, sinopsis Obstetri, 2000).
A.pengertian
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus ,tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan ektopik,sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba,jarang terjadi implantasi pada ovarium,rongga perut,kanalis servikalis uteri,tanduk uterus yang rudimenter dan divertikel pada uterus.
Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara
20-40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun,frekwensi kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara 0%-14,6%.
(Sarwono Prawiroharjho, Ilmu Kebidanan, 2005)
Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar endometrium kavum uteri.
(kapita selekta kedokteran,2001)
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan ovum yang dibuahi,berimplantasi dan tumbuh tidak di tempat yang normal yakni dalam endometrium kavum uteri.
Istilah kehamilan ektopik lebih tepat daripada istilah ekstrauterin yang sekarang masih juga dipakai,oleh karena terdapat beberapa jenis kehamilan ektopik yang berimplantasi dalam uterus tetapi tidak pada tempat yang normal.
(Sarwono prawirohardjo,ilmu kandungan,2005)
B.etiologi
Etiologi kehamilan ektopik telah banyak diselidiki,tetapi sebagian besar penyebabnya tidak diketahui.
faktor-faktor yang memegang peranan dalam hal ini ialah sebagai berikut :
• Faktor tuba,yaitu salpingitis,perlekatan tuba,kelainan konginetal tuba,pembedahan sebelumnya,endometriosis,tumor yang mengubah bentuk tuba dan kehamilan ektopik sebelumnya.
• Kelainan zigot,yaitu kelainan kromosomdan malformasi.
• Faktor ovarium,yaitu migrasi luar ovum dan pembasaran ovarium.
• Penggunaan hormone eksogen.
• Faktor lain,antara lain aborsi tuba dan pemakaian IUD
( Dr.Rustam Mochtar, sinopsis Obstetri, 2000).
C.tanda dan gejala
Gambaran kehamilan ektopik yang belum terganggu tidak khas dan penderita maupun dokter biasanya tidak mengetahui adanya kelainan dalam kehamilan.
Pada umumnya penderita menunjukkan gejala-grjala sebagai berikut:
AmenorhoeØ
Nyeri perut bagian bawahØ
Gejala kehamilan mudaØ
Level HCG rendahØ
Perdarahan pervaginam berwarna coklat tuaØ
Pada pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviksØ
Digoyangkan dan kavum douglasi menonjol karena ada pembekuan darah.
(Kapita selekta kedokteran, 2001)
Gambaran kehamilan ektopik yang belum terganggu tidak khas dan penderita maupun dokter biasanya tidak mengetahui adanya kelainan dalam kehamilan.
Pada umumnya penderita menunjukkan gejala-grjala sebagai berikut:
AmenorhoeØ
Nyeri perut bagian bawahØ
Gejala kehamilan mudaØ
Level HCG rendahØ
Perdarahan pervaginam berwarna coklat tuaØ
Pada pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviksØ
Digoyangkan dan kavum douglasi menonjol karena ada pembekuan darah.
(Kapita selekta kedokteran, 2001)
Gejala dan tanda kehamilan ektopik sangat berbeda-beda dari perdarahan banyak tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala tidak jelas ,sehingga sukar membuat diagnosisnya,gejala dan tanda bergantung pada lamanya kehamilan ektopik,abortus atau
rupture tuba,tuanya kehamilan,derajat perdarahan yang terjadi dan keadaan umum penderita sebelum hamil.
(Dr.rustam mochtar,synopsis obstetri,2000)
rupture tuba,tuanya kehamilan,derajat perdarahan yang terjadi dan keadaan umum penderita sebelum hamil.
(Dr.rustam mochtar,synopsis obstetri,2000)
D.patofisiologi
Karena tuba bukan tempat untuk pertumbuhan hasil kosepsi tidak mungkin janin tumbuh secara utuh seperti dalam uterus.sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan antara 6-10 minggu.
Mengenai nasib kehamilan tuba terdapat beberapa kemungkinan,
Yaitu:
1.Hasil kosepsi mati dan diresorbsi
pada implantasi secara kolumner,ovum yang dibuahi cepat mati karena vaskularisasi kurang dan dengan mudah terjadi resorbsi total.dalam keadaan ini penderita tidak mengeluh apa-apa hanya haidnya terlambat untuk beberapa hari.
2.abortus ke dalam lumen tuba
Perdarahan yang terjadi karena pembukaan pembuluh darah oleh villi koriales pada dinding tuba di tempat implantasi dapat melepaskan mudigah dari dinding tersebut sama-sama dengan robeknya pseudokapsularis.pelepasan ini dapat terjadi sebagian atau seluruhnya tergantung pada derajat perdarahan perdarahan yang timbul.
3.ruptur dinding tuba
Rupture tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya ada kehamilan muda,sebaiknya rupture pada pars interstisialis terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut.faktor utama yang menyebabkan rupture ialah penembusan villi koriales ke dalam lapisan muskularis tuba terus ke perineum.
Rupture dapat terjadi secara spontan atau karena trauma ringan seperti coitus dan pemeriksaan vaginal.
(Sarwono Prawirohardjo,ilmu kebidanan, 2005)
E.Penanganan
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparatomi,dalam tindakan demikian beberapa hal harus diperhatikan dan dipertimbangkan yaitu : kondisi penderita pada saat itu,keinginn penderita akan fungsi reproduksinya,lokasi kehamilan ektopik,kondisi anatomic organ pelvic,kemampuan teknik bedah mikro,dokter operator dan kemampuan teknologi fertilisasi invitro setempat.hasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi pada kehamilan tuba,atau dapat dilakukan pembedahan konservatif dalam arti hanya dilakukan salpingostomi.
Apabila keadaan penderita buruk,misalnya dalam keadaan syok,lebih baik dilakukan salpingektomi.pada kasus kehamilan ektopik di pars ampularis tuba yang belum pecah pernah dicoba ditangani dengan menggunakan kemoterapi untuk menghindari tindakan pembedahan.
Criteria khusus yang diobati dengan cara ini adalah :
• Kehamilan di pars ampullaris tuba belum pecah
• Diameter kantong gestasi ≤ 4cm;
• Perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100 ml
• Tanda vital baik dan stabil
Karena tuba bukan tempat untuk pertumbuhan hasil kosepsi tidak mungkin janin tumbuh secara utuh seperti dalam uterus.sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan antara 6-10 minggu.
Mengenai nasib kehamilan tuba terdapat beberapa kemungkinan,
Yaitu:
1.Hasil kosepsi mati dan diresorbsi
pada implantasi secara kolumner,ovum yang dibuahi cepat mati karena vaskularisasi kurang dan dengan mudah terjadi resorbsi total.dalam keadaan ini penderita tidak mengeluh apa-apa hanya haidnya terlambat untuk beberapa hari.
2.abortus ke dalam lumen tuba
Perdarahan yang terjadi karena pembukaan pembuluh darah oleh villi koriales pada dinding tuba di tempat implantasi dapat melepaskan mudigah dari dinding tersebut sama-sama dengan robeknya pseudokapsularis.pelepasan ini dapat terjadi sebagian atau seluruhnya tergantung pada derajat perdarahan perdarahan yang timbul.
3.ruptur dinding tuba
Rupture tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya ada kehamilan muda,sebaiknya rupture pada pars interstisialis terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut.faktor utama yang menyebabkan rupture ialah penembusan villi koriales ke dalam lapisan muskularis tuba terus ke perineum.
Rupture dapat terjadi secara spontan atau karena trauma ringan seperti coitus dan pemeriksaan vaginal.
(Sarwono Prawirohardjo,ilmu kebidanan, 2005)
E.Penanganan
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparatomi,dalam tindakan demikian beberapa hal harus diperhatikan dan dipertimbangkan yaitu : kondisi penderita pada saat itu,keinginn penderita akan fungsi reproduksinya,lokasi kehamilan ektopik,kondisi anatomic organ pelvic,kemampuan teknik bedah mikro,dokter operator dan kemampuan teknologi fertilisasi invitro setempat.hasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi pada kehamilan tuba,atau dapat dilakukan pembedahan konservatif dalam arti hanya dilakukan salpingostomi.
Apabila keadaan penderita buruk,misalnya dalam keadaan syok,lebih baik dilakukan salpingektomi.pada kasus kehamilan ektopik di pars ampularis tuba yang belum pecah pernah dicoba ditangani dengan menggunakan kemoterapi untuk menghindari tindakan pembedahan.
Criteria khusus yang diobati dengan cara ini adalah :
• Kehamilan di pars ampullaris tuba belum pecah
• Diameter kantong gestasi ≤ 4cm;
• Perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100 ml
• Tanda vital baik dan stabil
Obat yang digunakan ialah methotrexate 1 mg/kg IV dan citrovorum factor 0,1 mg/kg 1 M berselang seling setiap hari selama 8 hari.dari seluruh 6 kasus yang di obati,satu kasus dilakukan salpingektomia pada hari ke-12 karena gejala abdomen akut,sedangkan 5 kasus berhasil diobati dengan baik.
2APLIKASI DALAM MANAJEMEN KEBIDANAN
I. pengumpulan data
Data subjektifÄ
Mengalami mual dan muntahv
Nyeri perut bagian bawahv
Terjadi perdarahan berwarna coklat tuav
haid tidak teraturv
I. pengumpulan data
Data subjektifÄ
Mengalami mual dan muntahv
Nyeri perut bagian bawahv
Terjadi perdarahan berwarna coklat tuav
haid tidak teraturv
Data objektifÄ
pemeriksaan servik menyebabkan rasa nyeriv
suhu kadang-kadang naik kadang-kadang turunv
pada kasus ini mendadak biasanya ditemukan anemiav
tanda vital dapat baik sampai burukv
Saat pemeriksaan adneksa dengan vaginal touché, ada nyeri bila porsio digerakkan (nyeri goyang porsio).v
Pemeriksaan penunjang diagnostik : urine B-hCG (+),v
kuldosentesis (ditemukan darah di kavum Douglasi), USGv
pemeriksaan servik menyebabkan rasa nyeriv
suhu kadang-kadang naik kadang-kadang turunv
pada kasus ini mendadak biasanya ditemukan anemiav
tanda vital dapat baik sampai burukv
Saat pemeriksaan adneksa dengan vaginal touché, ada nyeri bila porsio digerakkan (nyeri goyang porsio).v
Pemeriksaan penunjang diagnostik : urine B-hCG (+),v
kuldosentesis (ditemukan darah di kavum Douglasi), USGv
II. Diagnosa/masalah
Kehamilan ektopik.
Kehamilan ektopik.
III. Masalah potensial
IV. Tindakan segera
V. Perencanaan
Perbaiki keadaan umum ibu misalnya berikan infus, transfusi darah,oksigen,v
Mengontrol TD, nadi, dan suhu satu jam sekaliv
Beri tahu pada ibu kemungkinan yang bisa terjadiv
anjurkan pada ibu untuk tidak hamil duluv
Beri tahu ibu tentang pemeriksaan tidakan lanjut.v
Mengontrol TD, nadi, dan suhu satu jam sekaliv
Beri tahu pada ibu kemungkinan yang bisa terjadiv
anjurkan pada ibu untuk tidak hamil duluv
Beri tahu ibu tentang pemeriksaan tidakan lanjut.v
VI.Pelaksanaan
• Berikan Diberikan cairan infus 10 unit oksitosin dalam cairan RL dengan kecepatan 40-60 tetes / menit
• Dikontrol TTV yaitu: TD 140/90 mmHg, Nadi 80 kali/I dan suhu 370
• Memberi tahu ibu tentang pemeriksaan tindak lanjut dengan :
a. Laparatomi
b. Salpingektomi/salpingostomi/reanostomis tuba
c. Kemotrapi dengan metotreksat 1 mg/kg intravena dan faktor sitrovorum 0.1 mg/kg intramuscular berselang-seling selama 8 hari bila kehamilan di pars ampularis tuba belum pecah,diameter kantong gestasi kurang atau sama dengan 4 cm,perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100ml dan tanda vital baik.
• Berikan Diberikan cairan infus 10 unit oksitosin dalam cairan RL dengan kecepatan 40-60 tetes / menit
• Dikontrol TTV yaitu: TD 140/90 mmHg, Nadi 80 kali/I dan suhu 370
• Memberi tahu ibu tentang pemeriksaan tindak lanjut dengan :
a. Laparatomi
b. Salpingektomi/salpingostomi/reanostomis tuba
c. Kemotrapi dengan metotreksat 1 mg/kg intravena dan faktor sitrovorum 0.1 mg/kg intramuscular berselang-seling selama 8 hari bila kehamilan di pars ampularis tuba belum pecah,diameter kantong gestasi kurang atau sama dengan 4 cm,perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100ml dan tanda vital baik.
VII.Evaluasi
a. Keadaan umum ibu sudah mulai membaik
b. TTV ibu masih dalam batas normal
c. Ibu mengerti dengan pejelasan dokter
d. Ibu bisa faham dengan penjelasan dari dokter
e. Ibu mengerti dan dapat mengulang apa yang disampaikan oleh dokter
a. Keadaan umum ibu sudah mulai membaik
b. TTV ibu masih dalam batas normal
c. Ibu mengerti dengan pejelasan dokter
d. Ibu bisa faham dengan penjelasan dari dokter
e. Ibu mengerti dan dapat mengulang apa yang disampaikan oleh dokter
BAB III
TINJAUAN KASUS
TINJAUAN KASUS
A. Anamnesa
Tanggal anamnesa : 10 juni 2007
Nama : Ny. Rahma
Umur : 33 tahun
Suku : minang
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
1. Alasan kunjungan : ada keluhan
2. Keluhan-keluhan :- Mengalami perdarahan sedikit dan berwarna kecoklatan
- Haid tidak teratur
- Nyeri pada perut bagian bawah
HPHT : 25 maret 2007
B.Pemeriksaan fisik
Tanggal anamnesa : 10 juni 2007
Nama : Ny. Rahma
Umur : 33 tahun
Suku : minang
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
1. Alasan kunjungan : ada keluhan
2. Keluhan-keluhan :- Mengalami perdarahan sedikit dan berwarna kecoklatan
- Haid tidak teratur
- Nyeri pada perut bagian bawah
HPHT : 25 maret 2007
B.Pemeriksaan fisik
1. Kesadaran : Samolen
2. TTV :
-TD : 120/ 80 mmHg
-DN : 78 kali/I
-R : 24 kali/I
-S : 370 C
3.Muka : pucat
4.Abdomen :
1. Inspeksi
Pembesaran perut : sesuai dengan usia kehamilan
Acites : tidak ada
2. TTV :
-TD : 120/ 80 mmHg
-DN : 78 kali/I
-R : 24 kali/I
-S : 370 C
3.Muka : pucat
4.Abdomen :
1. Inspeksi
Pembesaran perut : sesuai dengan usia kehamilan
Acites : tidak ada
2. Palpasi :
a. Pergerakan serviks menyebabkan rasa nyeri
b. Uterus diraba maka teraba sedikit membesar
c. Kavum douglas yang menonjol.
3. Auskultasi :
-Tidak terdengar DJJ
a. Pergerakan serviks menyebabkan rasa nyeri
b. Uterus diraba maka teraba sedikit membesar
c. Kavum douglas yang menonjol.
3. Auskultasi :
-Tidak terdengar DJJ
C. Askeb dalam SOAP
a.Data Sujektif
- Mengalami perdarahan sedikit dan berwarna kecoklatan
- Haid tidak teratur
- Nyeri pada perut bagian bawah
-HPHT : 25 maret 2007.
a.Data Sujektif
- Mengalami perdarahan sedikit dan berwarna kecoklatan
- Haid tidak teratur
- Nyeri pada perut bagian bawah
-HPHT : 25 maret 2007.
b.Data objektif
- pemeriksaan servik menyebabkan rasa nyeri
- suhu kadang-kadang naik kadang-kadang turun
- tanda vital dapat baik sampai buruk
- Saat pemeriksaan adneksa dengan vaginal touché, ada nyeri bila porsio digerakkan
- Pemeriksaan penunjang diagnostik : urine B-hCG (+),
- kuldosentesis (ditemukan darah di kavum Douglasi), USG
- pemeriksaan servik menyebabkan rasa nyeri
- suhu kadang-kadang naik kadang-kadang turun
- tanda vital dapat baik sampai buruk
- Saat pemeriksaan adneksa dengan vaginal touché, ada nyeri bila porsio digerakkan
- Pemeriksaan penunjang diagnostik : urine B-hCG (+),
- kuldosentesis (ditemukan darah di kavum Douglasi), USG
c.Assesment
Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik
d.planning
- Perbaiki keadaan umum ibu misalnya berikan infus, transfusi darah,oksigen,
- Mengontrol TD, nadi, dan suhu satu jam sekali
- Beri ibu makanan yang bergizi
- Beri tahu pada ibu kemungkinan yang bisa terjadi
- anjurkan pada ibu untuk tidak hamil dulu
- Beri tahu ibu tentang pemeriksaan tidakan lanjut.
- Perbaiki keadaan umum ibu misalnya berikan infus, transfusi darah,oksigen,
- Mengontrol TD, nadi, dan suhu satu jam sekali
- Beri ibu makanan yang bergizi
- Beri tahu pada ibu kemungkinan yang bisa terjadi
- anjurkan pada ibu untuk tidak hamil dulu
- Beri tahu ibu tentang pemeriksaan tidakan lanjut.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan yang dimaksud disini adalah kesenjangan dan kesamaan yang ada diantara konsep teoritis tentang KEHAMILAN EKTOPIK. Dalam hal ini penulis menemukan beberapa kesenjangan dan kesamaan antara lain :
A.Pengkajian
Secara teoritis penulis melakukan pengkajian pada pasien dengan kasus kehamilan ektopik,dimana pada kasus ini biasanya terjadi gejala kehamilan muda seperti mual dan muntah.
Secara teoritis penulis melakukan pengkajian pada pasien dengan kasus kehamilan ektopik,dimana pada kasus ini biasanya terjadi gejala kehamilan muda seperti mual dan muntah.
B.identifikasi masalah/diagnosa
Setelah dilakukan pengkajian pada Ny.Rahma kemudian data itu dapat di interpretasikan menjadi diagnosa dan masalah
A.diagnosa
Kehamilan ektopik
B.Masalah
- cemas
- kurang nafsu makan dikarenakan mual dan muntah
Setelah dilakukan pengkajian pada Ny.Rahma kemudian data itu dapat di interpretasikan menjadi diagnosa dan masalah
A.diagnosa
Kehamilan ektopik
B.Masalah
- cemas
- kurang nafsu makan dikarenakan mual dan muntah
C.masalah potensial
Penulis tidak menemukan masalah potensial
Penulis tidak menemukan masalah potensial
D.tindakan segera
Tidak perlu ada tindakan segera
Tidak perlu ada tindakan segera
E.menyusun rencana tindakan
- Perbaiki keadaan umum ibu misalnya berikan infus, transfusi darah,oksigen,
- Mengontrol TD, nadi, dan suhu satu jam sekali
- Beri ibu makanan yang bergizi
- Beri tahu pada ibu kemungkinan yang bisa terjadi
- anjurkan pada ibu untuk tidak hamil dulu
- Beri tahu ibu tentang pemeriksaan tidakan lanjut.
- Perbaiki keadaan umum ibu misalnya berikan infus, transfusi darah,oksigen,
- Mengontrol TD, nadi, dan suhu satu jam sekali
- Beri ibu makanan yang bergizi
- Beri tahu pada ibu kemungkinan yang bisa terjadi
- anjurkan pada ibu untuk tidak hamil dulu
- Beri tahu ibu tentang pemeriksaan tidakan lanjut.
F.pelaksanaan tindakan
• Berikan Diberikan cairan infus 10 unit oksitosin dalam cairan RL dengan kecepatan 40-60 tetes / menit
• Dikontrol TTV yaitu: TD 140/90 mmHg, Nadi 80 kali/I dan suhu 370
• Memberi ibu makanan yang bergizi
• Memberi tahu ibu tentang pemeriksaan tindak lanjut dengan :
a. Laparatomi
b. Salpingektomi/salpingostomi/reanostomis tuba
c. Kemotrapi dengan metotreksat 1 mg/kg intravena dan faktor sitrovorum 0.1 mg/kg intramuscular berselang-seling selama 8 hari bila kehamilan di pars ampularis tuba belum pecah,diameter kantong gestasi kurang atau sama dengan 4 cm,perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100ml dan tanda vital baik.
• Berikan Diberikan cairan infus 10 unit oksitosin dalam cairan RL dengan kecepatan 40-60 tetes / menit
• Dikontrol TTV yaitu: TD 140/90 mmHg, Nadi 80 kali/I dan suhu 370
• Memberi ibu makanan yang bergizi
• Memberi tahu ibu tentang pemeriksaan tindak lanjut dengan :
a. Laparatomi
b. Salpingektomi/salpingostomi/reanostomis tuba
c. Kemotrapi dengan metotreksat 1 mg/kg intravena dan faktor sitrovorum 0.1 mg/kg intramuscular berselang-seling selama 8 hari bila kehamilan di pars ampularis tuba belum pecah,diameter kantong gestasi kurang atau sama dengan 4 cm,perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100ml dan tanda vital baik.
G.evaluasi
• Keadaan umum ibu sudah mulai membaik
• TTV ibu masih dalam batas normal
• Ibu mengerti dengan pejelasan dokter
• Ibu bisa faham dengan penjelasan dari dokter
• Ibu mengerti dan dapat mengulang apa yang disampaikan oleh dokter.
• Keadaan umum ibu sudah mulai membaik
• TTV ibu masih dalam batas normal
• Ibu mengerti dengan pejelasan dokter
• Ibu bisa faham dengan penjelasan dari dokter
• Ibu mengerti dan dapat mengulang apa yang disampaikan oleh dokter.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar endometrium kavun uteri.hamil ini ditandai dengan amenore,gejala kehamilan muda dan perdarahan yang berwarna cokelat dan pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviks digoyangkan,nyeri pada perabaan dan kavum douglasi menonjol karena ada pembekuan darah.pada kasus seperti ini perlu segera ditangani dan di ambil tindakan.
Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar endometrium kavun uteri.hamil ini ditandai dengan amenore,gejala kehamilan muda dan perdarahan yang berwarna cokelat dan pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviks digoyangkan,nyeri pada perabaan dan kavum douglasi menonjol karena ada pembekuan darah.pada kasus seperti ini perlu segera ditangani dan di ambil tindakan.
B. SARAN
1. Diharapkan kepada kita semua tenega kesehatan apabila merasakan dan mengetahui gejala seperti yang telah di jelaskan / dituliskan oleh pembuat makalah ini agar segera menanganinya dengan cepat jangan di tunda karena dapat menimbulkan resiko tinggi.
2. Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
1. Diharapkan kepada kita semua tenega kesehatan apabila merasakan dan mengetahui gejala seperti yang telah di jelaskan / dituliskan oleh pembuat makalah ini agar segera menanganinya dengan cepat jangan di tunda karena dapat menimbulkan resiko tinggi.
2. Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar