Ergonomi berasal dari kata Yunani, Ergos= kerja dan Nomos=aturan/hukum. Jadi ergonomi adalah suatu aturan atau norma yang dalam sistem kerja. Mengapa ergonomi diperlukan? Dari pengalaman para pekerja, setiap aktivitas atau pekerjaan yang tidak dilakukan secara ergonomis akan berakibat tak nyaman, biaya tinggi, kecelakaan dan penyakit akibat kerja meningkat. Akibatnya perfomansi kerja menurun akhirnya terjadi penurunan efisiensi dan daya kerja. Perusahaan mana yang menginginkan hal seperti ini? Pada akhirnya tentu akan berdampak pada penurunan produktivitas dan jelas tujuan perusahaan untuk mendapat keuntungan tidak tercapai.
Sebagai contoh penerapan ergonomi adalah sebagai berikut:
Bila posisi kerja Anda lebih banyak duduk, maka menurut Sanders & Mc. Cormick :
- Jika memungkinkan menyediakan meja yang dapat diatur turun dan naik
- Landasan kerja harus memungkinkan lengan menggantung pada posisi rileks dari bahu, dengan lengan bawah mendekati posisi horizontal atau sedikit menurun. Duduklah dengan posisi bersandar.
- Ketinggian landasan kerja tak memerlukan menekuk tulang belakang yang berlebihan
- Jika pekerjaan Anda menuntut diskriminasi penglihatan dan koordinasi tangan atau mata (contoh: mengetik dengan komputer) maka posisi pekerjaan perlu di dekat daerah mata, sedikit di bawah ketinggian bahu, untuk menstabilkan tangan diberi bantalan siku/pergelangan yang nyaman dengan tujuan mengurangi beban otot bahu
- Sesekali lakukan ‘disguised pauses’, istirahat sekedar untuk mengurangi konsentrasi pada pekerjaan misalnya: merubah posisi duduk, berdiri sebentar dari kursi atau berjalan-jalan sebentar
Bila posisi kerja Anda lebih banyak berdiri maka:
-Bekerjalah dengan posisi tegak ke depan. Usahakan pekerjaan terlihat dengan kepala dan badan tegak, kepala agak ke depan
-Kurangi gerakan yang tidak perlu, gunakan sepatu yang senyaman mungkin
-Manfaatkan waktu istirahat semaksimal mungkin agar kerja dan istirahat seimbang.
-Hindari postur tubuh yang tidak berubah/statis, sesekali regangkan otot-otot Anda
-Apabila Anda memerlukan aktivitas menjangkau barang-barang tertentu, maka letakkan barang-barang tersebut dalam posisi yang minimal atau terdekat dan mudah dijangkau dan mudah terlihat
Bila posisi kerja Anda dinamis (duduk dan berdiri bergantian) maka:
-Usahakan benda yang akan Anda jangkau berada maksimal 15 cm di atas landasan kerja
-Tinggi landasan kerja dengan kisaran antara 90cm-120cm, merupakan ketinggian yang paling tepat dan baik untuk posisi duduk maupun berdiri
Nah, jika Anda menerapkan prinsip kerja ergonomis, diharapkan penyakit akibat kerja dapat dihindari. Jika kondisi pekerjaan Anda belum mengikuti prinsip kerja ergonomis, tidak ada salahnya bila Anda menyarankannya kepada pimpinan perusahaan bukan? Demi tercapainya tujuan perusahaan dan mengurangi kerugian perusahaan.
Prinsip Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit
Di era desentralisasi dan globalisasi ini, tuntutan akan pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Rumah Sakit semakin tinggi, karena para pegawai, pengunjung (pasien/klien) maupun masyarakat sekitar Rumah Sakit ingin mendapat perlindungan dari gangguan kesehatan dan kecelakaan di Rumah Sakit, baik akibat pemberian pelayanan maupun karena kondisi sarana dan prasarana yang ada di Rumah Sakit serta dampaknya kepada masyarakat sekitar.
Modul ini sebagai pelengkap bahan pembelajaran yang sudah ada, untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengelola atau penanggung jawab K-3 di Rumah Sakit
Modul K3RS ini dalam bentuk CD yang dapat dipelajari secara mandiri atau pada setiap ada kesempatan, memandu pengguna untuk memiliki kemampuan dalam :
Menyusun standar dan SOP K3 RS
Menerapkan system manajemen K3 di RS
Menerapkan manajemen risiko K3 di RS
Melakukan audit internal K3 di RS
Menerapkan prinsip-prinsip ergonomi dalam pelaksanaan pekerjaan.
Menyusun rencana tanggap darurat.
Menyosialisasikan K3 RS
Pada setiap akhir bahasan, dilengkapi dengan kiuz untuk menilai sejauhmana pemahaman isi modul telah dicapai.
Tujuan
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang K3RS bagi tenaga supervisor atau yang bertanggung jawab di unit K3RS
Sasaran
Para supervisor atau yang bertanggung jawab dalam keselamatan dan kesehatan kerja di Rumah Sakit
Materi
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Kebijakan Depkes dalam K3RS
Dasar Hukum K3RS
Kebijakan K3RS
Tujuan Kebijakan K3RS
Masalah Penerapan di RS
Strategi penerapan di RS
Kuis
Perundang-undangan K3RS
Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan K3RS
Undang-Undang Keselamatan K3
Sistem Manajemen K3RS
Pengertian Sistem Manajemen K3RS
Tujuan dan Sasaran Manajemen K3RS
Ketentuan-ketentuan Sistem K3 di RS
Langkah-langkah penerapan Sistem Manajemen K3RS
Pengorganisasian K3RS
Bentuk Organisasi K3RS
Peran dan fungsi panitia K3RS
Strategi penerapan K3 di RS
Tehnik Sosialisasi
Proses penerapan inovasi
Proses komunikasi inovasi
Strategi sosialisasi
Dokumentasi Mutu
Pengertian dan konsep dasar
Cara menyusun dan menyepakati standar.
Cara penulisan standar dan Prosedur bidang K3
Standar Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana.
Standar administrasi dan pengelolaan K3
Standar staf dan pimpinan
Standar untuk fasilitas dan peralatan
Standar untuk pengembangan staf
Standar untuk pengendalian mutu
Audit Internal
Pengertian, tujuan dan manfaat Audit Mutu Internal K3.
Personil dalam Audit K3.
Tahapan dalam Audit Internal K3.
Rencana Kerja dan Jadual
Daftar Penilaian dan Kriteria Penilaian
Kuis
Ergonomi
Pengertian Ergonomi
Faktor-faktor yang terkait dengan Ergonomi
Penyakit yang ditimbulkan oleh masalah ergonomi
Keuntungan hasil kerja bila sesuai dengan Ergonomi.
Penyakit Akibat Kerja, Penyakit Hubungan Kerja dan Keselamatan Kerja
Pengetian Penyakit Akibat Kerja (PAK), Penyakit Hubungan kerja(PHK) dan Kecelakaan Kerja.
Peraturan Perundangan yang sehubungan dengan PAK, PHK dan KK
Potensial Hazard yang ada di RS
Diteksi Dini Penyakit Akibat Kerja
Kecelakaan Kerja
Manajemen Risiko
Pengertian Manajemen Risiko
Bahaya/Hazard
Tahapan Manajemen Risiko
Perencanaan Tanggap Darurat
Pengertian Perencanaan Tanggap Darurat
Jenis dan Macam Bencana
Penentuan Golongan Penderita
Pengorganisasian bila ada bencana
Disaster Plan untuk Rumah Sakit.
Sebagai contoh penerapan ergonomi adalah sebagai berikut:
Bila posisi kerja Anda lebih banyak duduk, maka menurut Sanders & Mc. Cormick :
- Jika memungkinkan menyediakan meja yang dapat diatur turun dan naik
- Landasan kerja harus memungkinkan lengan menggantung pada posisi rileks dari bahu, dengan lengan bawah mendekati posisi horizontal atau sedikit menurun. Duduklah dengan posisi bersandar.
- Ketinggian landasan kerja tak memerlukan menekuk tulang belakang yang berlebihan
- Jika pekerjaan Anda menuntut diskriminasi penglihatan dan koordinasi tangan atau mata (contoh: mengetik dengan komputer) maka posisi pekerjaan perlu di dekat daerah mata, sedikit di bawah ketinggian bahu, untuk menstabilkan tangan diberi bantalan siku/pergelangan yang nyaman dengan tujuan mengurangi beban otot bahu
- Sesekali lakukan ‘disguised pauses’, istirahat sekedar untuk mengurangi konsentrasi pada pekerjaan misalnya: merubah posisi duduk, berdiri sebentar dari kursi atau berjalan-jalan sebentar
Bila posisi kerja Anda lebih banyak berdiri maka:
-Bekerjalah dengan posisi tegak ke depan. Usahakan pekerjaan terlihat dengan kepala dan badan tegak, kepala agak ke depan
-Kurangi gerakan yang tidak perlu, gunakan sepatu yang senyaman mungkin
-Manfaatkan waktu istirahat semaksimal mungkin agar kerja dan istirahat seimbang.
-Hindari postur tubuh yang tidak berubah/statis, sesekali regangkan otot-otot Anda
-Apabila Anda memerlukan aktivitas menjangkau barang-barang tertentu, maka letakkan barang-barang tersebut dalam posisi yang minimal atau terdekat dan mudah dijangkau dan mudah terlihat
Bila posisi kerja Anda dinamis (duduk dan berdiri bergantian) maka:
-Usahakan benda yang akan Anda jangkau berada maksimal 15 cm di atas landasan kerja
-Tinggi landasan kerja dengan kisaran antara 90cm-120cm, merupakan ketinggian yang paling tepat dan baik untuk posisi duduk maupun berdiri
Nah, jika Anda menerapkan prinsip kerja ergonomis, diharapkan penyakit akibat kerja dapat dihindari. Jika kondisi pekerjaan Anda belum mengikuti prinsip kerja ergonomis, tidak ada salahnya bila Anda menyarankannya kepada pimpinan perusahaan bukan? Demi tercapainya tujuan perusahaan dan mengurangi kerugian perusahaan.
Prinsip Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit
Di era desentralisasi dan globalisasi ini, tuntutan akan pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Rumah Sakit semakin tinggi, karena para pegawai, pengunjung (pasien/klien) maupun masyarakat sekitar Rumah Sakit ingin mendapat perlindungan dari gangguan kesehatan dan kecelakaan di Rumah Sakit, baik akibat pemberian pelayanan maupun karena kondisi sarana dan prasarana yang ada di Rumah Sakit serta dampaknya kepada masyarakat sekitar.
Modul ini sebagai pelengkap bahan pembelajaran yang sudah ada, untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengelola atau penanggung jawab K-3 di Rumah Sakit
Modul K3RS ini dalam bentuk CD yang dapat dipelajari secara mandiri atau pada setiap ada kesempatan, memandu pengguna untuk memiliki kemampuan dalam :
Menyusun standar dan SOP K3 RS
Menerapkan system manajemen K3 di RS
Menerapkan manajemen risiko K3 di RS
Melakukan audit internal K3 di RS
Menerapkan prinsip-prinsip ergonomi dalam pelaksanaan pekerjaan.
Menyusun rencana tanggap darurat.
Menyosialisasikan K3 RS
Pada setiap akhir bahasan, dilengkapi dengan kiuz untuk menilai sejauhmana pemahaman isi modul telah dicapai.
Tujuan
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang K3RS bagi tenaga supervisor atau yang bertanggung jawab di unit K3RS
Sasaran
Para supervisor atau yang bertanggung jawab dalam keselamatan dan kesehatan kerja di Rumah Sakit
Materi
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Kebijakan Depkes dalam K3RS
Dasar Hukum K3RS
Kebijakan K3RS
Tujuan Kebijakan K3RS
Masalah Penerapan di RS
Strategi penerapan di RS
Kuis
Perundang-undangan K3RS
Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan K3RS
Undang-Undang Keselamatan K3
Sistem Manajemen K3RS
Pengertian Sistem Manajemen K3RS
Tujuan dan Sasaran Manajemen K3RS
Ketentuan-ketentuan Sistem K3 di RS
Langkah-langkah penerapan Sistem Manajemen K3RS
Pengorganisasian K3RS
Bentuk Organisasi K3RS
Peran dan fungsi panitia K3RS
Strategi penerapan K3 di RS
Tehnik Sosialisasi
Proses penerapan inovasi
Proses komunikasi inovasi
Strategi sosialisasi
Dokumentasi Mutu
Pengertian dan konsep dasar
Cara menyusun dan menyepakati standar.
Cara penulisan standar dan Prosedur bidang K3
Standar Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana.
Standar administrasi dan pengelolaan K3
Standar staf dan pimpinan
Standar untuk fasilitas dan peralatan
Standar untuk pengembangan staf
Standar untuk pengendalian mutu
Audit Internal
Pengertian, tujuan dan manfaat Audit Mutu Internal K3.
Personil dalam Audit K3.
Tahapan dalam Audit Internal K3.
Rencana Kerja dan Jadual
Daftar Penilaian dan Kriteria Penilaian
Kuis
Ergonomi
Pengertian Ergonomi
Faktor-faktor yang terkait dengan Ergonomi
Penyakit yang ditimbulkan oleh masalah ergonomi
Keuntungan hasil kerja bila sesuai dengan Ergonomi.
Penyakit Akibat Kerja, Penyakit Hubungan Kerja dan Keselamatan Kerja
Pengetian Penyakit Akibat Kerja (PAK), Penyakit Hubungan kerja(PHK) dan Kecelakaan Kerja.
Peraturan Perundangan yang sehubungan dengan PAK, PHK dan KK
Potensial Hazard yang ada di RS
Diteksi Dini Penyakit Akibat Kerja
Kecelakaan Kerja
Manajemen Risiko
Pengertian Manajemen Risiko
Bahaya/Hazard
Tahapan Manajemen Risiko
Perencanaan Tanggap Darurat
Pengertian Perencanaan Tanggap Darurat
Jenis dan Macam Bencana
Penentuan Golongan Penderita
Pengorganisasian bila ada bencana
Disaster Plan untuk Rumah Sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar