MAKIN banyak keluarga di Asia kewalahan dibuat tekanan untuk secara serempak mengurus anak-anak dan orangtua mereka yang lanjut usia. Permasahalan itu disorot dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Economist Intelligence Unit (EIU) belum lama ini.
Rentang usia lebih panjang dan wanita mengandung anak pada usia tua telah meningkatkan jumlah generasi Asia yang disebut sebagai “sandwich generation”. “Di seluruh wilayah itu, banyak anggota sandwich generation tertekan dibuat beban finansial dalam mengurus multi generasi dan prihatin karena taraf hidup mendatang mereka akan menurun,” ungkap studi itu.
Satu dari lima orang Asia usia kerja kini anggota kelompok ini, ujar studi EIU, yang disponsori oleh produk investasi dan penyedia layanan Fidelity International. Para anggota kelompok itu umumnya berusia antara 30 dan 45 tahun, sudah kawin dan mendukung satu atau dua anak serta dua orangtua atau mertua, dan ukuran mereka bervariasi di seluruh daerah itu.
Di China, 37 persen dari populasi usia kerja mengurus anak-anak dan orangtua lanjut usia, sementara di Jepang dan Australia angkanya hanya sebesar enam persen.
Dikarenakan tekanan finansial, para anggota kelompok ini bekerja lebih giat, menabung lebih sedikit dan mengambil lebih sedikit risiko dengan uang mereka, ungkap penelitian tadi.
Lebih Keras
“Lebih sepertiga... terpaksa harus kerja lebih keras untuk bisa menutupi bermacam pengeluaran keluarga sejak menjadi ‘sandwich’ (terjepit), sekira separuh mengurangi tabungan dan investasi dan hampir dua pertiga lebih hati-hati dengan investasi yang ada daripada seharusnya,” imbuh studi tersebut.
Lebih sepertiga--36 persen -- dari mereka mengatakan mereka kini “berjuang untuk mengatasi” berbagai tuntutan mendukung anak-anak dan orangtua lanjut usia, dengan jumlah lebih tinggi di Hong Kong pada 53 persen.
Namun, kesalehan anak masih kuat, dengan 78 persen sependapat itu adalah kewajiban mereka untuk mengurus orangtua lanjut usia, lanjut studi tersebut yang berjudul Feeling the Squeeze: Asia’s Sandwich Generation.
Kalau pendidikan anak-anak menuntut pengeluaran yang besar, memberikan perawatan kesehatan bagi orangtua lanjut usia merupakan beban tambahan di negara-negara dengan sistem keamanan sosial lemah.
EIU menyatakan, pihaknya mewawancarai 700 responden di Australia, China, Hong Kong, Jepang, Singapura, Korea Selatan dan Taiwan yang mendukung anak dan orangtua lansia. Wawancara mereka dilakukan pada Maret dan April tahun ini. (afp/bh)
Sumber:
http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=67100:keluarga-keluarga-di-asia-kini-kewalahan-mengurus-anak-dan-orangtua-lansia&catid=125:artikel&Itemid=129
Rentang usia lebih panjang dan wanita mengandung anak pada usia tua telah meningkatkan jumlah generasi Asia yang disebut sebagai “sandwich generation”. “Di seluruh wilayah itu, banyak anggota sandwich generation tertekan dibuat beban finansial dalam mengurus multi generasi dan prihatin karena taraf hidup mendatang mereka akan menurun,” ungkap studi itu.
Satu dari lima orang Asia usia kerja kini anggota kelompok ini, ujar studi EIU, yang disponsori oleh produk investasi dan penyedia layanan Fidelity International. Para anggota kelompok itu umumnya berusia antara 30 dan 45 tahun, sudah kawin dan mendukung satu atau dua anak serta dua orangtua atau mertua, dan ukuran mereka bervariasi di seluruh daerah itu.
Di China, 37 persen dari populasi usia kerja mengurus anak-anak dan orangtua lanjut usia, sementara di Jepang dan Australia angkanya hanya sebesar enam persen.
Dikarenakan tekanan finansial, para anggota kelompok ini bekerja lebih giat, menabung lebih sedikit dan mengambil lebih sedikit risiko dengan uang mereka, ungkap penelitian tadi.
Lebih Keras
“Lebih sepertiga... terpaksa harus kerja lebih keras untuk bisa menutupi bermacam pengeluaran keluarga sejak menjadi ‘sandwich’ (terjepit), sekira separuh mengurangi tabungan dan investasi dan hampir dua pertiga lebih hati-hati dengan investasi yang ada daripada seharusnya,” imbuh studi tersebut.
Lebih sepertiga--36 persen -- dari mereka mengatakan mereka kini “berjuang untuk mengatasi” berbagai tuntutan mendukung anak-anak dan orangtua lanjut usia, dengan jumlah lebih tinggi di Hong Kong pada 53 persen.
Namun, kesalehan anak masih kuat, dengan 78 persen sependapat itu adalah kewajiban mereka untuk mengurus orangtua lanjut usia, lanjut studi tersebut yang berjudul Feeling the Squeeze: Asia’s Sandwich Generation.
Kalau pendidikan anak-anak menuntut pengeluaran yang besar, memberikan perawatan kesehatan bagi orangtua lanjut usia merupakan beban tambahan di negara-negara dengan sistem keamanan sosial lemah.
EIU menyatakan, pihaknya mewawancarai 700 responden di Australia, China, Hong Kong, Jepang, Singapura, Korea Selatan dan Taiwan yang mendukung anak dan orangtua lansia. Wawancara mereka dilakukan pada Maret dan April tahun ini. (afp/bh)
Sumber:
http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=67100:keluarga-keluarga-di-asia-kini-kewalahan-mengurus-anak-dan-orangtua-lansia&catid=125:artikel&Itemid=129
Tidak ada komentar:
Posting Komentar