Cari Blog Ini

Memilih Produk Pembersih yang Aman

Memilih produk pemberisih yang aman (Foto: Getty Images)

BILA Anda memiliki bayi atau anak, tentu harus ekstrarajin menjaga kebersihan rumah. Namun jangan sembarangan memilih produk pembersih, pilih yang tidak membahayakan anak.

Ketika memiliki bayi atau anak kecil, rumah akan tampak lebih berantakan dan kotor dari biasanya. Anda pun menjadi terbiasa melihat mainan berserakan atau menemukan bekas makanan yang berhamburan di lantai. Tak sabar rasanya membersihkan seluruh rumah untuk menjadikannya kembali seperti semula.

Namun sabar dulu, sebelum Anda memulai ritual membersihkan rumah, perlu diketahui bahwa ada sejumlah produk pembersih yang membahayakan kesehatan anak-anak, baik itu matanya, penciuman, ataupun kulit mereka.

“Maka itu,orang tua harus tahu bahwa di antara produk-produk yang mampu mensterilkan dapurnya, kesehatan anak dapat terancam,” kata analis senior lingkungan hidup di Washington DC, Sonya Lunder.

Produk pembersih rumah dengan bahan kimia yang keras nyatanya bukan hanya membunuh bakteri yang berkeliaran, namun juga mengancam kesehatan anak.

Di antaranya Eczema atau kondisi di mana kulit bayi menjadi sensitif dan terdapat reaksi alergi. Hal ini dikarenakan pembersih rumah tangga dan bahan deterjen dapat menyebabkan kulit teriritasi. Produk ini pun juga dapat membahayakan pernapasan, yakni dari uap yang ditimbulkan dapat menyebabkan alergi atau gejala asma pada anak.

“Bahkan di beberapa sekolah, produk pembersih yang digunakan menyebabkan tingginya penyakit asma pada siswa,” kata Sonya.

Uap dari pembersih rumah tangga juga dapat menyebabkan mata bayi iritasi. Mata menjadi merah dan berair. Apalagi jika terpercik ke mata, beberapa pembersih dapat menyebabkan kerusakan serius.

Beberapa ahli setuju bahwa rumah yang terlalu bersih dapat menyebabkan risiko alergi pada anak, ini disebut hipotesis alergi. Pemikirannya adalah tanpa adanya terpaan akan bakteri, sistem imun anak tidak dapat berkembang normal.

Malah menjadikannya hipersensitif dan bereaksi berlebihan pada bakteri. Sonya juga menyatakan, setiap tahunnya lebih dari satu juta anak di bawah lima tahun menelan produk pembersih ini tanpa sengaja.

Beberapa pembersih juga mempunyai aroma yang berbahaya bagi kesehatan. Belum diketahui secara pasti efeknya bagi kesehatan, namun bahan seperti phtalates dapat mengganggu keseimbangan hormon.

“Yang mengejutkan bagi orang tua adalah banyak di antara produk pembersih itu yang tidak pernah diujicobakan dampaknya bagi kesehatan, padahal kita gunakan setiap hari,” kata Kenneth Bock MD, salah seorang dokter anak di Rhinebeck Health Center di Rhinebeck, New York.

“Jadi kita tidak tahu pasti apa penyebabnya bagi anak-anak,” sambung Kenneth.

Sebagian orang tua berjagajaga mengurangi penggunaan produk pembersih ini demi kesehatan anak mereka, terutama yang mengandung zat kimia berbahaya. Meski demikian, tetap ada cara praktis untuk menjaga kebersihan rumah tanpa membahayakan kesehatan anak.

“Menjaga kesehatan anak dan kebersihan rumah bukan berarti Anda harus matimatian membersihkan seluruh inci ruangan di rumah Anda,” kata Sonya dalam laman webmd.com.

Langkah pertama, lanjut Sonya, adalah dengan memilih produk pembersih yang tepat. Para ahli berpendapat, sebaiknya memilih produk pembersih yang tidak berbahaya dan ramah lingkungan juga bersahabat bagi kesehatan. Pilih produk dengan label green/hijau, nontoxic/tidak beracun, atau produk dengan label, ”petroleum-free,” ”biodegradable,” ”phosphate-free,” ”VOC-free,” atau ”solvent-free”.

Banyak pula pembersih yang dapat dikurangi bahayanya dengan menambahkan air pada saat penggunaannya. Cara ini efektif untuk mengurangi risiko kesehatan bagi anak. Dikatakan Sonya, tidak sedikit orang berpikiran yang mahal lebih baik, mereka pun lebih memilih produk pembersih yang mahal karena yakin lebih baik dalam membasmi kuman.

“Maka itu, dengan mencampur produk pembersih dengan air otomatis bahan yang digunakan pun lebih sedikit dan menghemat uang dengan cara ini,” kata Sonya.

Lebih lanjut Sonya juga mengatakan, penggunaan sabun antibakteri sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Hanya dengan sabun biasa dan air untuk membersihkan tubuh sudah cukup membuat tubuh bebas dari kuman. Penggunaan sabun antibakteri memang tidak disarankan untuk setiap hari.

“Selain dapat menyebabkan kulit menjadi kering dan iritasi, sabun ini malah berpotensi menciptakan bakteri yang lebih tangguh,” ujar dokter anak Harvey Karp MD dan penulis buku The Happiest Toddler on the Block.

Sementara untuk membersihkan karpet, jangan memilih produk spray. Pasalnya produk pembersih karpet mengandung berbagai bahan kimia yang dapat terperangkap di karpet. Sebaliknya bersihkan karpet dengan air hangat dan tanpa deterjen.

Menurut Harvey, daripada terjebak pada produk pembersih yang bahannya membahayakan kesehatan karena mengandung bahan-bahan kimia, sebaiknya Anda mulai beralih membersihkan rumah dengan cara bijak, yakni dengan menciptakan sendiri produk pembersih rumah tangga yang efektif.

Misalnya saja mencampur baking soda dengan sedikit sabun sebagai pembersih dapur. Atau menggunakan cuka untuk membersihkan kaca jendela.

“Sisi baiknya, selain menghemat biaya, Anda mengetahui dengan pasti kandungan dari bahan-bahan yang digunakan,” kata Harvey.(SINDO//nsa)

Sumber: http://lifestyle.okezone.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip

0-Asuhan Kebidanan (Dokumen Word-doc) 0-KTI Full Keperawatan (Dokumen Word-doc) Anak Anatomi dan Fisiologi aneh lucu unik menarik Antenatal Care (ANC) Artikel Bahasa Inggris Asuhan Kebidanan Asuhan Keperawatan Komunitas Asuransi Kesehatan Berita Hiburan Berita Terkini Kesehatan Berita Tips Twitter Celeb contoh Daftar Pustaka Contoh KTI Contoh KTI Kebidanan Farmakologi (Farmasi) Gadar-kegawatdaruratan Gizi Handphone Hirschsprung Hukum Kesehatan Humor Segar (Selingan) Imunisasi Info Lowongan Kerja Kesehatan Intranatal Care (INC) Jiwa-Psikiatri kamus medis kesehatan online Kebidanan Fisiologis Kebidanan Patologis Keluarga Berencana (KB) Keperawatan Gerontology Kesehatan Anak (UMUM) Kesehatan Bayi (untuk UMUM) Kesehatan Haji Kesehatan Ibu Hamil (untuk UMUM) Kesehatan Ibu Menyusui (untuk UMUM) Kesehatan Pria (untuk UMUM) Kesehatan Remaja Kesehatan Reproduksi (Kespro) Kesehatan Wanita (untuk UMUM) Koleksi Skripsi Umum Konsep Dasar KTI D-3 Kebidanan KTI Skripsi Keperawatan kumpulan askep Laboratorium Lain-lain Makalah Keperawatan Kebidanan Managemen Kesehatan Mikrobiologi Motivasi Diri Napza dan zat Adiktif Neonatus dan Bayi News Penyakit Menular potensi KLB Penyakit Menular Seksual (PMS) Postnatal Care (PNC) Protap-SOP Psikologi-Psikiater (UMUM) Reformasi Kesehatan Sanitasi (Penyehatan Lingkungan) Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Sistem Endokrin Sistem Immunologi Sistem Indera Sistem Integumen Sistem Kardiovaskuler Sistem Muskuloskeletal Sistem Neurologis Sistem Pencernaan Sistem Perkemihan Sistem Pernafasan Surveilans Penyakit Teknologi Tips dan Tricks Seks Tips Facebook Tips Karya Tulis Ilmiah (KTI) Tips Kecantikan Tips Kesehatan Umum Tokoh Kesehatan Tutorial Blogging Youtuber